CHAPTER 13

Ramsey menyapu lantai restoran sambil memandang ke arah Miya yang sedang berpamitan dengan Ibunya sebelum ia pergi ke universitas. Sam yang melihat keanehan Ramsey itu menjahilinya dengan menyemprotkan pembersih meja ke wajah Ramsey.

SRUT.. SRUT..

"Hei, kau cari mati hah?" teriak Ramsey.

"Apa kau sedang kerasukan roh jahat?"

Ramsey memukul kaki Sam dengan sapu. "Hidupku lebih jahat daripada roh jahat. Hei, apa kau tahu jika Bibi tidak merestui hubungan Miya dengan laki-laki bernama Kingston itu?"

Tampak Sam berpikir sejenak, lalu tak lama dia mengangguk dengan mantap kepada Ramsey.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Karena waktu itu Miya tidak akan meminta kita merahasiakan pertemuannya dengan Kingston jika memang Bibi merestui hubungan mereka," balas Sam pada Ramsey.

Ramsey mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memikirkan sesuatu yang lain dengan serius. Ia menceritakan pada Sam jika beberapa waktu lalu ia tidak sengaja mendengar pembicaraan Miya dengan Ibunya.

"Aku belum pernah melihat laki-laki bernama Kingston itu. Mungkinkah dia buruk rupa? miskin? atau seorang pengangguran sehingga Bibi tidak merestui hubungan mereka?" tanya Ramsey.

"Mmm pasti salah satu dari itu."

Miya memanggil Sam dan Ramsey yang sedang bersih-bersih restoran sambil menggosip itu. Ia lalu melambaikan tangannya pada mereka, dan langsung melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar setelah mereka membalas lambaian tangannya.

...***...

Aku sedang berbincang serius dengan Jeff, Paul, Eli, Jess, Chin Mae dan Susan. Dua pekan yang lalu kami memutuskan untuk bergabung menjadi agen FBI. Kami sangat memenuhi kualifikasi sehingga langsung diterima dan dipercayakan sebuah misi.

"Sebenarnya misi ini mudah. Kita juga sudah mendapatkan kelemahan si penghubung untuk mendekati target," terang Chin Mae.

"Sudah delapan orang agen kami yang hilang setelah dikirim untuk mendekati si penghubung," timpal Susan.

Kami tidak merespon apa-apa pada Chin Mae dan Susan. Kami hanya fokus membaca berkas-berkas dari target, si penghubung dan orang-orang yang terlibat dengan mereka.

"Kelemahan si penghubung adalah laki-laki tampan. Tapi semua laki-laki ini terlihat biasa saja jika dibandingkan denganku," ujar Jeff.

Eli menggelengkan kepalanya. "Yang benar saja."

"Senjata yang kubuat bisa membidik dari jarak berapa pun. Apa tidak bisa jika target langsung dilumpuhkan?" tanya Paul.

Jess berteriak, "hei, bisa-bisanya kau melupakanku. Aku juga berperan besar dalam pembuatan senjata itu."

Chin Mae dan Susan menonton perdebatan tidak berbobot itu dengan wajah yang tampak ragu dan cemas. Perdebatan itu berakhir ketika aku melemparkan berkas yang sejak tadi kubaca dengan serius.

"Jess, sadap informasi apapun dari target, si penghubung dan semua orang yang terlibat. Paul, siapkan senjata yang paling dibutuhkan. Eli, buat dua buah topeng wajah palsu sekarang. Aku dan Jeff akan langsung mengamati di lapangan."

...***...

KLEK!

Miya tiba-tiba mendatangiku dengan raut wajah yang sangat murka. Ia langsung melangkah menghampiriku sambil berkecak pinggang. Aku yang yakin jika kemurkaannya itu ditujukan padaku, dengan santai berdiri di depannya. Sementara Jeff dan yang lain berpura-pura menyibukkan diri.

"Tidak bisakah kau berbuat gila hanya pada orang-orang di sekitarmu saja?" tanya Miya.

"Kurasa aku sudah melakukan itu."

"Lalu kenapa orang-orang di sekitarku sampai ikut merasakan kegilaanmu juga?" tanta Miya lagi.

"Karena orang-orang di sekitarmu sama dengan orang-orang di sekitarku."

DEG!

Mendengar apa yang baru saja kukatakan, membuat wajah Miya tiba-tiba saja memerah. Ia memunggungiku sebentar lalu berjalan dengan cepat menuju pintu keluar.

"Minta maaf pada Pak Keita sekarang juga."

"Tidak ada alasan untukku meminta maaf padanya," sahutku santai pada Miya.

Seketika Miya menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia kembali menghampiriku dengan raut wajah yang satu juta kali lipat lebih murka dibandingkan sebelumnya.

"Bukankah Pak Keita yang seharusnya membutuhkan alasan kenapa dia sampai dirawat di rumah sakit saat ini?"

Aku menghela napas. "Aku cemburu karena sepertinya kau sangat dekat dengannya."

DEG! DEG!

"Apa yang sebenarnya mereka berdua sedang perdebatkan?" tanya Eli.

"Kemarin dia datang menjemput Miya di universitasnya. Lalu dia melihat Miya sedang mengobrol dengan dosennya. Dia merasa Miya terlalu dekat dengan dosen itu," terang Jeff.

"Satu tangan dan kedua kaki dosen itu patah," tambah Paul.

Jess bertepuk tangan. "Wah, dia memang selalu berbuat gila seperti biasanya."

Terlihat Miya semakin mempercepat langkahnya untuk keluar dari dorm kami. Suara sepatu heelsnya yang berisik seolah menandakan bahwa kemurkaannya semakin menjadi-jadi.

"Aku tidak mau tahu, minta maaf pada Pak Keita hari ini."

Aku membalik lembar berkas yang sedang kubaca. "Jika aku bertemu dengannya sekali lagi, dia mati."

"Mmm maaf menyela. Tapi Miya, kau pasti tahu kalau dia benar-benar akan melakukannya, bukan?" ujar Jeff.

Miya menoleh sebentar pada Jeff. Dilihatnya Paul, Eli dan Jess kini sedang mengangguk-anggukkan kepalanya bersamaan, sebagai tanda bahwa mereka semua setuju dengan apa yang baru saja dikatakan Jeff padanya.

Miya berganti menghela napas. "Kau memukul Pak Keita hanya karena kami mengobrol?"

"Kurasa kalian tidak hanya mengobrol. Dosen itu juga ingin mengantarkanmu pulang, bukan?"

"Kau pikir hanya Pak Keita yang ingin mengantarkanku pulang?"

Aku langsung meletakkan berkas yang kubaca ketika mendengar pertanyaan panas itu dari mulut Miya secara langsung. Kuregangkan otot leherku yang sejak beberapa hari ini terasa sangat pegal. Aku lalu menghampiri Miya yang kini sedang berdiri di dekat pintu masuk.

"Sepertinya aku harus mengirim lebih banyak orang ke rumah sa--"

Tiba-tiba Miya berteriak, "yang disukai Pak Keita itu Sam, bukan aku! Setiap hari Pak Keita terus memohon padaku agar diberi nomor ponselnya Sam! Lagipula untuk apa aku yang sangat sempurna ini menyukai Pak Keita yang seperti itu hah? Kau pikir aku sudah tidak waras?"

UHUK.. UHUK..

Spontan aku dan yang lain terpingkal bersamaan mendengar penjelasan dari Miya. Kami terus terpingkal melihatnya yang kesulitan bernapas setelah berteriak dan berbicara terlampau cepat hingga berakhir terbatuk hebat. Aku lalu melanjutkan langkahku dan langsung memeluk Miya.

"Lepaskan! Jangan dekat-dekat denganku sebelum kau meminta maaf pada Pak Keita."

"Baiklah, aku berjanji akan meminta maaf padanya," bisikku.

"Minta maaf sekarang juga."

Aku masih berbisik. "Baiklah, ayo pergi bersama."

Terpopuler

Comments

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

babang king itu sempurna tau! ngak ada di antara salah satu yg kalian sebutkan itu Ramsey😪😪 kalau kau sudah bertemu dengan babang king pasti bakal terpesona juga kau nanti🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2021-11-07

0

Ika Sartika

Ika Sartika

terlalu titik

2021-04-02

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

posesif banget kingston

2021-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOGUE
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13
15 CHAPTER 14
16 CHAPTER 15
17 CHAPTER 16
18 CHAPTER 17
19 CHAPTER 18
20 CHAPTER 19
21 CHAPTER 20
22 CHAPTER 21
23 CHAPTER 22
24 CHAPTER 23
25 CHAPTER 24
26 CHAPTER 25
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 VISUAL
30 CHAPTER 28 - SPECIAL
31 CHAPTER 29
32 CHAPTER 30
33 CHAPTER 31
34 CHAPTER 32
35 CHAPTER 33
36 CHAPTER 34
37 CHAPTER 35
38 CHAPTER 36
39 CHAPTER 37
40 CHAPTER 38
41 CHAPTER 39
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 PENGUMUMAN
71 CHAPTER 68
72 CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73 CHAPTER 70
74 CHAPTER 71
75 CHAPTER 72
76 CHAPTER 73
77 CHAPTER 74
78 CHAPTER 75
79 CHAPTER 76
80 CHAPTER 77
81 CHAPTER 78
82 CHAPTER 79
83 CHAPTER 80
84 CHAPTER 81
85 CHAPTER 82
86 CHAPTER 83
87 CHAPTER 84
88 CHAPTER 85
89 CHAPTER 86
90 CHAPTER 87
91 CHAPTER 88
92 CHAPTER 89
93 CHAPTER 90
94 CHAPTER 91
95 CHAPTER 92
96 CHAPTER 93
97 CHAPTER 94
98 CHAPTER 95
99 CHAPTER 96
100 CHAPTER 97
101 CHAPTER 98
102 CHAPTER 99
103 CHAPTER 100
Episodes

Updated 103 Episodes

1
PROLOGUE
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13
15
CHAPTER 14
16
CHAPTER 15
17
CHAPTER 16
18
CHAPTER 17
19
CHAPTER 18
20
CHAPTER 19
21
CHAPTER 20
22
CHAPTER 21
23
CHAPTER 22
24
CHAPTER 23
25
CHAPTER 24
26
CHAPTER 25
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
VISUAL
30
CHAPTER 28 - SPECIAL
31
CHAPTER 29
32
CHAPTER 30
33
CHAPTER 31
34
CHAPTER 32
35
CHAPTER 33
36
CHAPTER 34
37
CHAPTER 35
38
CHAPTER 36
39
CHAPTER 37
40
CHAPTER 38
41
CHAPTER 39
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
PENGUMUMAN
71
CHAPTER 68
72
CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73
CHAPTER 70
74
CHAPTER 71
75
CHAPTER 72
76
CHAPTER 73
77
CHAPTER 74
78
CHAPTER 75
79
CHAPTER 76
80
CHAPTER 77
81
CHAPTER 78
82
CHAPTER 79
83
CHAPTER 80
84
CHAPTER 81
85
CHAPTER 82
86
CHAPTER 83
87
CHAPTER 84
88
CHAPTER 85
89
CHAPTER 86
90
CHAPTER 87
91
CHAPTER 88
92
CHAPTER 89
93
CHAPTER 90
94
CHAPTER 91
95
CHAPTER 92
96
CHAPTER 93
97
CHAPTER 94
98
CHAPTER 95
99
CHAPTER 96
100
CHAPTER 97
101
CHAPTER 98
102
CHAPTER 99
103
CHAPTER 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!