CHAPTER 1

Hari ini, tiba waktunya aku pergi ke Amerika untuk menjalani pelatihan tentara selama lima tahun. Sepanjang perjalanan menuju bandara, aku hanya menunduk memandangi foto Miya yang sedang tersenyum ceria di tengah-tengah hamparan bunga rapeseed.

"Kau pasti akan datang, bukan?" gumamku.

Aku menahan panas di kedua mataku dengan sekuat tenaga. Kukantongi fotonya di saku depan jaketku, dan perlahan membuat jantung ini kembali berdegup wajar. Aku melewati tempat demi tempat yang banyak menyisakan kenangan dengan Miya, hingga tanpa kusadari kedua pipi ini telah basah.

...***...

HIKS.. HIKS.. HIKS..

"Miya, berhentilah menangis."

"Aku tidak bisa bertemu dengannya untuk waktu yang lama, Bu. Aku harus pergi melihatnya."

"Tidak, Ibu tidak mau Ayahnya menyakitimu lagi."

Tangis Miya semakin histeris, lalu tiba-tiba ia berlari ke dalam kamar mandi dan terus menangis di dalam sana. Sang ibu berusaha untuk membujuk Miya, namun Miya enggan bergerak sedikit pun dari tempatnya. Waktu yang kian bergulir membuat tangisan Miya kian histeris.

"Baiklah, pergilah. Tapi jika sampai kau dibuat menangis lagi oleh Ayahnya, Ibu bersumpah akan membuat hari ini menjadi hari terakhirmu bertemu dengan anak itu."

KLEK!

Miya membuka pintu kamar mandi dan langsung menghambur memeluk Ibunya yang saat ini sedang berdiri tepat di depannya. Ibunya mengusap lembut punggungnya sambil berbisik bahwa ia harus segera bergegas sebelum Ibunya berubah pikiran.

...***...

Aku masih berdiri mematung sambil terus melihat ke dalam mobil maupun taksi bandara yang baru saja tiba, berharap Miya keluar dari salah satu kendaraan itu. Sahabatku, Jeff, menepuk bahuku dan mengisyaratkan bila sudah saatnya kami untuk pergi. Akhirnya, kupaksakan kaki-kaki ini untuk melangkah.

"Haruskah kuabadikan wajahmu yang saat ini sedang mati-matian menahan tangis?" tanya Jeff.

Aku tertawa sembari memukul keras perut Jeff dengan sikuku. Jeff yang berteriak kesakitan hingga terbatuk-batuk, membuatku kembali tertawa. Lalu tak berselang lama, setelah aku selesai menyusun semua barang bawaanku, terdengar suara ribut di pintu masuk pesawat.

"Kumohon, sebentar saja. Aku harus bertemu dengan seseorang," pinta Miya pada seorang pramugari.

Terlihat pramugari itu memandang Miya dengan ekspresi wajah kasihan. Ia yang sedari tadi mengusir Miya dengan halus sambil menghadang Miya dengan tubuhnya, akhirnya menyerah. Perlahan ia bergeser, dan memberikan ruang untuk Miya lewat.

DEG! DEG! DEG!

Lagi-lagi jantung ini berdegup tidak wajar ketika kudapati Miya sedang berlari di koridor pesawat sambil memeriksa satu per satu kursi penumpang. Miya datang dengan mengenakan gaun tidur berwarna merah jambu yang membuatnya terlihat sangat cantik.

"Hei berisik, aku di sini," teriakku pada Miya.

Miya yang mengenali teriakanku, langsung menoleh dan membalasku dengan senyuman. Aku mulai berlari menujunya, dan tanpa menunggu kuberi petunjuk, kaki-kaki ini seolah sudah tahu harus ke arah mana mereka berlari.

DUG! DUG! DUG!

"Bagaimana bisa kau pergi begitu saja tanpa menungguku?" tanya Miya sambil memukul dadaku.

Aku meraih kedua tangan itu dan bergantian mengecup mereka. "Aku sudah menunggumu sejak sebelum fajar menyingsing hari ini."

Kutatap Miya lekat-lekat, sambil menyentuh wajah mungilnya yang kini tenggelam di kedua tanganku. Tubuhku gemetar ketika menghapus air matanya yang seakan tak mau berhenti berlinang itu.

"Aku akan segera kembali. Dan saat aku kembali nanti, ayo bersatu di gereja itu, tempat pertama kali kita bertemu."

Miya mengangguk, lalu merogoh sesuatu dari dalam saku roknya. Dikaitkannya gelang tali berwarna merah menyala di pergelangan tangan kiriku. Terasa air matanya jatuh setetes demi setetes di punggung tanganku.

"Tuhan akan selalu bersamamu," ucap Miya pelan sambil mengecup gelang tali itu.

Aku tersenyum sembari memakaikan jaketku padanya. "Berjanjilah untuk menungguku dengan setia."

...***...

Miya masih memandangi pesawat yang dinaiki Kingston, yang semakin lama semakin mengecil dari pandangannya. Miya langsung jatuh terduduk ketika pesawat itu hilang bersama gumpalan-gumpalan awan di langit. Miya tak lagi menahan tangis histerisnya yang sedari tadi sudah ingin meledak.

"Aku bisa saja menghalangimu bertemu dengan putraku, tapi kurasa hati nuraniku masih tersisa sedikit," tutur Ayah Kingston, Aldrich.

"Kenapa Paman sangat membenciku?" tanya Miya.

"Bukan kau, tapi Ibumulah yang sangat kubenci."

"Bukankah Ibu yang seharusnya membenci Paman?"

Aldrich tertawa, "apa yang Ibumu katakan tentangku adalah bahwa aku orang yang membuat Ibu dan Ayahmu berpisah?"

Miya mengangguk, dan Aldrich kembali tertawa. Aldrich mengulurkan tangannya pada Miya yang sedari tadi terduduk di lantai bandara. Miya yang tidak meraih uluran tangan itu, membuat Aldrich kemudian berjongkok di sampingnya.

"Ayahmu sudah kuanggap seperti saudara kandungku sendiri, dan ketika aku tahu apa yang telah Ibumu lakukan, aku menyelamatkan Ayahmu."

"Apa yang telah Ibu lakukan pada Ayah?" tanya Miya lagi.

"Berselingkuh."

DEG!

"Ibumu sudah berselingkuh sejak kau masih sangat kecil. Aku mendapatinya keluar masuk hotel beberapa kali bersama pria lain. Ayahmu bilang Ibumu tidak mengelak soal itu, dan hari itu juga aku membantu Ayahmu untuk melepaskan diri dari Ibumu."

DEG! DEG!

"Ayahmu mengalami depresi berat karena tidak bisa melupakan Ibumu, dia sangat mencintai Ibumu lebih dari apapun. Akhirnya Ayahmu meninggal dengan cara menggantung dirinya."

DEG! DEG! DEG!

"Tapi Ayah meninggal karena kecelakaan," gumam Miya.

Aldrich tertawa lagi, tertawa lebih geli dibanding sebelumnya. Sedangkan Miya masih menatap tajam ke arah Aldrich sambil merasakan air matanya yang terus tumpah dengan deras. Cukup lama Aldrich menikmati tawanya, hingga akhirnya Aldrich menoleh dan membalas tatapan tajam itu.

"Kurasa sampai mati pun Ibumu tidak akan mengatakan kebenaran padamu. Hei, lebih baik kau tinggal di panti asuhan, daripada kau tumbuh menjadi menjijikkan seperti Ibumu."

"Ibu tidak seperti itu."

Aldrich menyodorkan sapu tangan pada Miya. "Terserah padamu bagaimana kau akan menyimpulkannya. Tapi jujur dari hatiku yang terdalam, aku berharap kau bisa tumbuh dengan asuhan yang benar."

Terpopuler

Comments

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

ahhh Miya manis banget🤧 bikin baper, apa dia ngak sadar ya pergi ke bandara masih pake baju tidur🤭🤭🤭 tapi tetap cantik🤭🤭 ah Miya, gelang itu akan menjadi petunjuk pertemuan kau dengan nya nanti🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺

2021-10-21

0

INONK 😍😍

INONK 😍😍

kalau gaya bahasanya seperti ini..authornya rajin baca novel dr luar negeri nih..bahsanya sama seperti novel terjemahan luar..

2021-07-04

0

Lyn [🐧]

Lyn [🐧]

gak profesional nih bapaknya king, kalau benci emaknya ya anaknya gak usah dihujat juga pak. hmmmmmmm

2021-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOGUE
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13
15 CHAPTER 14
16 CHAPTER 15
17 CHAPTER 16
18 CHAPTER 17
19 CHAPTER 18
20 CHAPTER 19
21 CHAPTER 20
22 CHAPTER 21
23 CHAPTER 22
24 CHAPTER 23
25 CHAPTER 24
26 CHAPTER 25
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 VISUAL
30 CHAPTER 28 - SPECIAL
31 CHAPTER 29
32 CHAPTER 30
33 CHAPTER 31
34 CHAPTER 32
35 CHAPTER 33
36 CHAPTER 34
37 CHAPTER 35
38 CHAPTER 36
39 CHAPTER 37
40 CHAPTER 38
41 CHAPTER 39
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 PENGUMUMAN
71 CHAPTER 68
72 CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73 CHAPTER 70
74 CHAPTER 71
75 CHAPTER 72
76 CHAPTER 73
77 CHAPTER 74
78 CHAPTER 75
79 CHAPTER 76
80 CHAPTER 77
81 CHAPTER 78
82 CHAPTER 79
83 CHAPTER 80
84 CHAPTER 81
85 CHAPTER 82
86 CHAPTER 83
87 CHAPTER 84
88 CHAPTER 85
89 CHAPTER 86
90 CHAPTER 87
91 CHAPTER 88
92 CHAPTER 89
93 CHAPTER 90
94 CHAPTER 91
95 CHAPTER 92
96 CHAPTER 93
97 CHAPTER 94
98 CHAPTER 95
99 CHAPTER 96
100 CHAPTER 97
101 CHAPTER 98
102 CHAPTER 99
103 CHAPTER 100
Episodes

Updated 103 Episodes

1
PROLOGUE
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13
15
CHAPTER 14
16
CHAPTER 15
17
CHAPTER 16
18
CHAPTER 17
19
CHAPTER 18
20
CHAPTER 19
21
CHAPTER 20
22
CHAPTER 21
23
CHAPTER 22
24
CHAPTER 23
25
CHAPTER 24
26
CHAPTER 25
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
VISUAL
30
CHAPTER 28 - SPECIAL
31
CHAPTER 29
32
CHAPTER 30
33
CHAPTER 31
34
CHAPTER 32
35
CHAPTER 33
36
CHAPTER 34
37
CHAPTER 35
38
CHAPTER 36
39
CHAPTER 37
40
CHAPTER 38
41
CHAPTER 39
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
PENGUMUMAN
71
CHAPTER 68
72
CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73
CHAPTER 70
74
CHAPTER 71
75
CHAPTER 72
76
CHAPTER 73
77
CHAPTER 74
78
CHAPTER 75
79
CHAPTER 76
80
CHAPTER 77
81
CHAPTER 78
82
CHAPTER 79
83
CHAPTER 80
84
CHAPTER 81
85
CHAPTER 82
86
CHAPTER 83
87
CHAPTER 84
88
CHAPTER 85
89
CHAPTER 86
90
CHAPTER 87
91
CHAPTER 88
92
CHAPTER 89
93
CHAPTER 90
94
CHAPTER 91
95
CHAPTER 92
96
CHAPTER 93
97
CHAPTER 94
98
CHAPTER 95
99
CHAPTER 96
100
CHAPTER 97
101
CHAPTER 98
102
CHAPTER 99
103
CHAPTER 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!