CHAPTER 11

Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang, dan Miya masih tertidur lelap dalam pelukanku. Aku tertawa pelan karena teringat insiden pagi tadi, ketika ia berteriak memakiku sambil menjambak rambutku dengan semangat berapi-api.

"Ah, aku tak ingin beranjak."

Kupindahkan tubuhnya dengan sangat hati-hati, lalu kupandangi wajahnya yang tak lebih besar dari telapak tanganku. Wajah yang begitu damai, seperti bayi yang tertidur dengan perutnya yang kenyang.

DRRTT.. DRRTT. DRRT..

Aku menoleh ke atas meja di mana aku biasa meletakkan ponselku, tampak nama Susan tertera di layarnya. Perlahan aku turun dari ranjang dan mengangkat panggilan itu dengan malas.

Aku menguap. "Ya, halo."

Aku membuka jendela kamarku, namun dengan segera langsung kututup kembali karena sinar matahari yang terlalu membakar. Kutingkatkan volume panggilan itu dan menaruh ponselku di atas meja. Aku lalu duduk di pinggiran ranjang sambil membenahi selimut Miya yang berantakan.

"... Dia bahkan sudah membuat janji bermain golf dengan teman-temannya," ujar Susan.

"Jika tahu dia akan pulih secepat ini, seharusnya waktu itu tidak kubuat tembakanku meleset," balasku pada Susan.

"Hah, jangan mempersulitku Kingston. Bekerja samalah. Saat ini, citra burukmu sebagai putra dari seorang jenderal sudah tersebar luas."

"Baiklah, katakan saja apa yang harus kulakukan. Lalu sampaikan padanya untuk duduk saja dengan tenang. Karena tidak akan ada ampun jika dia mengusikku sekarang."

...***...

KLEK!

Aku baru saja keluar dari kamar mandi dan kudapati Miya sudah berdiri mematung sambil melihat ke luar jendela. Tampak ia menghela napasnya berkali-kali. Ia yang tak menyadari keberadaanku, langsung terkejut ketika menoleh dan melihatku sudah berdiri di sampingnya.

"Berencana untuk lompat?"

"Ya Tuhan," teriak Miya sambil memukul lenganku. "Sebenarnya ini di mana?"

Aku berjalan menuju lemari pakaian. "Tidak akan kuberi tahu."

Aku bersiul dan sengaja berlama-lama memilih pakaian yang akan kukenakan. Kukira Miya akan menghampiriku dan merengek untuk diberi tahu di mana ia berada saat ini, namun ia masih di tempatnya, menatapku dengan ekspresi terkejut lebih dari sebelumnya.

"Itu, tato di punggungmu, kapan kau membuatnya?"

Aku menyentuh bekas luka di bawah tulang selangkaku sambil berkata, "kukira kau akan lebih dulu menanyakan bekas-bekas luka ini."

Miya tak memberikan jawaban apa-apa, hanya menatap tajam ke arahku dengan mimik wajah sangat serius.

"Aku tidak ingat kapan aku membuat tato ini karena sudah lama sekali."

"Seberapa lama?" balas Miya cepat.

"Mmm sepertinya empat tahun lalu. Saat aku ditugaskan ke Vietnam."

DEG!

"Apa arti tato yang ada di bagian tengah?"

"Julukanku di medan perang."

DEG! DEG!

Tiba-tiba Miya melangkah dengan cepat menghampiriku. Ia langsung membalikkan tubuhku dan membuatku membelakanginya. Terasa tangan hangatnya menyentuh punggungku.

"Bagaimana bisa?" gumamnya.

"Tentu saja bisa. Hanya tinggal mendatangi pembuat tato."

Lagi-lagi Miya mengabaikanku. Ia masih menyentuh tatoku yang terbujur horizontal di bagian tengah. Karena tidak sabar mendengar alasannya, spontan aku berbalik dan menghadap ke arahnya.

"Sudah? Sekarang jawab, kenapa tiba-tiba menanyakan tatoku?"

DEG! DEG! DEG!

"Hm? Tidak, lupakan saja," jawabnya sambil berjalan tergesa ke kamar mandi.

...***...

Terlihat Chin Mae dan Susan sedang terlibat aksi kejar-kejaran dengan dua orang buronan pria. Keduanya bersamaan mengejar para buronan itu sambil terus bersumpah serapah.

BRUK!

"Sialan! Apa kau tidak memakai kedua matamu itu hah?"

Seorang buronan tak sengaja menabrakku, dia terpental dan bangun dengan susah payah sembari memakiku tanpa henti. Aku yang tak menghiraukan buronan itu membuat si buronan naik pitam dan langsung meninjuku tanpa ragu.

BUG!

"Hah, rasakan itu. Dasar kau sialan!"

Aku meludah. "Aku akan menemui Miya dan kau malah membuat penampilanku menjadi berantakan?"

Si buronan tertawa geli. "Kau pikir aku pe-"

BUG! BUG! BUG!

Aku menghajar buronan itu hingga dia tak lagi bisa bergerak. Tak berselang lama, seorang buronan lain datang dan langsung ikut menyerangku. Kurasa mereka berdua akan mati jika Chin Mae dan Susan sedikit saja datang terlambat.

"Hei Kingston, sudah cukup. Mereka bisa mati. Atau mungkin sudah mati?" ujar Chin Mae sambil menghentikanku yang sedang menginjak-injak salah satu buronan.

"Wah, lagi-lagi kau membuat orang dewasa sekarat," timpal Susan.

Susan membawaku ke sebuah markas rahasia, sementara Chin Mae mengurusi dua orang buronan yang kuyakin nyawanya tidak akan tertolong.

"Ini, minumlah."

Aku mengambil sebotol kecil air mineral yang disodorkan oleh Susan. Aku meneguk minuman itu sambil mengamati ruangan mewah Susan dengan teliti.

"Berapa gaji seorang agen FBI?"

"Aku tidak bisa menyebutkan nominalnya dengan pasti. Tapi menurutku jumlahnya lebih dari cukup."

"Apakah cukup untuk membeli sebotol screaming eagle cabernet sauvignon?"

Susan tertawa. "Kurasa cukup jika kau menyelesaikan banyak misi."

Aku meremukkan bekas botol air mineral yang telah kosong dan melemparkannya ke dalam tempat sampah yang terletak paling jauh dariku.

"Apa ada yang ingin kau sampaikan?" tanyaku sambil beranjak.

"Kenapa selama ini kau diam saja diawasi oleh orang-orangku?"

Aku beranjak. "Karena orang-orangmu tidak mengusik Miya."

"Begitu. Aku ada di pihak Ayahmu karena aku berhutang nyawa padanya."

"Bagiku tidak penting kau ada di pihak siapa. Cukup dengan tidak mengusik Miya saja."

KLEK!

"Ah, kau sudah mau pergi?" tanya Chin Mae.

Chin Mae hendak masuk ke ruangan pribadi Susan. Dia datang membawa beberapa kantong burger dan soda. Aku mengambil segelas soda yang dipegangnya dan langsung melepaskan dahagaku yang masih tersisa. Lalu kulanjutkan langkahku tanpa mengatakan apapun padanya.

"Hei, Kingston. Terima kasih atas bantuanmu hari ini," teriak Chin Mae. "Hei Susan, kita harus merekrutnya."

"Tapi bayarannya setara dengan screaming eagle cabernet sauvignon."

Chin Mae berteriak lagi. "Apa? Wah, ternyata bocah itu memang benar-benar berandalan."

...***...

Miya dan Ramsey sedang duduk di ruang tamu rumah Miya sambil bersulang beberapa kaleng bir. Mereka mulai kehilangan kesadarannya dan berceloteh tak tentu arah.

"Luar biasa, yang dikatakan peramal itu benar-benar terjadi."

"Benar. Dia menemukanmu dan langsung menculikmu," balas Ramsey pada Miya.

"Lalu, tato itu juga benar."

"Hm? Tato? Kau bertato? Dimana? Cepat tunjukkan padaku."

Ramsey tiba-tiba saja menerkam Miya, dan dengan antusias memeriksa setiap bagian tubuhnya. Miya tertawa geli karena Ramsey juga menggelitikinya.

"Kingston yang bertato. Tato di punggungnya persis seperti yang dikatakan peramal itu. Cepat menyingkir dariku."

"Hm? Tato di punggung? Aku tidak ingat peramal itu pernah mengatakan soal tato."

Miya tak menjawab, karena waktu itu kunjungan keduanya ke peramal hanya seorang diri. Miya lalu beranjak dengan langkah sempoyongan untuk kembali ke kamarnya.

Ramsey berteriak, "hei, jawab aku dulu baru pergi."

KLEK!

"Kau? Bagaimana bisa masuk ke sini?" tanya Miya padaku.

"Jendelanya tidak terkunci."

Tampak Miya memiringkan kepalanya sebagai ungkapan tidak percaya. Aku tersenyum sambil beranjak dari sandaranku di tembok dan melangkah mendekat padanya.

"Lalu kenapa kau di sini?"

"Untuk melihatmu."

Miya menggerutu, "apa itu masuk akal?"

"Tentu saja. Bukankah sudah kubilang aku bisa mati jika tidak melihatmu?"

Aku kembali tersenyum menikmati wajah Miya yang kesal. Tak kubiarkan Miya berlama-lama mendongak menatapku. Kuraih dan kuangkat pinggangnya yang ramping, hingga kini aku berganti mendongak padanya.

"Wah, ternyata selama bertahun-tahun aku telah membuat lehermu pegal."

"Turunkan aku," ketus Miya.

Sesuai pintanya, aku menurunkan tubuhnya yang ringan dengan hati-hati, lalu memijakkan kakinya di atas sepatuku. Miya menghindari tatapanku karena sadar wajahnya mulai memerah. Terus kukejar bola mata abu-abunya yang berlarian itu hingga akhirnya ia menyerah dan kembali menujukan tatapannya hanya padaku.

"Kau pergi ke peramal?"

"Tidak akan kuberi tahu," ketusnya.

Spontan aku tertawa, karena kembali merasakan deja vu. Aku teringat pernah menjawabnya sama persis seperti saat ini. Namun belum sempat aku membuat Miya terpojok, tiba-tiba saja ia sudah terjatuh lemas dalam pelukanku.

Miya bergumam, "peramal itu berkata jika aku tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari pria tiran."

"Hm? Mungkinkah pria tiran itu adalah aku?"

Miya mengangguk, "aku akan menikahi pria tiran itu di masa depan dan memiliki tiga orang anak laki-laki, dan nama anak-anak itu sudah tertulis di punggung ayahnya sejak lama."

"Ah, jadi itu alasanmu menanyakan tato di punggungku tempo hari."

Miya kembali mengangguk. Dengan hati-hati aku menggendongnya dan kubaringkan ia di ranjangnya yang berukuran kecil. Aku duduk di lantai karena merasa ranjang itu terlalu ringkih untuk menopangku.

"Jika kita menikah nanti, tidak bisakah kita memiliki seorang anak saja?"

Spontan aku terpingkal. "Tidak bisa. Karena sudah tertulis tiga buah nama di punggungku."

"Baiklah, ayo menikah dan punya banyak anak."

Aku kembali terpingkal menikmati obrolan tengah malam itu dengannya. Kusentuh kedua pipinya secara bergantian, terasa begitu lembut, seolah bisa meninggalkan memar jika sedikit saja tidak kusentuh dengan hati-hati.

"Eagle, Helios, Oscar, bantu Ayah dan Ibu untuk melewati semua cobaan ini, agar kita bisa segera bertemu," gumamku sambil mengecup sebelah pipinya.

Terpopuler

Comments

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

wah ternyata ramalan nya betul semua🤤 dan tiga anak yang akan menjadi anak Kingston dan Miya, keren semua😍😍😍😍😍😍😍

2021-11-02

0

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

Kingston bukan berandalan, tapi prajurit bertenaga kuda bahkan lebih😌😌😌 semua musuh bisa kalah dalam sekejap karna tangan kekarnya🤧 ampun deh bang, kau membuatku bergidik ngeri😬😬😬

2021-11-02

0

USWA ,

USWA ,

novel nya bagus.penulisannya berbeda...keren..
terimakasih..

2021-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOGUE
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13
15 CHAPTER 14
16 CHAPTER 15
17 CHAPTER 16
18 CHAPTER 17
19 CHAPTER 18
20 CHAPTER 19
21 CHAPTER 20
22 CHAPTER 21
23 CHAPTER 22
24 CHAPTER 23
25 CHAPTER 24
26 CHAPTER 25
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 VISUAL
30 CHAPTER 28 - SPECIAL
31 CHAPTER 29
32 CHAPTER 30
33 CHAPTER 31
34 CHAPTER 32
35 CHAPTER 33
36 CHAPTER 34
37 CHAPTER 35
38 CHAPTER 36
39 CHAPTER 37
40 CHAPTER 38
41 CHAPTER 39
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 PENGUMUMAN
71 CHAPTER 68
72 CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73 CHAPTER 70
74 CHAPTER 71
75 CHAPTER 72
76 CHAPTER 73
77 CHAPTER 74
78 CHAPTER 75
79 CHAPTER 76
80 CHAPTER 77
81 CHAPTER 78
82 CHAPTER 79
83 CHAPTER 80
84 CHAPTER 81
85 CHAPTER 82
86 CHAPTER 83
87 CHAPTER 84
88 CHAPTER 85
89 CHAPTER 86
90 CHAPTER 87
91 CHAPTER 88
92 CHAPTER 89
93 CHAPTER 90
94 CHAPTER 91
95 CHAPTER 92
96 CHAPTER 93
97 CHAPTER 94
98 CHAPTER 95
99 CHAPTER 96
100 CHAPTER 97
101 CHAPTER 98
102 CHAPTER 99
103 CHAPTER 100
Episodes

Updated 103 Episodes

1
PROLOGUE
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13
15
CHAPTER 14
16
CHAPTER 15
17
CHAPTER 16
18
CHAPTER 17
19
CHAPTER 18
20
CHAPTER 19
21
CHAPTER 20
22
CHAPTER 21
23
CHAPTER 22
24
CHAPTER 23
25
CHAPTER 24
26
CHAPTER 25
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
VISUAL
30
CHAPTER 28 - SPECIAL
31
CHAPTER 29
32
CHAPTER 30
33
CHAPTER 31
34
CHAPTER 32
35
CHAPTER 33
36
CHAPTER 34
37
CHAPTER 35
38
CHAPTER 36
39
CHAPTER 37
40
CHAPTER 38
41
CHAPTER 39
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
PENGUMUMAN
71
CHAPTER 68
72
CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73
CHAPTER 70
74
CHAPTER 71
75
CHAPTER 72
76
CHAPTER 73
77
CHAPTER 74
78
CHAPTER 75
79
CHAPTER 76
80
CHAPTER 77
81
CHAPTER 78
82
CHAPTER 79
83
CHAPTER 80
84
CHAPTER 81
85
CHAPTER 82
86
CHAPTER 83
87
CHAPTER 84
88
CHAPTER 85
89
CHAPTER 86
90
CHAPTER 87
91
CHAPTER 88
92
CHAPTER 89
93
CHAPTER 90
94
CHAPTER 91
95
CHAPTER 92
96
CHAPTER 93
97
CHAPTER 94
98
CHAPTER 95
99
CHAPTER 96
100
CHAPTER 97
101
CHAPTER 98
102
CHAPTER 99
103
CHAPTER 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!