CHAPTER 2

KLEK!

"Miya? Demi Tuhan, sudah Ibu bilang jangan menemui anak itu lagi."

"Ibu, apa benar Ayah meninggal karena Ibu?"

Ibu Miya, Feriha, tampak sangat tercengang mendengar pertanyaan itu dari Miya. Perlahan Feriha menggerayangi dinding di dekatnya untuk menopang tubuhnya yang tiba-tiba saja melemas, dan tak lama terdengar Feriha mulai menangis.

"Ibu, apapun yang terjadi aku akan selalu percaya pada Ibu."

Tangis Feriha semakin pecah. Dengan segera Miya memeluk erat Feriha. Ia mendudukkan Feriha di sofa ruang tamu, lalu bersimpuh di depan Feriha sambil terus bergumam bahwa ia sangat memercayai Feriha.

"Ibu sudah lama merasakan gelagat aneh Ayahmu. Ibu mencoba berprasangka baik namun hati Ibu sebagai seorang istri tidak bisa dibohongi. Ayahmu memiliki wanita lain."

Isak tangis Feriha menggema di seluruh sudut rumah sederhana itu. Miya beranjak, dan kembali memeluk Feriha. Dengan sabar ia menunggu hingga Feriha merasa tenang dan siap untuk bercerita lagi.

"Suami wanita itu adalah teman Ibu saat masih di perguruan tinggi, Chris. Chris sering pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Tapi siang itu Chris tiba-tiba menemui Ibu, dan menunjukkan video perselingkuhan Ayahmu dengan istrinya."

"Bagaimana dia bisa tahu jika istrinya berselingkuh?"

"Ibu menemui Chris di sebuah hotel murah di sekitar stasiun kereta, karena penasaran akan hal yang sama denganmu. Ternyata diam-diam Chris kembali ke sini setelah mendapat kabar dari seseorang jika istrinya sering membawa pria lain ke rumah mereka."

"Dan pria itu adalah Ayah?"

Feriha mengangguk, "Chris sudah memantau istrinya dan Ayahmu sejak lama. Dia lalu menyuruh orang untuk memasang alat perekam di rumahnya hingga akhirnya mendapatkan video itu."

"Apa Ayah mengakuinya?"

Feriha menggeleng, sambil menarik napas panjang dan perlahan menghembuskannya. Tampak di tiap-tiap sudut mata Feriha mulai digenangi air mata lagi. Air mata itu langsung jatuh dengan derasnya ketika Feriha menunduk.

"Ayahmu malah menuduh Ibu yang telah berselingkuh. Dan sahabat Ayahmu, Aldrich, membuat Ayahmu semakin bersemangat dengan tuduhannya."

"Kenapa saat itu Ibu tidak mengatakan yang sebenarnya?"

Feriha tersenyum. Dibelainya rambut ikal putrinya yang sedari tadi tidak melepaskan tatapan tajam darinya. Feriha merasa sedih dan lega secara bersamaan. Sedih karena teringat lagi akan masa lalunya yang kelam, dan lega karena akhirnya ia bisa menceritakan masa lalu itu pada Miya.

"Karena Ibu sudah tidak mau lagi hidup dengan Ayahmu."

Miya tersenyum. Ia merasa jika keputusan yang diambil Ibunya saat itu adalah keputusan yang sangat tepat. Karena sekali seseorang berkhianat, besar kemungkinan mereka akan kembali berkhianat di kemudian hari. Jadi cukup dimaafkan, lalu dilupakan.

"Lalu, apa benar Ayah meninggal karena bunuh diri?"

"Iya. Ayahmu meninggal setelah divonis tertular penyakit kelamin. Namun surat wasiat yang ditinggalkannya seolah membuat Ibu yang menjadi penyebab kematiannya."

Miya menghambur memeluk Ibunya lagi. Diusapnya punggung sang ibu yang sudah bersusah payah menceritakan masa lalunya yang kelam. Sejenak ia merasa takut dengan sosok laki-laki, namun wajah Kingston yang sesaat terlintas ketika ia memejamkan matanya langsung mengusir rasa takut itu.

"Miya, kau tidak pantas mendapatkan kebencian dari siapa pun. Ayo kita pergi dari sini dan temukan kebahagiaan di tempat yang baru."

Miya terdiam. Tampak ia ragu-ragu untuk menjawab. Feriha yang sadar Miya sedang dalam keragu-raguan, langsung melepas pelukannya. Ia pandangi putrinya yang kini sudah tumbuh menjadi gadis yang menawan. Ia lalu tersenyum sambil menyentuh lembut kedua pipi putrinya itu.

"Jika kau butuh alasan yang kuat untuk pergi, Ibu akan menuntunmu pada alasan itu."

...***...

Miya dan Feriha sedang duduk berhadapan dengan Ayah Kingston, Aldrich, di sebuah kafe yang saat ini sedang ramai didatangi pengunjung. Feriha berencana membuat Aldrich mengatakan secara langsung jika dia pun tidak merestui hubungan Miya dengan putranya sehingga bisa membuat Miya menyerah, namun.

"Coba ulangi yang baru saja kau katakan?" tanya Aldrich pada Miya.

"Aku sangat menyukainya."

Aldrich mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia menatap serius ke arah Miya yang sedari tadi hanya tertunduk sambil memainkan jari jemarinya. Urat-urat kemurkaan di wajah Aldrich tampak jelas sekali terlihat, menandakan bahwa dia akan segera memuntahkan murkanya itu.

"Mmm tapi kurasa aku mencintainya. Meski belum tahu pasti perbedaan di antara keduanya, jika makna mencintai lebih besar, aku ingin mencintainya saja," tambah Miya.

"Usiamu baru lima belas tahun, tapi kau sudah pandai merangkai kata-kata yang bisa membuat hati laki-laki mana pun berdebar. Mungkinkah itu bakat yang diturunkan dari Ibumu?"

Mendengar apa yang dikatakan Aldrich, spontan membuat Feriha tersentak. Dengan segera Miya menahan Feriha yang hendak beranjak. Ia menoleh pada Feriha sambil tersenyum, seolah memberi isyarat bahwa ia bisa menyelesaikan sendiri apa yang telah dimulainya.

"Hanya melihatmu sekilas saja rasanya aku sudah bisa tahu kau akan menjadi seperti apa saat dewasa nanti."

"Aku akan menjadi seperti Ibu. Wanita berpendidikan tinggi, berpendirian, mandiri, tangguh, dan tidak segan membuang laki-laki yang tidak berguna," balas Miya pada Aldrich.

Spontan Aldrich tertawa geli mendengar apa yang baru saja dikatakan Miya, hingga membuat semua pengunjung di kafe menoleh pada meja nomor delapan yang ada di pojok. Seperti biasa, Aldrich menikmati tawanya cukup lama. Tawa yang sebenarnya menandakan bahwa dirinya telah kalah telak.

Aldrich berteriak, "siapa yang kau sebut laki-laki tidak berguna hah? Rupanya kau sudah menjadi jala--"

CURR..

Tiba-tiba saja Feriha menuangkan secangkir kopi ke kepala Aldrich, lalu meletakkan cangkir itu dengan kasar di meja. Miya hanya diam, karena ia tahu tidak ada siapa pun yang bisa menghentikan Ibunya jika sang ibu sudah naik pitam.

"Jika suatu hari nanti kebenaran terungkap, tidak akan ada maaf meski kau bersujud di kakiku, Aldrich! Dan tidak akan kubiarkan untuk yang kedua kalinya keturunanku jatuh cinta pada keturunanmu. Aku bersumpah!" seru Feriha.

...***...

Feriha terus menangis di sepanjang perjalanan. Suara roda kereta yang berisik, terkalahkan oleh tangis haru Feriha. Miya hanya bisa diam, sambil mengusap lembut lengan Feriha yang saat ini sedang bersandar padanya.

"Awalnya Ibu ingin membuatnya berkata langsung padamu jika dia pun tidak merestui hubungan kalian. Tapi bagaimana bisa dia malah merendahkanmu," tutur Feriha dengan suara parau.

"Tidak apa, Bu. Itu juga sudah cukup menjadi alasanku untuk pergi."

"Miya, maukah kau mengabulkan satu saja permintaan Ibu?"

Mendengar itu, spontan membuat jantung Miya berdegup dengan hebat. Seakan sudah tahu bahwa permintaan dari Ibunya pasti berkaitan dengan Kingston dan ia harus mengabulkan permintaan itu meski terpaksa, akhirnya ia pun mengangguk dengan berat.

"Berjanjilah untuk melupakan anak itu."

DEG!

"Ibu tidak mau lagi kau sampai direndahkan oleh Ayahnya. Hati Ibu sangat sakit ketika melihatmu diperlakukan jahat. Ibu mohon, Miya."

DEG! DEG!

"Miya?" panggil Feriha sembari beranjak dari sandarannya. "Berjanjilah pada Ibu, Ibu mohon padamu."

Miya kembali mengangguk dengan berat. "Aku berjanji, Bu."

DEG! DEG! DEG!

Terpopuler

Comments

Rizky Anindiya

Rizky Anindiya

ikut sedih dgn nasib percintaan Miya.di satu sisi ibu yg sangat di sayangi.di sisi lain pria yg di cintai .mewek aku kak author😭😭😭

2022-03-19

0

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

lah kok😳 Aldrich bilang kalau Feriha yang selingkuh di belakang sahabatnya, ayahnya si Miya🤧 lah Feriha bilang kalau ayahnya Miya yang selingkuh 🤧 haduhhh jadi mana yg musti dipercaya atuh 🤭🤭🤭🤭 Feriha atau Aldrich🙄

hmmm aku juga lebih percaya sama Feriha kayaknya🤧🤧🤧 rangkaian cerita masa lalunya pd Miya lebih masuk akal dibanding Aldrich🙄🙄🙄 dan Aldrich juga sering banget merendahkan Miya 🤧🤧🤧 lupain aja deh Kingston, dan cari lelaki lain yg bisa bikin kamu bahagia Miya🖤🖤🖤🖤🖤

2021-10-21

0

Rozh

Rozh

waduh😣

2021-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOGUE
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13
15 CHAPTER 14
16 CHAPTER 15
17 CHAPTER 16
18 CHAPTER 17
19 CHAPTER 18
20 CHAPTER 19
21 CHAPTER 20
22 CHAPTER 21
23 CHAPTER 22
24 CHAPTER 23
25 CHAPTER 24
26 CHAPTER 25
27 CHAPTER 26
28 CHAPTER 27
29 VISUAL
30 CHAPTER 28 - SPECIAL
31 CHAPTER 29
32 CHAPTER 30
33 CHAPTER 31
34 CHAPTER 32
35 CHAPTER 33
36 CHAPTER 34
37 CHAPTER 35
38 CHAPTER 36
39 CHAPTER 37
40 CHAPTER 38
41 CHAPTER 39
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 PENGUMUMAN
71 CHAPTER 68
72 CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73 CHAPTER 70
74 CHAPTER 71
75 CHAPTER 72
76 CHAPTER 73
77 CHAPTER 74
78 CHAPTER 75
79 CHAPTER 76
80 CHAPTER 77
81 CHAPTER 78
82 CHAPTER 79
83 CHAPTER 80
84 CHAPTER 81
85 CHAPTER 82
86 CHAPTER 83
87 CHAPTER 84
88 CHAPTER 85
89 CHAPTER 86
90 CHAPTER 87
91 CHAPTER 88
92 CHAPTER 89
93 CHAPTER 90
94 CHAPTER 91
95 CHAPTER 92
96 CHAPTER 93
97 CHAPTER 94
98 CHAPTER 95
99 CHAPTER 96
100 CHAPTER 97
101 CHAPTER 98
102 CHAPTER 99
103 CHAPTER 100
Episodes

Updated 103 Episodes

1
PROLOGUE
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13
15
CHAPTER 14
16
CHAPTER 15
17
CHAPTER 16
18
CHAPTER 17
19
CHAPTER 18
20
CHAPTER 19
21
CHAPTER 20
22
CHAPTER 21
23
CHAPTER 22
24
CHAPTER 23
25
CHAPTER 24
26
CHAPTER 25
27
CHAPTER 26
28
CHAPTER 27
29
VISUAL
30
CHAPTER 28 - SPECIAL
31
CHAPTER 29
32
CHAPTER 30
33
CHAPTER 31
34
CHAPTER 32
35
CHAPTER 33
36
CHAPTER 34
37
CHAPTER 35
38
CHAPTER 36
39
CHAPTER 37
40
CHAPTER 38
41
CHAPTER 39
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43 - BONUS VISUAL
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46 & PENGUMUMAN
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
PENGUMUMAN
71
CHAPTER 68
72
CHAPTER 69 & PENGUMUMAN
73
CHAPTER 70
74
CHAPTER 71
75
CHAPTER 72
76
CHAPTER 73
77
CHAPTER 74
78
CHAPTER 75
79
CHAPTER 76
80
CHAPTER 77
81
CHAPTER 78
82
CHAPTER 79
83
CHAPTER 80
84
CHAPTER 81
85
CHAPTER 82
86
CHAPTER 83
87
CHAPTER 84
88
CHAPTER 85
89
CHAPTER 86
90
CHAPTER 87
91
CHAPTER 88
92
CHAPTER 89
93
CHAPTER 90
94
CHAPTER 91
95
CHAPTER 92
96
CHAPTER 93
97
CHAPTER 94
98
CHAPTER 95
99
CHAPTER 96
100
CHAPTER 97
101
CHAPTER 98
102
CHAPTER 99
103
CHAPTER 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!