#PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)

🍁🍁🍁

Disinilah mereka duduk bersama sedang menikmati makan malam yang sederhana. Mutiara tersenyum mengamati suaminya sedang asyik melahap habis makanannya. Ia menyukai bagaimana cara suaminya saat meneguk habis kuah sok buntut buatannya. Ini sudah mangkok ketiga yang dihabiskan oleh Gilang.

"Akh...kenyangnya," ucap Gilang mengusap perutnya.

"Mas suka ya sama sop buntut?" tanya Mutiara.

"Hmmm... sop buntut itu termasuk makanan favoritku. Dulu aku sering memakannya saat nenek masih hidup," jawab Gilang.

Pikiran Gilang kini menerawang jauh pada kejadian masa lampau, dimana masih ada sang nenek di sisinya. Wanita tua itu tahu segalanya tentang dirinya, apa yang menjadi kesukaannya dan apa yang tidak disukainya. Gilang sangat menyanyangi neneknya, bahkan rasa sayang itu melebihi rasa sayangnya kepada kedua orang tuanya. Hanya kepada sang nenek lah Gilang juga senantiasa mengadukan keluh kesahnya. Tapi sekarang beliau sudah pergi... dan itu semua karena ulahnya. Gilang masih menyesali semua itu, andai waktu dapat diputar? Ia pasti tidak akan membuat hati neneknya merasa kecewa dengan sikapnya yang urakan.

'Lihat-lah nek, sekarang aku sudah hidup dengan baik! Aku akan berhenti melakukan semua kegilaan yang pernah aku perbuat dulu. Aku akan menyongsong hidup bahagia bersama istri kecilku,' bathin Gilang berkata, ia menatap istrinya yang masih asyik dengan makanannya.

"Terima kasih karena sudah hadir dalam kehidupanku," ucapnya lirih.

Meskipun dengan nada yang pelan, tapi Mutiara masih bisa mendengar ucapan suaminya. Jantungnya kembali berdegub kencang, baru kali ini suaminya mengucapkan kata terima kasih dengan lembut dan tulus kepada dirinya. Ia menatap Gilang tak percaya. Pandangan mereka saling beradu, menatap satu sama lainnya. Hening....

Tak ada pembicaraan setelah itu, mereka masih asyik dengan dunia masing-masing. Berbicara lewat pancaran mata.

Kau memang gadis kedua yang mampu merebut hatiku, tapi cintaku kali ini nyatanya lebih besar dari sebelumnya. Aku tak bisa membayangkan jika harus kehilangan dirimu. Mungkin saja aku tidak akan pernah bisa bangkit lagi seperti sekarang ini. Aku bersumpah akan selalu menjaga dan melindungimu, agar tidak ada satu orang pun datang untuk merebut atau mengambilmu. Seperti saat Kelvin hadir dan merebut Clarissa dari hidupku. ( Gilang )

Aku tahu kamu bukan lah orang yang buruk mas, aku bisa merasakan itu. Entah apa yang membuatmu menjadi seperti ini?? Tapi aku berjanji pada diriku sendiri, untuk selalu menyertai setiap langkahmu. Baik itu suka maupun duka. Aku sama sekali tidak perduli jika kamu tidak mencintaiku, tapi hati ini sudah terikat olehmu. Aku sadar siapa diriku?? tapi hatiku tidak bisa mengelak akan hadirnya cinta setelah pernikahan kita. ( Mutiara )

Mutiara memalingkan wajahnya ke sembarang arah, begitu pula dengan Gilang. Keduanya gugup seolah kepergok baru melakukan sesuatu yang salah.

"Aku sudah selesai makananku," ucap Gilang.

"Hmmm....kalau mas Gilang mau kembali ke kamar dulu, silahkan saja!! aku disini mau bantuin mbak Laras terlebih dahulu untuk membereskan ini semua," jawab Mutiara.

Gilang mengangguk, ia beranjak meninggalkan ruang makan menuju ruang kerjanya. Masih ada beberapa berkas yang perlu ia pelajari dan tanda tangani.

🍁🍁🍁

Mutiara kembali ke kamar, berharap suaminya masih menunggunya untuk beristirahat bersama. Tapi saat membuka pintu, ia tidak menemukan sosok Gilang ada di kamar. Mungkin ia sedang berada di ruang kerjanya saat ini. Mutiara membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan piyama tidur. Ia ingin sekali bisa menemani suaminya bekerja tapi tidak bisa. Ia harus bangun pagi-pagi karena besok ada ulangan di jam pertama pelajaran. Entahlah kenapa sekarang guru di sekolahnya sering memberikan ulangan secara tiba-tiba. Sebenarnya tanpa belajar pun, Mutiara pasti bisa mengerjakan semua ulangan dengan baik. Sebab ia merupakan murid terpintar di sekolahnya. Tapi Mutiara bukan tipe orang yang suka menggampangkan sesuatu, ia tidak ingin terlena dengan prestasi yang ia miliki. Justru sebaliknya, Mutiara selalu menjadikan prestasinya sebagai penyemangat dalam meraih cita-citanya.

Mutiara sedikit melakukan perenggangan otot, kemudian naik ke atas ranjang. Ia merebahkan tubuhnya disalah satu sisi ranjang. Ia tersenyum kecil mengingat bagaimana perlakuan suaminya saat hendak tidur. Memeluk tubuhnya dari belakang serta menenggelamkan wajah di curuk lehernya lalu pergi ke alam mimpi dengan damai.

"Selamat malam suamiku tersayang, maaf ya kalau aku harus tidur duluan," lirihnya tersenyum geli pada dirinya sendiri.

Mutiara menutup kedua matanya, untuk segera menyambut mimpinya.

Pukul 23. 30 WIB

Gilang melirik ke arah jam dinding

Ternyata sudah larut malam, pantas saja matanya terasa berat. Ia pun menutup laptopnya dan keluar dari ruang kerjanya.

*Ceklek...

Gilang membuka pintu kamar, tampak istri kecilnya sudah bergulung dengan selimut yang cukup tebal. Di luar sedang hujan deras, pantas saja istrinya kedinginan.

Gilang masuk dan mengecilkan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin. Ia naik ke atas tempat tidur untuk bergabung dengan istrinya.

"Selamat tidur gadis kecilku, semoga kamu bermimpi indah di malam ini," Gilang mengecup puncak rambut istrinya.

Tak lupa ia selalu melingkarkan tangan ke perut sang istri dan mamasukan kepalanya ke dalam curuk leher istrinya. Gilang benar-benar menyukai aroma tubuh Mutiara, rasanya sangat menenangkan hati.

©©©

Mutiara terbangun karena merasa terganggu dengan bunyi alarm yang sengaja ia pasang sebelum tidur. Ia mengucek kedua matanya dan mulai merasakan adanya suatu benda berat yang melingkar pada perutnya. Mutiara tersenyum, ia tahu bahwa suaminya masih tertidur pulas di sampingnya. Dengan sangat hati-hati Mutiara berusaha melepaskan diri dari lingkaran tangan suaminya. Tapi tidak berhasil. Tangan itu semakin erat memelukanya.

"Diamlah, atau aku akan menjadikanmu sebagai santapan pagi!" cuit Gilang.

Kedua bola mata Mutiara membulat seketika, dengan spontan ia membalikan tubuhnya untuk menghadap suaminya.

"Mas Gilang sudah bangun? sejak kapan?" selidik Mutiara.

"Sejak alarm yang kau pasang berbunyi," jawab Gilang tanpa membuka mata.

Ia sedang menahan diri karena tiba-tiba ada yang terbangun di bawah sana.

Bibir Mutiara membulat membentuk huruf O.

"Mas, bisakah kau melepasku sekarang? Aku harus segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke Sekolah. Pagi ini akan ada ulangan Fisika di jam pertama," ucap Mutiara.

Gilang melepaskan pelukannya pada pada sang istri dan membiarkan gadis itu beranjak dari tempat tidur dengan mudah. Entah kenapa pagi ini tubuhnya tiba-tiba memanas, seakan ingin mencari kepuasan. Gilang tidak mau sampai dirinya kelepasan. Itu sebabnya membiarkan Mutiara berlalu darinya sesaat, setidaknya sampai hasratnya mereda.

*Huppphh

"Kenapa tubuhmu selalu saja berhasil memancing gairahku sih?" rutuk Gilang.

Gilang menarik nafas dalam-dalam kemudian dikeluarkannya lagi dengan kasar. Ia mencoba untuk meredakan sendiri hasratnya.

🔹

🍁

🔹

Mutiara menatap heran pada salah satu sahabatnya, sangat aneh. Tidak ada angin ataupun hujan, tiba-tiba ia mendiamkan dirinya. Bahkan terkesan sedang menjauh. Mutiara berpikir keras apakah ia sudah melakukan sebuah kesalahan sehingga membuat Arif marah kepadanya.

"Mutiara, elo kenapa ngelihatin Arif sampai seperti itu? naksir ya?" goda Elvina.

"Hush... sembarangan! Aku udah punya suami, mana bisa jatuh hati pada pria lain?" tukas Mutiara.

"Bercanda my sister," ringis Elvina.

Mutiara menggelengkan kepala. Mana bisa ia jatuh cinta pada laki-laki lain sedangkan saat ini sudah ada seorang suami yang menetap di sudah menetap di hatinya, entah sejak kapan?

"Vin, kamu tahu nggak kenapa Arif jadi sinis seperti itu sama aku?" tanya Mutiara.

Elvina menggelengkan kepala, ia sendiri pun merasa jika sikap Arif memang berbeda dari biasanya. Ia lebih banyak diam, dan malas untuk berbicara dengan siapa pun.

"Mungkin dia sedang ada masalah. Sudahlah jangan terlalu dipikirkan!" cuit Elvina mengerti kegundahan sahabatnya.

"Oh...ya... ngomong-ngomong gimana kabar suami elo yang sinting itu?" Elvina balik nanya.

"Vina, tolong jangan sebut lagi suamiku pria sinting! Begitu-begitu dia juga kakakmu kan?" protes Mutiara tidak terima suaminya disebut sinting oleh adiknya sendiri.

"Iya...iya... maaf... Habisnya gue kesal sama kak Gilang, mentang-mentang udah nikah langsung nggak pernah pulang ke rumah orang tuanya," tukas Elvina merasa kesal.

Mutiara menyipitkan mata, ia mendongakan kepala dan menatap saudari iparnya.

"Mas Gilang nggak pernah pulang ke rumah?" selidik Mutiara.

"Boro-boro pulang ke rumah, kasih kabar saja nggak pernah. Apalagi semenjak ada kak Kelvin, dia senakin jauh. Kak Gilang selalu menolak kalau mami memintanya untuk pulang barang sekejab. Padahal mami itu sudah rindu berat sama kalian," celoteh Elvina.

Mutiara bingung, masak iya sih suaminya bersikap seperti itu? Tapi Elvina juga tidak mungkin berbohong padanya. Mutiara yakin jika semua yang terjadi pada suaminya saat ini pasti ada sebabnya.

Untuk sejenak Mutiara melupakan persoalan Arif, dia terus berpikir tentang suaminya. Ia yakin Gilang sebenarnya merupakan orang baik dan tulus seperti yang pernah mami mertuanya katakan. Namun ada sesuatu yang membuatnya berubah seperti ini, tapi apa? Mutiara benar-benar pusing dibuatnya. Untung bel masuk segera berbunyi, jadi ia pun bisa berhenti memikirkan permasalahan yang terjadi pada keluarga suaminya.

***Author udah up lagi ya

Untuk saat ini belum ada permasalahan yang muncul, masih datar-datar aja dulu ya😁😁

Jangan lupa berikan Votenya🙏🙏🙏😍😍😍😘😘

Terpopuler

Comments

Ys

Ys

gimana yah reaksi calvin klo ketemu ma mutiara kn wajah mereka samaa...

2020-09-30

2

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

lanjut thor semangat 💪💪💪

2020-08-08

3

👗Aam Mulyani👚

👗Aam Mulyani👚

konfliknya sungguh bkin penasaran... entah apa yg telah author prbuat tapi aku sangat suka dg mutiara.

2020-04-26

3

lihat semua
Episodes
1 PROLOG ( Revisi )
2 #PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3 #PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4 #PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5 #PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6 #PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7 #PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8 #PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9 #PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10 #PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11 #PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12 #PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13 #PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14 #PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15 #PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16 #PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17 #PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18 #PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19 #PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20 #PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21 #PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22 #PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23 #PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24 #PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25 #PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26 #PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27 #PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28 Pengumuman
29 Pengumuman
30 #PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31 #PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32 #PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33 #PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34 #PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35 #PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36 #PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37 #PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38 #PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39 #PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40 #PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41 #PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42 #PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43 #PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44 #PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45 #PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46 Visual
47 #PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48 Pengumuman
49 #PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50 pengumumaman
51 #PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52 #PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53 #PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54 #PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55 #PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56 #PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57 #PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58 #PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59 #PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60 #PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61 #PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62 #PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63 #PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64 #PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65 #PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66 #PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67 #PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68 #PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69 #PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70 #PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71 #PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72 #PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73 #PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74 #PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75 #PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76 #PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77 #PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78 Pengumuman
79 #PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80 #PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81 PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82 PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83 PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84 PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85 #PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86 #PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87 PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88 PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89 PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90 PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91 PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92 PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93 #PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94 #PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95 #PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96 #PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97 #PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98 #PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99 #PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100 #PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101 #PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102 #PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103 #PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104 #PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105 #PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106 Pengumuman
107 #PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108 #PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109 #PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110 #PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111 #PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112 #PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113 #PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114 #PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115 #PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116 #PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117 #PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118 #PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119 #PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120 #PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121 #PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122 #PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123 #PERNIKAHANBEDAUSIA_115
Episodes

Updated 123 Episodes

1
PROLOG ( Revisi )
2
#PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3
#PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4
#PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5
#PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6
#PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7
#PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8
#PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9
#PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10
#PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11
#PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12
#PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13
#PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14
#PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15
#PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16
#PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17
#PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18
#PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19
#PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20
#PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21
#PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22
#PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23
#PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24
#PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25
#PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26
#PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27
#PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28
Pengumuman
29
Pengumuman
30
#PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31
#PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32
#PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33
#PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34
#PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35
#PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36
#PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37
#PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38
#PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39
#PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40
#PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41
#PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42
#PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43
#PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44
#PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45
#PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46
Visual
47
#PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48
Pengumuman
49
#PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50
pengumumaman
51
#PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52
#PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53
#PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54
#PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55
#PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56
#PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57
#PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58
#PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59
#PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60
#PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61
#PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62
#PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63
#PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64
#PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65
#PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66
#PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67
#PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68
#PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69
#PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70
#PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71
#PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72
#PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73
#PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74
#PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75
#PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76
#PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77
#PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78
Pengumuman
79
#PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80
#PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81
PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82
PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83
PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84
PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85
#PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86
#PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87
PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88
PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89
PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90
PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91
PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92
PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93
#PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94
#PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95
#PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96
#PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97
#PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98
#PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99
#PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100
#PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101
#PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102
#PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103
#PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104
#PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105
#PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106
Pengumuman
107
#PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108
#PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109
#PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110
#PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111
#PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112
#PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113
#PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114
#PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115
#PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116
#PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117
#PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118
#PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119
#PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120
#PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121
#PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122
#PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123
#PERNIKAHANBEDAUSIA_115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!