#PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )

****

Mutiara menatap dirinya sendiri di depan sebuah cermin berukuran besar yang menampilkan bayangan dirinya dengan balutan gaun putih yang panjangnya hingga menjuntai ke dasar lantai. Terlihat begitu mengagumkan dan luar biasa.

Seperti yang dikatakan oleh bu Meisya, gaun ini sangat indah dan istimewa.

Belum pernah ada seorang pun yang mengenakan gaun seindah ini dan Mutiara lah yang beruntung memakainya. Bu Meisya hanya ingin menantunya terlihat perfect dan sempurna sehingga bisa mengambil seluruh perhatian putranya dan tidak akan melirik ke arah wanita lain lagi.

Wajahnya yang cantik diberi sedikit riasan yang natural sehingga tidak membuat Mutiara tampak tua. Rambut hitamnya yang panjang dibiarkan tergerai dengan gelombang dibawahnya. Ada kain putih yang tipis beserta hiasan yang menutup bagian belakang rambut.

Sempurna

Itulah kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan penampilan Mutiara di hari pernikahannya.

Ia meremas tangannya dengan gugup serta menggigit bibir bagian bawah, berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata saat ini.

Mutiara tidak pernah menyesali apa yang sudah terjadi dalam kehidupannya, ia menganggap ini semua adalah takdir hidup yang harus ia jalankan dengan hati yang ikhlas dan tabah.

Hanya saja dia masih tidak menyangka jika ia harus berakhir di pelaminan bersama Gilang pada usianya yang masih terbilang remaja.

Mutiara hanya merasa takut jika dirinya tidak akan sanggup mengimbangi kehidupan pria itu, apalagi usia mereka terpaut cukup jauh. Dan mengenai Gilang...

Mutiara sendiri merasa takut saat mengingat tentang pria itu, dia memiliki sikap yang susah untuk ditafsirkan.

Terkadang Gilang bisa terlihat begitu cuek dan dingin seperti bongkahan es batu.

Namun ada kalanya Mutiara juga merasa jika Gilang adalah seorang lelaki yang siap menerkam mangsanya kapan saja. Mutiara benar-benar ngeri berada disamping pria yang terkenal sangat arogant itu.

"Mutiara"

Mutiara merasa namanya dipanggil, ia pun menoleh ke arah sumber suara.

"Elo terlihat sangat cantik, gue sampai pangling lihatnya" puji Elvina.

"Ini semua pasti karena gaun yang sudah dipilihkan oleh mami" jawab Mutiara.

Ia berusaha untuk memperlihatkan sebuah senyuman yang manis.

Elvina berjalan mendekati sahabatnya, ia mengerti seperti apa perasaan Mutiara.

"Tanpa gaun ini pun, elo sudah terlihat cantik Mutiara. Apakah elo lupa jika elo adalah salah satu gadis idaman di sekolah kita?? Mereka pasti akan patah hati jika tahu bahwa sebentar lagi elo ada yang punya" goda Elvina.

Mutiara mencubit lengan Elvina hingga membuat si empunya sedikit meringis, sahabatnya yang satu ini memang paling bisa dalam menggodanya.

"Ini semua masih belum terlambat, Mutiara. Jika kamu ingin mengubah keputusanmu, aku pasti akan mendukungmu dengan sepenuh hati" ujar Elvina, ia masih mencemaskan keberadaan sahabatnya.

Mutiara menggelengkan kepala, ia masih tetap pada keputusannya untuk membantu keluarga sahabatnya dalam mengubah sifat arogant dari calon suaminya.

"Aku sudah memikirkan semua ini dengan baik.... Vin, jadi aku tidak akan mundur sama sekali" lirih Mutiara.

Elvina manatap haru pada sahabatnya.

"Kamu doain aja semoga niat baik ini akan membawa kita semua menuju pada kebahagiaan yang sesungguhnya" tambah Mutiara lagi. Ia pun tahu jika sahabatnya sangat mengkhawatirkan dirinya.

Elvina memeluk Mutiara, keduanya saling terisak dalam tangisan. Ada perasaan bahagia yang bercampur dengan rasa sedih.

"Ayo kita turun!! bukankah kamu kesini karena ingin menjemput dan mengantarkan sahabat baikmu ke Altar pernikahan??" cuit Mutiara.

Ia melepas pelukan Elvina dan mengusap air mata yang mengalir di pipi sahabatnya.

Elvina mengangguk, dia juga segera merapikan riasan wajah Mutiara. Ia pun tersenyum kecil,

"Gue hanya bisa berharap elo benar-benar mampu mengubah kak Gilang dengan baik, Mutiara. Gue sendiri sebenarnya pun tidak pernah paham kenapa dia bisa menjadi sangat arogant seperti ini...

Tapi yang jelas gue tidak mau sampai melihat dia menyakiti gadis yang berhati emas seperti elo...

Dan awas saja jika sampai dia berani memperlakukan elo dengan sangat buruk, dia pasti akan berurusan sama gue" bathin Elvina berucap.

****

Mutiara berjalan dengan anggun menuju altar pernikahan, tatapannya lurus ke depan dengan sebuket bunga dalam genggaman tangannya. Pandangan semua tamu undangan kini mengarah padanya, tak terkecuali dengan Gilang sang mempelai pria sendiri.

Mutiara mulai terlihat sangat gugup, bagaimana tidak? Mereka bilang ini adalah pernikahan tertutup dan sederhana, hanya kerabat dan sahabat dekat yang diundang. Tapi kenyataannya...

Ada banyak tamu undangan yang berdatangan, mereka bahkan terlihat dari keluarga kaya. Jantung Mutiara mulai bergemuruh dengan hebat, ia merasa sedikit minder.

Mutiara menghela nafas panjang, ia menatap pada pasangan suami istri yang tak lain adalah calon mertuanya. Mereka hanya tersenyum dan menganggukan kepala saja.

*Deg

Jantung Mutiara kembali terpacu dengan cepat saat tatapannya bertemu dengan tatapan Gilang. Dia tersenyum kecil, tapi bagi Mutiara itu bukanlah sebuah senyuman yang tulus. Melainkan ada maksud yang tersembunyi.

Mutiara menundukan kepalanya, ia merasa seolah senyuman Gilang tengah menelanjangi dirinya. Apalagi bibirnya melengkung membentuk sebuah smirk khas seperti lelaki yang tengah berhasrat.

Elvina turut menatap Gilang, ia tahu jika saat ini kakaknya sudah membuat sahabatnya merasa takut.

"Ingat jangan pernah sekalipun kakak mencoba menyakiti sahabatku!! karena aku akan selalu berada di belakangnya" bisik Elvina yang ditanggapi dengan seringai kecil oleh Gilang.

"Apakah akad sudah bisa dimulai?" tanya penghulu.

Semua orang hanya mengangguk, Gilang dan Mutiara duduk bersanding di hadapan penghulu yang di dampingi oleh Elvina, ibu Meisya dan pak Bayu sendiri.

"Ananda Alvian Gilang Dirgantara binti Bayu Ahmad Dirgantara saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Mutiara Mikayla Putri binti Almarhum Surya Atmaja dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang sebesar 500 juta dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Mutiara Mikayla Putri binti Almarhum Surya Atmaja dengan mas kawinnya yang tersebut dibayar tunai" ucap Gilang dengan lantang.

Sah...?

Sah

Semua orang mulai memanjatkan doa yang dipimpin oleh penghulu, tanpa terasa air bening jatuh menetes dari mata Mutiara. Ia tidak tahu harus bahagia atau tidak?

Usai berdoa, penghulu menyerahkan dua buah buku nikah yang harus ditanda-tangani oleh Gilang dan Mutiara secara bergantian.

Kedua mempelai kini sudah saling berhadapan untuk menyematkan cincin di jari manis mereka. Yang kemudian dilanjutkan dengan Mutiara yang mencium punggung tangan suaminya dan Gilang membalasnya dengan kecupan singkat di keningnya.

Gilang dan Mutiara berdiri, memperlihatkan cincin yang mereka pakai dan buku nikah masing-masing. Tamu undangan memberikan tepuk tangan seolah bisa merasakan kebahagiaan dari kedua mempelai. Gilang dan Mutiara lagi-lagi hanya tersenyum saja.

Setelah proses akad nikah, kini Gilang dan Mutiara harus dihadapkan dengan acara resepsi yang katanya sangat sederhana.

Tapi itu bagi keluarga Dirgantara. Sedangkan bagi Mutiara sendiri, acara ini terlampau mewah. Apalagi tempatnya, merupakan sebuah hotel ternama yang ada di kota jakarta. Dan tatanan dekorasinya menunjukan bahwa pesta ini ditunjukan untuk kalangan atas.

Mutiara hanya bisa merasakan ketakjuban yang luar biasa, belum pernah sekalipun ia mendatangi pesta seperti ini.

"Bisa nggak elo bersikap normal dan nggak usah norak seperti itu!!" bisik Gilang.

"Maaf tuan, saya hanya kaget karena tidak menyangka jika pestanya akan seramai ini" jujur Mutiara.

Gilang mendelik tak percaya, gadis itu masih memanggilnya tuan?? Untung saja suaranya pelan. Kalau tidak, mungkin ada salah satu tamu undangan yang akan mendengarnya.

"Elo tahukan status kita apa?" tanya Gilang dengan nada lirih,

Mutiara mengangguk saja.

"Terus kenapa elo masih panggil gue tuan?? elo mau semua orang tahu kalau gue nikahi anak dari sopir gue sendiri??" protes Gilang bertambah kesal dengan respon istrinya.

"Maaf, kalau begitu saya harus panggil apa??" Mutiara balik bertanya.

"Terserah elo!! asal jangan tuan, paham??" tegas Gilang.

Mutiara mengangguk, "Paham M...mas..." lirihnya ragu.

Gilang tersenyum, entah kenapa mendengar kata mas yang terlontar dari bibir istrinya membuat jantungnya berdebar kuat. Ia sangat menyukai panggilan tersebut.

"Mutiara memang sangat berbeda dari gadis itu, dia lebih pemalu dan pendiam" bathin Gilang berujar.

Diam-diam Gilang mulai memperhatikan gerak-gerik Mutiara, mungkinkah hanya sebuah kepalsuan saja untuk mengelabuhi matanya. Namun tidak sedikit pun, dia mendapati jika gadis itu hanya pura-pura. Mutiara memang gadis lugu seperti yang diucapkan adiknya.

Dan wajahnya, kenapa bisa sangat mirip? Ada hubungan apa diantara keduanya? apakah keduanya kembar?

Gilang berjanji akan berusaha mencari tahu tentang kedua gadis itu

Dan jika mereka saling berkaitan satu sama lain atau bahkan sekongkol, maka jangan harap Mutiara bisa lolos darinya.

Bu Meisya tersenyum saat melihat kedua mempelai yang masih setia berdiri, ia pun melangkah menghampiri mereka.

"Kalian terlihat begitu lelah, sebaiknya istirahat saja di kamar yang sudah kami sediakan" ujar bu Meisya kemudian.

Mutiara menengok ke samping, seakan meminta pendapat dari Gilang.

"Baik lah kita ke kamar saja, sepertinya istriku yang cantik ini sudah tidak sabar untuk melakukannya" jawab Gilang sekenanya.

Sedangkan Mutiara hanya bisa membulatkankan kedua matanya. Bu Meisya terkekeh geli, ia paham jika putranya sekedar membual saja.

Gilang sudah berjanji pada kedua orang tuanya untuk tidak menyentuh atau menghamili Mutiara terlebih dahulu sebelum istrinya lulus sekolah.

****

Gilang dan Mutiara kini memasuki sebuah kamar VIP yang bernuansa putih yang ada di hotel dimana tempat berlangsungnya acara pernikahan mereka beserta dengan resepsinya.

Mutiara hanya bisa berdiri mematung, ia merasa takjub dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Apakah ini sebuah kamar? kenapa bisa sebesar ini? Dan dekorasinya

Ini lebih cocok digunakan sebagai dekorasi sebuah ruangan untuk acara special bukan kamar tidur.

Sekali lagi Mutiara mengedarkan matanya ke seluruh ruangan, memperhatikan setiap hiasannya.

Bunga selalu identik dengan kesan romantis. Mungkin itu sebabnya mereka sengaja menambahkan bunga di kamar pengantin ini agar bisa tercipta suasana yang romantis. Jenis bunga yang dipilih sebagai dekorasi pun beraneka ragam, ada bunga mawar, lily, matahari, bahkan hingga anggrek.

Dua bantal kecil berwarna merah yang sengaja diletakkan bersisian turut memberikan warna kontras pada tempat tidur pengantin yang putih polos. Tentunya rangkaian bunga di atas nakas dan rangka tempat tidur turut andil jadi pemanis! Apalagi taburan bunga mawar secara acak yang sengaja disebar di atas tempat tidur dan bagian tengahnya terdapat bunga yang tersusun rapi berbentuk love, cantik dan menarik, bukan?

Mutiara saja sampai tak berkedip melihat itu semua.

"Mau sampai kapan elo akan berdiri mematung seperti itu disana??" tegur Gilang,

Ia segera melepas satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya, hingga bertelanjang dada. Mutiara kaget, ia langsung membalikan badan untuk memunggungi pria itu.

"Apakah tuan tidak bisa melepas pakaian di dalam kanar mandi?" sindir Mutiara dengan nada sedikit takut.

Gilang menyeringai, ia melangkah mendekati gadis yang baru saja dinikahinya.

"Memangnya kenapa kalau gue melepas pakaian disini?" bisiknya tepat di samping telinga Mutiara,

"Apa kau merasa keberatan anak manis" lirihnya lagi.

Mutiara memejamkan kedua matanya, ia bisa merasakan hembusan nafas Gilang dari dekat. Bulu kuduknya berdiri, badannya sudah merinding.

Gilang membalikan badan Mutiara hingga menghadap dirinya, ia tersenyum geli saat mendapati gadis itu tengah memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Baru kali ini ada seorang gadis yang sama sekali tidak berniat untuk melihat bentuk tubuhnya yang terbilang sempurna. Padahal di luaran sana banyak wanita yang ingin sekali bisa melihat bahkan menjamah tubuhnya.

"Buka matamu!!" pinta Gilang, Mutiara menggelengkan kepalanya.

"Cepat buka matamu!!" ujar Gilang sekali lagi dengan nada sedikit membentak.

Mutiara menjadi ciut, ia membuka matanya secara perlahan-lahan. Wajahnya merona merah kerena Gilang masih bertelanjang dada di hadapannya, bahkan dengan jarak yang sangat dekat.

Gilang mengangkat dagu Mutiara, ia mendekatkan wajahnya.

"Kau harus mulai terbiasa seperti ini anak manis, karena gue adalah suami elo" bisiknya kemudian yang mampu membuat wajah cantik istrinya kembali blushing.

Gilang semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Mutiara, hingga keduanya bisa saling merasakan hembusan nafas masing-masing.

*Cup

Mutiara membulatkan kedua mata, tangan dan kakinya terasa lemas. Tubuhnya yang mungil pun menjadi lunglai seketika. Mungkin jika pria itu tidak merengkuh pinggangnya, bisa jadi Mutiara akan terjatuh karena tidak mampu menjaga keseimbangan.

Gilang dengan aksinya yang pawai mulai memperdalam c***annya, memberikan lumatan kecil pada b**** mungil milik istrinya. Ia sadar jika Mutiara masih tabu dalam hal ini, bahkan dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Gilang melepas tautan bibir mereka saat pasokan oksigen mulai habis. Ia hanya bisa menyeringai nakal ketika melihat istrinya berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Ternyata elo masih tabu dalam berc***an, jangan-jangan ini adalah first kiss elo" cicit Gilang dengan santainya.

*Blush

Wajah Mutiara kembali merona, ia tidak bisa menahan rasa malu karena hanya berdiam diri menerima perlakuan dari suaminya. Bahkan tubuhnya tak bergeming sama sekali ataupun menunjukan adanya sebuah penolakan. Ini semua gara-gara rasa syok yang berkepanjangnya.

Mutiara hanya meratuki kebodohannya, ia mati-matian sudah menjaga dirinya agar tidak tersentuh oleh pria manapun, kecuali suaminya sendiri.

Dan sekarang first kiss nya berhasil diserobot oleh Gilang dengan mudahnya.

(Bukankah Gilang sudah menjadi suamimu yang sah?? jadi tidak masalah donk kalau dia mengambil first kiss mu?? Mutiara... Mutiara... 😁😁😁😅😅😅)

Gilang meninggalkan Mutiara yang masih berdiri mematung menuju kamar mandi. Ia terkekeh kecil, entah otak kotor apa yang merasuki dirinya hingga bisa menodai gadis remaja yang lugu seperti Mutiara.

Gilang bisa menebak dengan jelas dari raut wajah istri kecilnya, bahwa apa yang barusan mereka lakukan merupakan hal yang pertama kali bagi istrinya.

Terpopuler

Comments

Mamat Anay

Mamat Anay

hemmm Gilang awas lo bucin ama mutiara

2022-07-14

0

Mg_art

Mg_art

altar..penghulu, binti pd mempelai lk2😦
penulis g tau atau memang menganggap hal yg tdk penting jd hjr aja nulis sekena'y. Mhn lbh dteliti lg.

2021-07-18

0

Erna Wati

Erna Wati

lanjut

2020-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG ( Revisi )
2 #PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3 #PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4 #PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5 #PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6 #PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7 #PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8 #PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9 #PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10 #PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11 #PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12 #PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13 #PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14 #PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15 #PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16 #PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17 #PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18 #PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19 #PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20 #PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21 #PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22 #PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23 #PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24 #PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25 #PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26 #PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27 #PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28 Pengumuman
29 Pengumuman
30 #PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31 #PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32 #PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33 #PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34 #PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35 #PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36 #PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37 #PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38 #PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39 #PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40 #PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41 #PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42 #PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43 #PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44 #PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45 #PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46 Visual
47 #PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48 Pengumuman
49 #PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50 pengumumaman
51 #PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52 #PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53 #PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54 #PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55 #PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56 #PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57 #PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58 #PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59 #PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60 #PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61 #PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62 #PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63 #PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64 #PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65 #PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66 #PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67 #PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68 #PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69 #PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70 #PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71 #PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72 #PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73 #PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74 #PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75 #PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76 #PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77 #PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78 Pengumuman
79 #PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80 #PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81 PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82 PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83 PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84 PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85 #PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86 #PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87 PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88 PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89 PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90 PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91 PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92 PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93 #PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94 #PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95 #PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96 #PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97 #PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98 #PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99 #PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100 #PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101 #PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102 #PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103 #PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104 #PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105 #PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106 Pengumuman
107 #PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108 #PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109 #PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110 #PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111 #PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112 #PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113 #PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114 #PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115 #PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116 #PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117 #PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118 #PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119 #PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120 #PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121 #PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122 #PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123 #PERNIKAHANBEDAUSIA_115
Episodes

Updated 123 Episodes

1
PROLOG ( Revisi )
2
#PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3
#PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4
#PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5
#PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6
#PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7
#PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8
#PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9
#PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10
#PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11
#PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12
#PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13
#PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14
#PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15
#PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16
#PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17
#PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18
#PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19
#PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20
#PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21
#PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22
#PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23
#PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24
#PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25
#PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26
#PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27
#PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28
Pengumuman
29
Pengumuman
30
#PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31
#PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32
#PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33
#PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34
#PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35
#PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36
#PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37
#PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38
#PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39
#PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40
#PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41
#PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42
#PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43
#PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44
#PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45
#PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46
Visual
47
#PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48
Pengumuman
49
#PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50
pengumumaman
51
#PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52
#PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53
#PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54
#PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55
#PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56
#PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57
#PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58
#PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59
#PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60
#PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61
#PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62
#PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63
#PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64
#PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65
#PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66
#PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67
#PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68
#PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69
#PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70
#PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71
#PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72
#PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73
#PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74
#PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75
#PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76
#PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77
#PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78
Pengumuman
79
#PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80
#PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81
PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82
PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83
PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84
PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85
#PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86
#PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87
PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88
PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89
PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90
PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91
PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92
PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93
#PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94
#PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95
#PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96
#PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97
#PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98
#PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99
#PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100
#PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101
#PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102
#PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103
#PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104
#PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105
#PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106
Pengumuman
107
#PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108
#PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109
#PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110
#PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111
#PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112
#PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113
#PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114
#PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115
#PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116
#PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117
#PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118
#PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119
#PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120
#PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121
#PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122
#PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123
#PERNIKAHANBEDAUSIA_115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!