🍁🍁🍁
Mobil Gilang berhenti tepat di depan pelataran halaman rumahnya, ia tersenyum saat mendapati istri kecilnya tengah tertidur sangat pulas. Dia pasti kelelahan karena harus menghadapai segudang mata pelajaran di sekolahnya. Apalagi ia harus mengikuti pelajaran tambahan untuk menyambut ujian yang tinggal dua bulan lagi.
"Dia sangat cantik dan manis, aku bahagia karena bisa menikahinya" ucap Gilang pelan.
Tangannya terulur mengusap lembut wajah istrinya.
"Maaf karena sempat membenci dirimu, itu semua karena aku selalu beranggapan jika kamu adalah dia" lirihnya lagi.
Gilang menatap sendu pada wajah yang lugu, betapa bodohnya ia saat terus beranggapan bahwa istrinya adalah orang yang sama dengan wanita yang pernah meremukan relung hatinya. Ia selalu saja bersikap dingin dan bertindak sesukanya hingga membuat sang istri merasa ngeri jika bersamanya.
Gilang berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menyanyangi dan mencintai istrinya. Ia akan mati-matian menjaga serta melindungi Mutiara dengan segenap hatinya. Gilang tidak akan pernah membiarkan siapapun bisa menyakiti istrinya, apalagi mengambil Mutiara dari sisinya. Cukup sekali saja ia merasa kecolongan.
Gilang segera turun dari mobil, berjalan ke sisi lainnya. Ia membuka pintu mobil dimana tempat istrinya duduk dan tertidur.
Sekali lagi ia tersenyum ketika mendapati istrinya sedikit bergerak tapi tidak bangun.
"Dalam keadaan tidur pun ia masih terlihat sangat menggemaskan" Gilang menggeleng.
Ia membuka seat belt yang masih melekat pada tubuh Mutiara, lalu menggendong gadis tersebut dengan gaya ala bridal style. Gilang masuk ke dalam rumah, disana sudah ada mbak Ratna yang menyambut kedatangan majikannya.
"Mbak Laras, tolong ambil tas milik saya dan istri saya yang masih tertinggal di dalam mobil ya" Gilang memberikan intruksi pada pelayannya.
"Baik Tuan" lirih Laras.
Gilang menapaki setiap anak tangga menuju kamarnya. Ia membaringkan istrinya dengan sangat hati-hati agar tidak mengusik tidurnya.
"Tidurlah dengan nyenyak gadis kecil" Gilang mengusap puncak kepala Mutiara, kemudian mengecup pelan kening istrinya.
Tak lupa Gilang melepaskan sepatu dan kaos kaki istrinya. Ia melihat sebuah tanda hitam di ujung jari tengah kaki kanan istrinya. Tidak terlalu besar, tapi bisa terlihat jelas jika diperhatikan dari dekat. Gilang kembali teringat pada Clarissa, gadis itu tidak memiliki tanda apapun di kakinya. Itu berarti tanda hitam ini sebagai pembeda diantara mereka. Gilang tersenyum, setidaknya ia akan bisa mengenali istrinya tatkala ada suatu masalah nantinya.
"Aku harus mulai belajar bagaimana caranya bisa mengenali istriku, jangan sampai wanita ular itu muncul tapi aku tidak bisa membedakan mereka" ucap Gilang, ia tetus saja manatap dan mengamati wajah dari istrinya.
©©©©
Sementara itu, Arif masih setia dalam mengamati bangunan rumah berwarna putih yang berdiri dengan kokoh dan kuat di hadapannya saat ini. Rumahnya memang tidak terlalu besar tapi masih meninggalkan kesan yang mewah. Arif bisa menebak jika rumah tersebut pasti milik Alvian Gilang Dirgantata, pengusaha muda dan ternama hingga manca-negara. Namun ia bingung bagaimana bisa Mutiara mengenal pria itu? Dan yang lebih mengherankan lagi, pria itu terlihat sangat perhatian terhadap Mutiara. Ada hubungan apa diantara mereka berdua? tidak mungkin jika sebatas majikan dan pembantu. Mutiara pernah bercerita bahwa ia sekarang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
"Ekh...mas ngapain disini? pasti lagi mata-matain rumah majikan saya ya?" kaget seorang wanita, yang tak lain adalah Laras.
Tanpa sengaja saat mengambil tas majikan milik majikannya, ia melihat ada sebuah motor berhenti. Mbak Laras terus memperhatikan, ia berpikir mungkin pemilik motor tersebut adalah teman istri dari majikannya. Ia bisa melihat dari seragam yang dikenakan olehnya. Mbak Laras hanya menunggu tapi tidak ada tanda-tanda dari pemilik motor tersebut akan bertamu. Sikapnya tampak mencurigakan, itu sebabnya sekarang mbak Laras ada di hadapan Arif.
Arif meringis. Ia baru sadat jika sudah melakukan sebuah kecerobohan sehingga ketahuan seperti ini.
"Maaf mbak, saya bukan mau mata-matain rumah ini!! Tapi saya sengaja mengikuti teman saya yang dibawa oleh seorang pria yang tidak dikenal, takut teman saya diculik sama laki-laki itu" bohong Arif.
"Maksud kamu non Mutiara?" cuit mbak Laras. Arif mengangguk cepat, sepertinya wanita itu sangat gampang untuk dipancing.
"Sembarangan kamu!! Mana ada suami yang mau nyulik istri sendiri?! gendeng kamu!!" mbak Laras terlihat kesal.
"Apa?? mereka suami istri?!" Arif terlihat sangat syok.
"Iya, pria tadi majikan saya namanya Alvian Gilang Dirgantara. Dan dia itu suami dari non Mutiara" jelas Mbak Laras lagi.
Arif seperti mendapat sambaran petir, ia tidak percaya jika sahabatnya sudah menikah. Dan itu pun, ia sama sekali tidak tahu. Arif mengusap dadanya dengan kasar, rasanya sangat sakit. Baru saja ia berniat ingin mengungkapkan seperti apa isi hatinya yang sebenarnya, tapi sekarang sudah mendapat sebuah kejutan yang mematikan.
"Mas...hallo.. mas..." mbak Laras mengguncang bahu Arif.
"Mas baik-baik sajakan?" selidik mbak Ratna.
"Saya baik-baik saja kok" jawab Arif.
Arif menstater motornya, lalu pergi meninggalkan mbak Laras sendirian. Ia tidak pamit dan tidak memperdulikan celotehan dari pelayan rumah suami sahabatnya. Ia merasa sakit, hatinya seakan diremukan dalam hitungan detik. Pantas saja selama ini Mutiara selalu menolak jika ia menawarkan diri untuk mengantar gadis itu pulang.
©©©
Mutiara menggeliat pelan, ia bisa merasakan jika tubuhnya tengah berbaring di suatu tempat. Perlahan-lahan ia membuka matanya. Sebuah ruangan yang tidak asing baginya. Mutiara tersenyum, ia sudah berada di dalam kamarnya. Gilang pasti yang mengangkatnya hingga kesini. Mutiara benar-benar bahagia saat ini.
"Sudah bangun?"
Mutiara menoleh, lagi-lagi ia hanya tersenyum kecil melihat suaminya tengah duduk dengan santai di sofa.
"Makasih ya mas, udah mau repot-repot ngangkat aku dari mobil sampai ke sini" cuit Mutiara, ia beranjak dari tempat tidur dan menghampiri suaminya.
"Tidurmu terlalu nyenyak, jadi aku nggak sampai hati kalau harus bangunin kamu" Gilang menjawab dengan nada dingin.
Mutiara mendaratkan bokongnya di atas sofa, ia duduk tepat disamping suaminya.
"Mas Gilang mau aku masakan sesuatu nggak, makanan kesukaan mas mungkin" tawar Mutiara.
Gilang menatap istrinya, entah kenapa ia merasa jika sikap Mutiara sejak pagi seperti sedang berusaha mengambil hatinya.
"Hmm...boleh saja, tapi sebelum itu kamu harus mandi dulu!! Nggak sadar apa kalau badan kamu sudah bau" Sindir Gilang.
Mutiara memonyongkan bibirnya, ia merasa kesal terhadap suaminya karena tidak peka dengan perhatian yang ia berikan. Mutiara beranjak dari duduknya, tapi baru saja berdiri Gilang sudah menarik tubuhnya hingga ia terjatuh diatas pangkuan suaminya.
Jantung Mutiara berdegub kencang, apalagi saat ini Gilang menatapnya dengan intens.
"Ya Allah kenapa jantungku jadi seperti ini?? semoga saja mas Gilang tidak menyadarinya" bathin Mutiara merasa was-was jika suaminya bisa merasakan debaran jantungnya.
Gilang tersenyum. Ia menyibakan rambut istrinya ke belakang dan mengusap pipinya. Ia mendekatkan wajahnya dan menyatukan B***r mereka. Mutiara memejamkan mata, seakan ingin menunjukan kepasrahannya. Gilang mulai ******* b***r istrinya dengan lembut. Mutiara bisa merasakan itu.
"Mandilah!! Dan buatkan aku sop buntut!! Rasanya aku mau sop buntut saja malam ini" ucap Gilang menghentikan ciuman mereka. Ia tidak ingin keblabasan setidaknya sampai istrinya bisa melalui ujiannya dengan baik.
Mutiara mengangguk, ia turun dari pangkuan suaminya dan masuk ke dalam kamar mandi. Meskipun sering mendapat ciuman dari suaminya, tapi tetap saja berhasil membuat debaran jantungnya seakan meledak. Apalagi kali ini tetasa hangat dan lembut, tidak ada nafsu di dalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
puji rahayu
mbk ratna pa mba laras yak.....
2022-01-02
0
Shelly Selviony
dan yg aku takutkan adalah ketika nanti clarissa ketemu sama gilang dan gilang ga nyadar atau ga bisa ngebedain itu mutiara atau bukan,dan terjadi konflik atau kesalapahaman sama mutiara nya..
2020-10-01
3
Mifta Amie
berarti clarisa umur 13 thn dong pacaran ma gilang dh menjadi jalang gk terlalu dini tuh torrr
2020-08-07
4