#PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)

 

Sekarang aku harus bagaimana?? Pria itu pasti tidak akan melepasku begitu saja. Dia tidak akan pernah main-main dengan semua ucapannya. Kenapa sih aku bisa bersikap bodoh seperti ini?? Harusnya aku lebih bisa mengontrol diri.

Tapi apa yang terjadi dengan diriku ini??Kenapa aku bisa lepas kendali seperti ini?? Sejak awal aku sudah tahu seperti apa suamiku, kami menikah pun karena perjodohan. Jadi apa yang aku harapkan?? Kenapa juga harus kecewa jika ia tidak memperhatikan apa yang aku lakukan hari ini?? sungguh membingungkan. Mutiara

Mutiara berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Ia ragu harus memasuki kamar atau tidak?? Pria itu sudah berada disana setelah usai makan malam, sementara dirinya harus membereskan meja makan dan mencuci piring terlebih dahulu.

*Ehemm

Mutiara melebarkan mata, jantungnya berdegub sangat kencang. Ia melirik ke arah suara deheman. Tampak Gilang sudah bersidekap dengan santai di tangga bawah.

Mutiara menatap heran pada suamianya, Gilang berpakaian rapi, ia sepertinya akan pergi keluar.

"Kenapa belum naik ke kamar??" selidik Gilang.

Mutiara tidak tahu harus menjawab apa?? hanya cengiran kuda yang tersembul dari bibirnya.

"Aku akan keluar sebentar. Kamu tidur saja duluan, tidak usah menungguku!!" ucap Gilang.

Mutiara menghela nafas lega, ia bebas dari hukuman yang dimaksud oleh suaminya.

"Mas mau kemana??" sebuah pertanyaan konyol lolos dari bibir Mutiara begitu saja.

Gilang menautkan alisnya, menatap manik mata milik istri kecilnya.

"Apa aku perlu menjawabnya?? bukankah seharusnya kamu tahu kemana aku pergi??" Gilang menghampiri Mutiara.

"Kenapa?? Apa kamu mulai keberatan??" bisiknya kemudian.

Mutiara terdiam, ia hanya diam membisu. Entah kenapa hatinya seakan tersentil mendengar perkataan suaminya.

"Aku tidak akan pergi jika kamu menghalangi tapi kamu tahukan resikonya apa??" ucap Gilang lagi.

Mutiara tersentak, ia segera menjauh dari suaminya. Pikiran kotor Gilang mulai muncul, ia harus menjaga jarak jika ingin selamat.

"Aku tidak akan menghalangi mas untuk pergi" tuturnya hendak berlalu dari suaminya namun Gilang sudah mencekal lengannya terlebih dahulu.

"Kamu yakin??" Gilang menggoda.

"Sangat yakin, bukankah itu sudah tertera dalam perjanjian kita" ucap Mutiara menepis tangan Gilang.

Mutiara segera menaiki anak tangga dan menuju kamarnya mencari jalan aman saja.

Gilang hanya bisa mendesah kesal, ternyata sulit untuk membuat istrinya menyerahkan diri dengan seutuhnya.

Gilang pun meninggalkan Mutiara seorang diri di rumah, ia akan mencari kesenangan sendiri di luar sana.

🍁🍁🍁

Mutiara melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi menuju bathup dan mulai mengisinya dengan air serta dibubuhi beberapa tetes aroma terapi. Setelah dikiranya cukup, ia mematikan air lalu menanggalkan pakaiannya satu persatu. Mutiara masuk ke dalam bathup untuk berendam sejenak agar pikirannya yang kalut bisa hilang.

Mutiara sendiri tidak mengerti kenapa bisa seperti ini?? Ia sadar betul jika sejak awal Gilang sudah mengatakan bahwa dirinya akan terus mencari kepuasan di luar sana sampai kiranya ia mau menyerahkan diri dengan seutuhnya. Sedangkan saat ini ia masih takut dengan segala kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan mendatang, mengingat bagaimana awal pernikahannya dengan sang suami.

Mutiara merasa takut akan dikhianati seperti ibunya yang dengan tega meninggalkan ayahnya lantaran tidak mampu memenuhi kehidupannya yang serba matrealistis.

"Intan, bagaimana kabarmu sekarang?? apa kamu bisa hidup dengan baik bersama wanita matre itu?? semoga kamu tidak tumbuh sepertu dia" bathinnya berucap.

Mutiara membenamkan wajahnya ke dalam air untuk beberapa saat. Pikirannya menerawang jauh ke dalam masa lalu, dimana ia dan keluarga kecilnya masih utuh. Tidak seperti sekarang yang hidup tercerai berai karena sebuah keegoisan.

"Aku sangat merindukanmu Intan, mungkinkah kita akan bisa bertemu lagi??" lirihnya seraya menyembulkan wajahnya kembali karena sudah kehabisan udara.

Ia pun memejamkan kedua matanya, untuk menikmati aroma terapi dalam bathup.

🔹

🍁

🔹

 Kicauan burung dan panasnya sinar mentari pagi menyilaukan tidur dua orang yang masih asik dalam mimpinya masing-masing. Melalui cela-cela jendela, sinar mentari berusaha masuk dan mengusik tidur kedua orang tersebut.

Mutiara merasa terganggu, ia menyipitkan mata. Berusaha untuk mengumpulkan kembali kesadarannya. Matanya baru terbuka lebar melihat dirinya tengah terbaring di atas ranjang. Ia pun segera bangun karena kaget.

Mutiara masih ingat betul bahwa terakhir kali ia sedang berendam di dalam bathup. Tapi kenapa sekarang bisa disini?? Mutiara membuka selimut, melihat dirinya yang ternyata sudah memakai piyama tidur.

"Jangan...jangan"

Mutiara mengusap wajahnya dengan kasar lalu mengacak rambut hitamnya yang tergerai panjang. Kenapa ia seceroboh ini?? kok bisa tidur dalam keadaan berendam.

Pasti Gilang yang sudah memindahkan dan memakaikan pakaian untuknya.

"Bodoh...bodoh...bodoh" Mutiara menggerutu, merasa kesal dengan dirinya sendiri.

Gilang pasti sudah melihat tubuhnya yang polos, bahkan besar kemungkinan pria itu sudah melakukan sesuatu terhadap dirinya.

*Ceklek...

Terdengar pintu kamar mandi terbuka. Mutiara melihat Gilang baru selesai mandi, seperti biasa pria itu hanya berlilitkan handuk sebatas pinggangnya. Wajah Mutiara merona, ia paling tidak bisa melihat tubuh ***** suaminya.

"Sudah bangun??" sindir Gilang, ia berjalan ke arah lemari mengambil setelan kemeja dan celana kerjanya.

"Mas"

"Hmm"

"Semalam yang mindahin aku ke sini itu Mas Gilang" tanya Mutiara, wajahnya sudah memerah seperti udang rebus.

"Kalau bukan aku siapa lagi?? memangnya di di rumah ini ada orang lain selain kita??" geram Gilang.

Mutiara membeku, menatap manik mata suaminya.

"Harusnya kamu bersyukur karena aku pulang cepat. Kalau tidak, mungkin kamu sudah mati karena kedinginan" tambah Gilang.

Mutiara menunduk, ia tahu bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan yang cukup fatal.

"Sudah jangan menangis seperti itu!! Mandi sana!! Kamu tidak lihat ini sudah jam berapa ini?? Apa kamu mau datang terlambat ke sekolah??" ujar Gilang dengan suara tinggi, ia tidak bisa melihat wanita menangis di depannya.

Mutiara beranjak dari tempat tidur, ia bergegas untuk mandi. Sebenarnya masih ada yang ingin ia tanyakan pada suaminya itu, tapi ia merasa ragu. Takut jika Gilang akan marah kepadanya.

"Tunggu!!" seru Gilang, Mutiara menoleh.

Gilang membuka lemari yang lain, ia mengambil seragam milik Mutiara dan melemparnya kepada gadis itu.

"Jangan lagi kau perlihatkan tubuhmu, atau aku akan mulai kehilangan batas kesabaranku" ucap Gilang membuat wajah istrinya semakin memerah.

"Ma...ma...af..." lirih Mutiara segera memungut seragamnya dan berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi.

🍁🍁🍁

Gilang bisa bernafas dengan lega, baru kali ini ia berhasil menahan hawa nafsunya. Jika mengingat kejadian semalam, bisa jadi ia sudah merenggut kesucian istrinya. Tapi nyatanya ia tidak melakukan hal itu.

Gilang menyadari jika wajah lugu istrinya sangat mempengaruhi kehidupanya belakangan ini. Bahkan ia sudah tidak lagi memiliki hasrat menyentuh wanita manapun.

Entahlah, kenapa bisa menjadi seperti itu?? Setiap kali Gilang sedang memadu kasih dengan wanita lain, wajah lugu istrinya pasti melintas di pikirannya. Seakan ia hanya menginginkan Mutiara yang mem*ask** h*sr**nya.

Seperti halnya dengan semalam, ia sengaja mendatangi apartement Renata hanya untuk mencari kepuasan belaka. Namun bukan kepuasan yang ia dapat melainkan kemarahan dan kekecewaan. Saat asyik berc*mb* mesra dengan Renata, lagi-lagi wajah Mutiara melintas dan seketika ha**atnya hilang entah pergi kemana??.

Gilang pulang ke rumah dengan ribuan pertanyaan. Ia berpikir apakah hatinya sudah terikat dengan gadis cilik yang baru saja dinikahinya?? jika tidak kenapa ia sangat berpengaruh dalam kehidupannya belakangan ini?? Apa mungkin ini hanya sebatas obsesi belaka karena Mutiara adalah gadis pertama yang berani menolak untuk melayaninya di atas ranjang.

Gilang benar-benar dibuat frustasi. Apalagi setibanya di rumah ia disuguhi dengan hal yang sama sekali tidak ia sangka.

Gilang tidak menemukan keberadaan istrinya di tempat tidur, melainkan di dalam bathup kamar mandi dengan keadaan berendam dan matanya terpejam sempurna. Wajah Mutiara tampak puncak karena kedinginan, Gilang sudah berusaha untuk membangunkannya namun tidak ada reaksi.

Gilang yang merasa panik langsung saja mengangkat tubuh Mutiara, ia meraih handuk dan membawa istrinya ke tempat tidur. Saat itu Gilang baru sadar jika tubuh Mutiara dalam keadaan polos. Berkali-kali ia menelan ludahnya, berusaha menahan gejolak yang bangkit dari nalurinya.

Gilang diam mematung, pandangannya tidak bisa lepas dari sosok yang terbaring di depannya. Ia mulai mengeringkan setiap jeng*** t**** istrinya dengan lembut, Gilang menjadi lupa diri hingga berangsur mendekatkan wajahnya ke wajah Mutiara mempertemukan b**** mereka.

"Saya akan bersedia melakukannya dengan ikhlas karena itu sudah menjadi kewajiban saya, tapi bisakah itu dilakukan saat saya sudah tamat sekolah??"

*Glek....

Kata-kata Mutiara melintas di otaknya.

Gilang menghentikan aksinya yang mulai menggila. Ia segera menjauh dari istrinya, mengambilkan piyama tidur dan memakaikannya.

"Sungguh menyusahkan!!" desisnya kemudian masuk ka dalam kamar mandi menuntaskan keinginannya sendiri.

**Update lagi ya

jangan lupa untuk Vote dan dukung my stori

Jadikan favorit kalian supaya nggak ketinggalan ceritanya

Terima kasih para reader😘😘🙏🙏**

Terpopuler

Comments

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

sepertinya intan itu saudara mutiara bukan kembaran mutiara, sedangkan Clarisa pacaran dengan Gilang selama 3 th kemudian bubar karena Clarisa selingkuh dengan saudara Gilang disaat Clarisa masuk kuliah, sedangkan Mutiara saat ini masih SMA., wajah dan postur tubuh yg serupa tapi bukan kembar. tapi herannya kenapa Gilang awalnya mengira mutiara adalah Clarisa, sedangkan Clarisa kan sdh kuliah dan mutiara masih sekolah. kok jadi eror si Gilang mati2an membenci mutiara tanpa alasan 🤦🙄

2023-03-14

0

Erna Wati

Erna Wati

lanjut lagi ah

2020-10-05

1

Khaenun N R

Khaenun N R

bntar LG bucin tuh Gilang

2020-06-28

3

lihat semua
Episodes
1 PROLOG ( Revisi )
2 #PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3 #PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4 #PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5 #PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6 #PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7 #PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8 #PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9 #PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10 #PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11 #PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12 #PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13 #PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14 #PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15 #PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16 #PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17 #PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18 #PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19 #PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20 #PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21 #PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22 #PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23 #PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24 #PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25 #PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26 #PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27 #PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28 Pengumuman
29 Pengumuman
30 #PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31 #PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32 #PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33 #PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34 #PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35 #PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36 #PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37 #PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38 #PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39 #PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40 #PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41 #PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42 #PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43 #PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44 #PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45 #PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46 Visual
47 #PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48 Pengumuman
49 #PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50 pengumumaman
51 #PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52 #PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53 #PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54 #PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55 #PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56 #PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57 #PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58 #PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59 #PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60 #PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61 #PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62 #PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63 #PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64 #PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65 #PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66 #PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67 #PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68 #PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69 #PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70 #PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71 #PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72 #PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73 #PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74 #PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75 #PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76 #PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77 #PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78 Pengumuman
79 #PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80 #PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81 PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82 PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83 PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84 PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85 #PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86 #PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87 PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88 PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89 PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90 PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91 PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92 PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93 #PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94 #PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95 #PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96 #PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97 #PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98 #PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99 #PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100 #PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101 #PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102 #PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103 #PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104 #PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105 #PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106 Pengumuman
107 #PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108 #PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109 #PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110 #PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111 #PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112 #PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113 #PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114 #PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115 #PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116 #PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117 #PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118 #PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119 #PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120 #PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121 #PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122 #PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123 #PERNIKAHANBEDAUSIA_115
Episodes

Updated 123 Episodes

1
PROLOG ( Revisi )
2
#PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3
#PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4
#PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5
#PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6
#PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7
#PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8
#PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9
#PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10
#PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11
#PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12
#PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13
#PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14
#PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15
#PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16
#PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17
#PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18
#PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19
#PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20
#PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21
#PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22
#PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23
#PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24
#PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25
#PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26
#PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27
#PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28
Pengumuman
29
Pengumuman
30
#PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31
#PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32
#PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33
#PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34
#PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35
#PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36
#PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37
#PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38
#PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39
#PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40
#PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41
#PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42
#PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43
#PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44
#PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45
#PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46
Visual
47
#PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48
Pengumuman
49
#PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50
pengumumaman
51
#PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52
#PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53
#PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54
#PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55
#PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56
#PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57
#PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58
#PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59
#PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60
#PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61
#PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62
#PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63
#PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64
#PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65
#PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66
#PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67
#PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68
#PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69
#PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70
#PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71
#PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72
#PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73
#PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74
#PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75
#PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76
#PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77
#PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78
Pengumuman
79
#PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80
#PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81
PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82
PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83
PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84
PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85
#PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86
#PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87
PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88
PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89
PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90
PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91
PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92
PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93
#PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94
#PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95
#PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96
#PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97
#PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98
#PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99
#PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100
#PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101
#PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102
#PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103
#PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104
#PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105
#PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106
Pengumuman
107
#PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108
#PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109
#PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110
#PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111
#PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112
#PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113
#PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114
#PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115
#PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116
#PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117
#PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118
#PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119
#PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120
#PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121
#PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122
#PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123
#PERNIKAHANBEDAUSIA_115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!