***** ***** *****
Mutiara tak bergeming, hanya lelehan air bening yang mengalir deras membasahi kedua pipinya. Ia sudah mendengarkan semua perdebatan yang terjadi diantara ibu dan anak. Entah kenapa hatinya terasa sangat sesak saat ini? bukankah seharusnya ia juga sudah bisa menebak jika inilah yang akan terjadi?? Memangnya siapa dirinya... sampai-sampai mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin.
Dia adalah putra sulung dari pengusaha sukses yang namanya sudah dikenal sampai manca negara, mana mungkin mau dijodohkan dengan dirinya yang hanyalah seorang gadis biasa dari kalangan bawah, apalagi ayahnya merupakan sopir pribadi dari keluarga tersebut.
"Mutiara, sejak kapan kamu disini??" tanya bu Meisya kaget.
"Maafkan saya nyonya besar... gara-gara saya sekarang nyonya dan tuan muda harus bertengkar" Mutiara tidak bisa lagi menahan isak tangisnya.
"Tidak Mutiara... ini bukan salahmu! Sudah sejak lama saya sedang mencarikan jodoh untuk Gilang, tapi belum ketemu juga dan menurut saya kamulah gadis yang paling tepat untuk Gilang" tutur bu Meisya berusaha menenangkan hati Mutiara.
"Tapi nyonya besar...."
"Tidak ada tapi-tapian! Percayalah semua pasti akan baik-baik saja" sela bu Meisya.
Mutiara terdiam, ia menatap dalam pada wanita paruh baya tersebut. Ada sebuah harapan dan keyakinan yang cukup besar di dalam sinar matanya.
Mutiara menghela panjang lalu membuangnya lagi. Ia tidak tahu kenapa bu Meisya sampai berpikiran untuk menjodohkan putranya dengan dirinya, padahal diluaran sana masih ada banyak gadis yang lebih baik dan cantik dibandingkan dengan dirinya.
*****
Di lain sisi, Gilang tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan semua pekerjaannya. Hatinya sudah dipenuhi dengan rasa emosi dan amarah yang tinggi, tidak jarang ada karyawan yang sudah terkena imbasnya. Ia terus saja memaki-maki mereka tanpa alasan yang jelas.
Gilang benar-benar dibuat stress dengan masalah perjodohan yang diputuskan oleh kedua orang tuanya. Entah kenapa hatinya berkata agar dia menerima saja perjodohan tersebut sedangkan akal dan bibirnya terus menolak dengan keras.
Seandainya saja bukan gadis itu yang akan dijodohkan dengan dirinya, mungkin saja masalahnya tidak akan menjadi serumit ini, tapi gadis itu
Dia pernah menorehkan luka yang dalam di hatinya, mengkhianati semua kepercayaan yang pernah Gilang berikan.
Gilang tidak bisa melupakan bagaimana cara dia mengkhianati cintanya dulu. Bahkan ia juga sudah berjanji dalam hati untuk tidak memaafkan atas semua kesalahan yang pernah dilakukan oleh gadis itu.
Tok.... Tok.... Tok....
"Masuk!!" seru Gilang kemudian.
Seorang pria yang sudah cukup umur dengan pakaian lengkap OB masuk ke dalam. Ia menundukan kepala, takut akan menjadi orang berikutnya yang terkena makian dari seorang Gilang.
"Maaf pak, apa bapak memanggil saya??" tanya pria itu.
"Hmmmm" Gilang menatap tajam ke arah pria itu, wajahnya sudah menampakan adanya banyak kerutan.
"Bukankah kamu tinggal bertetanggaan dengan almarhum pak Surya, sopir pribadi keluarga saya" tanya Gilang kemudian.
"Benar pak, kami hidup bertetanggaan selama bertahun-tahun, bahkan sejak kami masih single dan belum berkeluarga" jawab pria tua itu.
"Jadi kamu tahu banyak tentang keluarga dari pak Surya, termasuk anak gadisnya?" selidik Gilang lagi
Pria tua itu hanya mengangguk, kenapa bosnya ingin tahu tentang kehidupan orang kecil seperti almarhum pak Surya.
"Apakah anak gadis pak Surya pernah bersekolah ke luar negeri?" tanya Gilang tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.
Pria tua itu tampak terkejut, dan bingung kenapa bosnya bisa bertanya tentang hal tersebut.
"Tidak pernah pak, hidup saja serba pas-pasan, mana mungkin bisa menyekolahkan anak sampai ke luar negeri" tutur pria tua itu.
Gilang manggut-manggut, apa yang dikatakan staf OB nya ada benarnya. Mana mungkin seorang sopir mampu menyekolahkan anaknya hingga ke luar negeri. Lalu siapa Mutiara itu? kenapa ia bisa mirip dengan dia? wajah dan postur tubuhnya, semuanya benar-benar sama. Tidak mungkin juga kalau sekedar mirip, apa hubungan mereka yang sebenarnya? Gilang benar-benar penasaran.
"Baiklah, kamu bisa keluar dari ruangan saya!!" Gilang mengintruksi.
Staff OB itu langsung undur diri, ia bisa menarik nafas dengan lega karena tidak mendapatkan makian dari atasannya.
Dan Gilang sendiri, semakin dibuat bingung dengan sosok gadis yang bernama Mutiara? Dia bukan gadis dari masa lalunya, tapi kenapa tetap saja hatinya tidak bisa menerima. Apakah karena wajahnya yang begitu mirip?
"Akh...ini benar-benar bisa membuatku gila!!!" ujar Gilang yang kemudian meraih ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.
Gilang segera meninggalkan kantor, ia butuh sesuatu yang bisa membuatnya lupa dengan masalah perjodohannya dengan Mutiara.
Semua karyawan menundukan kepalanya, mereka tahu jika saat ini mood bosnya terlihat sangat buruk.
"Risma, jika ada yang mencari saya, katakan kalau saya sedang pergi" ujar Gilang pada secretarisnya.
"Baik pak..." jawab Risma sedikit bergetar karena takut.
*****
Gilang melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, ia ingin segera tiba di sebuah tempat dimana ia bisa melupakan segala permasalahan yang ada. Gilang benar-benar harus segera menjernihkan otaknya sekarang juga, kalau tidak semuanya akan menjadi kacau karena sifat temperamentnya yang suka muncul secara mendadak.
Mobil Gilang memasuki sebuah area parkiran, kini ia sudah berada di Apartement Dharmawangsa. Gilang melangkahkan kakinya menuju lift, ia masuk dan menekan angka 15.
*TING
Pintu lift terbuka, Gilang segera keluar dan berjalan menuju pintu bernomor 396.
Tok.... Tok.... Tok....
Pintu terbuka, muncul seorang gadis cantik dengan perawakan yang sangat sempurna di mata laki-laki. Namanya Renata, ia merupakan salah satu model ternama yang ada di Indonesia. Dan karirnya mulai berkembang pesat saat ia mengenal sosok Alvian Gilang Dirgantara.
"Hai sayang, kamu akhirnya kesini juga, pasti udah kangen ya sama servicenya aku?" cicit Renata yang langsung bergelayut manja pada lengan Gilang.
"Gue hanya butuh penyegaran otak saat ini, makanya gue kasih kesempatan buat elo" ujar Gilang penuh penegasan.
Renata tersenyum penuh arti, ia tahu betul bagaimana watak dan sikap CEO dari PT Groub Agung Dirgantara tersebut.
"Kamu tenang saja sayang, aku pasti bisa membuat kamu merasa happy dan puas kali ini" Renata memulai aksinya.
Ia mendorong tubuh kekar Gilang hingga terjatuh di atas sofa. Renata mulai ******* bibirnya dengan rakus hingga mampu memancing gairah dari pria itu.
Gilang benar-benar sudah terlena dengan setiap perbuatan yang dilakukan oleh Renata, keduanya mulai bergulat dengan panas hingga mereka sama-sama dalam keadaan bugil demi mencari sebuah kepuasan untuk masing-masing.
"Kamu benar-benar hebat sayang" cuit Renata dengan nafas yang masih tak beraturan.
Gilang hanya menyeringai puas, ia mengakui jika Renata memang handal dalam masalah ranjang. Ini sudah ketiga kalinya gadis itu memberikan pelayanan terbaiknya. Dan sebagai imbalan, tentunya Gilang akan memberikan fasilitas kemewahan pada Renata, seperti Apartement yang sedang ia tempati saat ini.
"Elo akan segera mendapatkan imbalannya malam ini karena sudah membuat gue merasa puas dengan pelayanan elo" ujar Gilang seraya memakai pakaiannya kembali.
"Terima kasih banyak sayang dan jangan sungkan untuk datang lagi jika kamu sedang membutuhkan aku" Renata senang karena ia bisa memuaskan Gilang, itu berarti ada peluang besar jika pria itu akan kembali lagi untuk mencari dirinya.
Gilang beranjak pergi meninggalkan Apartement Renata, ia harus segera pulang ke rumah untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Termasuk perjodohannya dengan gadis yang bernama Mutiara.
🔹🔹🔹
Mutiara termenung sendiri memikirkan bagaimana nasib akan membawa hidupnya melangkah, ia tahu jika keluarga Dirgantara akan selalu ada bersamanya. Mereka bahkan ingin menjadikan dirinya sebagai bagian dari keluarga.
Namun saat mengingat seperti apa watak dari pria itu. Mutiara merasa takut jika dirinya tidak akan bisa mengimbangi cara hidupnya apabila perjodohan tersebut benar-benar terjadi.
Dia terlihat begitu angkuh dan dingin, tatapan matanya seolah mengisyaratkan adanya suatu kebencian yang mendalam. Mutiara ragu jika dirinya mampu memenuhi harapan dari ibu Meisya untuk mengubah putranya menjadi orang yang lembut dan penyanyang lagi seperti dulu.
Eheemmm....
Mutiara kaget, ia menoleh ke arah sumber suara.
"Tu...tu...an... Muda" cuit Mutiara setelah tahu siapa yang berdehem barusan.
"Gue mau bicara sama elo, bisa?" tanya Gilang ketus.
"Bi...bi...sa... Tuan" jawab Mutiara dengan kepala menunduk.
"Ikut gue sekarang!!" perintah Gilang kemudian.
Ia pergi menuju kamarnya, sementara Mutiara mengekor patuh seperti seorang anak yang mengikuti ibunya.
Jantungnya mulainberdetak kencang, entah kenapa perasaan takutnya begitu besar saat berhadapan dengan pria itu.
"Tutup pintunya!" perintah Gilang lagi.
"Ta...ta...pi... tuan" protes Mutiara
"Gue bilang tutup!!!" bentak Gilang
Mutiara mengangguk, ia segera menutup pintu. Pandangan matanya tertunduk ke bawah dengan tangan yang sudah gemetaran akibat rasa takut yang berlebihan.
"Gue mau tanya, sejak kapan elo berada di Indonesia...hah??" tanya Gilang to the poin.
"Mak...sud tu...tu...an apa? saya memang orang Indonesia dan saya berada disini sejak dilahirkan ke muka bumi oleh ibu saya" jawab Mutiara masih dengan kepala menunduk.
"Gue tahu elo orang Indonesia, tapi maksud gue, kapan elo pulang ke Indonesia??" bentak Gilang
Mutiara semakin ketakutan, tiba-tiba air matanya berjatuhan membasahi pipinya. Tanpa sengaja Gilang melihat hal tersebut, ini tidak mungkin. Dia bukanlah gadis yang penakut ataupun cengeng seperti ini.
Mungkin benar jika Mutiara adalah gadis yang berbeda, hanya saja dia tidak bisa mengakui hal itu karena wajahnya benar-benar mirip.
"Sorry, gue nggak ada maksud buat elo ketakutan seperti ini" ujar Gilang kemudian.
"Gue hanya ingin memastikan jika elo bukan wanita itu. Mungkin kalian hanya mirip saja" lanjutnya lagi.
Mutiara mengangkat kepalanya, ia sama sekali tidak mengerti dengan perkataan Gilang.
Mirip? wanita itu? siapa yang dimaksud Gilang? Kenapa dia bisa beranggapan jika dirinya adalah wanita itu?? Dan apa masalah mereka, sampai-sampai Gilang begitu membencinya. Apakah wanita yang dimaksudkan Gilang adalah...
Mutiara menggeleng dengan cepat.
"Elo pasti sudah tahu mengenai perjodohan yang sudah ditetapkan oleh kedua orang tua gue dan gue udah ambil keputusannya" ujar Gilang, ia menghela nafas dengan kasar..
"Gue akan terima perjodohan ini" ucapnya lagi dengan berat hati.
Mutiara semakin syok, ini pasti hanya mimpi!! Tidak mungkin Gilang bisa berubah pikiran dalam hitungan jam.
"Tapi tuan, apa anda sudah yakin dengan keputusan tersebut. Saya tidak ingin jika tuan menikahi saya hanya karena terpaksa saja" Mutiara mulai berani untuk berbicara sambil menatap muka Gilang.
"Kenapa kamu bisa berkata seperti itu?? bukankah seharusnya kamu bahagia karena bisa menikah dengan saya??" selidik Gilang
"Setiap gadis pasti akan bahagia jika bisa menikah dengan tuan. Tapi jika tuan sendiri merasa terpaksa apa gunanya? hidup kita pasti tidak akan bisa bahagia, karena pernikahan harus berlandaskan hati yang tulus" jawab Mutiara.
Gilang hanya bisa tersenyum dengan kecut, ia tahu akan hal itu. Akan tetapi, kebahagiaannya sudah musnah sejak dulu. Sejak cintanya dikhianati oleh wanita itu.
🍁
🍁
🍁
Selesai juga bagian part ini, semoga bisa menghibur kalian semua
jangan lupa untuk vote ya🙏🙏😘😘
biar Author makin semangat...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Har Tini
bisa jd kembaran mutiara di bawa ibu ny
2021-10-20
0
Suria Khanza
sedangkn yG cwek masih polos
2021-04-19
0
Suria Khanza
sedangkn yG cwek masih polos
2021-04-19
0