#PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )

****

Mutiara mengerutkan dahinya, ia merasa heran kenapa suaminya bisa bertahan lama di dalam kamar mandi. Sudah hampir satu jam lebih Gilang berada disana, entah apa yang sedang dilakukan oleh pria itu?

Mutiara sendiri sudah merasa sangat letih dan penat akibat serangkaian acara yang harus dilakukannya dalam pernikahan tadi, ia mulai memejamkan kedua matanya secara perlahan-lahan namun pasti. Ia pergi bebas ke alam mimpinya.

Pintu kamar mandi terbuka yang kemudian menampilkan sosok pria yang hanya berbalut handuk putih yang melilit disekitar pinggang dan memperlihatkan otot kekar pada tubuh bagian atas. Tangannya mengacak rambut basahnya dengan handuk kecil lalu melangkahkan kaki untuk mendekati ranjang tempat tidur.

Gilang hanya menggelengkan kepala saat mendapati istri kecilnya sudah berada di alam mimpi, sedangkan gaun pengantin masih melekat utuh pada tubuhnya.

"Gadis kecil... he... gadis kecil... bangunlah!!" Gilang menepuk kedua pipi istrinya secara bergantian, berusaha untuk membangunkannya.

Akan tetapi tetap saja tidak ada pergerakan dari gadis itu. Mungkin karena dia sudah terlalu lelah.

Gilang menatap wajah Mutiara secara intens, teduh sekali rasanya. Matanya, hidungnya dan bibirnya...akh...andai saja dia tidak ingat dengan perjanjian yang ia buat bersama sang mami, sudah pasti ia bisa bersenang-senang malam ini dengan istrinya yang masih polos.

"Shittt" umpatnya pelan.

Gilang mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menahan gairahnya saat melihat tubuh mungil dari istrinya. Ia sendiri tidak tahu apa yang menjadi sebabnya.

Gilang kembali mengingat kejadian tadi, saat ia menc*** bibir istrinya. Mutiara hanya diam mematung, gadis itu benar-benar masih polos. Ia bahkan tidak tahu cara membalas setiap aksi yang dilakukan olehnya.

Gilang tersenyum, tangannya terulur mengusap lembut bibir istrinya. Ingin rasanya ia menikmatinya kembali. Sekali lagi ada sebuah gejolak di hatinya, nalurinya sebagai laki-laki normal muncul dan memintanya untuk melakukan hal tersebut. Akan tetapi suara maminya kemudian muncul untuk mengingatkan janji yang sudah mereka sepakati.

Gilang akhirnya berusaha keras membuang pikiran kotornya, ia mengakui apa yang dikatakan maminya benar. Ia harus bisa menahan diri sampai Mutiara menyelesaikan sekolahnya yang tinggal beberapa bulan lagi.

Gilang segera pergi mengambil pakaian ganti berupa kemeja biru dongker dan celana bahan berwarna hitam. Ia harus meninggalkan kamarnya secepat mungkin, sebelum otaknya memintanya berbuat yang tidak-tidak pada istri kecilnya.

*****

Mutiara terbangun dari tidurnya, rasa pegal dan lelah masih menjalar di sekujur tubuhnya. Ia melirik ke arah jam dinding yang menempel pada tembok putih. Ternyata waktu masih menunjukan dini hari, yakni pukul 03.00 WIB. Mutiara memutuskan untuk memejamkan kedua matanya kembali, akan tetapi entah kenapa ia merasa ada yang kurang nyaman pada dirinya. Pikirannya kini menerawang berusaha mencari dan mengumpulkan seluruh ingatannya yang masih tercerai berai di alam mimpi.

"Astaga"

Mutiara berlonjak kaget, ia segera bangun dan duduk ketika menyadari bahwa ruangan tersebut bukanlah kamarnya.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan bernuansa putih masih lengkap dengan hiasan bunga dan tertata dengan rapi.

Mutiara menundukan kepala melihat pakaian yang ia kenakan, gaun pengantin yang sangat berat masih melekat utuh pada tubuhnya. Ternyata itu semua bukanlah mimpi. Ia benar-benar sudah menikah dengan Gilang. Dan semalam ia pasti ketiduran saat menunggu suaminya mandi.

Mutiara kembali mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, mencari sosok pria yang baru saja menjadi suaminya. Nihil

Gilang tidak ada di kamar, ia mungkin sedang keluar mencari kesenangannya sendiri. Mutiara tersenyum getir, harusnya ia tahu bahwa ini yang akan terjadi.

*Ceklek

Pintu terbuka, Mutiara mendongakan kepala. Ia bisa melihat dengan jelas sosok Gilang baru melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar.

"Elo baru bangun?" Gilang bertanya kepadanya.

"Hmmm"

Mutiara enggan menjawab, ia beranjak dari tempat tidur menuju tempat dimana mereka menaruh kopernya.

Gilang berjalan mendekatinya, ia bisa mencium bau alkohol yang masih melekat pada pakaian pria itu.

"Hm... ada apa? kenapa elo hanya diam?" bisik Gilang tepat disamping telinganya.

Jantung Mutiara berdegub dengan kencang, ia bisa merasakan setiap hembusan nafas milik suaminya.

"A...a...ku... ti...ti...daakk a...a...apa...aapa" jawab Mutiara dengan gugup, ia segera mengambil setelan pakaian tidur yang ada di dalam kopernya.

Gilang terkekeh kecil, ia bisa merasakan jika saat ini istri kecilnya sedang diliputi rasa gugup. Ia ingin menggodanya sekali lagi dan lagi. Gilang melingkarkan kedua tangannya, memeluk erat gadis itu.

"M...mas... Gi...Gi..lang mau apa? Tolong lepaskan tangan mas! aku ingin mengganti pakaianku, rasanya sudah tidak nyaman sekali memakai gaun pengantin ini" ujar Mutiara semakin gugup saja dengan perlakuan suaminya.

Ia masih ingat saat pria itu berhasil memgambil first kissnya.

"Apa perlu gue bantu?" bisiknya lagi

Dengan cepat Mutiara menggelengkan kepalanya, ia berusaha melepaskan diri dari kurungan kedua tangan kokoh suaminya.

"A..a..ku... bisa.... sen..sen...diri.... kok" jawab Mutiara lagi.

Mutiara memohon agar Gilang mau melepaskan kedua tangannya, tapi sepertinya memang agak susah. Apalagi pria itu sudah cukup nyaman menenggelamkan wajahnya di curuk leher Mutiara.

"Mas Gilang, nanti aku laporin ke mami lho" ancam Mutiara

Gilang membulatkan kedua matanya, ia langsung menarik diri dari tubuh Mutiara.

"Elo berani ngancem gue??" Gilang terlihat kesal karena kesenangannya di ganggu.

Mutiara tidak menjawab, ia langsung berlari dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa memperdulikan kemarahan suaminya.

"Mutiara..." panggil Gilang semakin merasa kesal saja.

"Dasar gadis cilik!! awas saja, gue bakal kasih elo pelajaran setelah ini!!!" umpat Gilang.

Ia menjatuhkan dirinya ke atas ranjang yang empuk, sesekali melihat ke arah pintu kamar mandi.

Gilang sendiri tidak tahu kenapa dirinya menjadi seperti ini? sejak pertemuannya dengan Mutiara, hidupnya seakan menjadi neraka. Ia sangat marah dan membenci gadis itu. Ingin sekali rasanya Gilang menghancurkan hidup Mutiara. Namun lagi-lagi rasa belas kasihan kembali hadir ketika mengingat wajahnya yang lugu dan polos, sangat berbeda dengan gadis yang ia temui di Amerika Serikat.

****

Gilang kembali teringat akan perjalanan cintanya ketika ia masih kuliah di Columbia University Amerika Serikat.

Saat itu, dimana hari ketiga ia berada di negara asing. Hujan rintik-rintik membuat dirinya harus mencari tempat untuk berteduh. Gilang berhenti di sebuah toko mini market, disana ternyata ada juga seorang gadis kecil yang memakai seragam sekolah.

Dari wajahnya, ia tahu betul jika gadis itu berasal dari Indonesia.

Gilang memberanikan diri untuk berkenalan, gadis itu ternyata menyambutnya dengan sangat ramah.

"Clarissa... namaku Clarissa Sofia Indrayana" tuturnya dengan lembut.

Gilang tersenyum, setiap kali mengingat kelembutan yang ia dapat dari gadis itu. Meskipun masih belia, tapi gadis itu seakan mampu menunjukan sikapnya yang dewasa.

Gilang sudah dibuat jatuh hati oleh seorang gadis cilik, yang umurnya terpaut jauh lebih muda darinya. Memang terbilang sangat gila, tapi itulah kenyataannya.

Awalnya Gilang berusaha mengingkari perasaan tersebut, akan tetapi setelah melihat sikap Clarissa yang seolah membalas perasaannya akhirnya ia memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya.

Benar saja, Clarissa mau menerima cintanya dengan senang hati. Gilang sangat bahagia, ia sampai rela melakukan apapun untuk membuat hati Clarissa tetap bahagia. Hubungan mereka terjalin dengan baik dan romantis sampai tiga tahun lamanya.

Clarissa masuk ke jenjang pendidikan menengah atas. Dia sedikit berubah, mungkin karena pergaulannya yang mulai meningkat dan bebas.

Clarissa lebih suka menghabiskan banyak waktunya untuk teman-teman seusianya. Gilang pernah menegur dan protes, namun Clarissa tidak memperdulikannya.

Gadis itu malah semakin jauh dan menjauh darinya. Dan sampai akhirnya Kelvin, adik Gilang muncul.

Kelvin datang ke Amerika juga untuk melanjutkan kuliahnya, itu memang sudah menjadi tradisi umum pada keluarga Dirgantara. Meraih gelar sarjana di Columbia University Amerika.

Kelvin dan Clarissa saling bertemu, keduanya semakin akrab dan lengket. Gilang tidak pernah curiga tentang mereka, apalagi Kelvin tahu jika Clarissa adalah kekasihnya. Ia sangat percaya kepada adiknya.

Tapi kenyataannya tidak seperti itu, diam-diam Kelvin dan Clarissa menjalin hubungan. Bahkan mereka sudah terlalu intim.

Gilang pernah memergoki keduanya sedang bergelut diatas ranjang tanpa memakai busana apapun.

Hati Gilang sakit, ia merasa hancur atas pengkhianatan yang sudah dilakukan oleh adik dan kekasihnya.

Semenjak itu hubungan mereka hancur, Gilang sangat marah dan membenci mereka. Pernah sekali Kelvin berusaha meminta maaf tapi hati Gilang sudah terlalu remuk, ia tidak akan pernah sudi memaafkan atas pengkhianatan yang sudah dilakukan oleh Kelvin. Ia sudah tidak menganggap lelaki itu sebagai adiknya. Gilang pun tidak percaya dengan namanya makhluk wanita, hanya kepada ibu dan adik bungsunya ia tetap menghargai wanita. Selain mereka, Gilang hanya menganggap itu sebuah boneka yang bisa dipermainkan.

 

Gilang menghela nafas dengan kasar, sudah satu setengah jam lebih istri kecilnya berada di dalam kamar mandi. Sekali lagi ia melirik ke arah pintu kamar mandi, tidak ada tanda-tanda menunjukan bahwa gadis itu akan keluar. Gilang berusaha untuk tidak perduli, ia memejamkan kedua matanya berharap bisa pergi ke alam mimpi.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka, ia semakin memejamkan kedua matanya berpura-pura sedang tidur. Ia mulai mendengar derap langkah kaki melangkah secara pelan-pelan menuju ke arah sofa.

Gilang tahu betul jika istri kecilnya berusaha menghindar darinya. Itu sebabnya ia masih bergeming, menunggu waktu yang pas.

"Elo pikir gue tidak akan tahu apa yang sedang ada dipikiran elo" Gilang membathin, ia hanya menyeringai kecil.

Mutiara akhirnya bisa bernafas dengan tenang, merasa lega karena pria itu sedang tertidur dengan pulasnya. Ia mendaratkan bokongnya ke atas sofa, lalu merebahkan diri sambil menunggu mentari pagi muncul.

Mutiara hanya bisa berharap jika sikap Gilang yang dingin dan ketus akan muncul kembali, setidaknya kepada dirinya. Dengan begitu ia pun akan merasa sedikit lebih aman. Jujur saja ia lebih takut menghadapi sifat mesum Gilang yang dianggapnya sangat arogant itu.

Mutiara kembali teringat akan kejadian semalam, dimana pria itu secara mendadak menc*** dirinya tanpa permisi.

Blush

Wajahnya kembali merona seperti kepiting rebus, meskipun syok tapi dia bisa merasakan perlakuan lembut dari suaminya.

"Sedang memikirkan apa?? kenapa wajahmu memerah seperti itu?"

Kedua mata Mutiara membulat dengan sempurna, ia mendongak ke atas.

"Mas Gilang" Mutiara syok mendapati suaminya sudah berdiri di atas kepalanya.

Gilang tersenyum penuh arti, ia senang melihat wajah istrinya yang pucat pasi seperti itu. Sangat menggemaskan menurutnya.

Mutiara beranjak bangun, kepalanya tertunduk lesu.

"Elo belum menjawab pertanyaan gue gadis kecil?" tanya Gilang lagi.

"Emmm...tidak ada mas, sungguh tidak ada" Mutiara semakin gugup, apalagi Gilang berjalan mendekatinya.

"Kenapa elo takut hm, gue suami elo jadi nggak ada yang perlu elo takutkan" cicit Gilang,

Mutiara berjalan mundur, menjauh dari suaminya. Gilang tersenyum miring, ia pun tetap melangkahkan kaki mendekati gadis itu hingga tidak ada ruang gerak lagi. Tubuh Mutiara sedah beradu dengan dinding.

"Mas Gilang mau apa??" tanya Mutiara semakin gugup.

"Memang apa yang bisa gue lakukan saat ini hmm? bukankah kalian para wanita sudah membuat gue berjanji untuk tidak melakukan sesuatu sampai masanya akan tiba" ujar Gilang,

"Tapi masih ada beberapa hal yang bisa kita lakukan tanpa harus melanggar perjanjian itu" Gilang mengedipkan sebelah matanya.

Dengan susah payah Mutiara menelan ludahnya sendiri. Ia memang tidak mengerti dengan ucapan suaminya, tapi yang jelas setiap perkataan yang terlontar dari bibir Gilang pastinya tidak jauh dari kata mesum.

*CUP

Lagi-lagi Mutiara hanya melongo, dia sama sekali tidak berkutik dengan perlakuan suaminya. Hanya diam dan menerima saja, itu yang bisa dilakukannya saat ini agar tidak memancing kemarahan suaminya.

"Ini yang gue suka, jadilah gadis penurut" Gilang mengusap lembut bibir istrinya yang basah karena perbuatannya.

"Ayo temani gue tidur, masih ada waktu beberapa jam untuk menghilangkan rasa letih" ajak Gilang menggandeng tangan istrinya.

"Masih ada beberapa jam?? ini sudah jam lima pagi, emang dia mau tidur lagi sampai jam berapa?" Mutiara membathin.

Ia pasrah mengikuti kemauan suaminya.

Hihihihihi

ayo kasih saran atau kritiknya donk di kolom komentar,

 

Terpopuler

Comments

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

mf ya Thor sedikit komen, kata Lo gue itu kaya gimana gitu, soalnya Gilang itu seorang CEO jadi kurang wibawa kalau ngomong pakai kata Lo gue dengan siapapun, karena Gilang orang yg berpendidikan jadi gk pantas kalau pakai kata Lo gue, mf Thor hanya sekedar saran biar kita yg baca bisa lebih menikmati ceritanya dan enak untuk meresapinya, karena ceritanya bagus, sayang kalau sedikit gk enak karena pakai bahasa gaul Lo gue.

2023-03-14

0

Har Tini

Har Tini

lanjutt

2021-10-20

0

Sitti Wahyuni

Sitti Wahyuni

jangan2 clarissa saudara seibu sama tiara🤔🤔🤔soalx kan ibux tiara pergi sm lk2 lain...dan mninggalkan mutiara sm ayahx krn miskin...

2021-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG ( Revisi )
2 #PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3 #PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4 #PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5 #PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6 #PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7 #PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8 #PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9 #PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10 #PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11 #PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12 #PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13 #PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14 #PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15 #PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16 #PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17 #PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18 #PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19 #PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20 #PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21 #PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22 #PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23 #PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24 #PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25 #PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26 #PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27 #PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28 Pengumuman
29 Pengumuman
30 #PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31 #PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32 #PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33 #PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34 #PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35 #PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36 #PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37 #PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38 #PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39 #PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40 #PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41 #PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42 #PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43 #PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44 #PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45 #PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46 Visual
47 #PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48 Pengumuman
49 #PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50 pengumumaman
51 #PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52 #PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53 #PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54 #PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55 #PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56 #PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57 #PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58 #PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59 #PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60 #PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61 #PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62 #PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63 #PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64 #PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65 #PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66 #PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67 #PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68 #PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69 #PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70 #PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71 #PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72 #PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73 #PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74 #PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75 #PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76 #PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77 #PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78 Pengumuman
79 #PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80 #PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81 PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82 PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83 PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84 PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85 #PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86 #PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87 PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88 PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89 PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90 PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91 PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92 PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93 #PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94 #PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95 #PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96 #PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97 #PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98 #PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99 #PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100 #PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101 #PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102 #PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103 #PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104 #PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105 #PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106 Pengumuman
107 #PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108 #PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109 #PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110 #PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111 #PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112 #PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113 #PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114 #PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115 #PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116 #PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117 #PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118 #PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119 #PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120 #PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121 #PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122 #PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123 #PERNIKAHANBEDAUSIA_115
Episodes

Updated 123 Episodes

1
PROLOG ( Revisi )
2
#PERNIKAHANBEDAUSIA_01 (Revisi)
3
#PERNIKAHANBEDAUSIA_02 (Revisi)
4
#PERNIKAHANBEDAUSIA_03 (Revisi)
5
#PERNIKAHANBEDAUSIA_04 (Revisi)
6
#PERNIKAHANBEDAUSIA_05 (Revisi )
7
#PERNIKAHANBEDAUSIA_06 (Revisi )
8
#PERNIKAHANBEDAUSIA_07 (Revisi )
9
#PERNIKAHANBEDAUSIA_08 ( Revisi )
10
#PERNIKAHANBEDAUSIA_09 (Revisi)
11
#PERNIKAHANBEDAUSIA_10 (Revisi)
12
#PERNIKAHANBEDAUSIA_11 (Revisi)
13
#PERNIKAHANBEDAUSIA_12 (Revisi)
14
#PERNIKAHANBEDAUSIA_13 ( REVISI )
15
#PERNIKAHANBEDAUSIA_14 (Revisi)
16
#PERNIKAHANBEDAUSIA_15 (Revisi)
17
#PERNIKAHANBEDAUSIA_16 (Revisi)
18
#PERNIKAHANBEDAUSIA_17 (Revisi)
19
#PERNIKAHANBEDAUSIA_18 (Revisi)
20
#PERNIKAHANBEDAUSIA_19 (Revisi)
21
#PERNIKAHANBEDAUSIA_20 (REVISI)
22
#PERNIKAHANBEDAUSIA_21 (Revisi)
23
#PERNIKAHANBEDAUSIA_22 (Revisi)
24
#PERNIKAHANBEDAUSIA_23 (Revisi)
25
#PERNIKAHANBEDAUSIA_24 (REVISI)
26
#PERNIKAHANBEDAUSIA_25 (REVISI)
27
#PERNIKAHANBEDAUSIA_26 (REVISI)
28
Pengumuman
29
Pengumuman
30
#PERNIKAHANBEDAUSIA_27 (REVISI)
31
#PERNIKAHANBEDAUSIA_28 (REVISI)
32
#PERNIKAHANBEDAUSIA_29 (REVISI)
33
#PERNIKAHANBEDAUSIA_30 (REVISI)
34
#PERNIKAHANBEDAUSIA_31 (REVISI)
35
#PERNIKAHANBEDAUSIA_32 (REVISI)
36
#PERNIKAHANBEDAUSIA_33 (REVISI)
37
#PERNIKAHANBEDAUSIA_34 (REVISI)
38
#PERNIKAHANBEDAUSIA_35 (Revisi)
39
#PERNIKAHANBEDAUSIA_36 (Revisi)
40
#PERNIKAHANBEDAUSIA_37 (REVISI)
41
#PERNIKAHANBEDAUSIA_38 (REVISI)
42
#PERNIKAHANBEDAUSIA_39 (REVISI)
43
#PERNIKAHANBEDAUSIA_40 (REVISI)
44
#PERNIKAHANBEDAUSIA_41 (REVISI)
45
#PERNIKAHANBEDAUSIA_42 (REVISI)
46
Visual
47
#PERNIKAHANBEDAUSIA_43 (Revisi)
48
Pengumuman
49
#PERNIKAHANBEDAUSIA_44
50
pengumumaman
51
#PERNIKAHANBEDAUSIA_45
52
#PERNIKAHANBEDAUSIA_46
53
#PERNIKAHANBEDAUSIA_47
54
#PERNIKAHANBEDAUSIA_48
55
#PERNIKAHANBEDAUSIA_49
56
#PERNIKAHANBEDAUSIA_50
57
#PERNIKAHANBEDAUSIA_51
58
#PERNIKAHANBEDAUSIA_52
59
#PERNIKAHANBEDAUSIA_53
60
#PERNIKAHANBEDAUSIA_54
61
#PERNIKAHANBEDAUSIA_55
62
#PERNIKAHANBEDAUSIA_56
63
#PERNIKAHANBEDAUSIA_57
64
#PERNIKAHANBEDAUSIA_58
65
#PERNIKAHANBEDAUSIA_59
66
#PERNIKAHANBEDAUSIA_60
67
#PERNIKAHANBEDAUSIA_61
68
#PERNIKAHANBEDAUSIA_62
69
#PERNIKAHANBEDAUSIA_63
70
#PERNIKAHANBEDAUSIA_64
71
#PERNIKAHANBEDAUSIA_65
72
#PERNIKAHANBEDAUSIA_66
73
#PERNIKAHANBEDAUSIA_67
74
#PERNIKAHANBEDAUSIA_68
75
#PERNIKAHANBEDAUSIA_69
76
#PERNIKAHANBEDAUSIA_70
77
#PERNIKAHANBEDAUSIA_71
78
Pengumuman
79
#PERNIKAHANBEDAUSIA_72
80
#PERNIKAHANBEDAUSIA_73
81
PERNIKAHANBEDAUSIA_74
82
PERNIKAHANBEDAUSIA_75
83
PERNIKAHANBEDAUSIA_76
84
PERNIKAHANBEDAUSIA_77
85
#PERNIKAHANBEDAUSIA_78
86
#PERNIKAHANBEDAUSIA_79
87
PERNIKAHANBEDAUSIA_80
88
PERNIKAHANBEDAUSIA_81
89
PERNIKAHANBEDAUSIA_82
90
PERNIKAHANBEDAUSIA_83
91
PERNIKAHANBEDAUSIA_84
92
PERNIKAHANBEDAUSIA_85
93
#PERNIKAHANBEDAUSIA_86
94
#PERNIKAHANBEDAUSIA_87
95
#PERNIKAHANBEDAUSIA_88
96
#PERNIKAHANBEDAUSIA_89
97
#PERNIKAHANBEDAUSIA_90
98
#PERNIKAHANBEDAUSIA_91
99
#PERNIKAHANBEDAUSIA_92
100
#PERNIKAHANBEDAUSIA_93
101
#PERNIKAHANBEDAUSIA_94
102
#PERNIKAHANBEDAUSIA_95
103
#PERNIKAHANBEDAUSIA_96
104
#PERNIKAHANBEDAUSIA_97
105
#PERNIKAHANBEDAUSIA_98
106
Pengumuman
107
#PERNIKAHANBEDAUSIA_99
108
#PERNIKAHANBEDAUSIA_100
109
#PERNIKAHANBEDAUSIA_101
110
#PERNIKAHANBEDAUSIA_102
111
#PERNIKAHANBEDAUSIA_103
112
#PERNIKAHANBEDAUSIA_104
113
#PERNIKAHANBEDAUSIA_105
114
#PERNIKAHANBEDAUSIA_106
115
#PERNIKAHANBEDAUSIA_107
116
#PERNIKAHANBEDAUSIA_108
117
#PERNIKAHANBEDAUSIA_109
118
#PERNIKAHANBEDAUSIA_110
119
#PERNIKAHANBEDAUSIA_111
120
#PERNIKAHANBEDAUSIA_112
121
#PERNIKAHANBEDAUSIA_113
122
#PERNIKAHANBEDAUSIA_114
123
#PERNIKAHANBEDAUSIA_115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!