POV ELLA....
Aku memasuki kamarku dengan rasa kesal, bagaimana tidak kesal , Alex melarangku keluar hari ini padahal rencana nya aku ingin mengurus surat kematian Ayah sekaligus mengujungi rumah Pakde karena semenjak aku menikah aku belum mengunjungi pakde sama sekali.
Padahal baru kemarin Alex mengatakan jika ia tak peduli dengan apa yang kulakukan dan sekarang Alex bahkan melarangku keluar, Dasar Pria plin plan menyebalkan.
Aku kembali membuka novel yang belum kubaca, berharap dengan membaca novel bisa menghilangkan mood buruk ku dipagi ini namun sia sia saja , cerita novel yang kubaca ini malah membuat mood ku semakin buruk.
Seorang Maid memasuki kamarku , "Maaf Nona saya ingin menganti seprai nya" Kata maid itu dan kulihat ia membawa Seprai yang sudah bersih ditangan nya.
"Ya ganti saja, aku akan duduk disini" Kata ku yang kini sudah beralih duduk disofa.
Maid itu menganggukan kepalanya dan segera menganti seprainya.
15 menit dan maid itu sudah mengantikan seprai ranjang ku, kemudian ia berjalan menghampiriku "Sudah Nona, apakah Nona ingin dibuatkan sesuatu ??" Tanya Maid itu yang berada didepan ku.
"Tak perlu, aku sedang tak ingin apapun" Ucap ku malas.
"Baiklah Nona, saya permisi" kata Maid itu yang kini sudah meninggalkan kamar ku.
Aku masih saja malas duduk disofa dan membaca novelku, apalagi pagi ini aku mendapatkan tamu bulanan, membuatku merasakan mood yang buruk.
Pintu kamarku diketuk seseorang membuatku heran , biasanya para maid langsung saja memasuki kamarku tanpa mengentuk lalu sekarang, kenapa mereka harus mengetuk pintu? Dengan malas aku bangkit dari duduk ku dan membuka pintu.
Pria ini, bukankah dia sopir Alex? untuk apa dia menemui ku.
"Saya Sandi Nona" dan seketika aku ingat jika pria ini yang tadi disebut Alex akan menguruskan surat kematian Ayah .
"Ya ada apa?"
"Nona Ella diminta Tuan Alex ke kantor sekarang!"
"Hah... kenapa aku harus kesana?" Tanya ku heran dan kulihat Sandi hanya menggeleng.
"Entahlah Nona, saya hanya diperintahkan untuk menjemput Nona" Kata Sandi.
Benar benar menyebalkan, untuk apa Alex memanggilku kesana? Apakah dirinya memiliki kesalahan lagi dan akan dimarahi lagi.
Aku mendesah kesal, "Baiklah aku akan bersiap siap sebentar, tunggulah dibawah" kataku dan Sandi hanya mengangguk paham.
Aku kembali menutup pintu kamarku, rasa nya malas sekali untuk memenuhi panggilan Alex, lagipula Alex sudah melarangnya pergi dan untuk apa lagi dia memanggilku kekantornya. Benar benar tukang perintah yang menyebalkan.
Aku mencari dress yang sekiranya cocok kupakai untuk datang ke kantor Alex, Aku tau Alex tak menyukai Wanita yang memakai celana panjang maka dari itu seisi almari ini hanya ada Dress saja tak ada Celana panjang satupun, padahal aku sangat menyukai celana panjang.
Aku memilih Dress warna Navy karena aku sedang ada tamu bulanan jadi aku memilih warna yang gelap lalu aku memadukan Flatshoes warna cream tak lupa aku menyisir rambut lurus ku dan memberikan jepit disana agar terlihat imut, hahaa ya tentu saja aku masih terlihat imut karena umurku masih 18 tahun. tak lupa aku sedikit memoles wajahku dengan bedak dan juga lipstik agar tak terlihat kusam.
Selesai, aku sudah lebih baik sekarang dengan tampilan natural ku. Aku memang sengaja merias lebih lama agar Alex kesal menunggu ku , karena aku juga sedang kesal dengan Alex.
Aku kembali bercermin namun terganggu karena pintu kamarku kembali diketuk, aku yakin itu pasti Sandi dan saat aku membuka pintu memang benar itu Sandi.
"Nona apakah sudah siap? Tuan Alex sudah menghubungi ku agar segera kesana" Kata Sandi yang membuatku tersenyum senang karena berhasil membuat Alex menunggu.
"Aku sudah siap, tunggulah dibawah dulu aku akan mengambil tas dulu" Ucapku santai.
"Tidak Nona, saya akan menunggu disini" kata Sandi yang sepertinya sadar jika sedang ku kerjai.
"Baiklah, terserah kau saja" Aku kembali masuk tanpa menutup pintu, aku segera mengambil tas yang sudah kusiapkan dimeja riasku.
Aku membuka tasku kembali pura pura mencari sesuatu namun sepertinya Sandi lebih pintar dariku "Nona apakah sudah?" tanya Sandi lagi yang membuatku akhirnya segera keluar dengan raut wajah yang pura pura sebal.
"Kau ini cerewet sekali" kataku yang membuat Sandi menunduk takut.
"Maafkan saya Nona, saya hanya menjalankan tugas" jelas Sandi yang tak ku gubris dan aku berjalan lebih dulu meninggalkan Sandi.
Dan saat aku sudah sampai ditangga akan turun, sebuah suara yang tak ingin kudengar nampak mengintrupsi ku "Ella kau mau kemana?" siapa lagi jika bukan suara Hanna.
"Bukankah kau tidak boleh pergi!" kata Hanna lagi melanjutkan.
Aku menghela nafas jengah tak menjawab dan berjalan menuruni tangga.
"Ella dimana sopan santunmu! aku sedang bertanya padamu!" teriak Hanna dengan suara lantang membuatmu menghentikan langkahku.
"Maaf Nona , saya diperintahkan Tuan Alex untuk menjemput Nona Ella untuk membantu saya mengurus surat kematian ayahnya " kata Sandi yang membuatku cukup lega karena aku tak harus menjawab pertanyaan Hanna namun aku juga tak menyangka ternyata Alex berubah pikiran tentang siapa yang akan mengurus surat kematian nya, mendadak hatiku sedikit senang karena aku bisa pulang kampung lagi ya meskipun itu bersama Sandi tapi setidaknya aku bisa mampir kerumah Pakde.
"Benarkah itu?" tanya Hanna terlihat curiga.
"Benar nyonya, Tuan Alex sendiri yang menghubungi saya" jelas Sandi yang hanya diangguki oleh Hanna.
"Ayolah, kau bilang tadi kita harus buru buru" ucapku pada Sandi agar Hanna tidak bertanya lagi.
"Baiklah Nona, saya permisi dulu Nyonya" Sandi memberi salam pada Hanna dan Hanna hanya mengangguk walaupun aku tau jika masih penasaran.
Aku memasuki mobil dan hendak duduk didepan samping Sandi namun Sandi melarangku dan meminta ku duduk dibelakang. aku sedikit kesal, hanya masalah duduk saja harus seribet ini , tapi ya sudahlah aku menurut saja.
Mobil Yang dibawa Sandi melaju meninggalkan mansion, dan aku pun mulai menikamati perjalanan hingga aku sadar jika jalan yang dilewati ini bukan jalan menuju kampungku, namun entah kemana ini aku juga tak tau.
"Kau mau membawaku kemana? bukankah kau tadi bilang pada Hanna jika kita akan mengurus surat kematian?'' tanyaku pada Sandi.
"Maaf Nona, sebenarnya kita ini akan kekantor Tuan Alex dan tadi saya mengatakan itu pada Nyonya Hanna karena perintah Tuan Alex." Kata Sandi membuatku kembali kecewa.
"Jadi kau berbohong?" tanyaku kesal.
"Maafkan saya Nona, saya hanya menjalankan perintah Tuan Alex" jawab Sandi membuatku benar benar kecewa. Baru saja aku senang bisa kembali ke kampung halaman ku namun ternyata hanya tipuan belaka. lagipula jika memang menyuruhku kekantornya kenapa pula Alex harus berbohong pada Hanna.
Hah Alex memang benar benar menyebalkan!!
BERSAMBUNG...
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Rinjani
hi hi ho ho Alex akan bucin tinggalkan Hanna yg dah juga tdk membuahkan Anak🤪🤭👏👏👏😄
2021-12-19
0
Sri Wahyuni
hahahaha kasian Alek konak ya
2021-12-17
0
Kulita
hanya buang" waktu harus pakai POV segala ,GK ada POV toh bembaca juga udah mengerti dngn jelas huh
2021-12-11
0