Pagi ini aku dan mbak Ani pergi ketempat Rentenir itu.
Setelah kemarin sore aku menghubungi mbak Ani sebelum berangkat kerja pagi pagi sekali mbak Ani menghampiri kerumah sakit dan mengantarku ketempat rentenir itu yang tak jauh dari rumah sakit tempat Ayah menginap.
Aku dan mbak Ani memasuki sebuah rumah besar bak istana dan jujur aku takut sekali saat banyak penjaga disana. Tubuh mereka kekar dan besar besar , jangan tanyakan lagi wajah mereka sangat menakutkan, aku saja tak berani menatap mereka.
"Mbak aku takut." kataku sambil terus memegang lengan mbak Ani.
"Sudah nggak perlu takut kan ada aku." kata Mbak Ani menenagkan.
"Ngapain kallian kesini?" tanya seorang penjaga yang menatap kami berdua tajam.
"Aku ingin meminjam uang pada Tuan Ken." jawab mbak Ani yang langsung diangguki oleh penjaga itu.
Aku dan Mbak Ani pun dipersilahkan masuk kedalam ruangan yang besar dan bagus sekali.
Aku dan mbak Ani duduk disofa mewah yang ada disana.
"Jadi siapa yang ingin meminjam uang?" tanya pria yang baru datang jika diperkirakan mungkin dia seumuran ayah.
"Saya hanya mengantar teman saya butuh uang segera untuk pengobatan ayah nya" kata mbak Ani.
"Berapa yang kau butuhkan?" tanya Tuan Ken lantang.
"20 juta Tuan.."jawabku sedikit takut.
"Kau bekerja dimana??" tanya Tuan Ken.
"dipabrik Tuan." ucapku getar.
"Jadi kau akan membayar utangmu dengan mencicil kan?" tanya Tuan ken.
"Benar Tuan saya akan mencicilnya setiap bulan."
"25x 1.500.000. Bagaimana?" tanya Tuan Ken yang jujur membuatku sangat terkejut karena bunga yang terlalu tinggi menurutku namun bagaimana lagi tak ada cara lain.
"Baiklah Tuan." ucapku lemas.
"Jika kau tidak bisa membayar apa yang akan kau jaminkan padaku nantinya?" Tanya Tuan Ken yang menbuatku terkejut karena jujur aku tak memiliki apapun selain gubuk tua peninggalan almarhum nenek.
"Maaf Tuan... Saya tidak memiliki apapun." kataku takut.
"Aku ingin dirimu yang menjadi jaminan jika kau tidak bisa membayar hutangmu .. Bagaimana?" tanya Tuan Ken, dan kali ini tak hanya aku yang terkejut namun Mbak Ani juga sama terkejutnya bahkan mbak Ani sampai memberikanku kode untuk tidak melanjutkan ini semua namun mau bagaimana lagi ayah benar benar membutuhkan ini sekarang.
"Baiklah Tuan jika saya tidak bisa membayar hutang saya , saya akan melakukan apapun yang Tuan inginkan." ucap ku mantap walaupun sedari tadi mbak Ani mengkode ku agar tidak melanjutkan ini semua.
"Meskipun harus menjadi istri kelima ku?"Tanya Tuan ken dan kali ini aku benar benar terkejut dibuatnya, apa apan ini tua bangka ini bukankah lebih cocok jadi ayah angkatku dari pada suamiku, seketika aku jijik memdengar ucapan pria tua ini.
"Tapi Tuan..." mbak Ani hendak memprotes.
"Ya atau tidak sama sekali!" kata Tuan Ken lantang.
"Baiklah, itu jika hanya saya tidak bisa membayar kan? Namun jika saya rutin membayar semua itu tidak akan terjadi kan?" tanyaku.
"Ya tentu saja .. bagaimana? Jika iya aku akan mengambilkan uangnya."
"Baiklah, selama ayah saya bisa segera diobati saya tak masalah." aku mengatakan dengan sangat pasrah dan terlihat pria itu tertawa licik.
Tuhan...semoga keputusan ku ini benar ...
Ayah bertahanlah aku akan segera membawa ayah kerumah sakit yang lebih layak batinku.
Tak berapa lama Tuan Ken datang dengan membawa amplop besar yang berisi uang ratusan ribu.
"Itu pas 20 juta, " ucap Tuan ken, segera aku dan mbak Ani menghitung uang itu dan memang pas semua isi amplop itu senilai 20 juta.
Aku dan mbak Ani segera pergi dari tempat itu dan ku lihat Tuan Ken sempat berbisik pada salah satu anak buahnya dan entah apa yang mereka bicarakan namun wajah Tuan Ken terlihat sangat licik.
"Aku nggak nyangka kamu berani ambil resiko itu Ella." kata mbak Ani kala kami berdua berjalan keluar dari rumah itu.
"Mau bagaimana lagi mbak...aku terpaksa aku ingin ayah cepat sembuh."
"Aku doain kamu lancar bayar utangnya yaa biar nggak harus nikah sama Tua bangka tadi." kata mbak Ani yang hanya kuangguki saja.
"Nanti kalau habis gajian kan bisa ku gunakan untuk mencicil mbak dan untuk kebutuhan harian aku bisa membuat kue dan aku jual dipabrik."
"Kamu hebat Ella .. Di usia kamu yang masih muda udah harus ngadepin cobaan kayak gini, mbak salut sama kamu." kata mbak Ani memuji.
"Ini semua kan juga berkat mbak Ani, kalau aja nggak ada mbak Ani aku binggung mau minta tolong sama siapa lagi " ucapku.
"Santai saja, ya sudah mbak berangkat kerja dulu ya, kamu bawa uang banyak hati hati." kata mbak Ani mengingatkan ku.
"Iya mbak, sekali lagi makasih" ucapku yang hanya diangguki oleh mbak Ani.
Dipersimpangan jalan aku harus berpisah dengan mbak Ani karena mbak Ani harus berangkat ke pabrik sedangkan aku menunggu angkot untuk kembali kerumah sakit.
Namun malang tiada disangka sangka saat aku sedang menunggu angkot lewat tiba tiba ada pengendara yang memepet aku hingga aku jatuh dan dia mengambil tas ku.
Tas yang beisi uang 20 juta yang seharusnya untuk ayah namun malah dibawa kabur oleh pengendara montor itu.
"Copet... Copet tolong." teriak ku dan aku berlari sekuat tenaaga untuk mengejar montor itu namun sayang aku sudah tertinggal jauh.
Aku duduk lesu ditanah dan tak terasa air mata ku menetes.
"Mbak kenapa mbak? Mana copetnnya?" tanya orang orang yang melihatku berteriak dan berlari tadi kini ada beberapa orang juga yang mengejar mengunakan montor namun masih saja tertinggal jauh.
Aku hanya bisa menangisi kemalangan ku ini.
Bagaimana ini... Bagaimana nasib ayah setelah ini..
...
Aku berjalan melewati koridor rumah sakit yang ramai, mataku sembab akibat menangis dan badanku lemas rasanya ingin pingsan saja.
Saat aku sudah mendekati ruang Inap Ayah , aku melihat beberapa suster memasuki kamar inap Ayah yang membuatku terkejut dan panik .
Benar saja didalam sudah ada dokter yang sedang menanggani ayah dan aku tak diperbolehkan masuk.
Aku harap ayah baik baik saja namun kala dokter keluar aku melihat Raut wajah dokter yang sedikit berbeda.
"Maafkan saya... Saya telah berusaha menyelamatka pasien namun takdir berkata lain " ucap Dokter tadi.
"Apa maksud dokter? Ayah saya baik baik saja kan dok?" tanyaku frustasi.
"Kami tidak bisa menyelamatkan pasien. Maafkan kami, kami sudah berusaha." ucap Dokter itu yang membuatku shock dan jatuh kelantai , entah mengapa segalanya terasa berat hingga aku tak bisa mengingat apapun...
Bersambung...
.jangan lupa like vote dan komen..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Mesri Simarmata
mahal nya. biasa rentenir 30% Thor
2022-03-21
1
Dewa Pratama
mantap thor
2022-02-21
0
Mogu
malang dan ndohnya ella
malang krna bru pinjem uang udh di ambil balik sm rentnirnya tpi kdu ttp byr kan
bdoh. ya mau2an pinjem duit klu ga bsa byr nti di byr oke dia sndri huft
jual z gubuknya trs merantau ke kota lain hduo dan cari krja dsna th solusi nya
2022-02-12
0