POV ALEX...
Aku keluar dari kamar Ella dengan perasaan kesal dan marah, bagaimana tidak marah, gadis itu selalu saja membantah dan tak menuruti keinginan ku .
Aku memasuki kamar dan terkejut karena Hanna bangun dari tidurnya lagi setelah tadi aku menidurkanya sebelum aku kekamar Ella.
"Kenapa bangun lagi?" tanyaku pada Hanna yang duduk diranjang kami dan terlihat melamun.
"Bagaimana aku bisa tidur jika suamiku tak disampingku" Hanna sedikit menggerutu kesal.
Aku berjalan mendekati Hanna dan duduk disamping Hanna kemudian aku memeluk tubuhnya " Maafkan aku sayang, ada sedikit pekerjaan yang harus kuurus"
Hanna tersenyum padaku dan mengatakan "Apa tidak lelah? kau sudah bekerja seharian dan sekarang masih harus bekerja lagi?" terlihat Hanna sedikit sedih membuatku merasa bersalah, Hanna memikirkan ku sedangkan aku bersama Ella.
"Sudahlah lebih baik tidur lagi hmm" ajak ku yang kemudian merebahkan tubuh Hanna dan kupeluk dari belakang.
"Apa kau masih menyayangiku?" pertanyaaan Hanna membuat ku sedikit terkejut .
"Tentu saja , kenapa kau harus menanyakan itu?" aku mempererat pelukan ku dan menciumi rambut Hanna yangs seketika wangi rose menyeruak dihidungku.
"Tidak, aku hanya takut saja jika suatu hari ada yang mengantikan posisiku dihatimu" lagi lagi ucapan Hanna membuatku merasa sangat bersalah.
Aku membalikan tubuh Hanna hingga menghadap kearahku, aku menatap matanya dan Hanna memaksakan senyuman padaku.
Aku menghela nafas dan mengatakan "Apa kau tak percaya padaku Hanna?" Hanna menatapku ragu lalu mengangguk pelan.
"Aku percaya padamu Alex, hanya saja- ahh sudahlah lupakan saja" Hanna tidak melanjutkam ucapan dan aku kembali memeluknya erat.
"Aku mencintaimu, sangat...jangan pernah ragukan itu" aku mengatakan itu pada Hanna karena memang itu yang kurasakan selama ini saat bersama Hanna, aku benar benar tak bisa membayangkan jika tidak bersama Hanna, entah ini hanya perasaan nyaman atau memang aku benar benar mencintainya, aku juga masih belum bisa mengartikan itu semua.
Hanna kembali tersenyum "Baiklah, aku percaya padamu, apa sebaiknya kita habiskan satu malam? bukankah sudah lama kau tak menyentuhku?" ucapan Hanna membuatku sedikit gugup, astaga aku benar benar melupakan itu. Semenjak menikah dengan Ella aku memang belum pernah menyetuh Hanna sama sekali, semoga saja Hanna tak curiga jika aku sering melakukan itu papa Ella. Bukanya aku takut jika Hanna sampai tahu kebenaranya, aku hanya belum siap melihat Hanna terluka.
Aku tersenyum menatap Hanna dan membelai rambut Hanna "Jadi kau merindukanku dan ingin kusentuh huh, aku tak menyangka kau akan meminta padaku lebih dulu" ejek ku yang membuat Hanna hanya tersenyum malu.
"Bukan kah kau keterlaluan, kau membuatku menunggu dua minggu lamanya" Hanna terlihat mengerucutkan bibirnya membuatku terkekeh.
"Baiklah , baiklah... bersiaplah, aku tak akan membiarkan mu tidur malam ini! "Hanna hanya terkekeh mendengar ucapanku, aku mulai menciumi tubuhnya " kau ingi gaya apa sayang?'' bisik ku ditelingga Hanna.
Hanna terlihat menggeliat risih dengan perlakuan ku "Apapun aku menyukainya jika bersamaamu" Hanna mengatakan dengan sedikit desahan.
Aku melakukan lagi dengan Hanna setelah melakukan dengan Ella, memang inilah resiko ku memiliki dua istri yang harus kuberikan kepuasan batin yang adil meskipun saat bersama Ella bukan Ella yang menginginkan namun dirinya yang tak bisa menahan hasrat untuk tidak menyentuh Ella.
Aku melakukan Hanna hanya satu ronde karena aku cukup lelah , jika saja tadi aku tak melakukan dengan Ella mungkin aku bisa melakukan dengan Hanna berkali kali , Entahlah jika bersama Ella aku sama sekali tak pernah merasa lelah ingin lagi lagi dan lagi berbeda saat bersama Hanna , ya mungkin karena memang mereka dua orang yang berbeda.
...
Paginya aku bangun lebih awal, aku keluar dari kamar mandi dan melihat Hanna baru saja bangun.
Namun kali ini bukan Hanna yang ku pikirkan tapi gadis itu, ya Ella, apa dia sudah bangun?
Tanpa aku sadari aku melamun,
"Apa yang kau pikirkan sayang?'' tanya Hanna mengejutkanku.
"Hmm tidak ada." jawabku.
"Ya sudah, aku akan mencuci muka sebentar sebelum menemanimu sarapan." kata Hanna yang langsung saja ku angguki.
Aku dan Hanna berjalan menuju meja makan dan cukup dikejutkan oleh seseorang yang sudah duduk disana mengoles roti dengan selai.
Ella, tumben sekali gadis itu sarapan disini, biasanya ia lebih memilih sarapan nya untuk diantar kekamarnya.
"Ella .. kau kah itu? aku tidak percaya kau ikut sarapan bersama kami" kata Hanna saat kami dduduk didepan Ella yang asyik mulai menikmati roti nya.
"Hmm... "
Aku sedikit gugup, entahlah kenapa juga aku harus merasakan gugup seperti ini hanya karena Ella ikut sarapan bersama kami
Sesekali aku melirik Ella yang tampak tak peduli dengan keberadaan ku dan Hanna yang sibuk melayani ku mengambilkann sarapan.
"Cepatlah habiskan sarapanmu, bukankah kau ada meeting pagi hari ini." kata Hanna yang membuyarkan pandanganku.
Aku menurut saja dan tidak mengatakan apapun , segera menyantap sarapanku.
"Tuan , aku ingin ijin keluar" suara Ella tedengar ditengah tengah keheningan kami.
"Kemana kau akan pergi?" Aku terkejut sekaligus kesal, mau kemana lagi dia, bukankah kemarin dia baru saja pulang.
"Bukankah kau tidak peduli kemana dia akan pergi sayang? kau mengatakan itu kemarin" kata Hanna sambil bergelayut manja dilenganku, kulihat Ella sedikit jenggah melihat kami berdua.
Ya memang benar aku mengatakan itu, tapi sebelum malam itu, malam dimana aku mendapatkan hak ku sebagai suami Ella.
Hanna masih mengelayur manja dilenganku, entah mengapa membuatku merasa sedikit tak nyaman. "Bukankah kemarin kau sudah pergi, aku hanya penasaran saja kemana lagi kau akan pergi" kataku agar Hanna tak curiga.
"Aku hanya ingin mengurus surat kematian ayahku yang belum sempat ku urus". Ella terlihat santai mengatakan itu. Aku tau itu hanya alasan Ella saja agar dia bisa menginap lagi dirumahnya itu namun taakan kubiarkan itu semua terjadi.
Aku menghela nafas dan menyingkirkan kepala Hanna yang menempel dilenganku, aku tau Hanna pasti akan tersinggung namun bukankah aku seharusnya juga menjaga perasaan Ella yang kini menatap kami berdua.
"Biarkan diurus oleh Sandi , kau tak perlu keluar" ujarku dan kulihat raut tercenggang di wajah Ella.
"Tapi aku-"
"Bukankah Alex sudah mengatakan itu padamu! apa kau tak mau menurutinya?'' Hanna tampak menyela ucapan Ella.
Kulihat Ella hanya mendesah kesal kemudian ia meninggalkan meja makan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kau lihat itu Alex? dia benar benar pembangkang!" kata Hanna sinis.
"Sudahlah Hanna, tak perlu kau pikirkan"
"Lagipula untuk apa pula kau melarangnya? bukankah kau kemarin bahkan tak peduli dengan apapun yang dia lakukan?" ucapan Hanna membuatku sedikit gugup.
BERSAMBUNG...
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN YAAA BIAR SEMANGAT UPDATE 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Nida Aura
JD galau Hanna atau Ella coz bgaimnpun kondisinya Ella tetep pelakor🤣🤣🤣🤣.nyimak aja dulu.pling ujung-ujungnya milih yg muda😂😂😂😂
2022-01-08
0
Sri Wahyuni
si bambang jahat bgt kena karma lho
2021-12-17
0
Yulianti
Kalo kyk gini Alek g adil
2021-12-10
0