Aku menangis didepan Mas Dedi yang sekarang sudah menurunkan amarahnya.
Melihatku menangis mas Dedi mendekatiku dan memeluk ku.
"Maafkan aku Ella, seharusnya aku tak sekasar itu padamu." kata Mas Dedi. "Sudahlah lupakan apa yang terjadi hari ini, mas akan membantumu melunasi hutang mu pada tua bangka itu." kata mas Dedi lagi didepan mbak Ani.
Aku mendengar mas Dedi sudah tak seemosi tadi cukup lega. Karena hari ini aku sudah mengalami banyak masalah dan aku tak mau menambah beban pikiran dengan omelan mas Dedi itu dan beruntung mas Dedi cepat mengerti itu.
"Istirahatlah, Aku dan Ani akan keluar." perintah mas Dedi dan aku hanya mengangguk saja.
Mas Dedi keluar dari kamarku dan diikuti mbak Ani dengan raut bersalahnya padaku, padahal aku baik baik saja dengan ini semua, justru sennag karena mbak Ani membantuku jadi ia ikut memikirkan ku.
..
Tengah malam aku terbangun karena merasa tenggorokan ku terasa kering dan aku merasa sangat lapar, mendadak aku ingat jika seharian ini aku sama sekali belum makan.
Aku keluar kamar dan samar samar masih mendengar suara orang mengobrol didepan rumah. Aku sedikit lega karena aku tak sendirian masih ada pemuda kampung yang begadang di depan rumahku.
Aku kedapur mengambil air putih untuk minum dan melihat ada gorengan dimeja makan, langsung saja aku menyambar bakwan goreng yang sudah tak hangat lagi untuk ku makan karena perutku rasanya lapar sekali.
Aku mengunyah gorengan dingin itu hingga samar aku mendengar suara aneh disamping dapur, tepatnya digudang rumahku.
Entahlah itu suara apa aku sendiri belum pernah mendengar suara seperti itu.
Aku memberanikan diri untuk mencari asal suara itu yang kuyakini adalah suara manusia yang mendesah seperti kesakitan atau keenakan aku sendiri juga tak paham.
Semakin aku mendekat ke gudang suara itu semakin jelas, benar itu suara wanita dan pria, sepertinya aku mengenal suara itu.
Aku mencoba mengintip dibalik gorden karena memang gudang itu tidak memiliki pintu.
Dan betapa terkejutnya aku melihat apa yang baru pertama kali kulihat.
Mas Dedi dan Mbak Ani yang tak mengenakan sehelai benang keduanya berpelukan dan berciuman.
Apa yang mereka lakukan batinku menjerit.
Aku tau mereka melakukan hubungan suami istri seperti yang sering diceritakan oleh teman temanku yang sudah menikah dipabrik namun jujur aku baru pertama kali melihat secara langsung.
Kudengar suara desahan mereka yang terdengar nikmat, aku membekap mulutku agar tak bersuara, jujur aku sangat kecewa mengapa mereka berdua harus melakukan disini, dirumahku padahal mereka tau aku sedang berduka namun mereka malah bercinta disini.
Mendadak hatiku dirundung kesal dan aku kembali kekamar karena tak ingin menganggu keasikan mereka.
...
"Ella... La... Bangun.." panggil seseorang yang kudengar saat mataku rasanya masih ingin terpejam.
"Hmmm..." Kulihat dia mbak Ani, ya mbak Ani yang membangunkanku.
"Mbak Ani kok masih disini, emangnya nggak kerja?" tanyaku yang terkejut dan merasa tak enak karena dibangunkan oleh mbak Ani yang notaben nya tamu disini.
"Kamu lupa hari ya? Ini kan hari sabtu." kata mbak Ani yang langsung aku mengingat ini memang hari sabtu.
"Eh iya mbak aku lupa."
"Semalem aku tidur disini." kata mbak Ani.
"Mbak Ani tidur dimana kok nggak nyusul disini sama aku?" tanya ku pura pura tak tau.
''Aku nggak enak jadi tidur disofa depan." kata mbak Ani sedikit kikuk.
"Palingan juga tidur digudang." batinku sebal mengingat apa yang mereka lakukan semalam.
"Kok malah ngalamun, ayo sarapan mas Dedi udah beliin kita bubur." ajak Mbak Ani.
"Iya mbak, makan duluan aja , aku mau cuci muka sama gosok gigi dulu." balasku dan mbak Ani hanya mengangguk kemudian keluar kamar.
Aku keluar kamar, berniat ingin kekamar mandi mencuci muka dan mengosok gigi namun tak sengaja melihat mbak Ani dan Mas Dedi bermesraan dimeja makan ku.
Jujur aku tak cemburu jika mereka memang menjalin hubungan hanya saja aku kesal karena mereka melakukan perbuatan laknat itu dirumahku, rumah peninggalan orangtuaku. Rumah yang baru saja berduka karena kehilangan pemiliknya.
Aku melewati begitu saja tanpa menghiraukan keduanya yang sepertinya terkejut dengan kehadiranku.
...
3 hari sudah terlewati , hari ini aku sudah mulai bekerja setelah hampir satu minggu aku libur. Selama 3 hari terakhir aku sudah bisa menerima kenyataan jika ayah memang sudah tak ada dan aku mencoba bangkit karena aku masih memiliki tanggungan hutang yang sangat banyk.
Entah mengapa sejak pagi tadi perasaan ku terasa tak enak , aku sendiri binggung apa yang akan terjadi hingga aku mendapatkan jawaban kala atasan ku memanggilku dan menyuruhku menghadap pihak Hrd.
Dikantor Hrd aku gugup karena disana aku dimarahi habis habisan karena tak masuk selama satu minggu tanpa ijin, hah bukankah aku sudah menitipka surat ijinku pada mbak Ani batinku.
Pihak Hrd yang tak mau menerima segala alasanku akhirnya memecatku karena menganggap aku tak profesional.
Bagaikan disambar petir disiang hari, sungguh aku tak ingin semua ini terjadi padaku, aku masih memiliki hutang, bagaimana ini batinku sedih sekali.
Segera aku meninggalkan pabrik yang tak kusangka akan memecatku tanpa hormat dan tanpa pesangon sedikit pun, Ya Tuhan bagaimana ini?? Rasanya aku ingin menyusul ayah saja ke surga.
....
Satu bulan berlalu dan satu bulan itu juga aku sudah berusaha melamar pekerjaan disemua tempat namun sayang tak ada yang mau menerima ku.
Rasanya sangat sedih, aku sama sekali tak memiliki uang sepesepun padahal hari ini adalah bulan pertama aku harus mengangsur hutangku, aku berharap rentenir itu mau memberikan aku sedikit waktu hingga aku mendapatkan pekerjaan.
Aku sedang mencuci piring dibelakang dan mendengar seseorang mengetuk pintu dengan keras.
Aku berlari untuk membuka kan pintu dan betapa terkejutnya aku melihat siapa yang datang.
Tuan Ken beserta anak buahnya .
"Mana angsuran pertama mu?" tanya Tuan ken dengan raut dingin.
"Tuan maafkn aku, tapi bisakah Tuan memberiku jeda waktu hingga bulan depan ,aku janji akan memberikan padamu, aku sudah dipecat dan masih belum memiliki penghasilan." kataku memohon dan kulihat wajah Tuan Ken tersenyum gembira.
"Bukankah bagus jika kau tidak bisa membayar, cukup menikahlah denganku dan hutangmu lunas." balas Tuan Ken tersenyum menjijikan padaku.
"Maaf Tuan, berikan saya waktu. Saya janji mulai bulan depan akan mulai mengangsurnya." aku masih memohon.
"Perjanjian tetap perjanjian, jika besok aku kesini kau masih belum memberikan uangnya. akan kuseret kau ke penghulu." kata Tuan Ken dingin membuatku takut.
"Ada apa ini ?" tanya Pakde yang entah datang sejak kapan melihat rumahku ramai orang.
"Siapa kau?" tanya Tuan Ken pada Pakde.
"Aku Paman nya Ella dan anda siapa kenapa kesini?" tanya Pakde Tejo yang sebenarnya tau siapa Tuan Ken namun pura pura tak tau.
"Kau tanya saja pada keponakan cantikmu itu dan ingat kutagih janjimu besok." kata Tuan Ken kemudian pergi membawa anak buahnya.
Aku tersungkur ditanah dan menangis.
"Sebenarnya ada apa Ella? mengapa kau sampai memiliki urusan dengan nya?" tanya pakde tak kalah terkejut.
Bersambung....
Jangan lupa like vote dan komen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Putri Sera
nah lgi zina kan tuh si ani
2022-11-17
0
Hamokitsi Run
ky nya si ani diam2 mnghanyutkan deh...
2022-02-03
0
neli nurullailah
Sepertinya Ani sengaja menjerumuskan Ela😔
2021-12-28
1