Aku menceritakan semuanya pada pakde dan kulihat mata pakde memerah, entah ia menangis atau marah aku sendiri tak mengerti.
"Jika memang sudah seperti ini kau harus menikah dengan nya." kata Pakde Tejo membuatku terkejut.
"Tidak Pakde, Ella tidak mau!" Aku menangis didepan Pakde.
"Semua orang yang berurusan denganya tak akan selamat Ella, harusnya dulu kau bertanya padaku sebelum bertindak, jika gegabah beginilah resikonya." kata Pakde.
"Maafkan aku Pakde, waktu itu aku sangat panik , aku juga tak menyangka semua akan berakhir seperti ini." menyesal sangat menyesal begitu lah yang kurasakan.
"Lalu sekarang mau bagaimana lagi, semuannya sudah terjadi." kata Pakde terlihat pasrah.
"Apakah tak ada cara lain untuk membantuku Pakde?" tanyaku, berharap Pakde bisa berbaik hati untuk membantuku.
"Kau tau sendiri kan Ella, usaha ku sudah bangkrut, Aku dan Budhemu saja sekarang hanya mengharap uang dari anak anak untuk kebutuhan sehari hari." kata Pakde dan benar seharusnya aku tak menanyakan itu karena tepat setengah tahun yang lalu usaha selepan pakde kebakaran dan mengalami bangkrut.
"Jual rumah ini saja pakde." kataku.
"Apa kau yakin Ella?" tanya Pakde dan aku hanya mengangguk.
"Ini harta warisan satu satunya Ella, apa kau yakin akan menjualnya?" tanya Pakde
"Ya Pakde.. aku tak punya pilihan lain , setelah ini aku akan mencari pekerjaan dikota dan mencari tempat tinggal disana."
Jujur aku juga tak ingin pergi dari sini apalagi sampai menjual rumah namun mengingat semua kenangan buruk yang akhir akhir ini ku dapat, lebih baik aku pergi saja.
"Ya sudah kalau kamu memang sudah yakin, Pakde akan bantu cari pembeli rumah ini" kata Pakde yang kuangguki. Sungguh aku beruntung Pakde masih peduli di saat aku mengalami ini semua sedangkan mana mas Dedi yang katanya mau membantu saja malah menghilang entah kemana.
Aku menjadi kesal sendiri kala mengingat Percintaan mas Dedi dan mbak Ani di gudang rumahku.
...
Seminggu berlalu , Pakde sudah menawarkan kebanyak tempat untuk menjual rumahku namun sama sekali tak ada yang menawar, padahal aku menjual rumah ini dengan harga yang sangat murah.
"Pakde Bingung juga Ella, sudah menawari banyak makelar dengan harga murah namun tak ada yang mau." kata Pakde kulihat wajahnya Pakde sedih.
"Bagaimana ini Pakde, sepertinya Tuan Ken akan datang hari ini." kataku gelisah, bagaimana tidak gelisah jika harus menikah dengan pria Tua yang sudah memiliki banyak istri.
"Pakde yakin ada yang tidak beres dengan semua ini," kata Pakde dan aku pun hanya pasrah dengan apa yang terjadi nantinya.
Dan benar saja saat aku sedang mengobrol dengan Pakde , pintu depan rumah terdengar digedor keras sekali. Dengan tubuh gemetar aku membuka pintu rumah, didepan rumah sudah banyak sekali Orang, ada Tuan Ken serta para pengawalnya dan pria tampan yang kini berdiri disamping Tuan Ken, aku pikir dia buka pengawal Tuan Ken jika dilihat dari pakaian yang dikenakan.
"Mana uangnya?" tanya Tuan Ken langsung membuatku takut hingga tak mampu menjawab.
"Apa kau bisu?'' tanya Tuan Ken lagi namun dengan nada sedikit membentak.
"Ada apa ini?" tanya pakde ku yang baru saja keluar.
"Kau siapa? tak usah ikut campur." kata Tuan Ken sinis.
"Aku Paman Ella, jadi ada urusan apa anda kesini Tuan?" tanya Pakde pura pura tidak tau.
"Aku ingin menagih hutang sekaligus perjanjian dengan keponakanmu itu." jelas Tuan Ken.
"Berapa hutang nya?" tanya Pakde.
"Semuanya 50 juta."
"Apa? tidak !!! bukankah aku hanya meminjam 20 juta?" protesku tak terima .
"Kau melupakan bunga nya sayang." kata pria Tua bangka itu menggunakan kata Sayang membuatku bergidik jijik.
"Apa Anda Gila Tuan? baru sebulan yang lalu dan bunga nya sudah 30 juta, dasar Rentenir." aku emosi hingga mengucapkan tanpa kusadari karena emosi.
"Woww.. apa baru saja kau mengatai ku sayang?" kata Tuan Ken terlihat santai.
Terlihat Pakde menggengam tangan ku agar aku berhenti berbicara karena Pakde tau aku sedang emosi.
"Beri kami waktu satu bulan, kami janji akan melunasinya." kata Pakde dengan suara mengiba.
"Tidak! waktumu hanya hari ini jika kamu tidak bisa bersiaplah untuk menyambut pernikahanmu besok." tegas Tuan Ken dan setelah mengucapkan itu dia pergi bersama pengawal nya.
Aku kembali menangis.
"Sudahlah Ella , terima saja takdirmu." kata Pakde yang ikut bergetar melihatku menangis.
"Maaf Pakde nggak bisa berbuat apa apa." kata Pakde lagi dan aku masih menangis tak menjawab ucapan Pakde.
...
Tengah malam aku merasa ada yang menggerakan badanku dan memanggil namaku.
"Ella bangun..."
Aku mengucek mata ku dan mencoba membuka mata melihat siapa yang datang.
"Budhe." aku sedikit kaget karena Bude tiba tiba datang tengah malam begini dan membangunkan ku. ada apa ini ? batinku.
"Alhamdulilah Ella , kamu besok tak jadi menikah." kata Bude dengan raut wajah yang bahagia.
"Maksud Budhe?'' tanya ku lagi masih binggung.
"Iya besok kamu nggak jadi nikah, Tuan Ken rentenir Tua itu baru saja meninggal karena kecelakaan." jelas Bude.
''Beneran Bude?" tanya ku setengah tak percaya.
"Iya Ella... jadi kamu besok nggak akan nikah" kata Bude dan aku hanya mengangguk bahagia.
Baru kali ini ada orang meninggal dan aku sangat bersyukur bahkan senang sekali mendengarnya.
"Bude seneng banget Ella akhirnya kamu bisa terbebas." kata Bude memeluk ku penuh sayang.
"Aku juga seneng banget Bude.."
"Besok jangan diulangi lagi ya Nak...jangan gegabah kalau butuh apapun coba cerita sama Bude Pakde kalau bisa kami akan selalu bantu kamu." nasihat Bude terdengar tulus.
"Makasih Bude..."
Malam ini aku lega sekali setelah mendengar Tuan Ken kecelakaan dan meninggal . setelah ini aku akan mencari pekerjaan dan segera melunasi hutang ku agar aku lebih lega lagi.
...
Pagi ini aku keluar untuk mencari pekerjaan dan aku memtuskan mendatangi agen yang tak jauh dari kampungku.
Ya aku ingin merantau keluar kota atau keluar negeri tak masalah asalkan tidak disini.
Aku berhasil mendaftar disalah satu agen pencari kerja resmi dan aku memutuskan hanya akan pergi keluar kota saja.
Aku pulang dan melihat para pengawal Tuan Ken sudah berkumpul didepan rumahku membuatku Heran pasalnya Tuan mereka sudah meninggal dunia kenapa pengawal itu masih saja datang, batinku kesal.
"Ada apa ini?" tanya ku pada para pengawal dan mataku langsung tertuju pada pria tampan yang sedang duduk di kursi menatap ku tajam.
"Ada apa? tentu saja untuk menagih hutang." jawab pria itu santai.
Rasanya kali ini aku ingin menjerit didepan mereka semmua, iya tentu saja aku harus bukankah mereka sedang berduka .
"Bukankah Tuanmu sudah meninggal? jadi apa kau tak bisa memberi batas waktu lagi'?' tanya ku kesal.
"Tentu saja tidak, sesuai perjanjian jika kau tak bisa membayar kau akan menikah hari ini " kata pria tampan itu membuatku geli sekali, apa mereka ingin aku menikah dengan orang yang baru saja meninggal ?? Gila..
"Apa kau bercanda, Tuanmu saja sudah meninggal lalu dengan siapa aku harus menikah? dengan batu nisan nya?" tanyaku sinis.
"Dengan ku."
Haaa? aku hanya terdiam.
Bersambung ...
jangan lupa like vote dan komen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Nova Lie
masyaallah GK pernah bosen baca novel atu ne balak balik baca yg ad malah makin sukaaaaa👍😍😍😍
2024-02-17
0
Putri Sera
salah besar budeh ella menikah bukan sm ken tapi sama alex anak nya ken jd istri kedua alex
2022-11-17
0
Dee Na
jgn2 si Ank sm Dedi ini anak buahnya tuan ken y🤔
2022-07-27
0