"Apa kau bercanda? siapa kau dan untuk apa pula aku harus menikahimu!" ucap ku kesal dan pria itu hanya tersenyum remeh.
"Bukankah sudah perjanjian nya jika kau tak bisa membayar hutang kau akan menikah!" kata Pria itu terlihat arogan.
"Benar sekali dan sekarang bukan kah Tuanmu itu sudah meninggal jadi perjanjian batal!'' aku memberanikan diri mengatakan itu.
"Tidak batal, aku yang akan menggantikan nya karena Pria tua yang kau sebut Rentenir kemarin adalah Papaku dan aku yang akan meneruskan perjanjian ini." jelas Pria itu sombong. Aku yang masih tak percaya dengan apa yang pria itu katakan hanya bisa diam dan menatap tajam mata pria itu.
Sungguh haruskah aku menikah dengan pria sombong ini meskipun ya dia sangat tampan batinku.
"Jadi persiapkan dirimu, pernikahan kita akan di mulai nanti sore." kata Pria itu angkuh kemudian berjalan meninggalkan ku.
"Tunggu, Apa kau Gila?" teriak ku tak percaya "Bukankah kau sedang berduka lalu apa tidak bisa diundur besok saja?" tanyaku .
"Tidak, sekali perjanjian tetaplah perjanjian!" tegas Pria Gila itu membuatku mengangga tak percaya.
"Kau benar benar Gila!" teriak ku kala pria itu memasuki mobilnya , terlihat dia hanya tersenyum menyerigai kepadaku.
Aku terjatuh dilantai, rasanya sangat sesak sekali ketika aku tiba tiba harus menikahi Pria sombong itu yang bahkan tak kukenal sama sekali.
Meskipun pria itu sangat tampan namun aku masih belum siap menikah dengan siapapun.
...
"Apa kau baik baik saja Ella?" tanya Pakde yang baru saja datang bersama Bude.
"Bagaimana ini pakde, aku harus tetap menikah." kataku sedih.
"Tak apa Ella, bukankah lebih baik menikah dengan putranya yang tampan itu dari pada harus menikahi ayah nya." kata Bude mencoba menghiburku.
"Pakde sama Bude sudah tau?" tanyaku binggung.
"Iya tadi siang ada yang kerumah katanya ia yang akan mengantikan ayah nya untuk menikahimu dan meminta Pakde untuk jadi wali ijab mu nanti." jelas Pakde.
"Tapi Ella masih belum siap nikah Pakde." keluh ku.
"Kamu harus menjalaninya Ella karena ini sudah menjadi konsekuensi mu karena tindakan gegabahmu itu." kata Pakde membuatku terdiam.
"Lagi pula bukankah dengan menikah, kamu merasa aman dan nyaman karena ada yang menjagamu dan memenuhi kebutuhan mu jadi kamu nggak perlu capek capek kerja kan sayang?" kata Bude lembut dan aku hanya mengangguk.
Setelah perbincangan dengan pakde dan bude didepan rumah sudah banyak orang orang yang memasang perlengkapan dekorasi untuk menikah, jujur aku masih tak percaya namun memang inilah kenyataannya yang harus kuterima.
Sore harinya tibalah saatnya aku akan melakukan ijab kabul, dengan balutan kebaya warna putih tak lupa jilbab dan juga polesan wajah dengan make up yang biasa digunakan untuk menikah, aku terlihat cantik. Kutatap diriku didepan cermin dan masih tak percaya aku secantik ini saat ada polesan make up di wajahku karena selama ini memang aku tak pernah berdandan sekalipun.
Aku pikir pernikahanku akan diadakan sederhana dan hanya beberapa orang yang datang namun nyatanya pernikahanku diadakan cukup besar dan mewah.
Aku duduk disamping pria yang belum kuketahui namanya, dia memang sangat tampan apalagi saat mengenakan peci seperti ini.
Dia mengucapkan ijab nya dan didengar oleh banyak orang disana , hingga semua orang mengatakan Sah... dan aku resmi menjadi istri Alexander Kenandra, itulah tadi nama yang kudengar saat pengucapan ijab kabul.
Semua orang dikampungku berhamburan untuk mengucapkan selamat kepadaku, tak lupa memeluk ku penuh sayang.
Hingga malam tiba hanya beberapa orang yang masih tersisa, suamiku juga entah kemana semenjak selesai bersalaman dengan orang orang dia menghilang.
Ku lihat mbak Ani dan Mas Dedi datang bersamaan.
"Ella kamu beruntung banget." kata mbak Ani yang langsung mengatakan itu padaku membuat ku binggung.
"Beruntung gimana mbak?" tanya ku binggung.
"Ya beruntung, nggak jadi dapet Bapaknya malah dapet anak nya yang cakepnya nggak ketulungann." kata Mbak Ani dengan nada tidak suka.
"Ya alhamdulilah dong memang jodohnya Ella sama anaknya bukan Bapaknya." kata Mas Dedi membela ku membuat mbak Ani terlihat cemberut dan aku pun hanya tersenyum.
"Ngomong ngomong mana suami kamu?" tanya Mas Dedi terlihat celinggukan.
"Nggak tau tuh mas tadi abis salaman sama tamu udah nggak ada aja." jawabku juga ikut celinggukan.
"Jangan jangan kabur." kata mbak Ani sambil tertawa dan aku pun hanya tersenyum menanggapi.
Entah mengapa aku merasa Mbak Ani seperti tak suka melihatku menikah dengan Alex.
...
Setelah semua tamu pulang, aku bergegas masuk dan menutup pintu. aku sudah mencari Alex kemana pun namum juga tak ku temukan.
Mungkin ada urusan mendadak batinku.
Aku pun membersihkan tubuhku dengan mandi karena tubuhku yang terasa lengket dan make up tebal ini sangat sangat mengangguku.
Selesai mandi aku berbaring di ranjang karena seharia ini rasanya lelah sekali tiba tiba harus menikah .Tak terasa kantukku pun mulai menyerang dan aku tertidur.
Pagi harinya aku merasa ada yang menggerakan badanku .
"Hey, bangun dasar kerbau!" samar samar aku mendengar ada yang mengatakan itu.
"Tuan..." kataku terkejut kala melihat Alex yang bertelanjang dada dan bawahnya hanya mengenakan handuk, mungkin ia habis mandi batinku.
"Untuk apa kau menutup mata seperti itu, apa aku terlihat menyeramkan?" tanya Alex dengan nada suara tinggi.
"Tidak Tuan, tapi Tuan tidak memakai baju."
"Hah ... dasar gadis kampung." celetuk Alex yang menyentil hatiku namun aku hanya diam saja tak menjawab ucapan nya.
"Segera mandi dan bersiaplah, kau akan ikut denganku." perintah Alex.
"Kemana Tuan?" tanya ku.
"Kau dari tadi memanggilku Tuan apa sekarang kau takut padaku? tak ingatkah kemarin bagaimana kau melawanku?" Alex terdengar sinis.
"Lalu aku harus memanggil apa?" tanya ku kesal sudah tak setakut tadi.
"Terserah kau saja." balasnya santai.
"Kita akan kemana?" tanya ku lagi karena tadi tak mendapatkan jawaban.
"Tentu saja ke mansion ku! kau pikir aku akan mau tinggal digubukmu ini!" kata Alex dengan nada menghina dan aku masih diam.
"Sudahlah mandi sana, aku banyak urusan hari ini." kata Alex dingin.
Aku hanya mengangguk dan segera pergi kekamar mandi. Aku bertanya tanya kemana Alex semalam , mengapa ia tak menemani ku sampai selesai acara dan bagaimana ia bisa masuk padahal pintu nya saja ia kunci, batin Ku bertanya tanya.
Aku keluar dengan menyeret sebuah koper dan terlihat raut tak suka dari wajah Alex.
"Untuk apa kau membawa itu?" tanya nya dingin.
"Ini sebagian pakaian ku, bukankah jika pindah aku harus membawa pakaian ku??" tanyaku kesal.
"tak perlu, buang saja kopermu itu." sombong Alex "Aku sudah menyiapkan banyak baju di sana." kata Alex dengan nada angkuh.
"Tidak mau!" tolak ku.
"Kau tidak punya pilihaan untuk menolak perintahku jadi lebih baik lakukan saja apapun yang kuperintahkan." kata Alex dengan nada marah membuatku sangat takut.
Takut karena baru sekali ini aku dibentak oleh seorang pria yang nyatanya suamiku sendiri.
Bersambung...
Jangan lupa like vote dan komen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
SariRenmaur SariRenmaur
jalani dgn ikhlas dan sabar ya ella
2021-12-08
0
si ani ada masalah hidup apasih gak jelas banget jadi temen 🙄
2021-11-18
1
yanti_ardiansyah
hmmm awal yg buruk apa indah ya
2021-11-05
0