Bab 11

"Bunda sama daddy dari mana?" tanya Nala begitu melihat Syafira masuk ke aula dan di susul oleh Bara di belakangnya.

"Habis dari nyari angin sebentar," jawab Syafira.

Syafira pun mendekati Nathan dan Nala, mereka kemudian asyik bercanda. Bara yang melihat kebahagiaan kedua anaknya, merasakan sakit di dadanya. Andai saja yang sedang bercanda ria dengan si kembar adalah Olivia, pasti ia akan lebih bahagia lagi melihatnya. Tapi takdir tetaplah takdir, jika Tuhan sudah memutuskan untuk mengambil kembali apa yang Dia titipkan, maka tak ada satupun yang mampu merubahnya. Seperti apapun Bara berharap, Olivia tak akan pernah kembali ke tengah-tengah mereka.

Bu Lidya melihat Bara, beliau mengerti bagaimana perasaan menantunya tersebut. Semasa hidupnya, Olivia lah yang paling mengerti sifat Bara. Hanya dia yang mampu menenangkan Bara.

"Biarkan anak-anak menikmati kebahagiaan hari ini, kamu juga harus ikut bahagia," bu Lidya menepuk bahu Bara.

"Tentu saja Bara bahagia ma," timpal Bara.

Di sudut lain ada sepasang mata yang tak suka melihat kedekatan Syafira dengan si kembar. Apalagi saat saat mendengar si kembar memanggilnya dengan sebutan bunda, membuat telinganya terasa panas.

Ya, dialah Sonya, wanita yang katanya teman dekat Olivia. Namun, pada kenyataannya dia selalu iri dengan apa yang di miliki Olivia semasa hidupnya. Terutama soal Bara. Sonya yang mengenalkan Olivia kepada Bara, dia juga terlebih dahulu menyukai Bara. Namun, Bara tak mencintainya, ia malah jatuh cinta kepada Olivia sejak pertama kali Sonya mengenalkan mereka.

"Siapa sebenarnya gadis itu? Kenapa si kembar memanggilnya Bunda? bahkan Varel yag biasa cuek saja, begitu ramah dan selalu memujinya. Enggak mungkin kan dia...Ah enggak-enggak! enggak mungkin! Apa Bara sudah move on dari Olive? Kalaupun iya, harusnya aku yang gantiin posisi dia," batin Sony bertanya-tanya.

"Bunda ke toilet sebentar ya?" pamit Syafira kepada Nathan dan Nala dan di balas anggukan oleh keduanya.

Melihat Syafira pergi ke toilet, Sonya meletakkan gelas berisi minuman yang sejak tadi ia pegang dan hendak menyusul Syafira.

"Mau kemana?" tanya Varel kepada Sonya.

"Toilet sebentar," jawab Sonya.

Syafira yabg baru saja keluar dari toilet, terkejut dengan keberadaan Sonya yang berdiri di depan pintu toilet.

"Mbak Sonya mau masuk? Silahkan mbak, saya sudah selesai," ucap Syafira. Walaupun dia sedikit heran, karena bisa saja Sonya ke toilet lain, di rumah tersebut ada banyak kamar mandi.

"Tunggu!" Sonya menghentikan langkah Syafira, Syafira pun menoleh.

"Ya Nona?"

"Kamu jangan berharap bisa menjadi nyonya muda Osmaro di sini," ucap Sonya dengan sinisnya.

"Maaf Osmaro itu siapa ya?" tanya Syafira dengan polosnya, karena dia memang tidak tahu menahu soal keluarga tersebut.

"Kamu berani minta dipanggil bunda oleh si kembar, tapi kamu nggak tahu Osmaro itu siapa? Barata ken Osmaro,"

"Oh, itu nama om duda," gumam Syafira dalam hati.

"Paham kan maksud saya?" tanya Sonya.

"Kamu tidak selevel dengan Bara. Lagian mana Bara mau sama bocah! Jadi jangan pernah berpikir untuk menggantikan posisi Olivia! dasar cewek matre!" suara Sonya mulai tidak enak di dengar oleh telinga Syafira.

"Sudah mbak? giliran saya bicara. Pertama, si kembar yang ingin memanggil saya bunda, bukan saya yang menyuruh. Kedua, jangan khawatir, meskipun saya masih bocah tapi sudah bisa membuat bocah!" ujar Syafira dengan berani. Ia paling tidak suka ada orang yang menindasnya.

"Berani ya kamu!" Sonya mengangkat tangannya untuk menampar Syafira. Akan tetapi, Syafira dengan sigap menangkap tangan Sonya, sebelum tangannya mendarat di pipI Syafira.

"Punya hak apa mbak menampar saya? Orang tua saya saja tidak pernah berkata kasar apalagi menampar saya. Mbak yang bukan siapa-siapa saya, kenal juga tidak main mau nampar saja,"

"Lepaskan! kamu tidak tahu siapa saya?" Sonya semakin marah sambil berusaha melepaskan cengkeraman tangan Syafira.

"Ya, saya tahu. Anda adalah seorang public figur. Jujur awalanya saya cukup ngefans dengan Anda, tapi sekarang respect saya terhadap Anda turun drastis. Bagaimana para penggemar Anda jika mereka tau idolanya seperti ini sikapnya," cebik Syafira, kemudian ia melepaskan tangan Sonya dan langsung balik badan, berjalan meninggalkan Sonya yang masih syok. Ternyata gadis itu tak semudah itu di lawan.

"Lagian siapa juga yang mau menikah dengan om duda!" gumam Syafira sambil berjalan kembali ke tempat pesta. Ia kesal, kenapa setipa kali kenal atau dekat dengan orang kaya, selalu di tuduh yang bukan-bukan, enggak selevel, cuma mau morotin hartanya sajalah alias matre dan tuduhan lainnya yang selalu membuatnya merasa sedih dalam hatinya. Apa serendah itu pandangan orang kaya terhadap orang miskin seperti Syafira, termasuk keluarga dokter Rendra yang selalu memandangnya rendah. Hal itulah yang membuat Syafira tak membalas perasaan dokter Rendra dan memilih menyembunyikan perasaannya sendiri terhadap dokter tampan tersebut.

Apalagi dia di katakan bocah dengan nada mengejek, tentu saja Syafira tak terima. Keadaan selalu memaksa dia lebih dewasa dari usianya. Sejak kecil, ia sudah harus ikut membantu ayahnya bekerja di toko sepulang sekolah sambil menjaga adiknya. Ia juga harus nyambi belajar, karena Syafira tak ingin membebani ayahnya dengan biaya sekolah, sehingga Syafira yang memang memilik kecerdasan di atas rata-rata selalu mendapatkan beasiswa hingga ia kuliah saat ini. Ia terus belajar dan belajar karena tak ingin kehilangan beasiswanya.

"Tahu apa dia soal hidupku," kesalnya dalam hati.

"Syafira kenapa?" tanya bu Lidya, saat Syafira menghampirinya dengan wajah masih terlihat kesal.

"Eh tidak kenapa-kenapa kok bu," raut wajah Syafira langsung berubah 180 derajat. Wajah kesalnya kini berubah menjadi ceria. Syafira paling pintar menyembunyikan perasaannya jika ia sedang sedih, ia tak ingin orang lain tahu, ia hanya ingin berbagi kebahagiaan kepada orang lain.

"Sepertinya saya harus pulang sekarang bu," pamit Syafira.

"Loh kok buru-buru?"

"Iya, ini tadi ada pelanggan yang pesan kue dan harus di antar malam ini bu, lagian acara juga sudah selesai kan? para tamu juga sudah pulang," jawab Syafira, karena memang tadi di dalam toilet ia membuka pesan dari salah satu pelanggannya, dan berencana pamit setelah dari toilet.

" Tunggulah sebentar, Bara masih ada pekerjaan di atas sebentar, biar nanti dia antar kamu pulang," ucap Bu Lidya yang sedang memangku Nala.

"Tidak usah bu, saya naik taksi saja," sahut Syafira.

"Biar aku yang antar," ucap Varel yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Tidak usah, kamu antar saja nona Sonya, sepertinya suasana hatinya sedang jelek," ucap Syafira.

"Iya, kamu nanti antar Sonya saja, tadi kan kamu yang bawa dia ke sini, berati kamu harus bertanggung jawab mengantar dia pulang," sambung bu Lidya.

"Nah tuh Bara datang, Bara antar Syafira pulang Nak," perintah bu Lidya.

"Terus saya gimana tante?" tanya Sonya yang baru muncul dari toilet.

"Kamu bisa di antar Varel ya," ucap Bu Lidya tersenyum. Sebenarnya ia juga suka jika Sonya menjadi istri Bara, tetapi ia lebih condong ke Syafira dan anak-anak juga sukanya kepada Syafira.

Sonya hanya bisa membuang napas kecewa, ia tak mungkin marah, ia tak ingin image yang ia bangun selama ini hancur begitu saja.

"Ya sudah ayo Rel, antar aku pulang," ucap Sonya. Ia pun pamit dan pulang terlebih dahulu.

"Biar di antar sopir," ucap Bara melihat ke arah Syafira.

"Weh, tidak sopan! tadi kamu yang jemput, kamu juga yang antar, cepat!" perintah bu Lidya.

"Iya daddy, antar bunda pulang kasihan," Nala dan Nathan mendekati Syafira.

"Bunda mau pulang?" tanya Nathan.

"Iya sayang, bunda masih ada pekerjaan," jawab Syafira.

"Terima kasih buat semuanya bunda, terima kasih sudah membuatkan kue tart dan macaroon yang lezat. Terima kasih sudah memberikan kado istimewa buat Nala dan Athan," ucap Nala.

"Terima kasih sudah mengijinkan memanggil bunda buat hari ini," sambung Nathan.

"Sama-sama, bunda juga senang kalau kalian senang. Ingat ya, Nala dan Nathan harus jadi anak baik, penurut, pintar dan harus selalu sehat dan bahagia," pesan Syafira. Ia merasa kewajibannya sudah ia lakukan, ia sudah memenuhi janjinya untuk membuatkan kue dan juga datang ke acara ulang tahun mereka, di tambah bonus mau di panggil bunda oleh mereka. Mungkin setelah ini mereka tidak akan bertemu lagi, pikir Syafira.

Si kembar mengangguk bersamaan, mengiyakan pesan Syafira.

Syafira pun memeluk keduanya sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya untuk keluar.

"Bisakah kita bertemu lagi nanti?" tanya Nala. Syafira menghentikan langkah kakinya, ia menoleh.

"Tentu saja, kalau ada jodoh pasti kita akan bertemu kembali," ucap Syafira tersenyum, walaupun dalam hatinya ia tak berharap ada urusan lagi dengan keluarga kaya tersebut. Tapi, jika mengingat si kembar, rasanya ia juga ingin bertemu kembali dengan mereka, ia sagat menyukai anak-anak apalagi anak sepintar dan selucu si kembar.

"Oke baiklah, bunda hati-hati!"

"Bunda hati-hati," Sambung Nathan.

Syafira mengangguk dan tersenyum,

"Assalamu'alaikum," pamit Syafira.

"Wa'alaikumsalam bunda," jawab Nala dan Nathan kompak, terakhir memanggil Syafira bunda sebelum ia benar-benar pergi.

"Wa'alaikumsalam," sahut bu Lidya.

🌼🌼🌼

Bara dan Syafira sudah berada dalam mobil, perjalanan mau ke toko kue Syafira. Ada yang menarik perhatian Bara kali ini, yaitu diamnya Syafira. Tidak biasanya gadis itu diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun sejak mereka keluar dari kediaman Osmaro tadi.

Mobil Bara berhenti sebentar karena lampu merah. Tepat saat itu, Syafira membuka kaca mobil Bara, ia seperti melihat seseorang yang ia kenal dan lama tak bertemu.

"Dia.. mungkinkah..." hanya itu kata yang keluar dari mulut Syafira.

Bara yang mendengarnya hanya mengernyitkan dahinya, tak tahu apa yang gadis yang duduk di sebelahnya tersebut pikirkan. Mobil pun kembali melaju karena lampu hijau.

Sepanjang perjalanan tak ada percakapan di antara keduanya hingga sampailah mereka di depan toko kue milik Syafira.

"Sama-sama," ucap Syafira sambil melepas sabuk pengaman.

"Eh...?" Bara tak mengerti maksud Syafira.

"Om mau bilang terima kasih karena sudah datang dan buat anak om senang kan?" ucap Syafira tanpa malu.

"G R!" cebik Bara.

Syafira tak menyahut, fokusnya beralih ke sosok laki-laki yang sedang duduk di depan tokonya, lalu ia tersenyum. Ia turun dari mobil dan langsung menghampiri laki-laki tersebut.

"Ck, dari tadi diam aja kayak habis putus cinta, sekarang tiba-tiba tersenyum seperti itu," decak Bara yang melihat Syafira menyapa laki-laki yang Bara pikir itu adalah pacar Syafira yang bernama Wiliam, dia tak melihat wajah laki-laki tersebut karena terhalang oleh badan Syafira.

Bara kembali berdecak dan menghela napas, lalu melajukan mobilnya kembali.

🌼🌼🌼

💠Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak berupa like, komen dan votenya,,,terima kasih 🙏🙏

Salam hangat author 𝓔𝓶𝓫𝓾𝓷 🤗🤗❤️❤️💠

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

paling demen dgn tipe cewek tangguh yang gak mudah di tindas.

2024-04-16

0

Praised94

Praised94

nitip lapak baca dulu

2023-10-24

1

Zidan Al Kahfa

Zidan Al Kahfa

🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2023-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 BAB 8
9 Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12 (Tak semudah itu)
13 Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14 Bab 14
15 Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19 Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20 Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21 Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22 Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23 Bab 23 (Meminta restu)
24 Bab 24
25 Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26 Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27 Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28 Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29 Bab 29 (Pesta pernikahan)
30 Bab 30 (Malam pertama...?)
31 Bab 31 ( Nyonya baru)
32 Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33 Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34 Episode 34 (Kikuk?)
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45 (Dedek bayi)
46 Bab 46
47 Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48 Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49 Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50 Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51 Bab 51 (Shock Theraphy)
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 (Oma pulang)
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Episode 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113 (Puncak kecewa)
114 Bab 114 (Dua hati satu luka)
115 Bab 115 (Side story)
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bb 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bb 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146 (End)
147 Extra part
148 Extra part 1
149 Extra part 2
150 Extra part 3
151 Extra part 4
152 Extra part 5
153 Extra part 6
154 Extra part 7
155 Extra part 8
156 Extra part 9
157 Extra part 10
158 Extra part 11
159 Extra part 12
160 Extra part 13
161 Extra part 14
162 Extra part 15 (End)
163 Novel baru
164 Promo Novel Rega dan Gisel
165 Novel Sebatas Ibu Pengganti
166 One night mistake with calon ipar
167 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
BAB 8
9
Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12 (Tak semudah itu)
13
Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14
Bab 14
15
Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19
Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20
Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21
Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22
Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23
Bab 23 (Meminta restu)
24
Bab 24
25
Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26
Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27
Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28
Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29
Bab 29 (Pesta pernikahan)
30
Bab 30 (Malam pertama...?)
31
Bab 31 ( Nyonya baru)
32
Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33
Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34
Episode 34 (Kikuk?)
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45 (Dedek bayi)
46
Bab 46
47
Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48
Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49
Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50
Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51
Bab 51 (Shock Theraphy)
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 (Oma pulang)
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Episode 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113 (Puncak kecewa)
114
Bab 114 (Dua hati satu luka)
115
Bab 115 (Side story)
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bb 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bb 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146 (End)
147
Extra part
148
Extra part 1
149
Extra part 2
150
Extra part 3
151
Extra part 4
152
Extra part 5
153
Extra part 6
154
Extra part 7
155
Extra part 8
156
Extra part 9
157
Extra part 10
158
Extra part 11
159
Extra part 12
160
Extra part 13
161
Extra part 14
162
Extra part 15 (End)
163
Novel baru
164
Promo Novel Rega dan Gisel
165
Novel Sebatas Ibu Pengganti
166
One night mistake with calon ipar
167
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!