Bab 4

Di kantin, Syafira hanya memesan minuman karena ia sudah sarapan di rumah. Ya, nasi goreng plus telur ceplok menjadi andalannya akhir-akhir ini, selain praktis juga menghemat biaya, daripada ia harus makan mie instant yang tidak baik jika sering di konsumsi.

Syafira ingin segera mengumpulkan duit yang banyak supaya bisa segera melunasi hutang-hutangnya. Namun, yang selalu menjadi pertanyaannya sendiri adalah, sampai kapan uang sebanyak itu akan terkumpul jika hanya mengandalkan toko kuenya yang kecil tersebut.

Syafira mendesah, desahan napasnya mewakili hatinya yang sedang gundah.

"Pelan-pelan makannya shin, nggak ada yang mau ngerebut ini, makanmu udah kayak habis nguli tahu nggak," ucap Syafira yang melihat Shinta makan dengan buru-buru, bahkan makanan yang berada dalam mulutnya belum ia telan, sudah ia jejali makanan lagi.

Shinta tak mengindahkan ucapan Syafira. Ia terus makan dengan lahapnya, yang mana membuat Syafira geleng-geleng kepala sambil mengaduk-aduk minumannya menggunakan sedotan.

"Astaga mbul, kamu makan kayak orang kelaparan tahu nggak, kayak udah nggak makan sebulan aja," ucap Mia yang baru saja sampai dan bergabung dengan mereka.

"Tahu nih anak, aku lihatnya malah kekenyangan sendiri," sambung Syafira.

"Diet ngapa mbul, diet, biar cantikan dikit kayak kita. Ya nggak Fir?"

"Yups bener banget," sahut Syafira.

"Ngapain harus diet sih? Kalau harus menyiksa diri, biarin aja semok dan jelek, yang penting kan hidup," sahut Shinta dengan mulut penuh makanan.

"Nih anak, benar-benar nggak ada moto yang faedah dalam hidup, apaan yang penting hidup biar gendut dan jelek. Ya udah kalau gitu, jongkrok dirumah aja, makan tidur, makan tidur, yang penting kan hidup dan bernapas," cibir Mia.

"Iya, iya habis ini aku diet, tapi sekarang biarkan aku menikmati makanan lezat ini," sahut shinta santai.

"Udah, udah! Ini masih pagi, kenapa kalian udah ribut sih, aku mau ke kelas dulu, sisain piringnya Shin, jangan kamu makan juga! Kasihan ibu kantinnya kalau piringnya juga kamu embat!" ucap Syafira, ia berdiri dan mengambil tas serta buku-bukunya.

"Tunggu fir, aku bareng!" teriak Mia.

"Ntar aku nyusul!" seru Shinta yang masih belum mau meninggalkan makanan di depannya.

Syafira dan Mia berjalan menuju ke kelas mereka.

"Eh fir, udah nemu cara buat membayar hutang ayahmu kepada rentenir tua itu?" tanya Mia dan Syafira hanya menggelengkan kepalanya.

"Bahkan uang biaya perawatan Adel juga semakin menumpuk, aku berhutang banyak sama kakakmu Mi," ucap Syafira.

"Udahlah, itu nggak usah di pikirin. Em, emang kamu nggak suka ya sama kakakku? Kenapa nggak terima tawarannya aja sih Fir? Biar kakak membantu kamu jadi kamu nggak perlu bingung dan jadi istri ke empat rentenir tua itu,"

Sayfira diam, ia tidak tahu harus menjawab apa, dokter Rendra memang baik, sangat baik, tapi tentu saja kebaikannya ada maksud tertentu, yaitu mengambil hati gadis yang selalu tegar dan ceria tersebut.

"Ya udah, nggak usah di jawab Fir, aku tahu jawabannya, karena orang tuaku kan? Mereka memang kolot dan nggk asyik, lihat orang cuma dari materi," ucap Mia menebak. Ia memang terlahir dari keluarga berada, garis besar keluarganya berprofesi sebagai dokter. Namun, ia tak pernah ragu untuk berteman dan bersahabat dengan Syafira. Begitu pun dengan Shinta, meskipun ia anak seorang pengusaha, ia tidak pernah membedakan statusnya dengan Syafira. Syafira dan Mia bersahabat sejak SMA, sementara Shinta kenal syafira dan Mia sesudah kuliah.

Syafira hanya tersenyum menanggapi ucapan Mia. Memang benar, tidak ada alasan yang tepat untuk menolak seorang Dokter Rendra yang ganteng, baik, dewasa, pintar, dan kaya. Banyak perempuan yang mendekatinya.

Dalam hati kecil Syafira pun sebenarnya ia memiliki perasaan lebih terhadap dokter muda tersebut. Namun, Syafira selalu berusaha menolak perasaannya, takut jika ia tidak bisa membendung perasaanya terhadap dokter Rendra.

Cinta bukanlah prioritas utama syafira saat ini, dia hanya ingin segera melunasi hutang-hutangnya tanpa merepotkan orang lain, terlepas dari ketidaksukaan orang tua dokter Rendra terhadap dirinya.

🌼 🌼 🌼

Beberapa hari kemudian...

Bunyi alarm di kamar Syafira, membuat perempuan yang lebih sering berpenampilan sederhana tersebut mengerjapkan matanya. Ia meraih jam di atas nakas yang terus mengganggu telinganya tersebut. Dimatikannya kemudian di letakkan kembali ke tempatnya.

Syafira menggeliat, masih berusaha mengumpulkan nyawanya agar bisa kembali menghadapi dunia yang akhir-akhir ini sedang tak bersahabat dengannya, dengan tetap terbaring di tempat tidur. Pelan-pelan, nyawanya yang entah semalam melanglang buana kemana terkumpul kembali. Syafira bangun lalu menguncir cepol rambutnya, hingga leher jenjangnya terlihat jelas.

Syafira menghela napasnya pelan sebelum akhirnya ia pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menjalankan kewajibanya sebagai seorang muslim.

"Hari ini nggak ada jadwal kuliah , lebih baik aku ke rumah sakit jenguk Adel, terus ke makam ayah sebentar, nanti pulangnya mampir ke toko," gumam Syafira yang kini tengah menikmati sarapannya sendirian.

Jika dulu rumah tersebut selalu ramai dengan keributan dan drama yang selalu Adel ciptakan di pagi hari, kini terasa sepi dan sunyi.

Sejenak Syafira melamun, membayangkan saat-saat indah dulu bersama ayah dan adiknya. Tampak jelas dipelupuk matanya cairan bening yang siap mengalir membasahi pipinya. Namun, dengan segera Syafira menyekanya. Ia tak ingin terus larut dalam kesedihan. Setidaknya, ia masih memiliki harapan terhadap adiknya meskipun harapan itu hanya sedikit.

Selesai sarapan, Syafira langsung kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil tas dan kunci sepeda motornya.

"Hai william, udah sembuh kan sekarang? Siap mengantarku kemana-mana lagi kan? Jangan ngambek-ngambek lagi ya? Susah kalau enggak ada kamu," ucap Syafira kepada scooter maticnya yang ia beri nama william tersebut.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Syafira sampai di rumah sakit. Ia memarkirkan sepedanya dan langsung menuju ke ruangan temat adiknya di rawat.

" Hai dek, kakak datang nih," Syafira menyapa Adel yang terbaring tak berdaya, sembari meletakkn tasnya di atas nakas. Ia juga mengganti bunga yang ia bawa beberapa harinyng lalu dengan yang baru dan lebih segar.

Syafira terus mengajak ngobrol Adel, tanpa ia sadari ada sesosok laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya dari ambang pintu. Laki-laki tersebut terus menatap Syafira sambil terus tersenyum.

"Dok, dokter!" panggil perawat yang juga ikut berdiri di samping laki-laki tersebut.

Mendengar suara perawat tersebut, Syafira langsung menoleh ke arah pintu.

"Dokter Rendra?" ucap Syafira. Dokter Rendra pun tersenyum dan masuk.

"Tumben jam segini kamu ke sini Fir," ucap dokter Rendra sambil memeriksa kondisi Adelia.

"Iya dok, hari ini enggak ada kuliah, jadi saya ke sini," jawab Syafira.

"Tapi nanti saya sibuk dok, harus ke toko. Kasihan Rani kalau sendiri terus," lanjut Syafira, sebelum dokter Rendra menaggapi ucapannya.

" Belum juga di ajak jalan, udah menolak secara halus aja kamu Fir" ucap dokter Rendra dalam hati.

Setelah sedikit berbincang-bincang dengan Syafira membahas tentang kondisi Adel, dokter Rendra pun pamit. Syafira menatap punggung dokter Rendra tanpa berkedip.

"Seandainya saja..." gumam Syafira lirih.

🌼 🌼 🌼

Syafira kembali melajukan sepeda motornya, kali ini tujuannya adalah makam almarhum sang ayah.

Setelah sampai di makam, ia langsung menabur bunga dan mendoakan ayahnya dengan khusyuk.

Sementara itu, di tempat pemakaman yang sama, tampak Bara dan juga kedua anak kembarnya yang sedang mengunjungi makam Olivia.

Bara yang memakai kaca mata hitam tampak sedang mengusap-usap nisan yang bertuliskan nama almarhumah istrinya tersebut. Sedangkan Nathandan Nala menabur bunga di atas makam ibu mereka sambil masing-masing menenteng keranjang berisi bubgan mawar.

"Hallo mommy, assalamualaikum.. Nala dan Athan datang lagi, momy rindu tak sama kita? Kita rindu sama mommy. Lusa, Nala dan Athan ulang tah loh, makanya daddy ngajak jengung mommy sekarang," ucap Nala sambil menabur bunga. Sementara Nathan hanya diam. Nathan memang lebih irit bicara dan dingin dari pada Nala.

"Sayang , lihatlah si kembar. Mereka tumbuh dengan baik bukan. Nathan mirip denganku, sedangkan Nala sangat mirip denganmu. Mereka sudah mulai bisa protes ini itu sama aku, terkadang aku bingung untuk menjawab pertanyaan ajaib dari mereka. Lusa mereka akan berulang tahun yang ke-5, itu artinya sudah lima tahun juga kamu meninggalkan aku. Banyak yang berubah, termasuk kamu yang hadir hanya dalam mimpiku saja," ucap Bara dalam hati.

Beberaa saat kemudian...

" Sayang, kalian ke mobil dulu ya bersama Om Jon," ucap Bara kepada kedua anaknya.

" Oke daddy!" seru Nala.

" Ayuk Athan!" Nala menarik Nathan.

" Sebentar, aku letakkan ini dulu,"Natahn meletakkan kernjang kecil tempat bunga yang ia pegang tadi.

" Ayo opa, kita ke mobil!" ajak Nala kepada laki-laki paruh baya yang bekerja sebagai asisten pribadi Bara tersebut.

" Baik nona muda kecil," sahut Joni.

" Cepatlah!" teriak Nathan yang sudah berjalan duluan.

Tiba-tiba pemandangan indah di depan matanya, membuat Nathan memghentikan langkahnya. Ia tertegun melihat Syafira yang sedang berdoa untuk ayahnya. Entah apa yang ada dalam pikiran anak kecil tersebut ketika ia melihat Syafira.

"Kenapa berhenti Athan?" tanya Nala.

"Lihatlah!" Nathan menggerakkan matanya ke arah Syafira.

"Cantik!" seru Nala.

"Apa itu cocok Athan?" lanjutnya.

"Hemm, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan kan?"

Nala mengangguk. Kemudian, ia mendekati Syafira.

"Mommy!" seru Nala. Syafira tak bergeming, ia tak berpikir panggilan itu di tujukan kepadanya.

Nala melihat ke arah Nathan dan hanya di balas kedian mata oleh saudara kembarnya tersebut.

"Tuan muda kecil, ada apa ini?" tanya Joni.

"Opa jon diam saja, ini adalah misi kami," jawab Nathan.

"Tapi tuan,,"

"Ssst opan Jon ingin meliht dady menikah kan?"

"Eh...?" Joni kehilangn kata-kata, ia tak tahu apa maksud dari bocah kecil tersebut.

"Mommy!" Nala kembali memanggil Syafira.

Syafira menoleh, ia menunjuk mukanya sendiri untuk memastikan apakah ia salah mendengar atau tidak.

Nala mengangguk mantab sambil tersenyum.

"Mommy!!" panggilnya lagi.

"Eh?" Syafira masih ragu jika di yang di panggil mommy, ia celingak-celinguk ke sekitar mencari sosok perempuan lain yang mungkin di maksud oleh Nala. Tapi ia tak menemukan ada perempuan lain di sana, ia hanya melihat laki-laki aruh baya dengan anak laki-lak kecil yang berdiri tak jauh dari tempatnya dan Nala. Dan dari kejauhan, ia melihat sosok laki-laki yang sedang berjongkok di samping makam istrianya.

🌼 🌼 🌼

Visual Si kembar

Nathan

Nala

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

nitip lapak baca

2023-10-24

0

AR Althafunisa

AR Althafunisa

gemesin banget sih mereka 🥰🥰🥰

2023-10-13

0

susi 2020

susi 2020

🥰🥰🥰

2023-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 BAB 8
9 Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12 (Tak semudah itu)
13 Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14 Bab 14
15 Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19 Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20 Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21 Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22 Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23 Bab 23 (Meminta restu)
24 Bab 24
25 Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26 Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27 Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28 Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29 Bab 29 (Pesta pernikahan)
30 Bab 30 (Malam pertama...?)
31 Bab 31 ( Nyonya baru)
32 Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33 Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34 Episode 34 (Kikuk?)
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45 (Dedek bayi)
46 Bab 46
47 Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48 Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49 Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50 Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51 Bab 51 (Shock Theraphy)
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 (Oma pulang)
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Episode 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113 (Puncak kecewa)
114 Bab 114 (Dua hati satu luka)
115 Bab 115 (Side story)
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bb 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bb 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146 (End)
147 Extra part
148 Extra part 1
149 Extra part 2
150 Extra part 3
151 Extra part 4
152 Extra part 5
153 Extra part 6
154 Extra part 7
155 Extra part 8
156 Extra part 9
157 Extra part 10
158 Extra part 11
159 Extra part 12
160 Extra part 13
161 Extra part 14
162 Extra part 15 (End)
163 Novel baru
164 Promo Novel Rega dan Gisel
165 Novel Sebatas Ibu Pengganti
166 One night mistake with calon ipar
167 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
BAB 8
9
Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12 (Tak semudah itu)
13
Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14
Bab 14
15
Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19
Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20
Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21
Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22
Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23
Bab 23 (Meminta restu)
24
Bab 24
25
Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26
Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27
Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28
Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29
Bab 29 (Pesta pernikahan)
30
Bab 30 (Malam pertama...?)
31
Bab 31 ( Nyonya baru)
32
Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33
Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34
Episode 34 (Kikuk?)
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45 (Dedek bayi)
46
Bab 46
47
Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48
Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49
Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50
Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51
Bab 51 (Shock Theraphy)
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 (Oma pulang)
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Episode 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113 (Puncak kecewa)
114
Bab 114 (Dua hati satu luka)
115
Bab 115 (Side story)
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bb 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bb 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146 (End)
147
Extra part
148
Extra part 1
149
Extra part 2
150
Extra part 3
151
Extra part 4
152
Extra part 5
153
Extra part 6
154
Extra part 7
155
Extra part 8
156
Extra part 9
157
Extra part 10
158
Extra part 11
159
Extra part 12
160
Extra part 13
161
Extra part 14
162
Extra part 15 (End)
163
Novel baru
164
Promo Novel Rega dan Gisel
165
Novel Sebatas Ibu Pengganti
166
One night mistake with calon ipar
167
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!