BAB 8

Hari ulang tahun si kembar yang ke-5 akan diadakan hari ini. Pagi-pagi sekali Bara sudah memulai aktivitasnya dengan berolah raga di ruangan gym yang berada di sisi belakang rumahnya, yang berhadapan langsung dengan? taman dan juga kolam renang.

Nala datang menghampiri Bara dan memintanya untuk push up. Bara menuruti permintaan Nala.

"Ayo terus daddy!" seru Nala yang kini tengah duduk di punggung Bara. Ya, Bara sedang melakukan push up dan kebiasaan Nala adalah duduk di punggung ayahnya jika ayahnya sedang push up. Ia senang sekali tatkala badannya ikut naik turun sesuai gerakan badan sang ayah.

"Tiga puluh,tiga puluh satu..." Nala terus menghitung gerakan Bara.

"Princess daddy semakin pandai berhitung ya, makin pintar," puji Bara.

"Iya dong daddy, harus pintar biar bisa jadi artis kayak mommy," ucap Nala polos.

"Memangnya kalau jadi artis harus pintar?" tanya Bara.

"Tentu saja, biar enggak mudah di bohongi," timpal Nala dengan polosnya.

Bara tersenyum mendengar jawaban sang anak, yang entah apa hubungannya jadi seorang artis dan di bohongi. Bara hany menanggapinya sebagai ucapan anak-anak.

"Meskipun tidak jadi artis tetap harus pintar sayang," pesan Bara.

"Iya daddy, Nala mengerti," Nala menganggukkan kepalanya mantap.

"Tuan muda," suara om Jhon yang baru saja datang membuat Bara menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah sumber suara.

Karena Bara berhenti push up, Nala pun turun dari punggung Bara.

"Daddy, aku mau cari Nathan dulu, tadi katanya dia mau main sama paman Tiger di halaman," ujar Nala dan langsung pergi meninggalkan Bara dan om Jhon.

"Katakan!" Titah Bara yang kini tengah berjalan santai di atas treadmill.

"Saya sudah mensterilisasi makam nyonya Olivia, sehingga hari hanya tuan yang bisa berada di sana," ucap om Jhon, karena Olivia adalah seorang Artis papan atas semasa hidupnya dulu dan hari ini adalah hari kematiannya, pasti akan ada banyak sekali penggemarnya yang akan mendatangi makamnya. Dan seperti biasa pula Om Jhon sudah mengatur jadwal buat mereka jika ingin berkunjung ke makam idola mereka tersebut di lain waktu, karena khusus hari ini hanya Bara sendiri yang akan berada di sana tanpa gangguan siapapun.

Bara biasa menghabiskan waktu seharian di makam Olivia, bahkan dia tidak pernah hadir di acara pesta ulang tahun kedua buah hatinya, dan si kembar selalu mencoba mengerti perasaan sang ayah. Mereka tidak pernah protes sama sekali, mereka tahu bagaimana perasaan sang ayah. Si kembar sebenarnya sering bilang untuk tidak merayakan ulang tahun mereka, akan tetapi Bara dan bu Lidya ingin mereka tetap merayakannya, seperti anak-anak lainnya.

"Baiklah, om Jhon pergilah ke kantor hari ini," ucap Bara.

"Tapi nanti...?"

"Tidak perlu menemani saya ke makam, saya ingin ke sana sendiri," sahut Bara sambil tetap berjalan pelan di atas treadmill.

"Baiklah tuan," ujar om Jhon, ia tahu perasaan Bara saat ini sedang tidak baik.

Sementara itu, Nala sudah menghampiri Nathan. Ia memberi tahu sesuatu kepada Nathan dengan berbisik di telinganya.

"Oh iya, kita lupa ngasih alamat ke kakak cantik," ucap Nathan sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Terus gimana Athan? Kakak syatik enggak jadi ke sini dong. Daddy juga pasti enggak datang kan nanti, seperti biasanya," ujar Nala, ia menunduk sedih.

"Jangan sedih dulu, pasti kakak cantik ke sini, jangan nangis," Nathan berusaha menenangkan adik kembarnya.

"Beneran Athan? Enggak bohong?"

"Iya, ayo ikut aku!" ajak Nathan.

"Kemana?" tanya Nala.

"Cari oma," jawab Nathan sambil berjalan mendahului Nala.

"Paman, urus paman tiger!" perintah Nathan kepada salah satu bawahan Bara yang bertugas kediaman Osmaro.

"Baik tuan muda kecil," jawabnya menganggukkan kepala.

"Kenapa cari oma Athan? Oma lagi sibuk maskeran, biar nanti kelihatan glowing di acara ulang tahun kita," ucap Nala yang memang benar adanya. Bu Lidya sudah sejak pagi sibuk melakukan perawatan, mulai dari wajah hingga kuku-kuku kakinya. Ia tak ingin kalah saing dengan para mama muda yang akan menghadiri acara ulang tahun si kembar bersama anak mereka nanti.

"Jangan banyak tanya, ikut saja!" Nala pun mengikuti ajakan Nathan.

Setelah menemukan Oma mereka, Nathan langsung membisikkan sesuatu kepada bu Lidya.

"Hem, hem, hem," balasan bu Lidya atas ucapan Nathan di telinganya.

"Oma sakit gigi? atau pita suara oma rusak?" tanya Nathan kesal dengan tanggapan bu Lidya.

"Bukan gitu Athan, lihat! Oma sedang maskeran, nanti jad rusak kalau oma buka suara, iya kan oma?" ucap Nala.

"Hem!" sahut bu Lidya sambil mengacungkan jempol kanannya.

"Apanya yang rusak, mukanya? Kan memang udah keriput,"

"Astaga ini anak, jangan di perjelas juga kali," gumam bu Lidya.

"Kamu enggak ikut maskeran Nala?" tanya Nathan.

"Tak lah, Nala kan udah syantik dari sananya," Nala mengibaskan rambutnya centil.

"Oh, berati oma jelek," ucap Nathan dengan cueknya.

"No comment!" Nala menggedikkan bahunya, dan keduanya pun tertawa.

"Becanda Oma, jangan marah," ucap Nala.

"Iya Oma, nanti enggak berminyak wajahnya kalau cemberut," sambung Nathan.

"Glowing Athan, bukan berminyak,"protes Nala.

"Ya, terserahlah! Oma jangan lupa apa yang Nathan bilang tadi," ucap Nathan lalu ia berbaik arah meninggalkan oma dan juga Nala dengan satu tangannya ia masukkan ke saku piyama yang ia kenakan.

Tak lama kemudian, Nala juga menyusulnya untuk membersihkan diri dan juga bersiap-siap untuk acara ulang tahunnya, di bantu bu Lidya yang sudah membersihkan masker di wajahnya sesaat setelah Nathan pergi.

🌼🌼🌼

Acara ulang tahun si kembar akan segera di mulai, banyak teman-teman si kembar yang adah datang bersama orang tua mereka.

"Kemana tuan muda?" tanya bu Lidya kepada salah satu asisten rumah tangga Bara.

"Tuan sudah berangkat nyonya besar," jawabnya sopan.

"Ke makam?" bu Lidya memastikan perkiraannya.

"Sepertinya iya nyonya, seperti biasa,"

Bu Lidya langsung mengambil mengambil ponselnya di kamar.

"Selalu begini, enggak mikirin perasaan anak-anaknya, dengan menyendiri di makam seharian hanya akan bikin tambah galau," gumam bu Lidya sambil menekan nomor ponsel Bara.

Beruntung, kali ini Bara tidak mematikan ponselnya, hanya di mode getar saja.

"Assalamualaikum ma, ada apa?" tanya Bara dari seberang telepon.

"Tanya ada apa, di mana kamu Bara? Anak-anak menunggu kamu, acara sebentar lagi mau mulai," ucap hu Lidya.

"Bara sedang di..."

"Makam Olivia?" bu Lidya memotong ucapan Bara.

"Iya ma, anak-anak pasti mengerti seperti biasa, Bara tidak datang tapi anak-anak tetap senang," ujar Bara.

"Lalu kapan kamu akan mengerti anak-anak? Sekarang pulang dan rayakan ulang tahun si kembar di rumah!" tegas bu Lidya.

"Tapi ma..."

"Tidak ada tapi. O ya, makam Olivia dekat dengan rumah gadis bernama Syafira yang di ceritakan Nala kan? jemput dia sekarang, Nala sangat mengharapkan dia dan kuenya,"

"Nala akan lebih senang dengan hadiah yang sudah Bara siapkan dari pada kue dari gadis itu ma,"

"Itu kan menurut kamu, cepat jemput dia atau setelah ini mama akan bawa si kembar pulang ke rumah mama," ancam bu Lidya.

"Mama bisa suruh sopir," Bara masih berusaha menolak.

"Oke fine, kamu pulang anak-anak udah enggak di rumah ini," sahut bu Lidya, sebenarnya ia ngeri juga mengancam Bara seperti itu, kalau orang lain mungkin sudah Bara kirim ke Pluto. Tapi bu Lidya tahu, Bara sangat menyayangi dan menghormatinya seperti ibu kandungnya sendiri, seperti ia menganggap Bara sebagai anak kandung.

"Iya, Bara jemput," akhirnya Bara mengalah.

"Sekarang!"

"Hem," Bara langsung mematikan ponselnya.

"Tahu gini, tadi aku matiin aja ponselnya," Gumamnya.

"Lihatlah sayang, mama bawel sekali. Tapi aku tahu dia begini karena menyayangiku," Bara mengusap nissan makam istrinya.

" Apa kamu akan senang jika aku merayakan ulang tahun Si kembar hari ini? Apa kamu enggak marah aku pulang sekarang? Maaf, kali ini aku tidak bisa di sini lama, aku pulang dulu," Bara berdiri dan memakai kembali kaca hitamnya

"Merepotkan!" umpat Bara, mengingat ia harus menjemput Syafira.

"Bagaimana oma?" Nathan dan Nala menghampiri bu Lidya di kamarnya.

"Beres, oma gitu lho!"

🌼🌼🌼

Sementara itu, Syafira sudah berada di toko kuenya untuk mengambil kue yang subuh tadi ia buat. Selesai mempacking kuenya, Syafira bersiap untuk berangkat. Namun, saat ia menyalakan scooter maticnya, ia ingat sesuatu.

"Astaghfirullah! Aku enggak tahu dimana rumah mereka, kemarin lupa enggak nanya," Syafira menepuk jidatnya sembari menghela napas.

"Giman dong ini William?" Syafira mengajak bicara scooternya yang ia kasih nama william tersebut.

"Kenapa mbak Fira? William mogok lagi?" tanya Rani.

"Enggak Ran, tapi aku enggak tahu alamat rumah Si kembar itu, gimana dong, kalau aku enggak jadi ke sana, nanti di kira aku ingkar janji," jawab Syafira bingung.

Baru saja Syafira selesai bicara, mobil yang Bara kendarai masuk ke halaman toko Syafira.

"Pucuk di cinta, ulam pun tiba," ucap Rani yag melihat Bara keluar dari mobil.

"Apa sih Ran, malah enggak jelas gitu,"

Rani mengisyaratkan Syafira untuk menoleh ke belakang dengan menggerak-gerakkan alisnya sambil tersenyum.

Syafira pun menoleh, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Ini mimpi kan Ran?" Syafira tak yakin jika Bara beneran datang ke tokonya. Mengingat keangkuhan dan dinginnya duda beranak kembar tersebut.

Rani mencubit lengan Syafira, Syafira mengaduh.

"Sakit kan mbak, berati enggak mimpi," kekeh Rani.

Syafira mendekati Bara.

"Om menjemput saya?" tanya Syafira.

"Jangan GR kamu, kebetulan saya tadi dari makam, dan ibu mertua saya meminta saya sekalian bawa kamu ke rumah. Tidak sengaja buat jemput, emang saya sopir apa," Ujar Bara gengsi.

Syafira hanya menanggapinya dengan ber-oh-ria.

"Cepat masuk mobil," perintah Bara.

"Om jalan saja duluan, biar saya di belakang bersama William," sahut Syafira.

Bara mengerutkan keningnya, dia pikir Syafira akan pergi dengan laki-laki lain.

"Aku udah buang-buang waktu buat jemput ke sini, dia malah mau pergi dengan pacarnya. Dasar enggak tahu berterima kasih," batin Bara.

"Terserah!" ucap Bara sewot.

"Mbak Fira ikut mobil om duda ganteng aja, kan jadi enggak repot bawa kuenya," Rani mulai mengompori.

"Gitu ya Ran, terus nanti pulangnya?"

"Kalaubom Duda, laki-laki bertanggung jawab pasti datang di jemput, pulang di antar dong. Iya kan om?" Rani sedikit meninggikan kalmat terakhirnya sambil mengalihkan pandangan ke arah Bara.

Bara acuh tak menanggapinya.

"Yakin nih Ran? Lihat, dingin gitu, nanti sampai rumahnya aku bisa membeku,"

"Mau atau tidak?" tanya Bara tak sabar, ia sudah membuka pintu mobilnya.

"Iya om iya, aku ikut om aja," Fira langsung menyambar kuenya dan berlari kecil ke arah mobil Bara.

"Duduk depan kan om?" tanya Syafira.

"Kamu pikir saya..."

"Iya tahu, om bukan sopir, makanya saya tanya duduk di depan kan,"

"Kalau udah tahu kenapa tanya, pintar!" sindir Bara.

"Makasih om pujiannya," Syafira menunjukkan senyum kecutnya.

"Masuk!"

"Bentar om, mau meletakkan kuenya di kursi belakang. Bukain om pintunya,"

Bara mengusap wajahnya kasar, baru kali ini dia di suruh-suruh seperti itu, oleh seorang gadis pula. Namun anehnya dia tetap saja menuruti ucapan gadis tersebut.

"Enggak usah pasangin seat beltnya om, saya bisa sendiri, sering lihat di televisi," ucap Syafira ketika sudah berada dalam mobil.

"Siapa juga yang mau pasangin, GR!" gumam Bara kesal.

"Pelan-pelan om jalannya, nanti kuenya rusak,"

"Ini mobil, bukan siput. Kalau mau pelan sekali, naik siput sana,"

"Hahaha om lucu, remuk kali saya yang segede ini naik siput, kasihan siputnya, om bisa ngelawak juga yah ternyata," Syafira terkekeh.

"Diam dan jangan banyak bicara, atau saya lakban mulut kamu dan saya lempar ke Pluto," kesal Bara, bagaimana bisa gadis itu menanggapi kekesalannya sebagai candaan.

"Asal enggak ke Surga aja om, saya masih pengen hidup,"

Bara sudah kehabisan kata-kata, ia memutuskan untuk diam dan tidak bicara lagi, atau ia akan semakin pusing dengan ocehan Syafira.

Sesampainya di kediaman Osmaro, Syafira terkejut melihat kemewahan dan luasnya rumah tersebut. Membuatnya berpikir keras, siapa sebenarnya laki-laki yang dia panggil om duda tersebut.

"Apa dia bos mafia kaya raya kayak di novel dan film? atau bisnis ilegal yang menghasilka banyak sekali uang? ," batin Syafira menggedik ngeri membayangkan.

Saat hendak melewati pintu, Syafira berhenti sebentar, ia ingin melepas sepatunya. Bara yang melihatnya kembali mengernyit.

"Jangan norak!"

"Eh...?" Syafira menoleh ke arah Bara.

"Tidak usah di lepas, katanya sering lihat di televisi," gumam Bara sambil melenggang masuk menuju ke aula rumah, tempat di selenggarakannya pesta. Dan Syafira hanya mengekorinya dari belakang, ia tampak heran melihat para staff rumah tangga yang selalu menundukkan kepala mereka ketika berpapasan dengan Bara dan dirinya.

🌼🌼🌼

💠Jangan lupa like, komen dan votenya, terima kasih 🙏🙏

Salam hangat author🤗🤗 ❤️❤️💠

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Hadeh.. om duda jgn galak².. sumpain jd bucin ntar.. 🙄🙄

2024-04-15

0

Praised94

Praised94

👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2023-10-24

0

susi 2020

susi 2020

🥰🥰😍

2023-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 BAB 8
9 Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12 (Tak semudah itu)
13 Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14 Bab 14
15 Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19 Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20 Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21 Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22 Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23 Bab 23 (Meminta restu)
24 Bab 24
25 Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26 Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27 Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28 Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29 Bab 29 (Pesta pernikahan)
30 Bab 30 (Malam pertama...?)
31 Bab 31 ( Nyonya baru)
32 Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33 Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34 Episode 34 (Kikuk?)
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45 (Dedek bayi)
46 Bab 46
47 Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48 Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49 Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50 Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51 Bab 51 (Shock Theraphy)
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 (Oma pulang)
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Episode 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113 (Puncak kecewa)
114 Bab 114 (Dua hati satu luka)
115 Bab 115 (Side story)
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bb 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bb 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146 (End)
147 Extra part
148 Extra part 1
149 Extra part 2
150 Extra part 3
151 Extra part 4
152 Extra part 5
153 Extra part 6
154 Extra part 7
155 Extra part 8
156 Extra part 9
157 Extra part 10
158 Extra part 11
159 Extra part 12
160 Extra part 13
161 Extra part 14
162 Extra part 15 (End)
163 Novel baru
164 Promo Novel Rega dan Gisel
165 Novel Sebatas Ibu Pengganti
166 One night mistake with calon ipar
167 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
BAB 8
9
Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12 (Tak semudah itu)
13
Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14
Bab 14
15
Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19
Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20
Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21
Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22
Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23
Bab 23 (Meminta restu)
24
Bab 24
25
Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26
Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27
Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28
Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29
Bab 29 (Pesta pernikahan)
30
Bab 30 (Malam pertama...?)
31
Bab 31 ( Nyonya baru)
32
Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33
Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34
Episode 34 (Kikuk?)
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45 (Dedek bayi)
46
Bab 46
47
Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48
Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49
Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50
Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51
Bab 51 (Shock Theraphy)
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 (Oma pulang)
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Episode 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113 (Puncak kecewa)
114
Bab 114 (Dua hati satu luka)
115
Bab 115 (Side story)
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bb 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bb 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146 (End)
147
Extra part
148
Extra part 1
149
Extra part 2
150
Extra part 3
151
Extra part 4
152
Extra part 5
153
Extra part 6
154
Extra part 7
155
Extra part 8
156
Extra part 9
157
Extra part 10
158
Extra part 11
159
Extra part 12
160
Extra part 13
161
Extra part 14
162
Extra part 15 (End)
163
Novel baru
164
Promo Novel Rega dan Gisel
165
Novel Sebatas Ibu Pengganti
166
One night mistake with calon ipar
167
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!