Bab 6

Tak berselang lama, akhirnya mereka sampai di toko milik Syafira. Namun, betapa terkejutnya Syafira, ketika baru sampai depan tokonya, ia melihat ada beberapa laki-laki berbadan tegap sedang mengacak-acak toko kue miliknya.

Tampak Rani menangis ketakutan, namun tetap berusaha mencegah para laki-laki tersebut mengacak-acak toko, meskipun itu tidak berhasil.

"Apa-apaan ini, siapa kalian? Hentikan!" teriak Syafira.

Rani langsung berlari mendekati Syafira, begitu ia tahu Syafira datang.

"Mbak, aku takut. Mereka orang suruhannya Tuan Aji, tadi mereka nanyain mbak Fira, aku bilang tidak tahu, mereka langsung mengacak-acak toko," ucap Rani dengan nada bergetar.

"Kalian hentikan, hutang ayah saya kepada tuan Aji akan saya bayar secepatnya," ucap Syafira.

Para laki-laki itu tidak mendengarkan ucapan Syafira, mereka terus mengacau. Apa saja yang mereka temui mereka lempar begitu saja, sebuah vas bunga pun melayang hampir mengenai Syafira. Namun, dengan cepat Bara menangkap vas itu dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang satu masih menggendong Nala. Nala tampak ketakutan melihat apa yang terjadi, sedangkan Nathan bersembunyi di belakang om Jhon karena takut juga.

Bara menurunkan Nala dan meminta om Jhon untuk membawa Nala dan Nathan pergi menghindar dari keributan tersebut. Setelah Nala dan Nathan di bawa masuk ke ruangan lain, Bara langsung melempar vas yang ia pegang ke lantai.

"Siapa kamu? tidak usah ikut campur, ini urusan bos Kami degan nona ini," ucap salah satu laki-laki suruhan orang bernama tuan Aji tersebut.

"Saya memang tidak ada hubungannya dengan gadis ini, tapi karena kalian berulah di depan anak-anak saya, maka ini menjadi urusan saya juga," ucap Bara penuh penekanan. Ya, dia paling tidak suka ada kekerasan di depan kedua anaknya. Meskipun dia sendiri berwatak keras dan arrogant, tapi ia tak pernah menunjukkannya di depan sang anak.

"Oh, Anda mau berurusan dengan kami juga rupanya? Pengen kami buat masuk rumah sakit? Pilih, mau sampai ke ruang UGD saja, sampai ke ruang ICU atau mau jadi almarhum sekalian hah!" sarkas laki-laki tersebut dengan sombongnya.

Tanpa bersuara lagi Bara langsung maju dan menghajar laki-laki berbadan kekar yang jumlahnya empat orang tersebut tanpa ampun. Syafira, Rani dan juga beberapa orang yang menyaksikan aksi Bara menghajar keempat pria tersebut tercengang. Bahkan Bara tak bergeming dari tempatnya untuk melawan.

Tiba-tiba, dari arah yang tak terduga, salah satu dari keempat laki-laki tersebut melayangkan sebuah pisau ke arah Bara. Syafira yang melihatnya langsung berteriak.

"Awas om!!!!"

Mendengar teriakan Syafira, Bara langsung menghindar dari pisau yang siap menusuknya tersebut. Dengan cepat ia menangkisnya, namun tangannya tergores dan berdarah.

Bara kembali menghajar mereka sampai mereka benar-benar tidak berkutik lagi.

"Sekarang kalian yang pilih, mau masuk rumah sakit terlebih dahulu atau mau langsung ke liang lahat?" ucap Bara penuh amarah, setelah membuat mereka jatuh tersungkur dan babak belur. Luka di tangannya tak ia hiraukan.

"Ampun Tuan, kami tidak bermaksud mencari masalah dengan Tuan, kami hanya ada urusan dengan nona ini, dia memiliki hutang dengan bos kami," jawabnya sambil memegangi perut dan juga memegangi mukanya yang sudah babak belur.

"I iya tuan, ampuni kami. Kami tidak ada urusan dengan tuan," sambung yang lain.

"Saya tidak peduli dengan urusan kalian, sekarang kalian pergi dan selesaikan urusan kalian lain kali! kalian bisa datang lagi, besok, lusa atau kapan terserah!"

"Eh...?" Syafira sedikit kesal dengan ucapan Bara. Ternyata laki-laki itu memang bukan berniat membantunya, tetapi kesal karena mereka mengacau di depan kedua anaknya.

"Ba baik tuan," merekapun berjalan mendekati Syafira.

"Nona kali ini Anda selamat, tapi tuan Aji hanya akan memberi Anda tenggang waktu maksimal dua minggu lagi Anda harus membayar hutang. Jika tidak, Anda harus terima penawaran Tuan Aji untuk menjadi istri keempatnya. Anggap hari ini sebagai peringatan," ucap salah satu dari keempat pria itu sebelum akhirnya mereka pergi meninggalkan toko.

Syafira langsung mendekati Bara, bagaimanapun juga ia merasa bersalah kepada laki-laki berstatus duda tersebut.

"Om, tangan Anda terluka?" tanya Syafira.

"Apa kamu buta? jelas-jelas ini terluka, masih tanya!" jawab Bara dingin.

"Astaga ini om duda, ditanya baik-baik, jawabnya ngegas terus," batin Syafira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ran, bereskan tempat ini, saya mau mengobati luka om ini dulu," ucap Syafira kepada Rani.

"Iya mbak Fira," jawab Rani dan langsung mulai untuk merapikan tokonya kembali.

"Saya obati lukanya om, Saya ambil kotak P3K dulu, om duduk saja dulu di sini," Syafira menunjuk sebuah kursi yang berada tepat di samping Bara.

"Tidak perlu!" tolak Bara. Namun, Syafira sudah pergi untuk mengambil kotak P3K.

"Daddy! Apa daddy baik-baik saja?" tanya Nala yang sambil berjalan mendekat ke arah Bara bersama Natha dan om Jhon.

"Iya, daddy baik-bak saja princess," jawab Bara.

"Tuan muda, tangan Anda terluka," ucap om Jhon.

"Tidak masalah om, cuma tergores," sahut Bara.

"Tangan daddy terluka," ucap Nathan datar.

"It's oke! hanya sedikit tergores. Ayo kita pulang sekarang!"

"Tapi tangan daddy berdarah, harus di obati dulu daddy," ucap Nala.

"Iya om, biar saya obati dulu lukanya om," Syafira sudah membawa kotak P3K di tangannya.

"Tidak usah!" tegas Bara.

"Tapi daddy?" Nala mendongak ke atas sambil tangannya menggoyang-goyang jas yang di kenakan oleh Bara. Tersirat kekhawatiran di wajah cantik gadis kecil tersebut karena melihat tangan sang ayah terluka.

Bara tahu, Nala tak setegar dan sekuat Nathan, ia berjongkok di depan Nala, lalu tersenyum,

"Daddy baik-baik saja princess, ini cuma luka kecil. Cuma tergores sedikit, lihat princess tersenyum langsung sembuh," ucapnya lembut.

"Benarkah?"

"Hehemm,"

Nala langsung memasang senyumnya yang manis di depan Bara, kemudian ia mencium pipi Bara.

Syafira yang melihatnya merasa terharu sekaligus heran, kenapa laki-laki di depannya ini sangat dingin terhadap orang lain, tetapi sangat lembut ketika berhadapan dengan anaknya.

"Bapakable banget, tapi kalau untuk jadi suami, enggak suamiable banget deh, eh siapa juga yang mau jadi istrinya" batin Syafira, ia langsung menutup mulutnya sendiri.

Bara menuntun Nala dan mengajak Nathan serta om Jhon keluar dari toko Syafira. Syafira ikut keluar toko untuk mengantar mereka sampai ke depan toko, ia mash membawa kotak P3K yang tidak jadi untuk mengobati tangan Bara tersebut.

"Telepon pak Hendro, suruh bawa mobil kesini!" perintah Bara kepada om Jhon.

"Baik tuan," sahut om Jhon, ia langsung mengambil ponsel dan menghubungi sopir pribadi Bara yang menunggu di parkiran makam.

"Om, saya minta maaf untuk semua yang telah terjadi. Nala, Nathan, maafin kakak yah, pertemuan pertama kita, malah kayak gini," Syafira mengalihkan pandangannya ke Bara lalu ke Nathan dan Nala yang berada di samping kanan dan kiri Bara.

"Tidak apa-apa kakak syantik," balas Nala.

"Macaronnya bagaimana daddy?" tanya Nathan.

"Tidak ada macaron boy," sahut Bara.

"Tapi daddy?"

Nathan langsung diam ketika Bara menatap tajam kearahnya.

"Daddy, bolehkan kita pesan kue ulang tahun sama kakak syantik?" tanya Nala.

"Oma sudah memesankan kue buat kalian, oma pasti sudah mengatur semuanya, seperti biasa," jawab Bara.

"Maaf om, kalau boleh biar saya membuatkan kue untuk mereka sebagai tanda perminta maafan saya," ucap Syafira ragu-ragu.

"Tidak perlu," jawab Bara.

Nathan kembali memberi kode kepada Nala dengan matanya, entah apa yang ia maksud namun seolah Nala mengerti apa yang di mau oleh saudara kembarnya.

"Bolehlah daddy please, please please? kakak syantik kan niatnya baik tidak jahat, kata daddy enggak boleh menolak rejeki," ucap Nala berpose seimut mungkin sambil mengedipkan matanya.

"Eh kapan daddy bilang enggak baik menolak rejeki?" tanya Bara.

"Barusan daddy," jawab Nala.

"Hem baiklah, terserah kalian saja," jawab Bara mengalah, sangat jarang kedua anaknya dekat dengan seorang perempuan, tapi kali ini yang ia lihat sangat berbeda, bahkan Nala sampai mau memohon kepadanya.

"Horeee!!! Thank you daddy! daddy yang terbaik deh!" Nala langsung mendekati Syafira. Ia melambaikan tangannya sebagai isyarat supaya syafira menunduk. Syafira mengikuti arahan Nala, ia menunduk kemudian Nala mendekatkan mulutnya ke telinga Syafira.

"Kakak syantik, lusa datang ke rumahnya dandan yang syantik ya? Nanti jadi tamu spesialnya daddy, daddy Nala jomblo loh," bisik Nala di telinga Syafira.

Bisikan Nala membuat Syafira membulatkan kedua bola matanya, entahlah apa yang di maksud oleh gadis kecil yang sangat menggemaskan tersebut, Syafira tidak mengerti.

"Princess ayo cepat!" ajak Bara, karena mobil audah datang menjemput.

"Iya daddy, sebentar,"

"Oke kakak syantik?" masih menunggu jawaban Syafira.

"Eh iya sayang, besok kakak dandan syantik buat Nala. Sekalian kakak bawain kue macaron yang uenaaakk buat Nala dan Nathan," sahut Syafira mengusap lembut kepala Nala.

"Buat daddy kakak syantik, ih!" Syafira hanya tersenyum.

"Nala, ayo cepat! kasihan daddy, tangannya harus cepat diobati," kali ini Nathan yang bersuara.

"Oke kakak syantik, Nala pulang dulu, assalamu'alaikum," pamit Nala.

"Assalamu'alaikum," Nathan juga ikut mengucapkan salam kepada Syafira dengan senyum tipis tersungging dari bibirnya.

"Wa'alaikumsalam," balas Syafira.

Setelah Bara dan anak-anaknya menghilang dari pandangan Syafira, ia menghela napas sebentar lalu berbalik badan, masuk ke dalam toko untuk membantu Rani.

"Anak-anak jaman sekarang, pintar-pintar. Tahu istilah jomblo segala, hem," gumam Syafira.

"Mereka itu siapa mbak?" tanya Rani.

"Oh itu, baru kenal tadi Ran, waktu di makam ayah," jawab Syafira.

"Ganteng ya mbak?"

"Iya, ganteng," sahut Syafira tanpa sadar, ia melamun, mengingat ucapan para suruhan tuan Aji tadi, ia akan dijadikan istri keempat jika tidak bisa melunasi hutang.

"Eh, tapi suami orang itu mbak. Udah punya anak," ucap Rani.

"Dia duda," sahut Syafira, antara sadar dan tidak dengan apa yang di bicarakan Rani.

"Ohh duda, enggak apa-apa kalau gitu mbak, anaknya juga manis, apalagi ayahnya," ujar Rani menggoda.

"Eh apa tadi Ran?"

"Mbak Fira sih ngalamun, ngalamunin yang ganteng tadi ya?" ledek Rani.

"Siapa yang ganteng Rani?"

"Itu, ayahnya yang kembar tadi mbak, kata mbak Fira ganteng hihihi," Rani terkekeh.

"Bukan Ran, yang aku maksud anaknya, si Nathan yang ganteng," elak Syafira. Dalam hatinya, ia merutuki omongannya yang sudah memuji ketampanan Bara.

"Oh anaknya, kirain ayahnya," ledek Rani lagi.

"Udah, udah enggak usah di bahas, ayo lanjutkan merapikannya, jangan ghibah mulu, nanti telinganya si om duda panas lagi,"

"Wih, baru pertama ketemu udah ada panggilan kesayangan nih, om duda hihihi"

"Rani!" kesal Syafira karena terus di goda oleh Rani.

"Maaf mbak, bercanda,"

"Lagian dingin kayak es balok kayak gitu, siapa yang mau," cebik Syafira.

"Kalau begitu, mbak Fira yang panas dong, biar esnya mencair,"

"Rani cukup!"

Rani pun terkekeh sambil terus merapikan toko. Sementara Syafira meletakkan kotak P3K ke tempatnya lagi, sebelum akhirnya ikut merapikan tokonya.

🌼🌼🌼

💠Setelah sekian lama, akhirnya bisa up kembali, mohon maaf baru bisa up🙏🙏 jangan lupa like, komen dan Votenya, terima kasih🙏🙏 salam hangat author 🤗❤️💠

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

Terima Kasih 👍👍👍

2023-10-24

0

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-09-28

0

susi 2020

susi 2020

😘😘🥰

2023-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 BAB 8
9 Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12 (Tak semudah itu)
13 Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14 Bab 14
15 Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19 Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20 Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21 Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22 Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23 Bab 23 (Meminta restu)
24 Bab 24
25 Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26 Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27 Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28 Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29 Bab 29 (Pesta pernikahan)
30 Bab 30 (Malam pertama...?)
31 Bab 31 ( Nyonya baru)
32 Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33 Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34 Episode 34 (Kikuk?)
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45 (Dedek bayi)
46 Bab 46
47 Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48 Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49 Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50 Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51 Bab 51 (Shock Theraphy)
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 (Oma pulang)
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Episode 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113 (Puncak kecewa)
114 Bab 114 (Dua hati satu luka)
115 Bab 115 (Side story)
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bb 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bb 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146 (End)
147 Extra part
148 Extra part 1
149 Extra part 2
150 Extra part 3
151 Extra part 4
152 Extra part 5
153 Extra part 6
154 Extra part 7
155 Extra part 8
156 Extra part 9
157 Extra part 10
158 Extra part 11
159 Extra part 12
160 Extra part 13
161 Extra part 14
162 Extra part 15 (End)
163 Novel baru
164 Promo Novel Rega dan Gisel
165 Novel Sebatas Ibu Pengganti
166 One night mistake with calon ipar
167 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
BAB 8
9
Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12 (Tak semudah itu)
13
Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14
Bab 14
15
Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19
Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20
Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21
Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22
Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23
Bab 23 (Meminta restu)
24
Bab 24
25
Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26
Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27
Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28
Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29
Bab 29 (Pesta pernikahan)
30
Bab 30 (Malam pertama...?)
31
Bab 31 ( Nyonya baru)
32
Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33
Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34
Episode 34 (Kikuk?)
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45 (Dedek bayi)
46
Bab 46
47
Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48
Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49
Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50
Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51
Bab 51 (Shock Theraphy)
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 (Oma pulang)
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Episode 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113 (Puncak kecewa)
114
Bab 114 (Dua hati satu luka)
115
Bab 115 (Side story)
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bb 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bb 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146 (End)
147
Extra part
148
Extra part 1
149
Extra part 2
150
Extra part 3
151
Extra part 4
152
Extra part 5
153
Extra part 6
154
Extra part 7
155
Extra part 8
156
Extra part 9
157
Extra part 10
158
Extra part 11
159
Extra part 12
160
Extra part 13
161
Extra part 14
162
Extra part 15 (End)
163
Novel baru
164
Promo Novel Rega dan Gisel
165
Novel Sebatas Ibu Pengganti
166
One night mistake with calon ipar
167
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!