Bab 10

Pesta ulang tahun si kembar kali ini di penuhi kebahagiaan dan keceriaan. Kehadiran Bara dan juga Syafira menjadi momen paling berharga buat si kembar.

Suasana yang begitu ramai, membuat Syafira sedikit tidak nyaman. Setelah acara potong kue selesai, Syafira memilih untuk menyendiri di taman belakang rumah kediaman Osmaro. Di sana Syafira menikmati pemandangan taman yang tertata cantik dan menyejukkan mata. Ia duduk di kursi bawah pohon yang besar dan rindang.

"Huft, akhirnya bisa terbebas dari keramaian di dalam. Di sini lebih baik, udaranya sejuk," gumam Syafira yang baru saja duduk sambil menghela napas.

Pun dengan Bara, ia juga tidak menyukai keramaian. Namun, bukan hal aneh jika laki-laki seperti itu tidak menyukai keramaian bukan? apalagi semenjak meninggalnya Olivia, menyendiri dan menyepi adalah hobinya. Ia juga memilih menepi dari keramaian dan kehebohan para pengagumnya yang seolah siap untuk menerkamnya kapan saja jika Bara lengah. Ia duduk di gazebo taman yang letaknya tak jauh dari tempat Syafira duduk. Namun, karena posisi mereka saling membelakangi, dan suasana sepi tanpa suara, mereka tak menyadari keberadaan masing-masing.

Mengetahui Syafira berada di taman sendiri, bu Lidya langsung menggunakan kesempatan itu untuk mengorek Syafira lebih dalam lagi.

"Syafira kenapa di sini? apa di dalam tidak nyaman?" tanya bu Lidya menghampiri Syafira.

"Eh ibu, bukan begitu, saya hanya tidak terbiasa dengan keramaian seperti itu," jawab Syafira ramah.

"Oh begitu, sama dong kayak Bara, enggak suka keramaian," ujar bu Lidya.

"Begitu ya?" Syafira tersenyum canggung, ketika bu Lidya membicarakan Bara.

"Terima kasih ya sudah membuat cucu-cucu saya bahagia hari ini. Saya belum pernah melihat mereka sebahagia ini," ucap bu Lidya bahagia.

"Sama-sama Bu, saya juga senang melihat mereka bahagia,"

"Bahkan sebelumnya Bara tidak pernah menghadiri acara ulang tahun mereka, tapi saya juga tidak bisa menyalahkannya," Bu Lidya mulai bercerita tentang si kembar yang kehilangan ibu mereka sejak mereka lahir.

Syafira merasa sedih setelah mendengar cerita bu Lidya, hampir saja ia meneteskan air matanya.

Ia merasa nasibnya hampir sama dengan si kembar, bedanya ibunya pergi meninggalkan Syafira dan adiknya demi laki-laki lain. Saat itu usia Syafira sekitar 5 tahun lebih dan adik Syafira berusia kurang dari 3 tahun.

"Maaf ya ibu malah jadi curhat sama Syafira, melihat kamu rasanya ibu seperti melihat putri ibu, ibu merasa nyaman cerita kepada Syafira," suara bu Lidya terdengar sedikit bergetar, terlihat jelas kalau wanita paruh baya tersebut juga sangat merindukan almarhumah putri satu-satunya.

"Tidak apa-apa bu, biar lega kalau sudah curhat begini. Saya tidak keberatan kok," jawab Syafira.

"Kamu memang baik cantik lagi, pantas anak-anak langsung jatuh cinta sama kamu, Syafira," puji bu Lidya.

"Ah ibu bisa saja," Syafira tampak malu di puji seperti itu oleh bu Lidya.

"O ya, ngomong-ngomong Syafira umur berapa? Sudah bekerja?" bu Lidya mulai beraksi, menggali informasi tentang Syafira. Menurutnya dari segi sifat dan parasnya, Syafira masuk dalam daftar calon ibu untuk si kembar. Tapi, bu Lidya juga tak ingin gegabah mengambil keputusan, ia benar-benar harus selektif mencari calon ibu untuk Nathan dan Nala. Perkara Bara mau atau tidak menikah lagi, akan ia pikirkan cara membujuknya nanti, yang penting sudah ada daftar calonnya.

"Umur saya 20 tahun bu, saya masih kuliah, tapi kalau sedang tidak ada kuliah saya bekerja di toko kue peninggalan almarhum ayah saya," jawab Syafira.

"Aduh masih 20 tahun, masih muda sekali, dari segi umur enggak masuk kayaknya, mana mungkin Bara mau sama yang masih kecil. Tapi kan umur enggak jadi masalah yang penting bisa urus Bara dan anak-anak," batin bu Lidya sedikit dilema.

Tak berselang lama, Varel datang bersama seorang wanita cantik menghampiri bu Lidya.

"Tante, maaf Sonya datang terlambat," ucap wanita bernama Sonya tersebut yang tak lain adalah sahabat Olivia yang sama-sama bergelut dalam dunia entertainmen. Dan sonya adalah salah satu calon yang akan bu Lidya jodohkan dengan Bara.

"Oh tidak apa-apa sayang, tante tahu kamu pasti sibuk,"

"Iya tante, ini tadi juga mobil pakai mogok di jalan segala, untung pas Varel lewat tadi, jadi sekalian bareng ke sini," jelas Sonya.

"Ini anak, dari mana saja? si kembar sudah nungguin dari tadi, malah kelayapan," omel bu Lidya kepada Varel yang berdiri di samping Sonya.

"Astaga ma, siapa yang kelayapan. Varel tadi ada kerjaan penting di kantor sebentar, kalau enggak percaya tanya saja om Jhon, dia tahu Varel di kantor tadi, ini juga buru-buru pulang buat si kembar,"

"Siapa di belakang mama," Varel menggeser posisi bu Lidya, sehingga Syafira yang tadinya tak begitu kelihatan karena tertutup badan bu Lidya, kini terlihat dengan jelas oleh mata Varel.

Sejenak Varel berpikir, mengingat sesuatu dan...

"Wow, ini peri manis kan? Yang waktu itu hampir ketabrak mobil. Iya benar kamu kan? astaga kalau jodoh emang enggak kemana, thanks god!" seru Varel begit ia ingat kejadian waktu itu.

"Jadi dia orang yang waktu itu hampir menabrak aku?" batin Syafira kesal. Ingin sekali ia memarahi dan menceramahi Varel, namun ia segan dengan bu Lidya yang begitu baik kepadanya.

"Jangan sembarangan kamu, itu jatah kakakmu," bisik bu Lidya.

"Ish mama, kalau yang bening-bening aja di daftar buat kak Bara. Satu ini buat Varel ya ma, please!" Muka Varel berubah menadi semanis mungkin untuk meluluhkan bu Lidya.

"No! Nanti mama carikan sendiri buat kamu, sekarang yang penting kebahagiaan si kembar dulu," jawab hu Lidya.

"Nasib jadi anak tiri," ucap Varel.

"Sembarangan kalau bicara!" bu Lidya menabok lengan Varel.

Sementara Syafira dan Sonya hanya hanya bengong menyaksikan ibu dan anak tersebut saling berbisik.

"Kan, ibu sampai lupa. Syafira kenalkan ini Sonya, sahabat almarhumah putri ibu. Sonya ini Syafira," bu Lidya memperkenalkan Syafira dengaN Sonya dan sebaliknya.

Syafira dan Sonya pun saling berjabat tangan sambil menyebutkan nama masing-masing bergantian.

"Varel enggak di kenalin ma sama peri manis?" protes Varel.

"Udah tahu kan namanya Syafira?"

"Ish mama, kenalan sendiri aja deh," tukas Varel.

"Peri manis, kenalin namaku Varel," mengulurkan tangan kepada Syafira.

"Syafira," jawab Syafira tanpa membalas uluran tangan Varel.

"Hem, maaf ya soal kejadian waktu itu, benar-benar enggak sengaja," Varel meminta maaf kepada Syafira.

"Kenapa? ada apa? ada kejadian apa sebelumnya?" tanya bu Lidya

"Mama kepo!"

"Ck.dasar!" cebik bu Lidya.

Bu Lidya mengajak masuk Varel dan Sonya untuk menemui si kembar karena mereka belum mengucapkan selamat kepada keduanya. Sementara Syafira masih ingin di sana sebentar lagi.

"Saya masih ingin di sini sebentar bu, nanti saya menyusul," jawab Syafira ketika di ajak masuk oleh bh Lidya.

Syafira kembali menikmati suasana taman yang asri tersebut sendirian.

Beberapa saat kemudian, Syafira merasa ada sesuatu yang mendekatinya dari arah samping.

"Astaghfirullah!" seru Syafira , ia kaget sekaligus syok melihat apa yang sedang mendekatinya, yaitu seekor macan.

"Macan!" teriak Syafira. Ia merasa takut.

"Tolong, ada macan!" Syafira ketakutan. Syafira pun langsung manjat ke atas pohon yang ada di belakangnya sebelum macan tersebut semakin mendekat.

"Ya allah, rumah sebesar dan semewah ini kenapa bisa kemasukan macan sih. Jangan-jangan para penjaga di gerbang sana udah pada di makan lagi sama itu macan," Syafira bermonolog sendiri.

Macan itu pun kini tepat berada di bawah pohon yang Syafira panjat.

"Ya allah bagaimana ini? Tolong, ada macan!" teriaknya lagi. Tentu saja tidak ada yang mendengarnya karena di dalam sangat rama dan berisik. Kecuali Bara, ya hanya dia yang bisa mendengar teriakan Syafira.

"Siapa sih yang teriak-teriak kayak di hutan?" gumam Bara sambil berdiri dan mencari sumber suara.

"Paman Tiger!" panggil Bara kepada hewan peliharaannya tersebut.

"Om awas hati-hati nanti di gigit," ucap Syafira dari atas pohon. Bara menoleh ke atas.

"Astaga!" Bara menundukkan pandangannya.

"Tutup itu!" lanjutnya lagi.

Syafira yang sadar akan ucapan Bara mengarah kemana langsung menyahut," Enak aja, saya pakai daleman om, pakai celana short ini, udah enggak kelihatan, om bisa lihat saya," Syafira merapatkan kedua kakinya yang sebelumnya merenggang.

"Lagian kamu ngapain di sana?" tanya Bara.

"Takut ada macan om, makanya saya manjat,"

"Cepat turun, dia cuma mau kenalan, enggak usah takut," ujar Bara.

"Om kenal sama macan itu?" Syafira penasaran karena macan tersebut diam saja saat Bara datang.

"Hem, dia teman mainnya Nathan dan Nala. Cepat turun, dasar cewek aneh,"

"Anehan juga om, pelihara tuh kucing om yang manis, lucu. Pelihara macan," cebik Syafira.

"Suruh pergi dong om, baru saya turun,"

Bara pun menyuruh penjaga paman tiger yang kebetulan baru saja datang untuk membawa paman tiger pergi.

"Om bantuin, saya tidak bisa turun,"

"Bisa naik pasti bisa turun," cuek Bara.

"Enggak bisa om, tolongin dong,"

"Merepotkan!" kesal Bara, ia terpaksa memanjat pohon untuk menolong Syafira. Tapi, saat dia naik diam-diam Syafira turun. Begitu Bara sampai di atas, Syafira sudah berada di bawah tanpa Bara sadari.

"Om, saya ke dalam dulu!" seru Syafira.

"Kamu!" kesal Bara, rahangnya mengeras menahan amarah karena sudah di kerjain oleh Syafira. Ia sebisa mungkin menahannya karena biar bagaimanapun hari ini Syafira sudah membuat kedua anaknya bahagia.

"Lain kali jangan harap ada ampun," gumam Bara.

"Huh, orang kaya suka aneh-aneh, macan aja di pelihara, enggak takut dimakan apa. Malah di jadiin teman main anaknya, ada-ada aja," celoteh Syafira sambil berlalu. Ia masih kepikiran soal Bara yang baru saja ia kerjain. Tiba-tiba dia menggedik ngeri membayangkan kalau Bara sampai marah karena keisengannya.

🌼🌼🌼

💠Selamat membaca, jangan lupa dukung karya author dengan like komen dan votenya, serta berikan 5 🌟🌟🌟🌟🌟, terima kasih 🙏🙏

Salam hangat author 𝓔𝓶𝓫𝓾𝓷 🤗❤️❤️💠

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Lha.. kirain yg di panggil si twins, paman taiger itu penjaga rupanya THE real macan 🤦‍♀🤦‍♀🤔

2024-04-16

0

Anjar Angel Part II

Anjar Angel Part II

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-12-15

0

Praised94

Praised94

Nitip lapak dulu 👍

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 BAB 8
9 Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12 (Tak semudah itu)
13 Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14 Bab 14
15 Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19 Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20 Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21 Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22 Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23 Bab 23 (Meminta restu)
24 Bab 24
25 Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26 Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27 Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28 Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29 Bab 29 (Pesta pernikahan)
30 Bab 30 (Malam pertama...?)
31 Bab 31 ( Nyonya baru)
32 Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33 Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34 Episode 34 (Kikuk?)
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45 (Dedek bayi)
46 Bab 46
47 Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48 Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49 Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50 Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51 Bab 51 (Shock Theraphy)
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 (Oma pulang)
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Episode 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113 (Puncak kecewa)
114 Bab 114 (Dua hati satu luka)
115 Bab 115 (Side story)
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bb 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bb 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146 (End)
147 Extra part
148 Extra part 1
149 Extra part 2
150 Extra part 3
151 Extra part 4
152 Extra part 5
153 Extra part 6
154 Extra part 7
155 Extra part 8
156 Extra part 9
157 Extra part 10
158 Extra part 11
159 Extra part 12
160 Extra part 13
161 Extra part 14
162 Extra part 15 (End)
163 Novel baru
164 Promo Novel Rega dan Gisel
165 Novel Sebatas Ibu Pengganti
166 One night mistake with calon ipar
167 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
BAB 8
9
Bab 9 (Kado istimewa si kembar)
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12 (Tak semudah itu)
13
Bab 13 (Demi si kembar, Aku akan mencoba)
14
Bab 14
15
Bab 15 ( Si kembar menghilang)
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18 (Datang di saat yang tepat)
19
Bab 19 (Bukan tanpa syarat)
20
Bab 20 (Kamu tahu Bara itu siapa?)
21
Bab 21 (Mengukur baju pengantin)
22
Bab 22 ( Melepas dengan ikhlas)
23
Bab 23 (Meminta restu)
24
Bab 24
25
Bab 25 (Lamaran dadakan 1)
26
Bab 36 (lamaran dadakan 2)
27
Bab 27 ( Otw menjadi nyonya Osmaro)
28
Bab 28 ( Sah menyandang status nyonya Osmaro)
29
Bab 29 (Pesta pernikahan)
30
Bab 30 (Malam pertama...?)
31
Bab 31 ( Nyonya baru)
32
Bab 32 ( Baru awal, perjalanan masih panjang)"
33
Bab 33 (Bukan tidak cinta, tapi belum!)
34
Episode 34 (Kikuk?)
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42 (Pura-pura bahagia tuh butuh tenaga)
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45 (Dedek bayi)
46
Bab 46
47
Bab 47 (Sayang atau Cinta?)
48
Bab 48 (Sisi manja Syafira)
49
Bab 49 (Dedek bayi lagi)
50
Bab 50 ( Masih dedek bayi)
51
Bab 51 (Shock Theraphy)
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 (Oma pulang)
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Episode 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113 (Puncak kecewa)
114
Bab 114 (Dua hati satu luka)
115
Bab 115 (Side story)
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bb 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bb 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146 (End)
147
Extra part
148
Extra part 1
149
Extra part 2
150
Extra part 3
151
Extra part 4
152
Extra part 5
153
Extra part 6
154
Extra part 7
155
Extra part 8
156
Extra part 9
157
Extra part 10
158
Extra part 11
159
Extra part 12
160
Extra part 13
161
Extra part 14
162
Extra part 15 (End)
163
Novel baru
164
Promo Novel Rega dan Gisel
165
Novel Sebatas Ibu Pengganti
166
One night mistake with calon ipar
167
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!