" Ooo..tapi ini benar-benar mirip ,bukan begitu Nek?" Kakek bertanya pada nenek.
" Iya anak ini mirip dengannya." jawab si nenek.
" Tapi kek, Ahmad punya sepupu yang tinggal di Kota. Bahkan kebanyakan saudara-saudara sepupunya yang tinggal di Kota. Memang Ada satu sepupunya Itu yang ketika masih muda..masih bocah saat itu ,wajahnya sangat mirip dengan Ahmad." kata Iwan.
" Mungkin saja Ahmad dan saudaranya dikira orang yang sama sehingga mereka menganggap mereka berdua orang yang sama." ujar si kakek.
" Baiklah, tidak usah berlama-lama, sebaiknya Kita segera saja berangkat. Tapi alangkah baiknya Kita berdoa dulu sebelum memulai kegiatan Kita hari ini. Semoga semua berjalan lancar dan Kita diberi keselamatan. " ajak si kakek.
" Nanti Kita akan mengarah pada hutan di sebelah Barat, Johan..Selly..kalian sudah pernah bukan?" tambah si kakek.
" Iya kek,..Ayo,semoga cuacanya juga mendukung Kita."
Mereka pun berangkat. Di Tengah perjalanan, mereka mencoba mencari-cari jejak keberadaan Ahmad. Saat mereka memasuki hutan sebelah Barat, Iwan menghentikan rombongan.
" Tunggu sebentar kek, tunggu..tunggu..Ada yang ingin aku bicarakan sebelumnya." Kata Iwan.
" Semuanya..waktu Itu aku melihat Ahmad di tengah malam sedang dibawa oleh satu sosok hitam, besar, berkuku panjang ,dan bermata merah. Ahmad terus - menerus meminta tolong , aku yang berada di tenda mendengar suaranya lewat tak jauh dari lokasi perkemahan kami, ketika aku menyusul Ahmad melihatku...lalu ia memanggilku , makhluk Itu melihat ke arahku tapi aku telah menyembunyikan diri agar tak ketahuan." ucap Iwan.
" Wah..Itu bisa dijadikan petunjuk Kita, tapi kakek salut kamu pandai wan." puji kakek.
" Halah paling juga Iwan penasaran tapi ia takut." sindir Selly.
" Hehehe...iya sell, aku memang takut tapi penasaran, maklum laah." kata Iwan diselingi tertawa malu.
" Haha..tidak apa-apa itu sudah lumayan, lalu apa kalian punya petunjuk lainnya ? Sekiranya bisa membantu lebih dari ini?." tanya si kakek.
" Oiya aku ada kek, waktu Itu aku dan Johan tersesat, dan kami menemukan syal milik Ahmad. " kata Selly sambil menunjukan syal yang ia bawa dalam tas.
" Oooo yayaya...kakek tahu, Ayo sebaiknya Kita mempercepat langkah kita, sebelum hari semakin siang."
Mereka Kemudian melanjutkan perjalanan. Rute hutan yang mereka lewati benar-benar misterius dan sulit diprediksi sehingga mereka semua harus berhati-hati dalam melangkah. Namun tampaknya bukan hari yang menguntungkan bagi Johan. Johan meskipun memiliki pengalaman menjelajah hutan bersama ayahnya ,tetap saja kemalangan bisa datang kapan saja, dan dimana saja. Johan dipatuk ular tanah di bagian kakinya. Ular tanah yang memiliki bisa mematikan,ular itu berkamuflase yang membuatnya tak terlihat di balik rumput liar panjang.
"Aaaaah..sakit ..sakit..tolong..tolong..Ada ular menggigitku." jerit Johan kesakitan.
Semua dalam rombongan itu pun terkejut ,dan segera mendekati johan, dan memberinya pertolonga pertama.
" Jo..jo..tunggu jo..kamu jangan panik, jangan bergerak terlalu banyak. " kata Cindy menenangkan Johan.
" Cindy..tolong cin.." rengekan Johan.
" Sebaiknya Kita bawa Johan ke tempat yang lebih terbuka, disini terlalu berbahaya." ajak si kakek.
Iwan dan kakek bergotong-royong untuk mengangkat Johan, Kemudian Cindy memberikan pertolongan pertama.
" Jangan bergerak dulu jo, aku aku akan membidai kakimu." seru Cindy.
" Setelah ini selesai, ayo kita lanjutkan." Kata Johan.
" Apa kamu gila, aku tidak akan membiarkanmu Jo, tidak sampai lukamu ini sembuh ,paham." tegas Cindy.
" Tapi Cin, Kita harus mencari Ahmad , jangan buang-buang waktu di sini. " ujar Johan.
" Keselamatan lebih utama dari apapun , sebaiknya kamu kembali saja, biar kami yang mencari Ahmad. " kata Selly.
" Tapi sell, aku juga ingin mencari Ahmad ." kata Johan.
" Kamu akan menjadi beban jika memaksakan untuk ikut Jo." kata Iwan.
" Wan..aku."
Kakek Kemudian mengingatkan Johan,
" yang dikatakan teman-temanmu benar Jo, saat ini yang terbaik bagimu menyembuhkan diri terlebih dahulu, keselamatanmu lebih utama, apalagi bisa ular tanah itu mematikan. Tentunya kamu tidak ingin mati kan." seru si kakek.
" Apa..aku bisa mati karena bisa ular tadi! aduh bagaimana ini tolong..tolong..selamatkan aku." Johan merengek seperti hampir meneteskan air mata.
" Hadeeh..Johan..Johan..baru saja kuingatkan.." kata Selly keheranan.
" Cindy Karena kamu yang tahu tentang pengobatan dan pertolongan pertama, kamu yang menemani Johan untuk kembali ke pondok."
" Baik kek, aku akan membawa Johan kembali ke pondok." Kata Cindy.
" Nenek akan menuntun jalannya , kalian segeralah beristirahatlah, kasihan Johan, jangan sampai bisanya terlanjur menyebar." Kata kakek.
Johan ,Cindy, dan nenek kembali ke pondok. Mereka menuntun Johan untuk berjalan, untung saja mereka belum terlalu jauh dari pondok. Sementara itu, kakek, Selly,dan Iwan melanjutkan perjalanan mereka.
" Ayo Kita lanjutkan ,sebelum hari semakin siang." ajak si kakek.
Ketika mereka melanjutkan perjalanan , mereka melihat seperti ada orang yang sedang mencari sesuatu.
" Siapa orang Itu kek, apa sebaiknya Kita dekati saja orang Itu." kata Selly.
" Kakek tidak tahu siapa orang itu, dan sepertinya baru kali ini kakek melihatnya." kata kakek,
" Benar katamu Sell, sebaiknya kita tanya orang Itu, gerak-geriknya mencurigakan. " tambah kakek.
" Sedang apa disini?" tanya Selly.
" Tidak ..tidak sedang apa-apa ,aku hanya sedang berburu di sini." Jawab orang itu.
Orang yang mereka temui ternyata adalah seorang pemburu.
" Hei Pak, bukankah berburu itu tidak diperbolehkan apalagi di hutan yang masih asri seperti di sini. " kata Iwan.
" Apa urusannya dengan kalian, lagi pula siapa kalian ini ,seenaknya saja melarangku."
Kemudian si kakek menjawab.
" Kami ini warga sini, kami yang melindungi hutan ini, hutan ini harta kami ,dan berburu tidak diperbolehkan disini. Bukankah Itu cukup jelas. " Tegas kakek.
Namun pemburu terus saja mengelak,
" Apakah hutan ini milik kakek tua ini ,atau hutan ini milik nenek moyang kalian, terserah aku laa, hutan ini tuhan yang menciptakan." kata si pemburu.
" Bapak ini tidak pernah sekolah ya , atau membolos ketika sekolah dulu, jangan-jangan bapak mendapat ijazah dengan menembak, hahaha.." kata Selly menertawai si pemburu.
" Jaga mulutmu bocah, jangan sembarangan ,tentu saja aku pernah sekolah dulu." kata si pemburu yang mulai kesal.
" Kalau bapak pernah sekolah dulu ,pasti bapak tau kalau hewan bisa terancam punah jika diburu dan hanya dimanfaatkan oleh manusia saja. " kata Selly.
Perdebatan sengit itu terus berlanjut, kakek, Iwan,dan Selly yang terus mencoba mengingatkan pemburu. Sedangkan pemburu yang keras kepala dengan pendidikannya.
" Tapi jika hanya diambil sedikit ,bukankah tidak masalah, kalian ini terlalu berlebihan ." Kata pemburu yang keras kepala.
" Iya memang tidak akan langsung habis, jika setiap hari, sementara yang menjadi pemburu Itu bukan hanya bapak ,coba pikirkan baik-baik nasib satwa di sini. Kasihan hewan yang kalian buru hanya karena yang, kalian tak peduli dengan alam." jelas si kakek.
" Bagini saja, biarkan aku berburu nanti kalian akan kuberi imbalan , tapi jangan laporkan perbuatanku ini, bagaimana ? apakah kalian tertarik?" tanya si pemburu.
Ternyata pemburu malah menawarkan kerja sama dengan kakek,Iwan ,dan Selly. Tapi mereka menolak dengan tegas. BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Miswati
semangat kalian
2021-04-01
2
Sejahtera
Semangat ^_^
2021-03-24
2
anggita
like👍
2021-03-08
2