"Sepertinya mereka (penghuni hutan ini) ingin menyampaikan suatu pesan padaku, aku yakin karena sedari awal hanya aku yang bisa melihat keberadaan mereka." Ujar Ahmad.
" Kalau menurutmu begitu ,aku setuju ,mereka mungkin ingin menunjukan eksistensi mereka dengan sekedar memberi ucapan selamat datang." Johan menimpali.
" Bukankah ini terlalu berbahaya bagi kita, kita menjadi tak fokus dengan tujuan sebenarnya , suasana menjadi tak nyaman."
Ucap iwan dengan rasa takut seiring bulu kuduk yang berdiri.
" Sudah..sudah..jangan dibahas lagi, sudah malam sebaiknya kita istirahat ,mengumpulkan tenaga untuk besok pagi." Seru Cindy.
Mereka kemudian memutuskan untuk beristirahat dan tidur.
Jam menunjukan pukul 00.30 ,di tengah malam ,Ahmad belum juga bisa tertidur, Kemudian ia memutuskan untuk membuat api unggun.
" Suhu sangat dingin ,hingga aku tak bisa memejamkan mata, mungkin sedikit kehangatan api unggun bisa menenangkan." Ucap Ahmad dalam hati.
Setelah membuat api unggun, ia sembari membaca buku kesukaanya yang sengaja ia bawa. Ketika Ahmad tengah asik dengan buku di tangannya ,Iwan terbangun dan melihat Ahmad yang tidur di sampingnya tidak Ada, ketika melihat api unggun yang menyala ,ia keluar dari tenda ,dan melihat Ahmad yang sedang membaca buku.
" Ahmad, itukah dirimu ? " Tanya iwan.
" Loh wan, kamu sudah bangun rupanya." Jawab Ahmad.
"Aku terbangun saat ada kehangatan ,dan menyadari kau mungkin sudah lebih dulu terbangun." Ucap Iwan.
" Apa yang sedang kau lakukan Mad ? apakah kamu belum bisa tertidur ? " Iwan kembali bertanya pada Ahmad.
" Iya wan ,aku belum bisa tertidur ,suhunya sangat dingin lalu aku membuat api unggun ,dan membaca buku." Jawab Ahmad.
" Maaf sebelumnya ,tapi aku pikir bukan hanya karena suhu yang dingin ini kamu belum bisa tertidur, aku menebak ada sesuatu hal yang mengganggu pikiranmu." Sambung iwan.
" Ternyata memang tak bisa aku tutupi, iya kamu benar Wan,ada yang mengganggu pikiranku, ini menyangkut penampakan di pohon besar , ini adalah yang pertama kalinya dalam hidupku, entah kenapa rasa penasaranku justru semakin besar." Jawab ahmad.
" Jadi itu yang mengganggu pikiranmu, iya aku bisa mengerti, mungkin jika penakut seperti aku berada di posisimu, mungkin aku juga takan bisa tidur." Lirih iwan dalam menjawab.
Seketika Iwan merinding ,bulu kuduknya berdiri membayangkan dirinya berada di posisi Ahmad.
" Sudahlah Mad, perasaanku tidak enak ketika membicarakan mereka yang tak terlihat, apalagi sekarang jam 2 dini hari, seperti ada yang sedang mengawasi kita dari kejauhan." Bisik Iwan pada Ahmad.
" Baiklah ,aku juga sebenarnya agak takut ,tapi aku jauh lebih tenang terjaga daripada tidur terlelap, anggap saja kita sedang ronda." Sanggah Ahmad.
" Oiya Wan ,ini aku membawa buku favoritku ,mau membacanya tidak ? ini buku yang keren tentang petualangan seru, tersesat selama empat puluh hari ." Kata Ahmad sembari menunjukan bukunya pada iwan.
" Boleh boleh, sepertinya menarik baru dengar judulnya saja sudah membuatku penasaran. Bagaimana dengan isinya , oiya jangan kamu bocorkan yaa, biar aku yang membaca sendiri." Jawab iwan.
Hari menjelang pagi , Iwan dan Ahmad tertidur lagi hingga bangun saat menjelang fajar. Saat fajar tiba, mereka semua bangun dan bersiap untuk beribadah. Cindy dan selly meminta bantuan pada Johan untuk menemani mereka menunjukan jalan karena masih begitu gelap meski sudah terang.
Sementara itu, Johan berpesan pada Iwan dan Ahmad untuk menyiapkan api dan mempersiapkan bahan makanan untuk sarapan mereka.
" Iwan , Ahmad tolong siapkan apinya yaa, sekalian dengan bahan makanannya supaya sekembalinya kami nanti langsung masak." Seru Johan.
"Oke Jo, serahkan pada kami, kalian berhati-hatilah ,bawa senter jika perlu." Jawab Iwan.
Mereka bertiga kemudian berangkat menuju sungai yang berada di arah selatan. Johan , Selly dan Cindy pergi dengan berbekal senter karena kabut masih menyelimuti pagi yang sejuk.
" Ayo wan, kita siapkan dulu bahan makanannya." Ajak Ahmad.
Mereka memasak bahan makanan yang sudah mereka persiapkan dari rumah. Setelah itu Ahmad menyiapkan kayu bakar dan menyalakan api.
Sementara itu, Johan ,Selly, dan Cindy telah sampai di sungai.
" Johan , kamu disini saja ya, aku mau buang air, jangan tinggalkan kami." Ucap Cindy.
" Iyaiya baiklah ,sudah cepat sana." Jawab Johan.
Johan menunggu mereka di bawah pohon bambu, ia duduk di antara pepohonan bambu tersebut, secara tak sengaja ia melihat benda yang berkilau-kilau, persis seperti yang diceritakan Ahmad di hari pertama, karena penasaran Johan lantas mendekatinya. Johan berniat mengambilnya, tapi sejenak ia berpikir.
" Tapi waktu itu , aku yang memperingatkan Ahmad agar tak mengambilnya, aku juga sebaiknya jangan mengambilnya, lalu mungkin saja itu pohon besar yang Ahmad ceritakna, dimana ia melihat penampakan kuntilanak." Gumamnya dalam hati.
Ketika Johan yang tengah sibuk mengamati, justru kejadian mengejutkan dialami oleh Cindy yang sedang buang air, secara tiba-tiba Cindy melihat kepala yang menyembul ke permukaan dari dasar sungai.
" Astaga, aaapa itu tadi." Teriak Cindy.
Selly yang masih menunggu kaget setelah mendengar Cindy berteriak. Kemudian Selly mendekati Cindy karena ia mengkhawatirkan sobatnya itu.
" Kamu kenapa Cin, apa yang kamu liat sebenarnya ? " Tanya Selly penasaran.
Tanpa memberi jawaban kepastian, Cindy mengajak Selly untuk kembali.
" Sudahlah ,nanti akan aku ceritakan di tenda ,tapi kita harus cepat kembali." Jawab Cindy sambil menggandeng Selly.
" Johan, ayo kembali." Ajak Cindy.
Di perjalanan pulang, Johan sedikit penasaran dengan teriakan Cindy yang didengarnya.
" Tadi Aku seperti mendengarmu berteriak, apakah ada hal yang kamu lihat ? " Tanya Johan.
Namun lagi-lagi Cindy hanya diam, Cindy berjalan dengan langkah cepat bergegas kembali ke tenda.
Cindy dan Selly masih enggan bercerita, bahkan sampai sekembalinya mereka ke tenda, mereka seperti berbeda dari biasanya. Mereka terlihat aneh, terutama Cindy yang sambil masak tangannya gemetar seperti memiliki beban pikiran.
Setelah sarapan siap, merekapun makan , ketika itu barulah Cindy memberanikan diri membuka percakapan.
" Maaf Jo, tadi sebenarnya aku telah melihat sesuatu , sesaat setelah buang air, aku melihat kepala yang menyembul ke permukaan air, dan aku yakin itu bukan halusinasi, makanya aku memutuskan untuk segera menyelesaikan dan mengajak Selly." Ujarnya.
" Dimana kamu melihatnya Cin ? " Tanya Ahmad.
" Aku melihatnya di hilir sungai ,sekitar sepuluh meter jaraknya dari tempatku buang air. " Jawab Cindy.
" Pantas saja, aku seperti mendengar kamu berteriak, ketika aku menanyakannya padamu kamu hanya terdiam." Imbuh Johan.
Johan mengalihkan pembicaraan dengan menceritakan pengalaman yang baru saja ia alami ketika di hutan bambu.
" Oiya Ahmad , ketika aku di atas tepatnya di hutan bambu itu, aku melihat seperti benda yang berkilau, persis dengan apa yang pernah kamu ceritakan." Ujar Johan.
" Lantas apakah kamu mengambilnya Jo ? aku harap kau tidak melupakan nasehatmu untuk berhati-hati dengan para penghuni disini." Kata Ahmad.
Ahmad sepertinya paham maksud dari cerita teman-temannya, dan kini ia khawatir dengan mereka semua.
" Sudah..sudah.. mari segera selesaikan sarapan ,kita harus bersiap-siap untuk melanjutkan penelitian Kita, meskipun langit mendung, dan kabut masih tebal." Kata Johan dengan penuh semangat.
Pukul 8 mereka berangkat , menuju lokasi lainnya ,untuk melakukan penelitian , sebenarnya lokasi penelitian mereka lumayan banyak ,mereka hanya diberi waktu beberapa hari di satu lokasi perkemahan. Jika ada menemui masalah mereka bisa meminta tolong pada pembina yang siap siaga di rumah warga terdekat.
" Untuk mengawali kegiatan pada pagi hari ini, mari kita berdoa agar diberi keselamatan ,dan tak mengalami hal-hal aneh." Ajak Selly.
Setelah mereka berdoa mereka mulai berjalan menelusuri sembari memeperhatikan sekitar. Saat penelitian berlangsung, mereka sedang meneliti bangkai seekor binatang landak , Selly membantu iwan dan Cindy untuk mengidentifikasi organ-organ tubuh landak tersebut, sementara Johan terus sibuk memperhatikan kompasnya.
Namun tak ada yang menyadari bahwa salah satu diantara mereka yaitu Ahmad , berjalan ke arah yang berlawanan memisahkan diri dari kelompok, sepertinya Ahmad tidak menyadari langkahnya ,mungkinkah terjadi sesuatu pada Ahmad ?
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Miswati
teruus
2021-04-01
2
Sejahtera
Semangat Kakak
2021-03-21
2
sugengprasetyo2
mad kamu kemana
2021-03-07
2