" Tadi ada apa Wan? kakek tadi seperti mendengarmu berteriak apakah yang terjadi selama kalian membersihkan ikan-ikan Itu?" tanya si kakek.
" Itu kek..tadi...aku melihat penampakan yang sama persis dengan waktu itu, ketika aku tenggelam dan hampir mati di sungai kek." jawab iwan.
" Jangan-jangan itu...berbahaya, kalian jangan terlalu jauh dengan kakek mengerti!" seru kakek.
" Sebaiknya ayo Kita bakar ikannya " tambah kakek.
" Ayo kek, pasti kita kenyang ini." ucap Selly.
Ketika tengah membakar ikan, hanya iwan yang terlihat diam tanpa kata, bahkan pikirannya seperti sedang kosong.
" Woy iwan...gosong tuh ikanmu...Wan..Iwan.." tegur Selly.
" Eeh mana yang gosong..Mana..Mana ," jawab iwan kebingungan.
" Hadeeh kamu ini malah melamun. Awas nanti kesurupan loh." ucap Selly.
" Aku sedang tak bisa fokus Sell, maafkan aku." kata Iwan.
" Memangnya kenapa ? apa yang mengganggu pikiranmu hingga terbebani seperti itu?" tanya Selly.
" Aku sedang memikirkan penampakan tadi, kenapa sama dengan penampakan yang ku lihat di sungai." kata Iwan.
" Oiya wan ,bagaimana bisa kamu tenggelam, kamu tidak berenang dulu sebelum mengambil air kan wan?" tanya Selly.
" Bukan Sell bukan...aku tidak berencana berenang sambil mengambil air, tapi ketika aku cuci muka, aku melihat penampakan Itu, dan tiba-tiba saja aku seperti terdorong, lalu anehnya aku tak bisa berenang ke permukaan , malah aku semakin tenggelam. Bahkan kakiku seperti dipegang oleh tangan berkuku panjang , aku yang mulai lemas pingsan seketika. Beruntung bagiku ,Kakek Dul dan Nek Ningsih datang menolongku." terang iwan.
" Terimakasih kek , kalau saja kalian tak ada atau terlambat beberapa menit mungkin...mungkin aku sudah mati." tambahnya.
" Tak usah dipikirkan nak iwan, kita ini manusia, makhluk sosial, sudah sewajarnya Kita saling tolong-menolong. Lagi pula Saat itu kakek juga teringat pernah kehilangan anak, jadi kakek hanya tak ingin orang lain juga merasakannya." kata Kakek Dul.
" Mulia sekali hati kakek ini, ini semakin membuatku heran.." kata Selly.
" Apa maksudmu Selly?" tanya iwan.
" Maksudku Kakek Dul dan Nek Ningsih adalah orang baik, kenapa masih saja ada fitnah yang diarahkan pada mereka, begitu.." jawab Selly.
" Oooo iyaiya aku mengerti, Kek Dul..apakah kakek punya musuh atau orang yang tidak menyukai kakek dulunya?" tanya lagi Iwan.
" Mungkin bukan musuh sebenarnya nak Iwan, tapi lebih ke tidak menyukai kakek dan nenek." jawab kakek.
" Kalau kami boleh tau kek, memangnya kenapa mereka-mereka ini tak menyukai kakek dan nenek ?" tanya Selly.
" Ini akan jadi pertama kalinya kakek membuka rahasia ,dan kalian orang yang pertama kalinya mendengar hal ini. Dahulu ketika baru memiliki dua orang anak yang masih bayi yang kalian tahu sebagai Jefri dan Indri, kakek dan nenek awalnya ini keluarga yang berada dan berkecukupan..sangat-sangat berkecukupan. Maaf kakek bukannya sombong , tapi mungkin hanya keluarga kakek yang bisa dibilang kehidupannya layak. Tapi meskipun kami mampu ,kami memilih gaya hidup sederhana hampir tak ada yang terlalu spesial, bahkan anak-anak kakek, kakek didik untuk bekerja keras mencari yang sendiri dengan berkebun dan manggarap sawah. Selain berkebun dan menggarap sawah, mereka juga berternak dari nol, dari hanya memiliki dua ekor ayam yang Kemudian berkembang biak. Melihat kesuksesan keluarga kakek dan anak-anak kakek kecil-kecil sudah mampu membiayai hidunya sendiri , warga sini menjadi iri. " jelas kakek.
" Apakah semua warga disini membenci keluarga kakek?" tanya Selly.
" Tidak semua , hanya sebagian besar warga kampung ini yang membenci kami. Dan mulai saat itu kami difitnah." jawab kakek.
" Fitnah seperti apa kek?" tanya iwan.
" Bermacam-macam yang paling gencar mereka sebarkan adalah fitnah keluarga kami melakukan ritual pesugihan agar kaya, fitnah memelihara tuyul , tak masalah jika ditujukan pada kakek ,tapi ia memperngaruhi mental anak-anak kakek, fitnah pada mereka seperti pengedar narkoba lah dan lain-lain . Sampai akhirnya ,anak kakek keduanya tidak mau bersekolah. Kakek dan nenek, harus mengundang guru les untuk mengajar mereka." ucap si kakek sambil tertunduk seakan-akan merasakan penyesalan.
" Mereka berdua menjadi pendiam, dan memiliki teman gaib, kakek pikir mereka berdua ini mulai gila Karena kesepian di usianya. Tapi ternyata ada pertemanan yang tak lazim. Mereka menjadi sering izin bermain ke hutan, entah kenapa mereka melakukannya hingga hampir setiap harinya, mereka berangkat sore dan pulang malam. " tambah si kakek.
" Sampai Jefri dan Indri menyulap gubuk bekas gudang penyimpanan menjadi gubuk milik mereka, dan sampailah di kejadian mereka kenal dengan anak Kota yang pernah kakek ceritakan, yang pada akhirnya membunuh mereka berdua." Sambungnya.
" Tragedi Itu membuat warga semakin tidak suka dengan kami, kami diusir." Iwan bertanya ,
" Ketika awal pertama kali kami datang , di perjalanan menuju perkemahan hutan ini, kami melintasi rumah yang terbakar namun hanya sebagian saja dari bangunannya, itu milik siapa kek?" tanyanya pada kakek.
" Rumah yang kalian lihat Itu..adalah rumah kami sebelumnya , untungnya Pak Lurah lebih bijak dan berbaik hati, ia mau menuruti kemauan warga untuk mengusir kami tapi sebelumnya ia membangunkan pondok sebagai tempat tinggal kami yang baru ,meskipun memang sangat jauh dari pemukiman warga ,tapi kakek bersyukur tempat tinggal yang sekarang lebih tenang ,dekat dengan sungai." Jawab si kakek.
" Syukurlah ,berarti masalah dengan warga telah selesai bukan kek?" tanya lagi Selly.
" Tidak sesederhana Itu , meskipun kami telah diasingkan, rumah kami sebelumnya dibakar, kami masih saja difitnah , kali ini fitnah tentang kami melakukan ilmu hitam untuk membalas warga, yang hingga sekarang, kampung ini terkenal angker. " jawab lagi kakek.
" Ternyata memang susah ya kek, jika terlalu menonjol." ucap Selly.
" Yah..anggap saja ini ujian hidup, tuhan memberikan Kita ujian untuk menaikan derajat Kita, apapun keadaannya harus Kita syukuri, jangan hiraukan perkataan orang , dan yang harus Kita percayai adalah hanya tuhan yang maha adil dan mampu membalas semua perbuatan Kita, jadi yang paling penting adalah berbuat baik pada sesama." tegas kakek.
" Benar kek aku setuju, ngomong-ngomong , aku sudah kenyang , bagaimana kalau Kita lanjutkan saja pencarian Kita sekarang?" tanya Iwan.
" Kalau kalian sudah siap, ayo saja Kita beranjak sekarang." ajak si kakek.
Mereka pun kemudian beranjak dari tempat itu untuk melanjutkan pencarian Ahmad. Mereka menelusuri sepanjang sungai kecil tak jauh dari lokasi mereka beristirahat tadi. Sungai itu masih sama tak ada yang berubah. Namun ternyata Kakek Dul bisa melihat sesuatu yang berbeda, yang tak bisa dilihat oleh Selly dan Iwan menggunakan mata telanjang.
" Apa Itu, mungkinkah ini.." ucap kakek.
mendengar hal itu ,Selly dan Iwan pun penasaran .
" Apa yang tidak bisa kami lihat kek?" tanya Iwan.
" Tunggu sebentar, kalian di sini saja..tunggu kakek..kakek akan mencoba menariknya," seru kakek.
" Baik,kek" jawab keduanya.
Kakek terlihat berjalan mendekati pepohonan yang Ada di tepi sungai , ia berdiri menghadap pohon ,sebelum itu ia terlihat membaca doa, setelah membaca doa, kakek dul menepuk tanah dan tiba-tiba saja ,ada suara seperti benda yang jatuh...BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Miswati
terus thor
2021-04-01
2
Feri Ferdian
Lanjut!
2021-02-26
3