Ting...
Pintu lift khusus miliknya terbuka, dengan sigap Adipati berjalan keluar dan langsung disambut oleh senyuman ramah Sherlly yang langsung menyodorkan Ipad berisikan jadwal-jadwalnya hari ini.
"Lima belas menit lagi, Bapak akan ada conference call meeting dengan Pak Jack Ma. Semuanya sudah dipersiapkan, Pak," Sherlly mengingatkan jadwal Adipati.
Adipati mengulirkan jari telunjuknya pada Ipad yang tadi di berikan Sherlly. Jadwalnya padat hari ini. Tapi, ada hal lain yang lebih penting daripada jadwalnya, bahkan dari conference call meetingnya dengan Chairman Eksekutif dari Alibaba Group, Jack Ma.
"Sher... Juan sudah datang ?"
"Sudah, Pak. Baru saja Pak Juan masuk ke dalam kantornya," ujar Sherlly sambil mengambil kembali Ipad dari tangan Adipati.
"Give me twenty minutes," balas Adipati pada Sherlly.
"Tapi, Pak. Rapatnya lima belas menit lagi!?”
"Twenty minutes, Sherlly," pinta Adipati sambil berlari meningalkan Sherlly yang sedang mengutuki nasibnya.
"Astaga, alesan apa yang harus saya buat, Pak Adipati," pekik Sherlly kesal.
•••
BRAKKKKK
Juan yang sedang menikmati kopi hitamnya, hampir tersedak mendengar suara pintu yang dibanting oleh Adipati. Kopinya tumpah mengenai kemejanya, rasa panas langsung terasa di dada Juan.
"DAMN IT!?” teriak Juan sambil beranjak dari kursinya, Juan langsung membuka kemejanya dengan cepat, karena rasa panas yang menjalar didadanya.
"Sorry, Bro," ucap Adipati sambil tersenyum simpul menatap Juan yang sudah bertelanjang dada.
"Astaga, Adi. Buka pintunya nggak bisa pelan-pelan apa? Nggak usah digebrak juga, Bahlul!?”maki Juan sambil mengambil kemeja cadangan dari dalam lemarinya.
"Ada apaan?" tanya Juan.
"Rileks, Ju. Gue cuman mau nanya tentang Ta.."
Belum selesai Adipati berbicara, Juan langsung memberikan map hijau. "Demi apapun juga, kalau sampai gue ketemu sama si Taca, Taca ini, gue pites sumpah!?”
"Loe nggak bakal berani mites dia, Ju," ujar Adipati dengan tatapan yang siap menerkam Juan.
"Really, Adi?”
Adipati tidak lagi memperhatikan Juan, pikirannya sudah terfokus pada lembaran-lembaran kertas dihadapannya. Dia membaca semua informasi di kertas tersebut. Selembar demi selembar, Juan benar-benar menepati janjinya karena Juan benar-benar menemukan nomer BPJS milik Taca. Pada lembaran terakhir Adipati terdiam, Adipati kaget dengan informasi yang dilihatnya.
"Juan... she.”
Juan sudah menduga Adipati akan mempertanyakan pekerjaan Taca, karena itu Juan menyiman informasi tersebut dibagian paling belakang. Juan tersenyum lebar sebelum menjawab Adipati.
"Yes, Di. She work here. In this building, in our company." (Iya, dia bekerja disini, di gedung ini, di perusahaan kita)
Adipati menghempaskan tubuhnya kekursi, senyumnya melebar. Taca yang dia cari, ada disini, bahkan dia bekerja disini. Rasanya adipati ingin menari-nari.
"This is.."
"Real, Taca Safina Trina adalah staff HRD junior diperusahaan kita. Dia ada dibawah naungan Pak Lukito," ujar Juan.
"Dilantai berapa ruang HRD ?."
"Di..."
KRINGG KRINGGG
Suara telepon diruangan Juan, memotong jawaban Juan. Juan langsung mengangkat telepon tersebut, langsung terdengar suara Sherlly.
"Pak Juan, maaf. Ada Pak Adipati disana?" tanya sherlly dengan cepat.
"Iya ada, Sher. Kenapa?" jawab Juan bingung karena tidak biasanya sekertaris Adipati terdengar tergesa-gesa.
"Tolong bilang ke Pak Adipati, segera keruangan meeting. Karena ada conference call meeting penting yang harus dilakukan Pak Adipati. Dan Mr. Jack Ma sudah menunggu dari lima menit yang lalu, Pak. Saya sudah tidak punya alasan lagi untuk menahan rapatnya, Pak," ujar Sherlly dengan cepat.
"WHAT!? Oke, saya seret Adipati sekarang ke ruangan meeting," Juan langsung menutup teleponnya.
"Adi... sekarang kamu ditunggu diruang meeting, sekarang juga ADIPATI BERUTTI?!” ujar Juan sambil merampas map hijau ditangan Adipati dengan kasar.
"Gue mau keruangan HRD dulu," Adipati bersikukuh dengan keinginannya. Menurut dia Taca adalah harga mati.
Juan menggertakan giginya, dia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Adipati. Adipati lebih baik mencari Taca diruangan HRD, daripada meeting dengan Jack Ma. Juan benar-benar tak habis pikir.
"Jack Ma, first. Or i burn this data," Juan mengacungkan map hijau yang tadi dirampas dari tangan Adipati. (Jack ma dulu atau aku bakar ini data)
"Dan gue pecat si Taca ini, jangan harap dia bakal dapat kerjaan diperusahaan apapun di Jakarta, Adi,” ancam Juan.
" I DARE YOU, JUAN." (Aku tantang kamu, Juan)
"Oh, I will, Di. Gue nggak mau tender yang udah kita susun berbulan-bulan hancur cuman gara-gara si Taca, Taca ini," Juan mengancam balik Adipati, sambil membuka pintu ruangannya dan memerintahkan Adipati keluar dari sana dengan tatapannya.
Adipati pun hanya bisa pasrah, dia tau Juan serius dengan ancamannya. Adipati harus menunggu hingga makan siang untuk mencari Taca.
•••
"Panggil, Pak Lukito bagian HRD kemari, Sher," ujar Adipati melalu sambungan teleponnya.
"Baik, Pak," jawab Sherlly kebingungan dengan permintaan Adipati. Sejak kapan Adipati berurusan dengan bagian HRD. Setau Sherlly yang mengurus karyawan-karyawan diperusahaannya itu Pak Juan, Adipati jarang berinteraksi dengan karyawan-karyawan diperusahaannya. Tak mau ambil pusing Sherlly langsung menelepon Pak Lukito.
Adipati diam melihat photo Taca, photo baru yang diberikan oleh Juan tadi, bersama seluruh data-data tentang Taca. Adipati mengusap-usap photo tersebut.
( eh makjan... bucin amat Pak... baru dua hari pak dua hari 🤣*author)
Entah dari mana Juan mendapatkan photo ini. Mungkin dia mendapatkan dari social media Taca, Adipati baru sadar kenapa dia tidak mencari nama Taca di mesin pencarian google. Adipati merutuki kebodohannya.
"Pagi, Pak. Saya Lukito, Pak."
Sapaan Pak Lukito menyadarkan Adipati dari lamunannya. Ditatapnya Pria berumur tigapuluh sembilan tahun dihadapannya.
"Silahkan duduk. Ada yang mau saya tanyakan."
"Baik, Pak," Lukito langsung duduk ditempat duduk terdekatnya. Ada rasa takut didalam diri Lukito, seumur-umur dia kerja diperusahaan ini belum pernah dia dipangil untuk menemui Adipati. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa berhadapan langsung dengan Adipati. Bukan karena Adipati sombong, tapi jadwalnya yang padat membuat Adipati tidak bisa selalu ada di kantornya.
"Ada bawahan Bapak yang bernama Taca ?"
"Ada, Pak," Lukito menjawabnya dengan cepat, siapa yang tidak mengenal Taca. Staf HRD yang lumayan diincar oleh beberapa karyawan lainnya diperusahaan itu.
"Tapi, dia sedang izin sakit.”
"SAKIT!?” potong Adipati sambil mengepalkan tangannya.
"Sakit apa?" tanya Adipati lagi, berusaha menetralkan intonasi suaranya.
Lukito kaget, sepersekian detik Dia merasa ada yang aneh dengan Bossnya itu. "Saya juga tidak tau dia sakit apa, Pak. Menurut temannya, Bu Taca kurang enak badan, Pak. Tapi, saya yakin besok Bu Taca akan masuk kembali, Bu Taca bukan tipe pegawai yang mangkir dari tanggung jawab, Pak.".
"Baiklah, Bapak bisa keluar sekarang. Terima kasih atas infonya," ujar Adipati sambil memberikan senyuman palsunya. Lukito langsung beranjak dari kursinya dan berjalan keluar ruangan. Tak berselang lama, Sherlly masuk.
"Pak, jangan lupa nanti jam 3 sore Bapak ada meeting dengan Pak William Tanuwijaya. Jangan mangkir, Pak. Ini rapat PENTING," Sherlly benar-benar menegaskan kata penting. Sherlly sudah lelah kalau seandainya Bossnya ini mangkir kembali dari rapat dengan pendiri Tokopedia.
Adipati hanya bisa menghela napasnya. Rasanya Dia ingin mengacak-ngacak rambutnya dan kabur dari sana, lalu mendatangi apartemen Taca, sudah dari tadi Adipati menatap alamat lengkap apartemen Taca. "Baiklah, dua puluh menit lagi saya keruang meeting."
•••
Taca meniup busa-busa sabun di tangan kanannya. Dari tadi Taca Asik berendam air hangat mengunakan bubble bath. Taca berjuang menenangkan dirinya dan melakukan sugesti pada dirinya.
Sambil menutup matanya, berkali-kali dia mengatakan
"Tenang...kamu bisa, kamu berharga, masalah ini akan ada jalan keluarnya. Tenang... saat kamu buka mata nanti kamu akan tenang, kamu akan mampu menghadapi masalahmu dengan baik. Tenang..."
Tuk tuk tuk
Taca membuka matanya saat mendengar suara ketukan pintu. "Iya.”
"Ta.. aku pulang ke apartemen aku dulu yah, palingan besok atau lusa aku kesini lagi," ujar Iis dari balik pintu.
"Oh... Oke, Is. Kunci cadangan di kamu kan? Jadi langsung kunci aja yah," ujar Taca, dia terlalu malas untuk beranjak dari bath up nya.
"Oke..".
Taca kembali memejamkan matanya dan mengulang kata-kata sugestinya. Sepuluh menit kemudian Taca menyelesaikan mandinya membilas semua busa ditubuhnya dan keluar dari kamar mandi hanya mengunakan pakaian dalam dan dibalut handuk.
BRAK BRAK BRAK BRAK... TOK TOK TOK TOK TOK...
Taca kaget mendengar gedoran di pintu apartemennya. "Tunggu, sebentar..." refleks Taca menjerit kemudian mencari sesuatu untuk menutupi dirinya. Tanpa Taca sadari dia mengambil kemeja milik Adipati yang belum sempat Taca cuci.
TOK TOK TOK TOK TOK
"Astaga, sebentar," Taca berlari kecil kearah pintu apartemennya, tergesa-gesa. Taca tidak sadar rambutnya masih setengah kering. Taca membuka pintu dengan buru-buru, kemudian dia tersentak.
"Ka....”
"Finally, I found You..!" pekik Adipati kegirangan hingga tak sadar, dirinya sudah mencium bibir Taca.
(Akhirnya aku menemukanmu)
•••
Du...du..du..du...du...
Gimana-gimana akhirnya ketemu kan hohohohohoo...
Jadi next episode mau ada sedikit adegan ehem-ehemnya ngak ? Sedikit yah, klo banyak ntar ngak lulus review noveltoon lagi 😭😭😭😭.
Terima kasih sudah membaca maaf klo masih banyak typo...
Add ig author yah storyby_gallon
Jangan lupa comment,like and vote yah ❤️❤️ Comment yang banyak, author suka keributan hehehe...
Salam sayang Gallon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments
EndRu
kok ya pakai kemeja Adipati sih. baper tu ntar Adipati
2023-10-06
0
EndRu
haah.. sumpah kuaget aku ...
gila... gila Adipati ni
gercep 😍😍😍😍
2023-03-18
0
Chichi's Ningsih
yg ..bgini ni yg g bs move on dr Mu TACA n ADIPATI.....🤗🤗💟
2022-08-20
0