Hmnn...
Adipati meraba kasur disampingnya, kosong tidak ada apapun disampingnya. Adipati ingat betul kemarin masih ada wanita berbibir sexy disampingnya. Masih ingat di benaknya, semalaman mereka bergumul dengan panasnya. Tapi, kemana wanita itu? Adipati melirik kesamping kasur dilihatnya dress wanita tersebut.
Sebuah senyum merekah di wajah tampannya, Adipati yakin 100% wanita tersebut ada dikamar mandi atau dibagian lain apartemennya. Dia mempercayai instingnya karena tidak ada wanita yang menolaknya.
Adipati beranjak dari kasurnya, kemudian mengenakan celana pendek dan kaus. Lalu, berjalan ke arah kamar mandi berharap menemukan wanita tersebut dan mungkin bisa berbincang sebentar.
Kosong
Adipati kemudian berjalan keluar kamarnya lalu memandang sekitar apartemennya. Kosong...!!
"Pagi, Pak," panggil Bi Yuli, assisten rumah tangga di penthousenya.
"Bi, Bibi liat perempuan nggak?”
"Perempuan?" Bi Yuli malah balik tanya, Bi Yuli tahu kalau Tuannya ini hobi sekali mengajak wanita untuk menghabiskan waktu dengan Tuannnya. Akan tetapi biasanya wanita tersebut yang bertanya dimana Tuannya berada, karena Tuannya ini selalu meningalkan mereka dan tidak perduli dengan keadaan mereka. Masih diingat dibenak Bi Yuli dimana ada seorang wanita bernama Becca yang menangis meraung-raung di luar pintu penthouse Tuannnya, hanya karena Tuannya tidak mau ditemui.
"Iyah perempuan Bi," Adipati membuyarkan lamunan Bi Yuli.
"Nggak, Den. Saya kan datang jam 7 pagi. Selama saya beres-beres saya ngak liat perempuan, Den," jawab Bi Yuli sekenangnya.
"Bibi beneran udah liat satu rumah?" tanya Adipati dengan raut wajah gusar.
"Kekolong-kolong tempat tidur atau ke dalem-dalem lemari gitu?" tambah Adipati.
Bi Yuli hanya bisa menatap wajah tuannya itu dengan kaget. 'Aden, nyari perempuan apa kuntilanak? Ampe nyari dibawah kolong tempat tidur?' batin Bi Yuli.
"Aden ngak lagi mabok ‘kan?" tanya Bi Yuli khawatir dengan kesehatan tuannya yang sudah Bi Yuli urus dari semenjak SMA.
"Mau saya bikinin jamu, Den ?"
"Astaga Bi, saya serius." ucap Adipati.
"Saya duarius Den, Ya kali Den, ada perempuan sembunyi di kolong tempat tidur. Aden, kena guna-guna atau gimana ini teh?" tanya Bi Yuli.
"Arghh... Bibi.” Dengan gemas Adipati melirik jam dinding didepannya. 'Jam 8, mungkin dia masih di lobby.’ Adipati bermonolog. Adipati dengan cepat mengambil jaketnya dan berlari keluar apartemennya.
Bi Yuli bengong melihat kelakuan tuannya tersebut sambil mengelengkan kepalanya. "Nyaan, kasambet jurig jigana," guman Bi Yuli.
(Beneran, kemasukan roh halus, kayanya).
•••
"Pagi, Pak Adipati. Mau saya bawakan mobil Bapak?" tanya Zulkarnaen sigap.
Adipati yang sudah ada di lobby, menyebarkan pandangannya kesekitar lobby apartemen dengan cepat. "Nggak usah, Pak.".
Zulkarnaen menyerngitkan keningnya melihat penampilan Adipati yang tidak seperti biasanya. Adipati yang dia tau selalu rapih dan mengunakan pakaian terbaiknya, entah pada saat dia mau bekerja, jalan-jalan, meeting ataupun berkencan dengan wanita-wanitanya. Barisan koleksi wanita Adipati yang banyak sampai membuat Zulkarnaen mengelengkan kepalanya.
Tapi saat ini, Zulkarnaen hanya bisa menyerngitkan keningnya, melihat tampilan Adipati yang amburadul. Celana pendek biru laut dan kaos berwarna merah terang dipadankan dengan jaket corak army. 'Ya ampun pak, mau kemana?’ batin Zulkarnaen.
"Pak, Bapak cari siapa?" tanya zulkarnaen lagi, karena menangkap gerak gerik Adipati yang seperti mencari seseorang.
"Perempuan."
"Hah, Yang mana Pak, jangan bilang yang kemarin bikin heboh satu penthouse,” spontan Zulkarnaen menjawab Adipati yang langsung disesalinya karena mendapatkan lirikan tajam Adipati.
"Nggak lah, ngapain saya cari si Becca."
"Oh, jadi Bapak cari perempuan yang mana? Siapa namanya, Pak?" tanya Zulkarnaen.
"Saya nggak tau namanya. Tapi, dia pendek, mungil, cantik, kulitnya kuning langsat, dan rambutnya sedeng lah,Pak." Adipati menerangkan ciro-ciri gadis yang tidur dengannya.
Mendengar penjelasan Adipati tiba-tiba Zulkarnaen ingat dengan wanita cantik tadi pagi yang bernama Taca. Wanita cantik yang mengenakan kemeja.
"Saya tidak tau apa ini perempuan yang Bapak cari, tapi tadi pagi ada perempuan yang menunggu taxi online dengan ciri-ciri tersebut, Pak," jawab Zulkarnaen lugas.
"Kamu ada photonya, kemana perginya?" tanya Adipati terburu-buru.
"Photo? Nggak adalah Pak, saya bisa dimurkai manager kalau saya berani photo-photo disini," jawab Zulkarnaen jujur, tapi melihat reaksi Adipati yang kecewa membuat Zulkarnaen teringat sesuatu.
"Tapi, kalau Bapak mau, saya bisa ke bagian cctv buat minta gambarnya. Karena, perempuan tadi duduknya pas sekali menghadap cctv."
Mendapatkan solusi dari Zulkarnaen, Adipati langsung tersenyum bahagia. "Bisa tolong bawakan ke penthouse saya photonya?.".
"Bisa, Pak."
"Saya tunggu segera yah," ujar Adipati sambil berjalan meningalkan Zulkarnaen.
"Secepatnya yah, Pak." Adipati berkata sambil berjalan ke arah lift.
"Baik, Pak."
Adipati langsung memencet tombol angka di liftnya. Kemudian mengatur napasnya, perasaannya campur aduk. Tapi, yang paling dia rasakan adalah perasaan kesal. Kenapa dia tidak mengunci pintu kamarnya tadi malam. Kalau dia mengunci pintu kamarnya pasti wanita tersebut tidak keluar dari kamarnya.
"Bodoh," maki Adipati sambil mengusap wajahnya.
•••
"Den, ada Pak Zulkarnaen." Bi Yuli berkata sambil menunjuk Pak Zulkarnaen.
Adipati yang sedang menatap laptop langsung menutup laptopnya, kemudian berjalan keluat ruang kerjanya. Hari ini memang hari minggu. Tapi, tidak ada kata libur dalam kamusnya, dia masih tetap harus melihat pergerakan perusahaannya.
"Ini, Pak," ujar Zulkarnaen sambil menyerahkan kertas berupa wajah Taca.
Senyuman Adipati langsung merekah diwajahnya, Pak Zulkarnaen benar-benar sudah menemukan wanita misterius yang sudah menghangatkan kasurnya, tadi malam.
Bi Yuli langsung berdoa didalam hati, dia takut kalau tuannya ini benar-benar kesambet setan. Karena, dari tadi senyum-senyum terus. Bi Yuli ingat moment dimana Adipati tersenyum adalah momen dimana Ibunya masih hidup dan itu sudah lama sekali terjadi.
"Pak, kamu kasih gambar apa?" Bi Yuli menyikut lengan Zulkarnaen. Penasaran.
"Photo perempuan yang tadi pagi saya temui di lobby, Bi."
"Siapa? Jangan bilang si Becca.” Bi yuli merinding mengingat peristiwa menggemparkan yang pernah terjadi.
"Bukan, Bi. Beda...."
"Bapak tau dia pergi kemana?" potong Adipati cepat sambil terus tersenyum. Senyuman Adipati lagi-lagi membuat Bi Yuli bergidik.
"Maaf, Pak saya tidak tau. Tapi Saya tahu namanya Taca, Pak," jawab Zulkarnaen sambil melirik jam ditangannya, dia sudah terlalu lama meningalkan posnya.
"Taca," bisik Adipati.
"Pak... maaf saya undur diri dulu, saya sudah terlalu lama meningalkan pos saya. Permisi Pak," ujar Zulkarnaen buru-buru karena dia tidak mau dipecat dari pekerjaannya, membayangkan muka Bossnya saja sudah membuat dirinya bergidik ngeri.
Setelah Zulkarnaen pergi, Adipati hanya duduk sambil menatap photo Taca sambil terus mengumankan namanya berkali-kali "Taca... Taca... Taca..."
Melihat hal tersebut makin yakinlah Bi Yuli kalau tuannya ini kesambet setan. "Taca..Taca... Hih.. si Aden kasambet jurig ieu mah nyaan..!!”( Taca...Taca... hih.. si Aden Kemasukan roh halus beneran..!!)
•••
Terima kasih sudah membaca maaf klo masih banyak typo...
Add ig author yah storyby_gallon
Jangan lupa comment,like and vote yah ❤️❤️
Comment yang banyak, author suka keributan hehehe...
Salam sayang Gallon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments
EndRu
si bibi juga ikutan somplak Haha
2023-10-06
1
Nur Hikmah Fadhillah
cerita nya menyedihkan, tapi isi nya kocak2..wkwkwk
2023-08-27
0
Miss Calla
Bener2 kesambet setan nih 🤣
2023-05-30
0