Ada apa, Dre!." ujar Maya kaget. dan mengurut dadanya.
"Entahlah." kata Andreas menurunkan kecepatannya
"Mungkin hanya kucing." ujar Bram berusaha tenang.
"Apa perlu kita periksa." lanjut Andreas ada khawatiran di wajahnya.
"Sepertinya, tidak ada yang terjadi, Ndre!." ujar Bram sambil melihat kebelakang.
"Semoga saja." ucap Maya.
****
Aldi yang mengendari mobil dari Harari hotel menuju rumahnya, sangat pelan dan hati-hati, dia tidak ingin membuat istrinya, yang sedang terbaring di bangku belakang, merasa tidak nyaman.
Sementar Nita yang memangku kepala Risma, hanya diam membisu , memandangi wajah Risma yang telihat sangat pucat, Nita menggenggan tangan Risma, dingin tapi berkeringat. "semoga tidak terjadi apa-apa dengan Risma." doa Nita dalam hati.
Jalan masih terlihat ramai, kendaraan masih padat lalu lalang, beberapa kali Aldi terhalang macet, dan akhirnya mereka sampai.
Aldi membuka pintu mobil, dan meminta Nita untuk keluar terlebih dahulu, kemudian dia menggendong istrinya masuk ke kamar pengantin, Nita mengiringi langkah Aldi dari belakang sambil menjinjing tas Risma.
Rasa perih menggores hati Nita, begitu melihat perlakuan lembut Aldi ke Risma. Tapi segera ditepisnya, dia sudah mengikhlaskan Aldi bahagia bersama Risma. " ya Tuhan beri aku kekuatan untuk menghadapi ini semua." gumam Nita di dalam hati.
"Bik, antar Nita ke kamar tamu."
"Baik tuan."
"Nit, nginap di sini aja ya, udah malam juga." kata Aldi sambil memerintahkan Bik Lastri mengantar Nita.
Nita hanya mengangguk, tak mungkin juga dia minta tolong Aldi untuk mengantarnya, dan sudah pasti Aldi keberatan, karena malam ini, malam pengantinnya.
Nita beranjak masuk kekamar, kemudian menutup pintunya, dia menepis semua resah yang terjadi di hatinya. dia milirik jam tangannya, menunjukkan pukul dua belas kurang dua puluh menit. kenapa Maya belum datang juga, karena tadi Maya berjanji akan sampai ke rumah Aldi sebelum jam dua belas, gumamnya dalam hati.
Di kamar ini dulu Nita dan Aldi pernah bercinta, tapi mereka bercinta hanya sebatas ciuman dan berpelukan. tidak sampai melakukan hubungan intim. Walaupun Aldi sudah pernah menyentuh bukit kembarnya dan barang terlarang itu.
"Jangan, Di, aku tidak ingin kita melakukan ini, sebelum kau sah menjadi suamiku." kata Nita waktu itu.
"Tapi kita akan segera menikah." bujuk Aldi, namun Nita menghindar, karena waktu itu Nita mendekati Aldi hanya ingin memenfaatkan kekayaan Aldi, kalau cinta mungkin hanya sedikit.
"Ah... sudahlah!, untuk apa aku mengingatnya lagi." gumam Nita sambil merebahkan tubuh letihnya di kasur.
Sementara itu, di kamar sebelah, Aldi membaringkan istrinya ke ranjang pengantin mereka. membuka baju selayar yang membalut tubuh Risma. di saat dia melepaskan mahkota di kepala Risma, tiba-tiba Risma terbangun.
"Maaf ya sayang, kalau aktifitasku membangunkanmu." ucap Aldi begitu melihat Risma membuka mata.
"Tidak apa-apa sayang." sahut Risma tersenyum manis. Risma melingkarkan tangan keleher suaminya, hingga memaksa Adli berjongkok di sampingnya.
Risma terlihat sangat bergairah, mata bulatnya berbinar, perlahan dia menautkan bibirnya ke bibir Aldi. Aldi memejamkan mata, menikmati ******* bibir istrinya, debaran jantungnya berpacu. dia telah menunaikan tugasnya sebagai seorang suami.
"Terima kasih sayang." ujar Aldi memcium hangat kening istrinya yang terbaring capek di sampingnya.
Tiba-tiba terdengar lolongan anjing, suaranya sangat dekat sekali, Aldi merinding mendengar lolongan itu. "kenapa ada lolongan anjing?, biasa tidak pernah terdengar." gumam Aldi dalam hati, diliriknya Risma yang sudah hampir terlelap.
"Blep." lampu mati. Aldi bangkit dan menyingkap gorden melihat keluar, gelap, ternyata lampu mati semua. suasana semakin mencekam, gelap di tambah dengan lolongan anjing yang menakutkan
Aldi menghidupkan senter ponselnya dan meletakkan di atas nakas, dia kembali ke tempat tidur, memeluk tubuh istrinya dari belakang, namun dia merasa heran, ada aroma melati yang sangat wangi, seleng beberapa menit kemudian berubah menjadi bau amis.
"Sayang, apa kau mencium bau sesuatu" tanya Aldi sambil berbisik di telinga istrinya, dari biasan cahaya ponsel, dia hanya melihat bayangan Risma secara samar.
Risma tidak merespon pertanyaan suaminya, dia hanya membalas pelukan suaminya, Aldi merasa heran, kenapa tubuh Risma terasa sangat dingin dan bau amis itu semakin dekat.
Aldi merasa aneh, dia merasa ada kuku-kuku tajam mengelus lehernya. saat ciuman Risma mendarat di bibirnya, bau amis itu melekat di hidungnya, Aldi mual dan berusaha mendorong tubuh Risma. tapi gagal, tenaga Risma begitu kuat mengcekal lehernya.
"Risma, ada apa ini." Aldi semakin panik, kenapa Risma berubah buas seperti ini?, setahu dia Risma tidak memiliki kuku-kuku tajam, ini pasti ada yang tidak beres, pikirnya.
Aldi meronta, semakin kuat Aldi meronta semakin kuat pula cekalan Risma, sreett... satu kuku tajam menancap di leher Aldi. terasa sangat perih.
"Risma!, Risma!." teriak Aldi dalam kegelapan. tiba-tiba ada suara bisikan bergetar ditelinga Aldi.
"Diamlah, kita nikmati malam pengantin kita berdua."
"Siapa kau!." tanya Aldi, begitu menyadari kalau itu bukan suara istrinya.
"Hehehe, aku nyi kantil." katanya sambil tertawa.
"Mana Risma, mana istriku." tanya Aldi.
"Risma yang telah mengundangku ke sini." ucap Nyi Kantil tanpa menjawab pertanyaan Aldi.
"Hehehe." Nyi Kantil tertawa sangat menyeramkan.
" Tolong! tolong." teriak Aldi, dia berusaha melepaskan diri dari makhluk yang bernama nyi kantil. dia meraba-raba kunci pintu, belum sempat diputarnya, nyi kantil sudah mencekalnya dari belakang. dan menariknya ketempat tidur.
Aldi memukul-mukul makhluk yang menindihnya dari atas, makhluk itu mulai menjelati tubuhnya. seketika gairah Aldi bergelora, dia tidak merasakan sakit dari cakaran kuku di lehernya, dia sudah tidak mencium bau amis lagi. Aldi membalas setiap cumbuan nyi kantil. Aldi menikmati percintaan mereka.
Aldi sudah terhipnotis dengan nyi Kantil, akal sehatnya sudah tak ada, bahkan dia tidak menyadari, kalau dia sedang bercumbu dengan makhluk yang sangat menjijikan.
"Berhenti Aldi!." sebuah teriakkan menggema di kamar Aldi, Aldi tersentak, Maya menutup matanya ketika Bram menghidupkan lampu.
Aldi terlonjak kaget, dia menyambar selimut menutupi tubuhnya vulgar, matanya terbelalak begitu melihat tubuh Risma berubah sangat menyeramkan, mata memerah penuh gurat, taring bertengger dan kuku-kuku tajam menghitam di jarinya. Aldi gemetar, dia menggigil, kemudian terkulai tak sadarkan diri.
"Keluar dari tubuh Risma." perintah Bram sambil mengacungkan sebuah cemeti dan bambu kuning pemberian paman Prabu. Makhluk itu menyeringai, dia mengeluarkan desis yang tak jelas.
"Ahhh... Panas." teriak Nyi Kantil, begitu Bram memecutkan cemeti itu ketubuhnya.
"Keluar dari tubuh Risma, atau kau akan ku kurung dalam bambu ini." ancam Bram. sambil mengacungkan bambu kuning itu ke arah Nyi Kantil.
"Jangan!, jauhkan bambu itu." teriak Nyi Kantil.
"Pergilah dari sini." Perintah Bram penuh emosi.
"Okey!, baiklah." sahut Nyi Kantil ketakutan.
"Ingat!!.. kutukanku tidak berakhir di sini, jika Risma mengandung anak Aldi, berjenis perempuan, maka kutukan ku akan berlanjut. hahaha." tawa Nyi Kantil bergema, membangunkan seisi rumah, sehingga semua penghuni rumah bergegas ke kamar Aldi, termasuk papa dan mamanya Aldi.
Kirana terkejut, dia shock dan langsung tak sadarkan diri, begitu melihat tubuh Risma sangat menyeramkan, papa Aldi pun ikut serangan jantung, seisi rumah menjadi heboh.
"Hahaha." suara tawa Nyi Kantil sangat menyakitkan ditelinga. segumpal asap ke luar dari tubuh Risma, Risma terkulai dan terbaring lemah di ranjang. dia pingsan.
"Ris, Risma." Maya mendekat sambil memunguti baju Risma yang tergeletak di lantai.
Risma membuka mata dan menangis dalam pelukan Maya, dia mengumpulkan sisa tenaga bangun, memakai baju.
"Semua sudah selesai May." isaknya pilu, harapannya untuk terus bersama Aldi, sirna sudah.
"Kamu yang kuat ya. Ris!." Maya menguatkan sahabatnya itu. Dia memeluk erat tubuh Risma yang terasa dingin dan gemetar. Maya tidak bisa menahan tangisnya, melihat penderitaan sahabatnya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Raini Sapitri
deg degan baca nya. sereeem jg ceritanya. gmn nasib risma selanjutnya yaaaa stlh kejadian ini ??????
2021-04-03
0