Menginap Di Rumah Paman Prabu

#TUMBAL_PART13

Setelah beristirahat beberapa menit, Maya dan Bram disuguhi teh hangat oleh anak gadis paman Prabu, ternyata paman Prabu adalah paman Bram saudara tua dari ibunya.

Maya meneguk teh hangatnya, dia merasa sedikit segar, perih di kakinya pun sedikit berkurang, dia mengutarakan maksud dan tujuannya ke paman Prabu.

Bram sama sekali tidak menduka, kalau Maya begitu peduli dengan Risma, dan sekarang dia tahu persis kenapa setiap dia bersetatap dengan Risma ada sinar aneh di mata Risma. setelah mendengar cerita Maya, Bram menjadi kasihan dengan apa yang terjadi dengan sahabat Maya itu.

"Saya akan membantu May." kata Bram meyakinkan kalau Risma bisa terbebas dari perjanjian itu.

"Tapi Risma terlalu cinta sama Aldi. Bram." ada binar resah di mata Maya.

"Bagaimana caranya kita memisahkan mereka." lanjut Maya

Paman Prabu mengatakan satu-satunya cara agar Risma terbebas dari kutukan itu, Risma harus menjauhi Aldi. dan membuang susuk kantil itu.

"Kita akan coba dulu May." ujar Bram menguatkan.

Langkah pertama yang harus Maya lakukan adalah mengambil susuk kantil itu, dan mamasukkannya ke bambu kuning yang sudah disiapkan paman Prabu.

"Hati-hati mengambilnya May, jangan sempat ketahuan Risma."

"Kekuatan gaib Risma akan datang tiba-tiba, jika dia tahu ada yang mengusik barang keramat itu." lanjut paman Prabu memberi penjelasan.

"Jika itu terjadi, maka nyawamu jadi taruhannya, karena dalam ketidak sadarannya, dia bisa membunuh siapa saja." Maya merinding mendengar kata-kata paman Prabu.

Semakin lama susuk kantil itu dipakai oleh Risma, maka semakin susah untuk mengambilnya, semakin kuat ilmu magicnya, maka akan semakin banyak korbannya, apa lagi kalau sempat ditanam didalam tubuhnya. Paman Prabu menjelaskan secara detil ke Maya.

Hujan lebat mengguyur lembah tasik, Maya melirik jam digawainya, menunjukkan pukul 17.48, matahari sudah berangsur keperaduannya. Maya dan Bram tidak mungkin kembali ke atas, jalanan pasti sangat licin dan hari pun sudah mulai gelap.

"Nginap di sini saja Bram." ajak paman Prabu.

"Hujan juga belum reda, jalanan di atas pasti licin kalau kena hujan." lanjut paman Prabu.

Bram memandang Maya minta persetujuan, Maya hanya diam saja. Tidak mungkin dia memaksakan pulang dalam kondisi seperti ini. telapak kakinya pun masih terasa sakit. Merekapun memutuskan menginap di rumah paman Prabu.

****

Pagi-pagi maya sudah bangun, udara sejuk di lembah tasik sangat segar, dengan gemericik bunyi riak air di bebatuan, menandakan kalau lembah ini belum tercemar. Setelah sarapan berupa singkong rebus dan secangkir teh hangat, Maya dan Bram berpamitan kembali ke kota.

"Hati-hati mendakinya nduk, jalannya masih licin." Ujur paman Prabu ketika Maya berpamitan.

"Iya, Paman!, terima kasih untuk bantuan dan tumpangannya." Maya melambaikan tangan ke arah anak gadis paman Prabu.

Bram dan Maya meneruskan perjalanan, mereka kembali menyusuri bebatuan di pinggir sungai, untuk tapak kakinya sudah tidak terasa perih lagi.

"Capek." tanya ketika melihat napas Maya ngos-ngosan, begitu mereka sampai ke atas.

"Lumayan." Maya duduk di teras rumah panggung itu, sambil mengatur napas.

Bram meselunjurkan kakinya dan merentangkan tangannya yang pegal, karena di sepanjang perjalanan menopang tubuh Maya yang selalu oleng, karena licinnya jalan yang mereka tempuh. Setelah istirahat beberapa menit mereka meneruskan perjalanan keluar desa.

"Pegangan yang kuat." perintah Bram, saat Maya naik diboncengan motornya.

"Iya!, jangan ngebut-ngebut." jawab Maya sambil menepuk bahu Bram.

"Kalau tak ngebut, kapan sampainya, hehehe." canda Bram sambil tertawa.

Bram melaju dengan hati-hati, karena Bram sudah biasa melewati jalan ini, dia sudah hafal seluk beluknya, sementara Maya yang berada diboncengannya merasa nyeri dan takut.

Setelah mereka ke luar dari desa, Maya turun dari motor Bram, dan mengecek mobil dan setelah aman diapun meluncur dan melaju menuju kota. Bram tetap mengikutinya dari belakang, sampai mereka di tikungan yang mengharuskan berpisah.

Maya membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan ke Bram.

"Sampai bertemu besok." teriak Maya dari mobil sebelum berlalu.

"Hati-hati." ujar Bram membalas lambaian tangan Maya dengan membunyikan kelakson.

Maya membelokkan mobilnya ke sebelah kira, sementara Bram lanjut jalan lurus di depannya.

****

"Tot, tot."

Maya membunyikan kelakson, Mang Udin bergegas membukakan pintu pagar.

"Selamat siang non." kata mang Udin menyapa anak majikannya itu.

"Mama ada Mang." tanya Maya sambil berbisik.

"Sudah pergi dari tadi pagi non." jawab mang Udin.

"Cuci ya, Mang." ujar Maya sambil melempar kunci mobilnya dan langsung masuk.

"Mau dibikinin masakan apa non." tanya bik Sri, ketika melihat Maya duduk di mejakan, perutnya sudah terasa lapar, karena tadi pagi cuman diisi sepotong singkong rebus dan segelas teh hangat di rumah Paman Prabu.

"Mie rebus aja bik, telornya dua ya." kata Maya sambil mencomot buah apel yang ada di meja makan.

Maya masuk ke kamar menyambar handuk dan segera mandi.

"Non,!... non, mienya sudah masak." terdengar ketukan pintu dari luar.

"Iya bik, sebentar." sahut Maya sambil memakai baju.

Maya ke luar menuju meja makan, sudah tersedia mie dan segelas susu, dia menyantap dengan lahapnya.

"Bik!, semalam mama nyariin aku, tak." tanya Maya sambil menengak susu. dan bik Sri menggeleng.

Maya tersenyum hambar, seperti inilah hidup Maya, tinggal dengan tiga orang pembantu, sejak papanya meninggal, dan mamanya tak pernah perduli dengan apapun tentang aktifitas Maya, sibuk dan sibuk terus dengan urusan bisnis.

Maya mengambil ponselnya di dalam tas yang sudah mati dari semalam, dia masuk kamar dan mencas hapenya. diambilnya potongan bambu kuning yang diberikan paman Prabu. dia menimang-nimang bambu itu sambil berpikir, bagaimana cara mengambil susuk kantil Risma tanpa sepengetahuannya.

"Ambil susuk kantil itu dan masuk ke bambu kuning ini, kemudian siram dengan air ini." Kata paman Prabu waktu itu sambil menyerahkan botol kecil berisi air.

"Lalu tutup rapat bambunya dengan basuk ini." lanjut paman Prabu memberikan potongan kayu yang sedikit runcing.

"Iya paman, tali ini untuk apa paman?." tanya Maya sambil memegang tali yang terikat di ujung bambu.

"Untuk mengikat, agar tutup bambu tidak lepas."

"Kalau lepas, susuk kantil akan mencari korban, bisa saja dia mengorbankanmu, jadi hati-hati." paman Prabu memberi penjelasan. Maya hanya menganggukkan kepalanya.

Maya masih duduk di tepi ranjang, matanya masih tertuju pada bambu yang menurutnya biasa-biasa saja. dia memasukkan bambu, botol yang berisi ke dalam plastik dan mengikatnya, kemudian memasukkan keransel dan memanggulnya, dia menyambar ponsel dan kunci mobil, hari ini dia akan ke rumah Bram. untuk melanjutkan misinya.

****

Sambil bersiul riang Bram mengelap sepeda motor ke sayangannya. motor ini satu-satunya barang berharga yang dimilikinya. dia harus menjaga dengan baik, karena untuk mendapatkan, ambonya menjual separoh hasil panen sawah mereka.

"Kau bawa selingkuh kemana motormu, kontor bangat." kata Andreas sambil nyengir.

"Pengen tahu ya... hahaha." balas Bram sambil mengibaskan air yang ada ditangannya ke wajah Andreas.

"Hahaha... mana ada cewek yang mau naik motor jelekmu itu." kata Andreas sambil mengambil ember berisi air dan menyiramkannya ke Bram.

"Tot, tot"

Tiba-tiba ada mobil berhenti didepan kost, Bram dan Andreas terkejut begitu mereka melihat seorang gadis ke luar dari mobil.

"Maya." secara serempak mereka menyebut nama Maya.

Maya tertawa geli melihat Bram yang basah kuyup, rambut gondrong menutupi wajahnya, Andreas ikut tertawa cekikikan melihat tingkah Bram yang tiba-tiba berubah lugu, untung Maya datang, kalau tidak, Bram pasti tak akan membiarkannya tenang, sampai dia bisa membalasnya.

"Duduk May." ujar Andreas ketika Bram sudah kabur ke kamar mandi.

Maya pun menceritakan perjalanannya semalam ke lembah tasik, menemui paman Prabu. dan meninta bantuan Andreas untuk ikut terlibat dalam misi ini, Andrean ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Risma sahabatnya Maya. dan berjanji akan membantu Bram dan Maya.

****

Terpopuler

Comments

Raini Sapitri

Raini Sapitri

Tulisan nya byk typo nya, sampai bingung baca nya dan hrs berulang kali biar paham

2021-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Tempat Terkutuk
2 Terjebak
3 Menaklukkan Aldi
4 Perjanjian
5 Tumbal Pertama
6 Menjadi Idola Kampus
7 Mencari Rumah Nita
8 Pras menjadi tumbal
9 Ada Titik Terang
10 Pras Hilang Ingatan
11 Pras di rumah Sakit Jiwa
12 Kerumah Paman Prabu
13 Menginap Di Rumah Paman Prabu
14 Menyusun Rencana
15 Menjelang Pernikahan Risma
16 Pernikahan Risma
17 Prosesi pemotongan kue
18 Susuk kantil
19 Malam Pengantin
20 Risma Terusir
21 Meninggalkan Jakarta
22 Risma kecopetan
23 Kehamilan Risma
24 Di Pabrik
25 Kelahiran Rara
26 Mencari Hadiah
27 ULTAH Rara
28 Ingin Ketemu Ayah
29 Rara Bersimbah Darah
30 Suster Rita
31 Difitnah
32 Perseteruan Risma, Lesti dan Netri
33 Membersihkan Gudang
34 Kamar Misterius
35 Lelaki Berjubah
36 Pesan Risma
37 Mencari Risma
38 Keanehan Di Dalam Gudang
39 Perjanjian pak Agung
40 Risma pingsan
41 Ke Rumah Mbah Sujo
42 Ketakutan Risma
43 Berbaikan dengan Fadli
44 Kegalauan Perasaan Risma
45 Keceriaan Rara
46 Kesembuhan Rara
47 Rahasia Penyakit Rara
48 Menunggu Kabar Fadli
49 Pulang ke Rumah Oma
50 Perseteruan Fadli dan Riko
51 Di Apartement Qizuya
52 Fadli Mabuk
53 Qizuya Hamil
54 Pernikahan Qizuya
55 Fadli Sakit
56 Makan malam Bersama Riko
57 Fadli sudah sehat
58 Kecurigaan Riko
59 Fadli Siap-siap Ngantor Lagi
60 Ke Kantor Naik Motor
61 Makan Siang Bersama Riko
62 Via itu Pacarku
63 Mengikuti Bik Ina
64 Persembahan Pak Agung
65 Tempat Pemujaan
66 Godaan yang Menggiurkan
67 Godaan yang Menggiurkan 𝟐
68 Fadli Trauma
69 Rencana Riko dan Via
70 Di Apartement Riko
71 Perjalanan Riko dan Via
72 Sampai Di Rumah Paman Prabu
73 Via Terluka
74 Kembali ke Apartement
75 Wirda Mengungkap Rahasia Agung
76 Saraswati
77 Mencari Jejak Aldi
78 Penyamaran Risma
79 Dinner
80 Rara masuk rumah sakit.
81 Rahasia Risma Mulai Terungkap
82 Menemani Rara Di Rumah Sakit
83 Pulang Kampung
84 Risma diculik
85 Perkenalan Aldi dan Wirda
86 Ke Rumah Agung
87 Penyekapan Risma
88 Rara Demam
89 Pertemuan yang Tak Terduga
90 Pelaku penculik Risma
91 Fadli Menghilang
92 Perjalanan ke Desa Tasik
93 Sampai Di Desa Tasik
94 Sampai di Rumah Maya
95 Kejutan Buat Maya
96 Dalam Kereta
97 Kejutan buat Andrean
98 Persiapan Penyerangan
99 Permulaan Ritual
100 Detik-detik yang Menegangkan
101 Kematian Agung
102 Fadli dan Qimora
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tempat Terkutuk
2
Terjebak
3
Menaklukkan Aldi
4
Perjanjian
5
Tumbal Pertama
6
Menjadi Idola Kampus
7
Mencari Rumah Nita
8
Pras menjadi tumbal
9
Ada Titik Terang
10
Pras Hilang Ingatan
11
Pras di rumah Sakit Jiwa
12
Kerumah Paman Prabu
13
Menginap Di Rumah Paman Prabu
14
Menyusun Rencana
15
Menjelang Pernikahan Risma
16
Pernikahan Risma
17
Prosesi pemotongan kue
18
Susuk kantil
19
Malam Pengantin
20
Risma Terusir
21
Meninggalkan Jakarta
22
Risma kecopetan
23
Kehamilan Risma
24
Di Pabrik
25
Kelahiran Rara
26
Mencari Hadiah
27
ULTAH Rara
28
Ingin Ketemu Ayah
29
Rara Bersimbah Darah
30
Suster Rita
31
Difitnah
32
Perseteruan Risma, Lesti dan Netri
33
Membersihkan Gudang
34
Kamar Misterius
35
Lelaki Berjubah
36
Pesan Risma
37
Mencari Risma
38
Keanehan Di Dalam Gudang
39
Perjanjian pak Agung
40
Risma pingsan
41
Ke Rumah Mbah Sujo
42
Ketakutan Risma
43
Berbaikan dengan Fadli
44
Kegalauan Perasaan Risma
45
Keceriaan Rara
46
Kesembuhan Rara
47
Rahasia Penyakit Rara
48
Menunggu Kabar Fadli
49
Pulang ke Rumah Oma
50
Perseteruan Fadli dan Riko
51
Di Apartement Qizuya
52
Fadli Mabuk
53
Qizuya Hamil
54
Pernikahan Qizuya
55
Fadli Sakit
56
Makan malam Bersama Riko
57
Fadli sudah sehat
58
Kecurigaan Riko
59
Fadli Siap-siap Ngantor Lagi
60
Ke Kantor Naik Motor
61
Makan Siang Bersama Riko
62
Via itu Pacarku
63
Mengikuti Bik Ina
64
Persembahan Pak Agung
65
Tempat Pemujaan
66
Godaan yang Menggiurkan
67
Godaan yang Menggiurkan 𝟐
68
Fadli Trauma
69
Rencana Riko dan Via
70
Di Apartement Riko
71
Perjalanan Riko dan Via
72
Sampai Di Rumah Paman Prabu
73
Via Terluka
74
Kembali ke Apartement
75
Wirda Mengungkap Rahasia Agung
76
Saraswati
77
Mencari Jejak Aldi
78
Penyamaran Risma
79
Dinner
80
Rara masuk rumah sakit.
81
Rahasia Risma Mulai Terungkap
82
Menemani Rara Di Rumah Sakit
83
Pulang Kampung
84
Risma diculik
85
Perkenalan Aldi dan Wirda
86
Ke Rumah Agung
87
Penyekapan Risma
88
Rara Demam
89
Pertemuan yang Tak Terduga
90
Pelaku penculik Risma
91
Fadli Menghilang
92
Perjalanan ke Desa Tasik
93
Sampai Di Desa Tasik
94
Sampai di Rumah Maya
95
Kejutan Buat Maya
96
Dalam Kereta
97
Kejutan buat Andrean
98
Persiapan Penyerangan
99
Permulaan Ritual
100
Detik-detik yang Menegangkan
101
Kematian Agung
102
Fadli dan Qimora

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!