Mencari Rumah Nita

#TUMBAL_PART7

Nita sudah seminggu tidak ke kampus, sebenarnya memang tidak ada mata kuliah lagi, namun paling tidak datang buat konsultasi skripsi, Bram mulai merasa khawatir dan cemas, ada apa ya dengan Nita, apakah dia sakit. Bram mau bertanya dengan temannya, tapi niatnya diurungkan, karena dia tahu pasti akan jadi ledekan, jika dia nanya-nanya soal Nita.

Bram keluar dari pustaka, melangkahkan kaki ke taman kampus, matanya mencari-cari sosok Aldi, nah.. betulkan mereka ada di sana, Aldi dan beberapa orang temannya sedang nongkrong di bawah pohon rindang. Bram melangkah ke arah mereka.

"Hay Bram!, sini gabung." Agus jangkong menyapanya.

Seketika mata Bram tertumpu pada gadis yang duduk manja di sebelah Aldi, bukankah ini gadis yang kemaren. kenapa nih gadis bisa bersama Aldi dan teman-temannya. Bram memandang tajam tak berkedip ke arah Risma.

"Bram!, kenalkan ini Risma pacar baruku." Aldi memperkenalkan Risma, mengagetkan Bram seakan tahu apa yang ada dipikirannya.

Jadi gadis ini yang sudah membuat Nita ke hilangan Aldi dan menangis beberapa hari yang lalu, surut niat Bram untuk menanyakan kabar Nita, diapun pamit dan beranjak meninggalkan Aldi dan CSnya.

Risma si gadis mesterius itu menyita sedikit pikiran Bram membuat Bram penasaran dan ingin mencari tahu, siapa sebenarnya Risma, kenapa tatapan matanya begitu aneh seperti ada magnet kejahatan. Kalau di lihat sepertinya Risma gadis baik-baik dan disuksi teman-temannya di kampus, ah... mungkin hanya perasaanku saja kalau Risma mempunyai hawa jahat, hay... kenapa juga aku penasaran dengan Risma.

Bram melangkah ke kantin belakang kampus, untuk mahasiswa pas-pasan seperti dia mana berani nongkrong di cafe, karena dia hanya punya uang recehan yang cukup beli lontong lima ribuan.

"Hay Bram! sini." Carla dan teman-temannya ngajak gabung. Bram hanya tersenyum sambil melambaikan tangan. dan memilih duduk di kursi sebelah mereka, walaupun tidak bergabung tapi tetap dengar kecauan Carla dan CSnya.

"Bram!, gimana skripsinya."tanya Carla.

"Hampir klar." kata Bram terus menghabiskan sarapannya tanpa memandang Carla.

Carla memang terkenal dengan kicauannya, selalu bikin ramai dan mengundang tawa, dan membawa gosip-gosip hangat, dasar ahli gosip.

"Hay..kalian tahu tidak! Nita yang sombong tu sekarang pasti sedang menangis bombay ." Nita memulai gosipnya, mendengar nama Nita, diam-diam Bram menyimak pembicaraan mereka.

"Iya nih, udah satu minggu tak kelihatan batang hidungnya, apa dia pindah keluar negeri." Reina ikutan menggosip.

"Luar negeri, hahaha....Ku dengar papanya bangkrut, dan sekarang udah putus sama Aldi, udah tak punya lahan tuh si Nita." gerrrr....mereka tertawa seakan baru mendapat sebuah lelucon.

"Baru tahu tuh si Nita, kalau dunia ini kejam." celotehan Carla semakin hangat mendapat tanggapan dari teman-temannya, selama ini Nita memang tidak pernah baik dan hormonis dengan teman-teman kelasnya, dia terkesan sombong dan angkuh dengan kelebihan yang dia punya, mungkin suatu kewajaran kalau sekarang dia menjadi trending topik yang viral di kampus.

"Sudah!.. Sudah!. Kalian nih ghibah aja. Dosa tau" Bram mengingatkan Carla dan CSnya.

Bram kembali ke perpustakaan, hari ini perbaikan skripsinya harus selesai, dosen pembimbing hanya memberinya jatah dua hari untuk perbaikan. Bram mencari katalog buku yang dibutuhkannya, sudah ada beberapa buku di hadapannya.

Bram membuka buku literasi satu persatu, namun pikirannya tidak bisa diajak konek untuk menyelesaikan perbaikin skripsinya, dia terus saja kepikiran Nita. benarkah berita-berita yang baru saja didengarnya, Bram beranjak meninggalkan buku yang menumpuk, dia akan mencari sendiri kebenaran berita tentang Nita.

****

Bram sampai ketikungan jalan dia mana kemaren Nita minta diturunkan. Bram mereka-reka apakah rumah bercat biru atau yang putih itu rumahnya, karena semalam Bram tidak persis ingat Nita masuk rumah yang mana. Bram bertanya dengan seorang ibu yang baru keluar dari rumah berwarna biru.

"Rumah Nita ya, ayahnya yang struk itukan." Bram iya kan dengan mengangguk, karena dia tak tahu persis kalau ayah Nita struk.

"Rumahnya di belakang mas, masuk jalan kecil di samping ini." wanita itu menunjuk jalan di sebelah pagarnya. di dalam ada rumah petak dua, yang satunya dikontrak sama keluarga Nita.

Bram masuk ke gang sempit yang ditujuk wanita tadi, setelah mengucapkan terima kasih, memang benar ada dua rumah petak. Bram bertanya sama gadis kecil yang sedang bermain di teras rumah petak yang pintunya terbuka sementara yang satunya lagi bergembok.

"Iya Om, ini rumahnya, tapi sekarng mba Nita lagi di rumah sakit, sudah seminggu ayahnya dirawat"

"Adik tau, ayahnya tante Nita dirawat di mana."

"Rumah sakit yang paling dekat dari sini Om, di sebelah sana." gadis kecil dengan cadelnya menunjuk ke arah kiri.

"Terima kasih." kata Bram sambil memutar balik motornya dan lamgsung menuju rumah sakit yang ditujukkan si gadis kecil. tak menjelang lima menit Bram sudah sampai.

"Sus!.. pasien struke di rawat di mana." Bram bertanya ke orang suster yang ke betulan lewat.

"Ruang Neurologi mas, belok ke kanan."

Bram berjalan di koridor rumah sakit belok ke kanan dan menemukan tulisan Neorologi, ruangannya banyak mana mungkin di ceknya satu-persatu, mau bertanya pun nama ayahnya Nita tidak tahu, Bram melewati semua ruangan dan coba mengintip dari luar, tak ditemukannya sosok Nita. mungkin ayahnya Nita tidak dirawat di sini.

Bram putus asa dan memutuskan untuk pulang, dia melangkahkan kaki tergesa ke parkiran, Bram melihat sosok seorang gadis yang mirip dengan Nita di pangkalan ojek sebrang sana. Bram menghampirinya ternyata hanya halusinasi Bram.

****

Nita mendorong kursi roda ayahnya masuk ke gang sempit menuju rumah kontrakannya. mereka baru pulang dari rumah sakit setelah tujuh hari Pak Rudi dirawat. nyonya Novi mengikuti di belakang sambil menenteng sebuah tas dengan raut wajah yang sangat letih.

Kasian ibu pasti dia capek sekali, selain mengurus ayah yang struke juga harus berjualan kue keliling komplek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pada hal ibu tidak pernah hidup susah, mungkin benar kata ibu ini cobaan dan harus dilewati dengan sabar. Batin Nita.

"Bu, hari ini biar Nita saja yang keliling ya."

"Selesaikan kuliahmu dulu Nit, biar ibu yang cari uang ya."

"Ta-tapi bu."

"Kenapa?. Malu dengan teman-temanmu?."

Nita hanya tertunduk diam, kalau ingin jujur Nita sudah tidak ingin bertemu teman-teman dan menginjakkan kakinya di kampus itu, Nita malu karena selama ini memperlakukan mereka tidak baik.

Tatapan ibunya yang begitu berharap, membuat Nita tidak berani membantah, dia hanya bisa menganggukkan kepala.

"Kaya dan miskin itu merupakan permainan hidup, di saat kita kaya kita tidak boleh sombong, dan di saat kita miskin kita tidak boleh putus asa, kaya dan miskin harus tetap di syukuri." Novi menjelaskan panjang lebar sama putri semata wayangnya, karena dia tahu kalau Nita pasti sangat shock dengan keadaan mereka sekarang.

Nita memeluk ibunya, tidak pernah dia merasa setentram ini, seketika matanya berkaca-kaca, selama ini dia tidak pernah mendengarkan apa kata ibunya.

Novi bahagia melihat perubahan putrinya, walaupun sekarang dia kekurangan dari segi materi, tapi dia memiliki kasih sayang yang tulus dari putrinya dan dia yakin kekuatan ini akan membuatnya mampu melewati masa-masa sulit, terima kasih Nita, sudah jadi putri yang cantik dan baik untuk ibu.

Sejak itu Nita berjuang bersama ibunya, membantu menyiapkan kue-kue yang akan di jual, juga menyelesaikan skripsinya, dia tidak memperdulikan apa kata teman-temannya, atas bantuan Bram akhirnya skripsinya selesai dan menyandang gelar sarjana.

*****

Terpopuler

Comments

Raini Sapitri

Raini Sapitri

Semangat yaa Nita

2021-04-02

0

Nawan Damanik

Nawan Damanik

aktor utama Nita ato Risma?

2021-03-12

3

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

salut buat Nita bisa bangkit lg

2021-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Tempat Terkutuk
2 Terjebak
3 Menaklukkan Aldi
4 Perjanjian
5 Tumbal Pertama
6 Menjadi Idola Kampus
7 Mencari Rumah Nita
8 Pras menjadi tumbal
9 Ada Titik Terang
10 Pras Hilang Ingatan
11 Pras di rumah Sakit Jiwa
12 Kerumah Paman Prabu
13 Menginap Di Rumah Paman Prabu
14 Menyusun Rencana
15 Menjelang Pernikahan Risma
16 Pernikahan Risma
17 Prosesi pemotongan kue
18 Susuk kantil
19 Malam Pengantin
20 Risma Terusir
21 Meninggalkan Jakarta
22 Risma kecopetan
23 Kehamilan Risma
24 Di Pabrik
25 Kelahiran Rara
26 Mencari Hadiah
27 ULTAH Rara
28 Ingin Ketemu Ayah
29 Rara Bersimbah Darah
30 Suster Rita
31 Difitnah
32 Perseteruan Risma, Lesti dan Netri
33 Membersihkan Gudang
34 Kamar Misterius
35 Lelaki Berjubah
36 Pesan Risma
37 Mencari Risma
38 Keanehan Di Dalam Gudang
39 Perjanjian pak Agung
40 Risma pingsan
41 Ke Rumah Mbah Sujo
42 Ketakutan Risma
43 Berbaikan dengan Fadli
44 Kegalauan Perasaan Risma
45 Keceriaan Rara
46 Kesembuhan Rara
47 Rahasia Penyakit Rara
48 Menunggu Kabar Fadli
49 Pulang ke Rumah Oma
50 Perseteruan Fadli dan Riko
51 Di Apartement Qizuya
52 Fadli Mabuk
53 Qizuya Hamil
54 Pernikahan Qizuya
55 Fadli Sakit
56 Makan malam Bersama Riko
57 Fadli sudah sehat
58 Kecurigaan Riko
59 Fadli Siap-siap Ngantor Lagi
60 Ke Kantor Naik Motor
61 Makan Siang Bersama Riko
62 Via itu Pacarku
63 Mengikuti Bik Ina
64 Persembahan Pak Agung
65 Tempat Pemujaan
66 Godaan yang Menggiurkan
67 Godaan yang Menggiurkan 𝟐
68 Fadli Trauma
69 Rencana Riko dan Via
70 Di Apartement Riko
71 Perjalanan Riko dan Via
72 Sampai Di Rumah Paman Prabu
73 Via Terluka
74 Kembali ke Apartement
75 Wirda Mengungkap Rahasia Agung
76 Saraswati
77 Mencari Jejak Aldi
78 Penyamaran Risma
79 Dinner
80 Rara masuk rumah sakit.
81 Rahasia Risma Mulai Terungkap
82 Menemani Rara Di Rumah Sakit
83 Pulang Kampung
84 Risma diculik
85 Perkenalan Aldi dan Wirda
86 Ke Rumah Agung
87 Penyekapan Risma
88 Rara Demam
89 Pertemuan yang Tak Terduga
90 Pelaku penculik Risma
91 Fadli Menghilang
92 Perjalanan ke Desa Tasik
93 Sampai Di Desa Tasik
94 Sampai di Rumah Maya
95 Kejutan Buat Maya
96 Dalam Kereta
97 Kejutan buat Andrean
98 Persiapan Penyerangan
99 Permulaan Ritual
100 Detik-detik yang Menegangkan
101 Kematian Agung
102 Fadli dan Qimora
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tempat Terkutuk
2
Terjebak
3
Menaklukkan Aldi
4
Perjanjian
5
Tumbal Pertama
6
Menjadi Idola Kampus
7
Mencari Rumah Nita
8
Pras menjadi tumbal
9
Ada Titik Terang
10
Pras Hilang Ingatan
11
Pras di rumah Sakit Jiwa
12
Kerumah Paman Prabu
13
Menginap Di Rumah Paman Prabu
14
Menyusun Rencana
15
Menjelang Pernikahan Risma
16
Pernikahan Risma
17
Prosesi pemotongan kue
18
Susuk kantil
19
Malam Pengantin
20
Risma Terusir
21
Meninggalkan Jakarta
22
Risma kecopetan
23
Kehamilan Risma
24
Di Pabrik
25
Kelahiran Rara
26
Mencari Hadiah
27
ULTAH Rara
28
Ingin Ketemu Ayah
29
Rara Bersimbah Darah
30
Suster Rita
31
Difitnah
32
Perseteruan Risma, Lesti dan Netri
33
Membersihkan Gudang
34
Kamar Misterius
35
Lelaki Berjubah
36
Pesan Risma
37
Mencari Risma
38
Keanehan Di Dalam Gudang
39
Perjanjian pak Agung
40
Risma pingsan
41
Ke Rumah Mbah Sujo
42
Ketakutan Risma
43
Berbaikan dengan Fadli
44
Kegalauan Perasaan Risma
45
Keceriaan Rara
46
Kesembuhan Rara
47
Rahasia Penyakit Rara
48
Menunggu Kabar Fadli
49
Pulang ke Rumah Oma
50
Perseteruan Fadli dan Riko
51
Di Apartement Qizuya
52
Fadli Mabuk
53
Qizuya Hamil
54
Pernikahan Qizuya
55
Fadli Sakit
56
Makan malam Bersama Riko
57
Fadli sudah sehat
58
Kecurigaan Riko
59
Fadli Siap-siap Ngantor Lagi
60
Ke Kantor Naik Motor
61
Makan Siang Bersama Riko
62
Via itu Pacarku
63
Mengikuti Bik Ina
64
Persembahan Pak Agung
65
Tempat Pemujaan
66
Godaan yang Menggiurkan
67
Godaan yang Menggiurkan 𝟐
68
Fadli Trauma
69
Rencana Riko dan Via
70
Di Apartement Riko
71
Perjalanan Riko dan Via
72
Sampai Di Rumah Paman Prabu
73
Via Terluka
74
Kembali ke Apartement
75
Wirda Mengungkap Rahasia Agung
76
Saraswati
77
Mencari Jejak Aldi
78
Penyamaran Risma
79
Dinner
80
Rara masuk rumah sakit.
81
Rahasia Risma Mulai Terungkap
82
Menemani Rara Di Rumah Sakit
83
Pulang Kampung
84
Risma diculik
85
Perkenalan Aldi dan Wirda
86
Ke Rumah Agung
87
Penyekapan Risma
88
Rara Demam
89
Pertemuan yang Tak Terduga
90
Pelaku penculik Risma
91
Fadli Menghilang
92
Perjalanan ke Desa Tasik
93
Sampai Di Desa Tasik
94
Sampai di Rumah Maya
95
Kejutan Buat Maya
96
Dalam Kereta
97
Kejutan buat Andrean
98
Persiapan Penyerangan
99
Permulaan Ritual
100
Detik-detik yang Menegangkan
101
Kematian Agung
102
Fadli dan Qimora

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!