#TUMBAL_PART14
Maya masih berada di rumah kost Bram dan Andreas, Andreas mengeluarkan tiga gelas kopi hangat, dan menyuguhkan bersama roti yang tadi di beli di warung depan
Maya menghirup harum aroma kopi. Wangi bangat, pasti enak nih. Bram keluar sudah dengan pakaian kering dan rapi.
"Mau ke mana?, rapi amat." ujar Andreas sambil menyodorkan kopi hangat.
"Kepo aja lo." ucap Bram sambil mengacak rambut Andreas.
"Jadi, apa rencanamu selanjutnya May." tanya Bram.
"Saya juga bingung." jawab Maya, sambil mencomot sekeping roti.
Mereka berbincang-bincang, sambil mencari sulosi bagaimana caranya, mengambil susuk kantil yang ada sama Risma, sebelum Purnama berikutnya.
"Bagaimana kalau kita bertiga ke apartementnya Risma." tanya Maya.
"Ngapain ke sana?." Andreas malah bertanya juga.
"Melihat situasi apartementnya." jawab Maya.
"Ayukkk." ujar Bram sambil beranjak.
"Tunggu dulu, apa alasan kita?." sela Andreas.
"Kalau di tanya Risma, kita perlu apa ke amartement." lanjut Andreas.
"Ah.. gampang." ujur Maya, sambil meraih kunci mobilnya.
"Lest go." lanjut Maya, diikuti Bram dan Andreas.
Mereka masuk mobil, Bram duduk di belakang, Andreas menggantikan posisi Maya menyetir, Maya duduk di samping Andreas.
Maya melirik lelaki yang menyetir di sebelahnya. Andreas lumayan ganteng, orangnya baik dan sopan, tiba-tiba ada debaran aneh di dada Maya, ups... kenapa aku mikirin dia?, tanya Maya dalam hati.
Mobil melaju ke apartement Risma, semoga saja Risma ada di apartement dan tidak curiga dengan kedatangan mereka.
****
"Kamu serius mau tunangan sama Risma." tanya Kirana, mamanya Aldi.
"Seriuslah, Ma." jawab Aldi berbinar-binar.
"Tunangan sekaligus nikah saja." usul Kirana.
Kirana berharap kalau Aldi sudah menikah, dia tidak bolak balik lagi Singapore-Indonesia, mungkin cukup satu tahun sekali mengunjungi anak semata wayangnya itu.
"Kalau Aldi, terserah Risma. Ma."
Aldi senang bangat mendengar usulan mamanya, dia juga kepingin cepat-cepat mempersunting gadis pujaan hatinya itu. Rasa tak sabar dia mau menyampaikan berita bahagia ini ke Risma.
"Kamu telpon saja Risma." ujar Kirana.
"Kalau dia mau, minggu depan kita gelar pestanya." lanjut Kirana.
"Hah... minggu depan, Ma."
"Iya, kenapa?, kamu tidak mau?."
"Cepat bangat, belum ada persiapan."
"Ah... gampang itu, kamu duduk manis saja, mama yang atur, mau gak?."
"Mau bangat. Ma, terima kasih ya, Ma." kata Aldi sambil memeluk mamanya.
Aldi rasa pingin melonjak kegirangan, dia membayangkan minggu depan Risma sudah menjadi istri. dia bergegas menyambar kunci mobil, dia mau menjumpai kekasihnya itu di apartemant.
"Mau ke mana." tanya Kirana, begitu melihat putranya menenteng kunci mobil.
"Ketemu Risma. Ma." sahut Aldi sambil bersiul girang.
"Hati-hati, jangan ngebut." ujar kirana sambil tersenyum, Aldipun meluncur meninggalkan rumahnya.
****
Maya, Bram dan Andreas baru sampai ke apartement Risma. Risma membuka pintu ketika mendengar bell berbunyi.
"Hay!.. kalian, tumben ke sini." Risma sedikit kaget begitu melihat Maya membawa dua orang bodyguard.
"Boleh masuk gak nih." kata Bram sambil melirik Risma.
Risma membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan mereka masuk. Bram dan Andreas duduk di ruang tamu, sementara Maya mengikuti Risma ke belakang.
"Lapar nih, belum sarapan." ujar Maya sambil meletakkan tentengannya.
"Masak mie goreng yuk." lanjutnya. mengeluarkan empat buah mie goreng dan empat buah telor.
"Delivery aja." ujar Risma
"Gak ah... pengen makan masakanmu say."
"Ayuk." kata Risma sambil menyalakan kompor memanaskan air.
"Kamu yang masak ya Ris." ucap Maya, menyerahkan mie dan telor ke Risma.
Risma memang jago masak, biasanya ayah di kampung juga suka masakan Risma.
Sementara Risma bermain dengan pisau dan bawang dan cabe, Maya sibuk dengan ponselnya.
[Kamar Risma yang sebelah kiri] Maya mengirim pesan ke Bram.
Bram melangkah pelan mendekati kamar Risma, Andreas berjaga-jaga di luar. mana tahu Risma mendadak ke luar. Bram memegang grendel pintu kamar, klik.. ternyata dikunci, gagal dech batin Bram.
[Kamarnya dikunci May] chat whatsapp dari Bram
[Jadi gimana dong] balas Maya.
[Gagal dech].
Tiba-tiba Maya punya akal, pura-pura meminjam laptop, karena ada tugas yang harus dikirim secepatnya. Risma memberikan kunci kamarnya ke Maya.
"Laptopnya di dalam lemari May." teriak Risma dari belakang, ketika melihat Maya bergeges ke kamar.
Maya memberi kode ke Bram, agar mengikutinya ke kamar dan Andreas tetap berjaga-jaga. Baru saja Bram masuk, ada suara seseorang berbicara dengan Andreas di ruang tamu.
"Hay..." Sapa Andreas gelagapan begitu melihat Aldi datang secara tiba-tiba.
"Aku menemani Maya tadi kesini, Risma dan Maya ada di dalam lagi masak." lanjut Andreas. berharap Aldi langsung menemui Risma.
"Owh.. Aku ke dalam dulu ya." kata Aldi melangkah masuk. hanya di balas anggukan oleh Andreas.
Andreas memberi kode kepada Bram agar segera ke luar, Bram dan Maya bergegas meninggalkan kamar Risma. Ah... gagal lagi, batin Bram.
Aroma masakan Risma menggoda sampai ke ruang tamu, wangi bangat bikin lapar.
"May!, dah masah nih ." teriak Risma
Maya beranjak ke belakang, mengambil piring yang sudah berisi mie dan membawanya ke luar. karena Bram dam Andreas tidak mau masuk ke dalam.
Risma dan Aldi menyusul ke luar, Risma membawa manpan berisi jus jeruk, dan Aldi membawa beberapa botol air mineral.
"Eh.... ada Bram juga." sapa Aldi
"I-iya Al." sahut Bram grogi
"Tadi lagi ke kamar kecil, makanya tak liat kalau dirimu datang." lanjut Bram merangkai kebohongan. Aldi hanya membalas dengan senyuman.
Mereka menyantap mie goreng yang di masak Risma. Hingga tak bersisa
"Mau dong, sering-sering makan di sini." Andreas nyeletuk sambil melirik Maya.
"Boleh, asal gak gratis, iya kan Ris. Hehehe." sahut Maya tertawa.
Mereka tertawa lepas mendengar guyonan Maya, selesai makan Bram, Andreas dan Maya ingin pamit pulang, mereka tak bisa berbuat apa-apa karena ada Aldi.
"Jangan buru-buru pulang." cegah Aldi.
"Aku ada kabar gembira, yang kalian juga harus dengar." lanjutnya.
"Kabar apa tuh." celetuk Maya tak sabaran.
"Minggu depan, aku mau tunangan sama Risma langsung nikah." ucap Aldi tersenyum senang.
"Hah!!." serentak mereka kaget, apalagi Risma, dia tidak pernah membayangkan, kalau secepat ini dia akan menjadi istri Aldi.
"Kenapa?, kamu tidak suka?." tanya Aldi melihat respon Risma.
"Bu-bukan tidak suka bang, cuman kaget aja." Risma terpaksa tersenyum. seharusnya dia menikah dua tahun lagi, setelah persembahan tumbal-tumbal itu terselesaikan. bagaimana ini?.
"Bang!, aku kan masih kuliah, apa tak sebaiknya, selesai kuliah dulu, baru kita nikah." Risma mencoba mengadakan penawaran.
"Ini permintaan mama, sayang." kata Aldi sambil memegang tangan Risma dan bermohon.
"Mau ya?, jangan kecewain mama." Risma hanya mengangguk.
Bram, Adreas dan Maya melongo mendengar kabar yang menurut Aldi kabar gembira, tapi menurut mereka, kabar duka, bagaimana tidak, jika Aldi menikahi Risma, maka otomatis di malam pertama mereka, Aldi akan menjadi tumbal. Oh my god, merinding Maya membayangkannya.
Maya bergegas menarik tangan Bram dan Andreas, terus berpamitan, dia tidak memperdulikan wajah heran dari Aldi.
"Apa mereka tak senang, mendengar kita mau menikah." tanya Aldi sambil memandang kepergian Maya dan dua temannya
"Jangan berpikiran gitu bang, Maya ada tugas kuliah yang belum selesai, dan hari ini deadlinenya, makanya dia buru-buru." jelas Risma.
"Owh." hanya itu yang ke luar dari mulut Aldi, dia pun pamit pulang dan akan menyampaikan berita bahagia ini ke mamanya. Risma memandang kepergian Aldi dengan sejuta resah.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
wini nurwulan
untung risma punya teman teman yang care
2021-07-08
1
Raini Sapitri
Penasaran nich dg kelanjutannya. Kira² berhasil gak yaaa rencananya maya dkk ???????
2021-04-02
0
netizen maha benar
setelah menikah ternyata aldi sdh tak perjaka lagi...gmn tuch
2021-03-01
0