Maya merebahkan tubuh lelahnya sebentar, andai tubuh ini bisa bicara, mungkin dia akan meminta malam ini Maya tak kemana-mana, di rumah saja tiduran sepuasnya.
Sambil mendengar musik korea kesukaannya. Maya memejamkan matanya, berkhayal seakan-akan dia lagi berada di negeri sakura bersama Andreas. Ups kenapa Andreas yang ada dipikirannya.
Beberapa hari ini sosok Andreas memenuhi pikirannya, Andreas yang sedikit pendiam, tapi punya pesona tersendiri di mata Maya. Maya suka senyum dan lirikannya.
"Non." terdengar suara bibi dari luar memanggilnya
"Iya bik."
"Makan malamnya sudah siap."
"Apa mau bibi bawakan ke kamar, Non!."
"Tidak bi, biar saja di meja makan."
"Baiklah." suara langkah bibi menjauh dari kamar Maya.
Maya melirik jam di layar ponselnya. sudah hampir masuk waktu isya, dengan bersenandung kecil dia masuk ke kamar mandi, dan mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Dia meresapi tetes demi tetes air yang menyentuh kulitnya.
Selesai mandi, Maya berpakaian dan menunaikan shalat Isya, keluar kamar sambil menyandang ransel kecil dipundakknya, dia menuju dapur dan duduk di meja makan. Dulu sebelum papa dan mama berpisah, meja makan ini selalu ramai dengan celotehan mereka.
Maya menarik napas dalam, dia mengambil air putih yang sudah disiapkan bibi dan meneguknya.
"Bik!."
"Iya, Non!."
"Sini, yuk kita makan."
"Ta-tapi, Non."
"Ini perintah bik." ujar Maya memasang wajah serius, bibik pun mendekat dan duduk di samping Maya.
Bibik menyendok nasi ke piring Maya dan Maya menyodorkan satu piring lagi ke bibi.
"Mama mana bik." tanya Maya, dia tidak melihat mamanya dari tadi.
"Nyonya lagi keluar kota, Non."
"Uhh.." Maya menghela napasnya, mana sudah tak perduli lagi denganku, tak pernah bilang dia lagi di mana, mau ke mana, dengan siapa. Ah... mama yang dulu benar-benar sudah tidak ada lagi.
"Non!, kok tak dimakan nasinya." bibik membuyarkan lamunan Maya.
"Owh! iya bik." ujar Maya sambil menepis bayangan mamanya.
"Non!, mau ke mana." tanya bibik begitu melihat Maya menyandang ransel kecil.
"Ke acara resepsinya Risma bik." jawab Maya mengakhiri makannya.
Selesai makan Maya pamit dan berlalu. kemudian meluncur meninggalkan rumahnya menuju Harari hotel.
Tepat pukul dua puluh kurang lima menit, Maya sampai ke Harari hotel, Bram dan Andreas sudah menunggunya di samping pintu masuk. Bram menarik tangan Maya, agar menepi dari gedung acara.
"Hay, apa-apa sich, sakit tau." ujar Maya berusaha melepaskan tangan Bram.
"Sini!, ikut saja." ujar Bram tak memperdulikan Maya. ternyata Andreas sudah menungu mereka di situ.
"Satu-satunya cara agar Aldi tak jadi korban malam ini, adalah menjauhkan Risma darinya." ujar Bram.
"Iya, betul." Andreas ikut membenarkan
"Bagaimana caranya." tanya Maya dengan wajah serius
"Ini tugasmu." kata Bram lagi, membuat Maya sedikit melotot.
"Tugasku?."
"Iya, tak mungkinkan tugasku dan Andreas." celetuk Bram.
"Aku dan Andreas akan coba mengalihkan perhatian Aldi, dan kamu berusaha menjauhkan Risma." kata Bram sambil menyerah botol kecil.
"Apa ini." tanya Maya
"Obat tidur." sahut Bram.
"Untuk apa?." tanya Maya heran.
"Untuk membuat Risma tidur." lanjut Bram, Maya mengambil botol itu dan memasukkan dalam tasnya, kemudian mereka berpencar, dan tetap akan saling kontak.
Mc sudah membuka acara prosesi pemotongan kue pengantin, Risma keluar dengan anggun menggunakan Gaun selayar berwarna putih off shoulder, detail dengan bordir dan lace, serta di lengkapi veil super panjang dan lebar. Risma cantik bangat malam ini.
Risma sudah berdiri manis di depan weding cake di dampingi ke dua orang tuanya, sebelum prosesi pemotongan kue, Rosmini akan melakukan ritual adat turun-temurun, penyerahan dan pemasangan gelang ke pewarisnya. Rosmini membuka kotak merah yang diserahkan Maya, kemudian mengambil gelang emas yang bertahta mutiara dan berlian, melingkarkan ketangan putrinya. Terdengar tepuk meriah dari para undangan, yang menandakan kalau ritual pemasangan gelang sudah selesai.
Kemunculan Aldi dengan didampingi kedua orang tuanya, sangat mempersona, tubuh atlet Aldi yang dibalut dengan jas pengantin berwarna navy terlihat klasik tapi elegan. Lebih stylish dibanding dengan jas warna hitam. sangat cocok dengan gaun yang dipakai Risma, jas berbahan wol silk Italia itu, nampak pas dan nyaman di tubuh Aldi. Aldi mengambil posisi di sebelah Risma.
Prosesi pemotongan kue pengantin di mulai, Aldi memegang gagang pisau bersamaan dengan tangan Risma, tangan Risma gemetar, Aldi merasakannya sangat kuat, bahkan wajah Risma juga sangat pucat. mungkin Risma kelelahan saja, pikir Aldi.
Aldi mengambil potongan kue dan menyuapi Risma, begitu juga sebaliknya. ketika Aldi menyodorkan minuman ke Risma, tiba-tiba tumbuhnya lunglai dan lemas, hampir saja dia terjerembab, kalau tidak segera disangga Aldi.
Para undangan sedikit riuh dan kepo, karena menyangka kalau Risma pingsan. Aldi membopong tubuh istrinya ke kamar rias. Maya mengiringi langkah Aldi, Aldi membaringkan Risma di tempat tidur.
"May, tolong temani Ris." pinta Aldi
"Aku mau menemui para undangan dulu." lanjutnya.
Maya mengangguk, mungkin ini waktunya memberi Risma obat tidur dengan dosis tinggi, agar tertidur sampai pagi. belum sempat Maya berpikir jernih, Risma sudah tergeletak pulas.
"Ris!, Risma." Maya memanggil-manggil Risma.
"Yaaa, aku ngantuk May, biarkan aku tidur sebentar ya." ucap Risma sangat lemah, tanpa membuka matanya.
"Ris, bangun dulu, minum obat ini, biar kau tak merasa lelah." Maya menggoyang tubuh Risma. tapi tak ada sahutan lagi, Risma sudah terlelap, Maya meletakkan gelas yang airnya sudah dicampur dengan obat tidur di atas meja rias. gagal dech batinnya.
Maya melirik arloji di tangannya, jarum pendeknya sudah menunjukkan pukul dua puluh tiga lewat sepuluh menit, itu artinya lima puluh menit lagi akan terjadi sesuatu.
Dengan gelisah, Maya bolak-balik mengintip dari pintu kamar, memandang ke arah tempat resepsi, belum ada tanda-tanda Aldi masuk ke kamar, apakah Bram dan Andreas sudah berhasil menjauhkan Aldi dari tempat ini. pikiran Maya, tiba-tiba Aldi masuk. Maya kaget dan terperanjat.
"May, tolong bawa tas dan barang-barang Risma di ruang rias ke mobil ya." ujar Bram sambil membopong tubuh Risma.
"I-iya. Risma mau di bawa ke mana?." tanya Maya mengikuti langkah Aldi.
"Pulang ke rumah." jawab Aldi terus melangkah ke luar.
Maya bergeges melangkah ke ruang rias.
"Permisi mbak, saya mau mengambil barang-barang non Risma." ujar Maya, menyapa dua orang mbak yang ada diruangan itu.
"Silahkan non."
Maya mengambil tas tangan yang tergantung cantik di balik cermin, kemudian travel bag kecil, berisi baju ganti Risma, karena tergesa-gesa, Maya lupa menarik resleting travel bagnya dengan sempurna, begitu Maya tarik gagangnya, barang-barang Risma berhambur keluar. sebuah kotak menggeleng ikut keluar dan berhenti tepat di bawah kaki seseorang.
Maya memungut kotak berwarna keemasan itu, dan mengangkat kepalanya. Ah.. ternyata Bram.
"Kotak apa itu." tanya Bram
"Tidak tahu." jawab Maya, sambil mencoba membuka, tapi tak bisa, ada lubang kuncinya. Maya teringat kunci di kotak hitam.
"Kita harus ke apartement Risma sekarang." kata Maya tiba-tiba.
"Untuk apa ke sana." tanya Bram
"Mengambil kunci ini." jawab Maya sambil memunguti barang-barang Risma dan memasukkan ke travel bag.
Bram mengikuti langkah Risma, ternyata Aldi menunggunya di mobil. Maya memasukkan travel bag ke bagasi.
"Masuk, temanin Risma di belakang ya." perintah Aldi ke Maya.
"Ta-tapi saya bawa mobil Al." tolak Maya. kalau Maya ikut Aldi pulang ke rumah, tentu Maya tak bisa mengambil susuk kantil itu. dari jauh Maya melihat bayangan Nita. Maya meminta kepada Nita untuk menemani Risma di mobil Aldi, mulanya Nita keberatan tapi setelah dijelaskan Maya, akhirnya Nita nurut, dia masuk ke mobil Aldi dan menemani Risma yang tertidur pulas.
Aldi meluncur meninggalkan gedung acara, Maya dan Bram meluncur mengendarai motor menuju apartement Risma, dan Andreas bertugas membawa mobil Maya, mereka berjanji akan bertemu kembali di rumah Aldi.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Liani.
yg baca jd ikut gelisah 😂😂
2021-04-03
0
Raini Sapitri
duuuhhh .... ikut deg degan baca nya. Kira² maya n geng berhasil gak yaaa ngambil susuk kantil nya
2021-04-03
0
nanie ismayani
seruuu bgt sampe deg2an baca'a 😁😁
2021-01-22
0