Pras menjadi tumbal

Tiga purnama telah berlalu, perjanjian ke dua Risma dan Mbah Roro telah tiba, Risma gelisah, dia mondar mandir di kamarnya, dia harus mencari tumbal ke dua, jika tidak mau Aldi celaka. apakah dia akan ke taman lagi seperti dia menemukan tumbal pertama.

Saat Risma menunggu Maya yang tak kunjung datang, seorang lelaki menyenggolnya karena di dorong seorang anak kecil yang sedang berkejar-kejaran dengan temannya.

"Owh, maaf." kata lelaki itu sambil memungut hape Risma yang terbanting ke tanah.

Risma mengambil hape yang disodor kepadanya, dia menatap lelaki tampan yang terlihat lugu di depannya. Seketika timbul niat untuk mendapatkan dan menjadikannya tumbal pertama.

Risma menatap tajam ke dua bola mata lelaki itu, seketika itu juga lelaki yang bernama Yuda takluk. kesempatan itu tidak disia-siakan Risma, dia menuntun agar lelaki yang sudah linglung itu mengikutinya.

Risma menyelinap masuk ke kamar kost, dengan membawa Yuda, dan dia akan menyajikan lelaki malang itu menjadi tumbal persembahan Nyai Kantil malam ini.

****

Bagaskara sudah kembali keperaduannya, senjapun berganti malam, cuaca malam ini sengat cerah, dengan menyembul purnnama yang sangat indah berpadu senyuman bintang-bintang.

Di bawah tamaran rembulan, gadis yang dulu polos, kini sedang menyeringai dengan sinar mata mencalang sudah terperangkap dalam jaringan setan, sedang duduk sambil memikirkan siapa korban berikutnya, apakah dia akan ke taman seperti tiga purnama yang lalu.

Jarum jam sudah menujukkan pukul 20.00, waktunya tinggal empat jam lagi. Risma perlahan menuruni anak tangga rumah induk semangnya. sayup terdengar suara orang sedang bercakap-cakap di teras kost.

Dilihatnya Yaya bersama pacarnya Pras sedang bercengkrama. Pemuda gagah itu teman kampus Aldi baru beberapa minggu menjadi pacar Yaya. itu pun Risma yang mengenalkan ke Yaya.

Risma tersenyum hambar, malam ini dia ingin Pras melaksanakan tugasnya. Risma dengan sabar menunggu Pras selesai kencan. sambil duduk di bangku halaman kos sambil main gawai.

"Mbak Ris, sini gabung." Yaya melambaikan tangan ke arah Risma. Rismapun melangkah mendekati mereka.

Pucuk dicinta ulumpun tiba, memang ini yang di tunggu Risma dari tadi, diapun berjalan ke arah Yaya dan Pras. Mereka asik ngobrol tanpa disadari malam pun semakin larut. Risma menepuk pundak Yaya, menyalurkan hawa dingin ke tubuhnya, tiba-tiba kantuk menyerangnya. Yaya tak kuasa menahannya dia pun permisi masuk ke kamar.

Gadis berambut pirang itupun masuk meninggalkan Risma dan Pras tanpa curiga sedikit pun. rasa kantuk yang tak tertahan membuatnya terlelap seketika.

Risma masuk dan keluar lagi dengan dua gelas teh hangat, dia menyodorkan satu gelas pada Pras.

Pras menyeduh tuntas isi gelasnya, seketika hawa hangat mengalir ke seluruh organ tubuhnya. Darah kelelakiannya menghentak-hentak. Tiba-tiba dia linglung tanpa arah, tatapan mata Risma menuntunnya masuk ke kamar.

Lelaki ganteng itu berbaring di tempat tidur, Risma menghidupkan dupan dan lilin, semerbak bau kemenyan memenuhi ruangan kamar. kumat kamit mulutnya dengan sinar mata yang jalang. Ritual pemanggilan Mbah Roro di mulai.

Kepulan asap meliuk-liuk kemudian terbang di bawa angin, bersamaan dengan itu, terdengar suara lengkingan tawa seorang perempuan. Risma merapatkan kedua tangannya, tubuhnya bergetar hebat, buliran keringat mulai membasahi wajahnya.

Lolongan anjing terdengar sangat lapar seakan siap memaksa apa saja yang ada. Risma mencium bau amis yang sangat busuk, perutnya melilit mual.

"Hahaha...hahaha, bagus cak ayu." Mbah Roro terkekeh dengan ciri khasnya yang menjijikan, dia terlihat sangat senang sekali, ketika melihat seorang pemuda tampan, putih dan bersih sudah tergeletak indah di tempat tidur.

"Risma berdirilah, malam ini aku akan memakai tubuhmu, untuk bersenang-senang dengan lelaki itu." terbelalak mata Risma mendengar ucapan Mbah Roro.

Sekuat tenaga Risma menolak keinginan Mbah Roro, tetapi tubuhnya reflek berdiri dan mendekati Mbah Roro. Roro menatap mata Risma sangat tajam, menghunjam.

Mbah Roro menghilang, sekejap mata ada segumpalan asap menggulung-gulung di atas kepala Risma dan kemudian suuuett... masuk ke tubuhnya. Tubuh Risma bergetar hebat, kemudian berubah sangat centil.

Tubuh Risma yang sudah dikuasai Mbah Roro, bergerak naik ke ranjang dan meliuk-liuk di atas tubuh Pras, Pras mencium tubuh Risma yang menghadirkan semerbak bau melati. Pras dalam ketidak sadarannya, mengikuti permainan Mbah Roro, mereka menghabiskan malam itu dengan birahi setan hingga desahan terakhir.

****

Risma terbangun ketika sinar mentari memancar melalui celah-celah jendela, dia terkejut mendapati tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun.

Kemana Pras?. Tadi malam Mbah Roro memakai tubuhnya untuk bercinta dengan Pras hanya itu yang ada dalam ingat Risma.

Penasarannya membawanya ke luar kost, dilihatnya mobil Pras pun tidak ada, apakah Pras pulang setelah melakukan itu?. Ah... Sudahlah persetan dengan urusan Pras, yang penting Mbah Roro senang dan menerima persembahan tumbalku. gumam Risma.

Gadis itupun masuk kamar bergegas mandi, ada bekas kepemilikan Pras di dadanya.

"Sial, kenapa Mbah Roro memakai tubuhku, untung saja kepemilikan ini, tidak di buat Pras dilehernya. jika tidak pasti dia susah menyembunyikan." gumam Risma sambil melihat tubuhnya dipantulan cermin. dan mengecek adakah kepemilikan Pras, dibuatnya di tempat lain.

Risma membiarkan buliran air, sedikit lama mengguyur tubuhnya, kesannya ingin menghilangkan, jejak-jejak Pras yang tadi malam sudah menyatu dengan tubuhnya.

Selesai mandi, Risma berpakaian, sangat seksi dan cantik, kemudian berangkat ke kampus, karena hari ini dia ada kelas dengan pak Antonius.

****

Sampai di kampus, masih seperti biasa, banyak mata lelaki liar yang mencari perhatiannya, Risma hanya tersenyum menanggapinya.

Langkah Risma tergesa, dia tidak ingin terlambat dan mendapat makian dari pak Antonius, karena beliau sangat tidak suka, kalau ada mahasiswanya terlambat.

Sekilas dilihatnya ada kerumunan mahasiswa. entah apa yang mereks perbincangkan, tapi dia abaikan karena sebentar lagi kelas akan mulai.

"Kantin yuk." ajak Witra, saat Risma baru saja mau meletakkan pantatnya di kursi.

"Lima menit lagi jadwal pak Antonius."

"Pak Antonius tak masuk, adiknya Pras tadi malam kecelakaan."

"Hah!!.. Pras!!. Risma kaget ketika Witra menyebut nama Pras.

Risma mengambil dan menyandang tasnya, dia bergegas keluar kelas.

"Hay!.. Risma!, mau ke mana." teriakan Witra tak dihiraukamnya.

Risma melebarkan langkah kakinya, dia akan menemui Aldi, dia melewati kerumunan mahasiswa tadi. Sayup terdengar seseorang menyebut nama Pras. Risma mendekat dan menajamkan pendengarannya.

Mobil Pras tadi subuh ditemukan di dekat desa seroja, bukankah itu nama desa di mana Mbah Roro tinggal. seorang petani yang kebetulan lewat kesawah, melihat mobilnya terbalik dan Pras tak sadarkan diri di sebelahnya penuh dengan luka-luka.

****

Terpopuler

Comments

Masyitoh Ny Luxman

Masyitoh Ny Luxman

kirain tadi yuda yg jadi korbannya.....eh kok jadinya pras🤔🤔

2021-07-15

0

wini nurwulan

wini nurwulan

berarti udah 3 kali tumbal ya

2021-07-08

1

Liani.

Liani.

Risma jd jahat ya 😞😞ksian lelaki " yg untuk tumbal itu

2021-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Tempat Terkutuk
2 Terjebak
3 Menaklukkan Aldi
4 Perjanjian
5 Tumbal Pertama
6 Menjadi Idola Kampus
7 Mencari Rumah Nita
8 Pras menjadi tumbal
9 Ada Titik Terang
10 Pras Hilang Ingatan
11 Pras di rumah Sakit Jiwa
12 Kerumah Paman Prabu
13 Menginap Di Rumah Paman Prabu
14 Menyusun Rencana
15 Menjelang Pernikahan Risma
16 Pernikahan Risma
17 Prosesi pemotongan kue
18 Susuk kantil
19 Malam Pengantin
20 Risma Terusir
21 Meninggalkan Jakarta
22 Risma kecopetan
23 Kehamilan Risma
24 Di Pabrik
25 Kelahiran Rara
26 Mencari Hadiah
27 ULTAH Rara
28 Ingin Ketemu Ayah
29 Rara Bersimbah Darah
30 Suster Rita
31 Difitnah
32 Perseteruan Risma, Lesti dan Netri
33 Membersihkan Gudang
34 Kamar Misterius
35 Lelaki Berjubah
36 Pesan Risma
37 Mencari Risma
38 Keanehan Di Dalam Gudang
39 Perjanjian pak Agung
40 Risma pingsan
41 Ke Rumah Mbah Sujo
42 Ketakutan Risma
43 Berbaikan dengan Fadli
44 Kegalauan Perasaan Risma
45 Keceriaan Rara
46 Kesembuhan Rara
47 Rahasia Penyakit Rara
48 Menunggu Kabar Fadli
49 Pulang ke Rumah Oma
50 Perseteruan Fadli dan Riko
51 Di Apartement Qizuya
52 Fadli Mabuk
53 Qizuya Hamil
54 Pernikahan Qizuya
55 Fadli Sakit
56 Makan malam Bersama Riko
57 Fadli sudah sehat
58 Kecurigaan Riko
59 Fadli Siap-siap Ngantor Lagi
60 Ke Kantor Naik Motor
61 Makan Siang Bersama Riko
62 Via itu Pacarku
63 Mengikuti Bik Ina
64 Persembahan Pak Agung
65 Tempat Pemujaan
66 Godaan yang Menggiurkan
67 Godaan yang Menggiurkan 𝟐
68 Fadli Trauma
69 Rencana Riko dan Via
70 Di Apartement Riko
71 Perjalanan Riko dan Via
72 Sampai Di Rumah Paman Prabu
73 Via Terluka
74 Kembali ke Apartement
75 Wirda Mengungkap Rahasia Agung
76 Saraswati
77 Mencari Jejak Aldi
78 Penyamaran Risma
79 Dinner
80 Rara masuk rumah sakit.
81 Rahasia Risma Mulai Terungkap
82 Menemani Rara Di Rumah Sakit
83 Pulang Kampung
84 Risma diculik
85 Perkenalan Aldi dan Wirda
86 Ke Rumah Agung
87 Penyekapan Risma
88 Rara Demam
89 Pertemuan yang Tak Terduga
90 Pelaku penculik Risma
91 Fadli Menghilang
92 Perjalanan ke Desa Tasik
93 Sampai Di Desa Tasik
94 Sampai di Rumah Maya
95 Kejutan Buat Maya
96 Dalam Kereta
97 Kejutan buat Andrean
98 Persiapan Penyerangan
99 Permulaan Ritual
100 Detik-detik yang Menegangkan
101 Kematian Agung
102 Fadli dan Qimora
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tempat Terkutuk
2
Terjebak
3
Menaklukkan Aldi
4
Perjanjian
5
Tumbal Pertama
6
Menjadi Idola Kampus
7
Mencari Rumah Nita
8
Pras menjadi tumbal
9
Ada Titik Terang
10
Pras Hilang Ingatan
11
Pras di rumah Sakit Jiwa
12
Kerumah Paman Prabu
13
Menginap Di Rumah Paman Prabu
14
Menyusun Rencana
15
Menjelang Pernikahan Risma
16
Pernikahan Risma
17
Prosesi pemotongan kue
18
Susuk kantil
19
Malam Pengantin
20
Risma Terusir
21
Meninggalkan Jakarta
22
Risma kecopetan
23
Kehamilan Risma
24
Di Pabrik
25
Kelahiran Rara
26
Mencari Hadiah
27
ULTAH Rara
28
Ingin Ketemu Ayah
29
Rara Bersimbah Darah
30
Suster Rita
31
Difitnah
32
Perseteruan Risma, Lesti dan Netri
33
Membersihkan Gudang
34
Kamar Misterius
35
Lelaki Berjubah
36
Pesan Risma
37
Mencari Risma
38
Keanehan Di Dalam Gudang
39
Perjanjian pak Agung
40
Risma pingsan
41
Ke Rumah Mbah Sujo
42
Ketakutan Risma
43
Berbaikan dengan Fadli
44
Kegalauan Perasaan Risma
45
Keceriaan Rara
46
Kesembuhan Rara
47
Rahasia Penyakit Rara
48
Menunggu Kabar Fadli
49
Pulang ke Rumah Oma
50
Perseteruan Fadli dan Riko
51
Di Apartement Qizuya
52
Fadli Mabuk
53
Qizuya Hamil
54
Pernikahan Qizuya
55
Fadli Sakit
56
Makan malam Bersama Riko
57
Fadli sudah sehat
58
Kecurigaan Riko
59
Fadli Siap-siap Ngantor Lagi
60
Ke Kantor Naik Motor
61
Makan Siang Bersama Riko
62
Via itu Pacarku
63
Mengikuti Bik Ina
64
Persembahan Pak Agung
65
Tempat Pemujaan
66
Godaan yang Menggiurkan
67
Godaan yang Menggiurkan 𝟐
68
Fadli Trauma
69
Rencana Riko dan Via
70
Di Apartement Riko
71
Perjalanan Riko dan Via
72
Sampai Di Rumah Paman Prabu
73
Via Terluka
74
Kembali ke Apartement
75
Wirda Mengungkap Rahasia Agung
76
Saraswati
77
Mencari Jejak Aldi
78
Penyamaran Risma
79
Dinner
80
Rara masuk rumah sakit.
81
Rahasia Risma Mulai Terungkap
82
Menemani Rara Di Rumah Sakit
83
Pulang Kampung
84
Risma diculik
85
Perkenalan Aldi dan Wirda
86
Ke Rumah Agung
87
Penyekapan Risma
88
Rara Demam
89
Pertemuan yang Tak Terduga
90
Pelaku penculik Risma
91
Fadli Menghilang
92
Perjalanan ke Desa Tasik
93
Sampai Di Desa Tasik
94
Sampai di Rumah Maya
95
Kejutan Buat Maya
96
Dalam Kereta
97
Kejutan buat Andrean
98
Persiapan Penyerangan
99
Permulaan Ritual
100
Detik-detik yang Menegangkan
101
Kematian Agung
102
Fadli dan Qimora

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!