Jam istirahat sudah berbunyi sedari tadi, Raya duduk di tempatnya sambil membereskan buku-buku pelajaran yang baru digunakannya.
" Ya, kita ke kantin yu.. Aku lapar " ajak Berlian kepada Raya
Belum sempat Raya menjawab, Anastasia dengan angkuhnya datang menghampiri Raya.
" Heh, orang miskin! Tadi kau dipanggil pak Raka ke ruangannya?" tanya Ana yang datang bersama 2 orang teman setianya.
Raya menengadah kan kepalanya, menatap Ana yang berdiri di depan mejanya.
" Hmm.. " jawab Raya singkat.
" Ada apa dia memanggilmu?" tanya Ana kemudian.
" Apa urusannya denganmu?" timpal Raya sambil memandang Ana malas.
Raya meskipun kondisinya sering sekali dibully dan direndahkan oleh teman-temannya, tapi dia bukan anak yang cengeng yang akan menangis atau diam saja menghadapi perlakuan buruk teman-temannya.
Raya sangat menyadari kondisi perbedaan status sosialnya akan selalu menjadi bahan ledekan dan cibiran di sekolah, maka dari itu saat dia bertekad untuk mengambil beasiswa untuk bersekolah di SMA Nusantara ini, dia sudah menguatkan hatinya. Bahwa fokusnya hanyalah untuk belajar. Titik. Dia tidak boleh lemah. Dia harus menunjukan kekuatannya agar teman-temannya tahu bahwa Raya bukan gadis yang tepat untuk dijadikan korban kejahilan mereka.
Raya terlalu pintar untuk dikerjai oleh mereka.
Pernah sekali waktu saat teman-temannya ingin mengerjainya dengan memberi lem pada kursi Raya, Raya yang saat itu mengetahui rencana teman-temannya, datang ke sekolah lebih awal dan menukar kursi salah satu temannya yang telah memberi lem pada kursi Raya. Alhasil, teman Raya yang memberikan lem itu lah yang menanggung malu disebabkan celananya harus dia lepas di dalam kelas karna penuh dengan lumuran lem.
Pernah juga saat ujian semester yang lalu, kunci jawaban Raya ingin direbut oleh Ana dan teman-temannya. Ana ingin mengganti lembar jawaban Raya dengan namanya. Namun tanpa Ana ketahui ternyata kunci jawaban Raya yang diambil oleh Ana bukanlah kunci jawaban yang asli. Karna semua jawaban di kertas itu hanyanya kunci jawaban asal yang Raya buat dengan sengaja untuk mengelabui Ana yang suka mencontek saat ujian. Alhasil Ana dan teman-temannya terpaksa harus mengikuti kelas tambahan hingga malam hari untuk memperbaiki nilai ujiannya yang jelek.
Ya. sekolah Nusantara ini memang mengharuskan siswanya untuk mengikuti pelajaran tambahan hingga malam hari, guna memperbaiki nilai-nilai siswa yang jelek, agar mendapat tambahan nilai untuk dilaporkan di raport siswa. Tentunya hal tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan orangtua siswa, sehingga ketika siswa harus pulang malam, para orangtua sudah tahu alasannya.
Untuk bertahan dilingkungan sekolah seperti ini, memang harus memiliki karakter yang kuat. Raya tahu itu. Maka dari itu dia selalu membalas perlakuan tak adil atau setiap kejahilan yang teman-temannya lakukan kepadanya.
Ibarat sedang berada di sebuah hutan, Raya tidak ingin menjadi hewan yang selalu dimangsa. Dia menolak untuk menjadi orang yang ditindas. Baginya mendapatkan pendidikan adalah hak setiap orang, baik kaya maupun miskin, semua berhak mendapatkan pendidikan tanpa harus merasakan diskriminasi. Maka dari itu, Raya dengan semua kepintarannya selalu mencoba untuk melawan semua sikap buruk teman-temannya.
Hanya satu orang yang hingga detik ini menjadi kelemahan Raya, menjadi sumber ketakutan dan ketidakberdayaannya sebagai seorang wanita. Dia adalah Raka.
Lelaki bernafsu yang selalu melecehkan Raya.
" heh! Aku bertanya baik-baik padamu, kau pikir siapa dirimu hah?!.. " sergah Ana sambil mendorong pundak Raya
" Ck.. Ana aku terlalu malas untuk meladenimu. Kau cari tahu saja pada pak Raka" timpal Raya sambil berdiri menggandeng Berlian yang menunggunya untuk ke kantin dan meninggalkan Ana serta teman-temannya yang berdiri menahan kesal. " Ayo Lian" ajaknya pada Berlian.
"Isshh... Dasar orang miskin tak tahu diri!!" umpat Ana kesal karna Raya tak memberikan jawaban yang memuaskan.
Pertanyaan Ana sebenarnya membuat Raya teringat kembali apa yang Raka katanya. Dia menyuruh Raya untuk menemuinya di gudang atap sekolah.
" Aku tidak sabar ingin makan menu hari ini.. " ujar Berlian menyadarkan Raya bahwa mereka akan sampai di kantin sekolah.
Kantin sekolah Raya sangat luas, dengan stand makanan berjejer rapi lengkap dengan petugas pendamping yang akan memberikan makanan itu ke dalam tempat makan yang di bawa masing-masing siswa yang mengantri. Ditengah-tengah ruangan berjejer kursi dan meja tempat siswa membawa makanannya untuk disantap.
Menu makan siang di sekolah Nusantara dibuat khusus oleh koki yang dipilih sekolah, tentunya dengan berdasarkan pada menu rekomendasi dari ahli gizi. Setiap hari menu makan siang siswa akan berubah, hal itu dilakukan agar siswa tidak merasa bosan dengan menu yang itu-itu saja.
Sebelum mencapai pintu kantin, Raya menghentikan langkahnya. Bagaimana pun dia telah menerima kesepakatan dengan Raka. Raya juga tidak bisa membayangkan apa yang akan Raka lakukan jika dia nekat untuk tidak mengikuti keinginan Raka.
" Lian, kau makan saja duluan.. Aku ada urusan dulu sebentar. Nanti aku menyusul" ucap Raya pada Berlian yang berdiri tak jauh dari pintu kantin
" Mau kemana Raya? Apa aku perlu menemanimu? " tanya Berlian heran
" Tidak! Tidak perlu, aku bisa sendiri. Sebentar saja ko " jawab Raya
"Nanti aku menyusul oke?! " sambungnya lagi sambil melangkahkan kaki meninggalkan Berlian yang melihatnya menjauh.
" Ish dasar, ya sudahlah aku makan saja" Berlian bergumam sendiri sambil mengangkat sedikit bahunya..
Jalan untuk sampai ke atap sekolah yang dimaksud berada di gedung kelas 1. untuk sampai di tangga menuju atap, Raya harus melewati lapangan bola basket, dan tepat di samping ruang peralatan olahraga ada tangga yang menuju atap.
Raya menaiki tangga itu ragu, rasa takut tidak bisa dia tepis ketika langkah kakinya perlahan membawanya untuk sampai di pintu atap.
Jantungnya berdebar makin tak karuan, sesekali dia membalikkan badan berpikir untuk kembali, Raya dilanda bimbang. Jika saja ia tak memikirkan kondisi ibunya, mungkin kesepakatan itu tidak akan pernah terjadi. Ia lebih baik menghilang kembali dari pada menjadi budak nafsu Raka.
Dengan ragu Raya membuka perlahan pintu itu. Dia mengedarkan pandangannya setelah menutup kembali pintu. Tidak ada Raka disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
ya baguss ray.. jgn mau di tindasss..
sbgai org miskin yg pnting ilmu cerdass dripda org kaya tp otaknya didengkul..buang2 in uang aja ya😂
2022-01-11
0
atmaranii
tp trnyta raya bego GK sepintar itu..bsa d kdalin ma buaya
2021-09-28
1
Rosmawati Intan
Raya tiada plihan..
2021-07-28
0