Keluar dari ruang perpustakaan, Raya dan Raka berjalan menuju ruangan masing-masing. Raya menuju ke kelasnya, sedangkan Raka pergi ke ruang guru.
Ini adalah hari sabtu, dimana semua siswa tidak akan sibuk belajar mata pelajaran seperti biasa di dalam kelas. Di sekolah Nusantara setiap hari sabtu, seluruh siswa diwajibkan mengikuti ekstrakulikuler.
Program ekstrakulikuler ini berisi berbagai macam kegiatan siswa yang dapat menunjang hobi atau juga menambah keterampilan dalam diri siswa tersebut. Biasanya siswa yang memiliki potensi tertentu akan disalurkan langsung kesalah satu universitas luar negeri yang menjalin kerjasama dengan sekolah Nusantara.
Kelas memasak, kelas basket, kelas voli, kelas musik, kelas bisnis, kelas seni tari dan bahkan kelas modeling diadakan di sekolah ini. Itu semua dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa akan keterampilannya untuk siap terjun ke dunia kerja.
Apalagi dengan mayoritas siswa yang merupakan anak dari berbagai pengusaha dan pejabat di negeri ini, tentu program ekstrakulikuler tersebut sangat membantu siswa untuk siap menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan.
Dalam hiruk pikuk ruang kelas yang mulai sepi karna jam ekstrakulikuler sudah dimulai, Raya berjalan bersama Berlian menuju kelas ekstrakulikuler nya masing-masing. Berlian berpisah dengan Raya untuk menuju lapangan basket, sedangkan Raya berjalan menuju kelas memasak.
Ya. Raya memang mengikuti kelas memasak, dia bercita-cita untuk memiliki usaha di bidang kuliner setelah lulus dari sekolah ini.
" Minggir!" usir Anastasia sambil menyenggol kasar lengan Raya yang hendak masuk ke dalam kelas.
Anastasia dan dua pengikut setianya memang mengikuti kelas memasak juga, mungkin karna bisnis orangtuanya berhubungan dengan pangan, maka dari itu dia pun memilih kelas yang berkaitan dengan pangan.
" Aduh!" Raya sedikit mengaduh karna lengannya disenggol oleh Ana. Kemudian dia masuk ke dalam kelas.
Di dalam kelas sudah terdapat beberapa siswa lain yang juga ikut kelas chef. Ruang kelas tersebut terlihat rapi, dengan lantai marmer berwarna hitam mengkilat dan dinding kelas yang dikelilingi oleh kitchen set, di sela -sela kitchen set terdapat rak stainless tempat berbagai macam peralatan memasak berjejer rapi.
Sedangkan ditengah-tengah ruangan terdapat beberapa meja yang berbaris rapi dengan rak kecil yang sejajar dengan tinggi meja. Di atas masing-masing meja tersebut terdapat kompor listrik, microwave dan juga appron yang siap untuk digunakan siswa ketika kelas dimulai.
Raya berdiri di meja paling depan, disamping kirinya sudah berdiri pula Anastasia yang memandang remeh ke arahnya. Raya tidak peduli dengan tatapan meremehkan yang diberikan Ana. Karna memang sejak kelas satu, Ana tidak menyukai Raya yang berbeda status sosialnya.
" Cih, lihat orang miskin ini. Rasanya tidak pantas kau berdiri disini." ujar Ana sambil mencebik ke arah Raya. " Kenapa kau tidak belajar memasak saja di dapur kotormu sana." usir Ana sambil menyilangkan tangannya didepan dada
" Anastasia Laurent yang terhormat, kenapa tidak kau yang kembali saja ke rumahmu. Aku ragu apakah kau bisa memasak atau tidak, wanita sepertimu sudah pasti tak memiliki keahlian khusus bukan?!" Balas Raya tak kalah sengit.
" Hah, aku tak bisa memasak karna aku biasa mempekerjakan orang sepertimu di dapurku. Apakah kau berminat? Kau bisa melamar menjadi pembantu dirumahku." balas Ana sambil tersenyum menghina Raya.
" oh ya?! Mohon maaf nona Anastasia, sepertinya aku yang akan menolak memiliki majikan sepertimu. Majikan sombong dan angkuh sepertimu, aku rasa hanya akan membuat pembantu dirumahmu pergi menjauh." balas Raya
" Kau tahu, orang sombong yang selalu merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Hanya akan mempermalukan orang-orang disekitarnya. Kau tanyakan saja pada orangtuamu, aku rasa mereka sering menahan malu karna sikapmu." sambung Raya kemudian.
Anastasia menatap sengit ke arah Raya, wajahnya merah padam menahan amarah karna merasa terhina dengan apa yang Raya ucapkan. Belum sempat ia membalas ucapan Raya, pintu kelas terbuka kembali. Guru memasak datang tepat disaat Ana siap melemparkan hinaan kembali kepada Raya.
" Awas kau nanti! " ancam Ana menunjuk Raya, yang dianggap angin lalu oleh Raya.
" Selamat pagi semuanya" sapa guru tersebut yang serentak dibalas oleh siswa diruang kelasnya.
" Tema kita kali ini adalah tentang dessert. Kalian bebas membuat dessert bertema apapun yang kalian bisa. Nanti akan ada penilaian untuk dessert terbaik, kalian harus ingat bahwa setiap dessert terbaik yang terpilih akan dijadikan menu dessert tambahan untuk jam makan siang di kantin." ucap guru tersebut menjelaskan makanan apa yang harus dibuat siswanya.
" Sekarang silahkan kalian mulai membuat, waktu yang diberikan 90 menit dari sekarang." sambungnya
Seluruh siswa di ruangan mulai menyibukkan diri dengan rencana dessert mereka, tak terkecuali Raya dan juga Ana yang sebelumnya sempat bersitegang. Mereka menyiapkan bahan-bahan dessert, mengambil peralatan yang diperlukan dari dalam gudang peralatan di sisi kiri dan kanan ruangan.
Sesekali Ana melirik pada meja Raya, mencari tahu apa yang akan Raya buat. Namun nihil, dia tidak bisa menebak apa yang akan Raya buat.
Ketika semua siswa disibukkan dengan olahan masing-masing, Raka yang kebetulan sedang melintas berhenti sejenak. Dia melihat Raya di dalam ruang kelas memasak. Matanya tertegun melihat Raya begitu cantik dengan appron ungu yang ia kenakan, rambutnya dikuncir kuda sedikit berantakan, sementara kedua tangannya sibuk membuat adonan.
Lama Raka berdiam diri di jendela depan kelas memasak itu, memerhatikan gadisnya sambil menahan untuk berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Dia enggan beranjak dari sana, jika bukan karna ponselnya berbunyi menyadarkan dia akan tujuannya.
" Tuan, rapat pemegang saham akan segera dimulai. Mereka sedang menunggu kehadiran Tuan muda. " ucap Sandi disebrang sana.
" Oke. Kau handle saja dulu disana, nanti aku segera menyusul." perintah Raka
Dia menatap kembali Raya didalam kelas.
" Sial. Kalau saja tidak ada rapat pemegang saham, aku tentu lebih senang melihatmu disini sayang. " gumam Raka dalam hati
Dengan berat hati Raka melangkahkan kaki ke arah pintu ajaibnya, disana sudah ada supir yang menunggunya sedari tadi.
***
90 menit tidak terasa sudah akan berakhir, dessert buatan Raya sebentar lagi akan rampung. Langkah terakhir yang harus dilakukan hanyalah menata dessert tersebut ke dalam sebuah piring cantik dengan menambahkan sedikit hiasan sebagai garnis.
Dessert buatan Raya adalah pie apel, dessert asli buatan Amerika yang terbuat dari potongan apel yang dibalut kulit pie dan disajikan dengan menambahkan satu scop es krim yoghurt segar. Sensani manis dari pie apel dan asam dari yoghurt berpadu memunculkan rasa segar dan nikmat di mulut siapapun yang memakannya.
Guru chef beserta beberapa guru lain yang diundang untuk mencoba dessert buatan siswanya, mencoba dessert buatan Raya. Dan mereka merasakan puas dengan hasil dessert Raya.
Sedangkan dessert buatan Ana adalah dessert syrniki, atau lebih dikenal dengan istilah pancake ala Rusia. Adonan pancake yang ditambah dengan parutan keju. Disajikan dengan lumuran selai strawberry diatasnya. Sebenarnya ini adalah dessert yang lezat, hanya saja Ana salah dalam memberi takaran. Adonan yang harusnya lembut dan fluffy, malah terasa sedikit keras dengan rasa keju yang kuat.
Alhasil setelah semua guru mencoba mencicipi masing-masing dessert, guru memasak memutuskan dessert Raya lah yang terbaik dan akan menjadi menu dessert di kantin mulai pekan depan.
Ana jelas tidak menyukai kemenangan Raya, dia geram ketika Raya menertawakan dessert buatannya.
" Awas saja kau, aku akan mengalahkanmu nanti. " ucap Ana menatap tajam Raya yang sedang menahan tawa melihat kemarahan Ana.
" Itu balasannya karna kau merendahkanku tadi, menganggap aku tak pantas ada disini. Akhirnya semua terbukti bukan?! Siapa yang lebih tidak pantas ada disini. " jawab Raya dengan santai dan berlalu meninggalkan Ana yang berdiri menahan geram.
" Ayo Ana, kita keluar saja. " ajak dua orang temannya yang sedari tadi menyaksikan perseteruan Ana dan Raya
" Aarrgghh.. Diam kalian!" bentak Ana mengagetkan kedua temannya dan berlalu keluar ruangan seorang diri.
Kedua teman ada saling pandang.
" Aku rasa yang dikatakan Raya ada benarnya juga. Orang sombong pasti akan mempermalukan orang-orang disekitarnya. " ucap salah seorang dari mereka, dan mendapat anggukan dari yang lain tanda setuju.
Mereka melihat kepergian Ana yang berapi-api sambil menggelengkan kepalanya, dan berjalan keluar ruang kelas memasak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
haha gw kira seorg anastasia ngikut ekskul modeling.. trnyta memasak toh.. emg bisa😅
2022-01-12
0
Rosmawati Intan
apa juga mau jadi pengikut.mcm ads imbalan yg.setimpal..bdoh2 nenghsmba kan diri..jika dah tsu yg di ikut orang nys.sombong belagu
2021-07-28
0
kirana
raya...🤗🤗🤗🤗🤗
2021-06-03
7