Pintu Ajaib

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, namun dua orang di rumah sederhana itu belum menunjukan rasa kantuknya sama sekali. Mereka sibuk membahas semua pertanyaan mengenai pengobatan dan tuan Raka yang sempat disinggung oleh dokter Gunawan.

Raya tahu ibunya tidak akan tenang jika dia belum mendapatkan keterangan yang memuaskan. Sejak awal Raya mengajaknya untuk berobat, ditambah ucapan dokter Gunawan yang mengatakan bahwa Tuan Rakalah yang memerintahkannya untuk memeriksa penyakit yang dideritanya, ibu Raya sudah sangat bingung. Berbagai pertanyaan muncul berserakan di rongga kepalanya, meminta jawaban dari anak satu-satunya ini.

Raya tidak kehilangan akal. Seolah-olah dia sudah tahu bahwa ibunya akan memberondong dia dengan semua pertanyaan, dia sudah menyiapkan serentetan cerita untuk menjawab rasa penasaran ibunya.

Dia mengatakan bahwa Raka adalah temannya dulu saat di Bandung, Raya pernah menolong Raka yang tersesat saat itu. Ketika bertemu kembali dengan Raya disini, dan mengetahui bahwa ibunya sedang sakit, Raka secara impulsif menawarkan pengobatan gratis untuk ibu Raya. Raya mengatakan bahwa Rakalah yang membantunya mendapatkan bantuan pengobatan dari rumah sakit itu, karna memang disana memiliki program sosial untuk membantu warga tidak mampu agar bisa berobat.

Ketika mendengar penjelasan dari anaknya, Ibu Raya tersenyum mengerti. Dia mengusap kepala Raya lembut. Semua pertanyaannya dapat dijawab Raya dengan baik. Tanpa ibunya ketahui, di dalam hati Raya mengucapkan kata maaf berkali-kali. Karna dia telah mengarang cerita bohong pada ibunya. Dia terpaksa berkata begitu, agar ibunya tenang dan mau melanjutkan pengobatan rutinnya.

***

Keesokan harinya, Raya bersiap untuk berangkat ke sekolah, dia berpamitan seperti biasa pada ibunya.

Dibalik pohon rimbun dekat dengan jalan yang biasa dilalui Raya, terparkir mobil hitam mengkilat yang sudah sedari tadi menunggu Raya untuk melewatinya.

Dengan anak buahnya yang berperan sebagai supir, Raka berusaha menahan rasa kesalnya karna menunggu Raya di dalam mobil. Sesekali wajahnya menengok ke arah luar jendela untuk melihat apakah Raya sudah nampak atau belum.

Setelah menanti lumayan lama, Raka akhirnya tersenyum saat dilihatnya Raya sudah nampak dari kejauhan. Semakin mendekat ke arah mobilnya yang terparkir sedari tadi.

Tidak ingin menunggu lebih lama lagi, Raka memerintahkan salah satu anak buahnya untuk memberhentikan laju sepeda Raya.

Raya menghentikan sepedanya ketika dilihat ada seorang lelaki tinggi besar menghadang jalannya. Dia mengawasi sekeliling dengan mengedarkan pandangannya. Di lihatnya mobil hitam terparkir tak jauh dari posisinya saat itu. Raya tahu, itu pastilah Raka. Karna sebelumnya Raka pernah melakukan hal yang serupa.

Dugaannya itu terbukti, ketika Raka keluar dari dalam mobil dan melambaikan tangan ke arah Raya.

" Kemari Raya." perintahnya

" Isshh.. Mau apa lagi itu orang, pagi-pagi sudah membuat moodku rusak. " gumam Raya dalam hati, sambil melangkahkan kaki menghampiri Raka dengan menuntun sepedanya.

Raka tersenyum, melihat Raya menghampirinya.

" Masuklah, kita berangkat bersama. " perintah Raka

" Tidak pak, saya tidak bisa berangkat dengan bapak. Saya tidak ingin siswa yang lain nanti salah paham ketika saya keluar dari mobil bapak. " Tolak Raya

" Masuk Raya.. " perintah Raka tegas sambil menatap tajam mata Raya.

Dengan berat hati Raya masuk ke dalam mobil, Raya tidak ingin memperpanjang masalah. Dia mengerti bahwa Raka lelaki egois yang tidak suka perintahnya diabaikan.

" Bawa sepeda itu langsung ke sekolah, jangan sampai ada siapapun yang melihat" perintah Raka kemudian kepada anak buahnya.

Tanpa menunggu lama, Raka memerintahkan kepada supirnya yang tak lain adalah asistennya sendiri untuk melaju.

" Jalan biasa" perintahnya yang langsung mendapat anggukan dari Sandi.

Diperjalanan Raka memperhatikan Raya, gadis kecilnya benar-benar sudah dewasa. Wajahnya begitu cantik khas wanita asia, dengan Rambut panjang yang ia ikat kuncir kuda. Raka tak kuat. Dia raih tubuh Raya agar mendekat kepadanya, tangannya merangkul pundak Raya mesra, menempelkan kepala Raya pada dada bidangnya. Sesekali dia memberikan kecupan lembut di puncak kepala Raya.

" Bagaimana ibumu kemarin? " Tanyanya sambil Meremas lembut jemari Raya yang ia genggam

" Lancar, ibu sudah periksa dan mendapatkan obat. Terima kasih sebelumnya. Karna bapak, ibu bisa melakukan pengobatan" ucap Raya sedikit terbata.

" Ck.. Kita sedang berdua, kau bisa memanggilku Raka. Aku tak suka kau memanggilku dengan panggilan formal itu"

Raya hanya mengangguk. Raya melihat jalanan, dia baru tersadar bahwa jalan yang mereka lalui bukan jalan yang biasa Raya lewati. Ini jalan gerbang belakang sekolah, tempat yang dekat dengan mobil-mobil guru sekolah Nusantara biasa terparkir. Seketika Raya panik, dia berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Raka.

" Ini.. Ini bukankah jalan gerbang belakang sekolah?" tanyanya Ragu

" Yah.. Kenapa?"

" Guru-guru biasa lewat gerbang ini. Karna tempat parkir mobil ada di dekat gerbang belakang ini" Raya berucap sambil memandang nanar kearah luar. Dia takut guru lain melihatnya keluar dari mobil dengan Raka. Bagaimanapun dia tidak ingin ada yang mengetahui hubungannya dengan Raka.

Raka menyadari ketakutan Raya, dia menghembuskan nafasnya pelan.

" Tenang saja, aku tahu kekhawatiran mu itu. Kita tidak akan melewati gerbang belakang yang itu" ujar Raka sambil membawa kembali Raya dalam rengkuhannya. " Aku punya pintu ajaib yang hanya aku saja yang tahu" sambung Raka kemudian sambil tersenyum menggoda menatap Raya.

Raya terdiam, dia berusaha tetap tenang di tengah-tengah kekhawatirannya. Sampai ketika mobil yang ditumpanginya berhenti di depan tembok yang penuh dengan tanaman rambat.

" Sandi, kau keluarlah dulu" perintah Raka pada asistennya.

Raka kembali menatap Raya yang terlihat bingung melihat sekeliling tempat mereka berhenti. Raka menghadapkan tubuh Raya kepadanya, menunduk dan mencium lembut bibir Raya. Raya kaget dengan apa yang Raka perbuat. Tangannya secara otomatis mendorong dada Raka agar menjauh dan melepaskan ciumannya.

" Aku ingin mencumbumu lebih dulu sebelum harus masuk dan berpura-pura menjadi seorang guru di dalam sana." Raka menjelaskan sambil menatap tajam wajah Raya yang memerah karna ulahnya. Rahangnya mengeras menerima penolakan Raya.

Raya menunduk, tak kuasa untuk menolak Raka. Raka mengangkat dagu Raya yang menunduk semakin dalam. Dia tersenyum ketika menyadari rona merah merambah diwajah cantik Raya.

Diciumnya kembali bibir ranum Raya, sambil melingkarkan tangan dipinggang ramping gadisnya itu. Bibir mereka berpagutan, meskipun Raya tak pernah membalas ciumannya, Raka tak perduli. Dia hanya ingin menyalurkan hasratnya pada gadis kecilnya, merasakan kembali gejolak primitif kelelakiannya ketika dia berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.

Raya memejamkan matanya, ketika dia merasakan bibir Raka menyusuri leher jenjang dan bermain-main disekitar telinganya. Ada perasaan aneh yang mulai muncul dalam diri Raya, rasa nikmat bercampur malu yang membuat Raya kemudian menggigit bibir bawahnya pelan. Sekuat tenaga dia berusaha meredam desahan yang mendesak ingin keluar dari mulutnya. Dia tidak ingin mempermalukan dirinya lagi dihadapan Raka.

Setelah dirasa cukup, Raka melepaskan Raya. Dia membantu merapikan seragam Raya yang kusut masai karna perbuatannya.

" Ayo, akan aku tunjukan pintu ajaib milikku. " ajak Raka kepada Raya yang menatap dengan rasa penasaran.

Mereka berdiri di depan tembok pagar sekolah Raya, tembok itu dipenuhi tanaman rambat yang lebat. Raka mengeluarkan remot kecil dari dalam sakunya, dia menekan tombol yang ada disana. Seketika tembok itu bergerak terbuka. Raya yang memerhatikannya terperangah tak percaya, dia melihat kearah Raka setengah membelalakan matanya. Raka tersenyum sombong dengan mengangkat sedikit dagunya.

" Ayo masuk.." ajak Raka sambil menggandeng tangan Raya agar mengikuti langkahnya. Meninggalkan Sandi yang masih setia menunggu Tuannya masuk ke dalam.

Ketika memasuki pintu ajaib itu, Raya menemukan bahwa mereka berada di satu ruangan kecil penuh buku-buku yang berjajar rapi. Dan ketika dia melangkahkan kakinya untuk masuk lebih jauh seketika dia tersadar, bahwa itu adalah salah satu ruang kecil di perpustakaan sekolah yang luas.

Ternyata pintu ajaib itu adalah pintu rahasia yang langsung tersambung dengan ruang perpustakaan yang besar. Raka menggunakan pintu ini agar dia bisa keluar masuk sekolah Raya dengan leluasa tanpa khawatir penyamarannya terbongkar.

Terpopuler

Comments

Samudra Rohul

Samudra Rohul

mau dong pen 1 yg kek Raka gpp jika harus d kontrak 🤣

2023-01-29

0

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

pintu doraemon..

2021-07-28

0

kirana

kirana

hmmmm...next

2021-06-03

7

lihat semua
Episodes
1 Raya Talita Zarra
2 Menemukanmu lagi!
3 Tertangkap
4 Kesepakatan
5 Menjadi Budak
6 Bimbang
7 Gudang Atap
8 Rumah Sakit
9 Bertemu Dokter Tampan
10 Pintu Ajaib
11 Kelas Memasak
12 Rindu Memeluk
13 Anak Kucing
14 Apartemen
15 Anastasia Laurent
16 Gadis Sexy
17 Dokter Kevin
18 Mansion Della Liberta
19 Menjelang Acara Amal
20 Acara Amal
21 Sex in the kitchen
22 Arti Sahabat
23 Dua Predator
24 Manuver
25 Manuver Jilid Dua
26 Tentang Rasa
27 Tentang Rasa 2
28 Rencana Josh Laurent
29 Mulai Terbuka
30 Makhluk Astral
31 Eksekusi Rencana
32 Menjadi Target
33 Mencoba Menggapai
34 Penghiburan
35 Penghiburan 2
36 Konferensi Pers
37 Headline News
38 Musuh dalam Selimut
39 Rencana Raya
40 Kembali
41 Siasat
42 Parasite
43 Remote Pintu Ajaib
44 Bad Day
45 Rencana Menikah
46 Keluarga Fernando
47 Keluarga Fernando 2
48 Taktik Kotor Anastasia
49 Holiday Ekspress
50 Penyerahan
51 Restu Ibu
52 Kelulusan
53 Melepas Jaring
54 Awal Petaka
55 Petaka Beruntun
56 Terekam
57 Mencari
58 Bersembunyi
59 Malaikat Penjaga
60 Konferensi pers Anastasia
61 Bad Dream
62 Lembaran Baru
63 Memulai Misi
64 Dua Penyamun
65 Kejutan Ken
66 Mengatur Strategi
67 Hudson
68 Penangkapan Josh
69 Terungkap
70 Kebenaran Sandi
71 Akhir Josh Laurent
72 Musim Semi Raka dan Raya.
73 Bonus Chapter
74 Final (Wedding's Day)
75 Pengumuman
76 PENGUMUMAN PART 2
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Raya Talita Zarra
2
Menemukanmu lagi!
3
Tertangkap
4
Kesepakatan
5
Menjadi Budak
6
Bimbang
7
Gudang Atap
8
Rumah Sakit
9
Bertemu Dokter Tampan
10
Pintu Ajaib
11
Kelas Memasak
12
Rindu Memeluk
13
Anak Kucing
14
Apartemen
15
Anastasia Laurent
16
Gadis Sexy
17
Dokter Kevin
18
Mansion Della Liberta
19
Menjelang Acara Amal
20
Acara Amal
21
Sex in the kitchen
22
Arti Sahabat
23
Dua Predator
24
Manuver
25
Manuver Jilid Dua
26
Tentang Rasa
27
Tentang Rasa 2
28
Rencana Josh Laurent
29
Mulai Terbuka
30
Makhluk Astral
31
Eksekusi Rencana
32
Menjadi Target
33
Mencoba Menggapai
34
Penghiburan
35
Penghiburan 2
36
Konferensi Pers
37
Headline News
38
Musuh dalam Selimut
39
Rencana Raya
40
Kembali
41
Siasat
42
Parasite
43
Remote Pintu Ajaib
44
Bad Day
45
Rencana Menikah
46
Keluarga Fernando
47
Keluarga Fernando 2
48
Taktik Kotor Anastasia
49
Holiday Ekspress
50
Penyerahan
51
Restu Ibu
52
Kelulusan
53
Melepas Jaring
54
Awal Petaka
55
Petaka Beruntun
56
Terekam
57
Mencari
58
Bersembunyi
59
Malaikat Penjaga
60
Konferensi pers Anastasia
61
Bad Dream
62
Lembaran Baru
63
Memulai Misi
64
Dua Penyamun
65
Kejutan Ken
66
Mengatur Strategi
67
Hudson
68
Penangkapan Josh
69
Terungkap
70
Kebenaran Sandi
71
Akhir Josh Laurent
72
Musim Semi Raka dan Raya.
73
Bonus Chapter
74
Final (Wedding's Day)
75
Pengumuman
76
PENGUMUMAN PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!