Menjadi Budak

Pagi itu sama dengan pagi kemarin, setelah selesai dengan segala rutinitasnya mengantarkan dagangan ke tiap warung, Raya bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Dia mengingat semalam, ketika dia diantar pulang oleh Raka, ibunya mengatakan bahwa sore hari kemarin ada 2 orang lelaki datang mengantarkan sepeda Raya. Mereka mengatakan bahwa Raya sedang ikut acara di sekolah dan akan pulang diantar oleh guru pembinanya. Pantas saja ibunya tidak marah, saat Raya baru pulang hampir jam 10 malam.

" Bu, Raya berangkat ya.. " pamit Raya

" Ya nak, hati hati.. " jawab ibunya

Disepanjang perjalanan Raya memikirkan kembali tawaran Raka, dia menimbang nimbang apakah keputusannya sudah benar. Mengingat perbuatan Raka padanya selalu saja terasa seperti dia sedang menjual tubuhnya. Ah, memikirkan hal itu hanya membuatnya pusing.

Tanpa terasa Raya sudah sampai di sekolah, dia membawa sepedanya ke mess pa Yadi, kemudian langsung beranjak untuk masuk ke dalam kelas.

Di kelas, suasana sudah ramai dengan kesibukan siswa-siswa yang bermacam-macam. Berlian sudah ada ditempat duduknya, melambaikan tangan begitu melihat Raya masuk.

Ketika Raya hendak menghampiri Berlian tiba-tiba langkahnya terhenti, saat salah satu temannya menghampiri untuk memberitahu bahwa Raka meminta Raya untuk datang ke meja nya.

" Raya, dipanggil pak Raka tuh. Suruh ke ruangannya.. " ucap siswa itu

Deg!

Jantung Raya seketika berdetak cepat, dia takut jika Raka akan melakukan perbuatan yang tidak-tidak padanya di sekolah.

Tidak mungkin kan?

Dengan gontai Raya melangkahkan kaki mungilnya ke ruangan Pak Raka. Dia berusaha mengenyahkan pikiran buruknya tentang apa yang akan Raka lakukan di ruang guru.

Ruangan yang cukup luas dengan dikelilingi lemari-lemari tempat menyimpan segala dokumen pembelajaran siswa, di tengah-tengah ruangan terdapat beberapa meja guru tersusun rapi berbaris dengan membentuk dua barisan, setiap barisan terdapat 6 meja guru.

Ada beberapa guru yang mulai mengisi mejanya masing-masing, mereka sibuk dengan urusannya untuk mempersiapkan pembelajaran pertama pada siswa, mengingat memang sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai.

" Selamat pagi pak.." ucap Raya pada Raka

" bapak memanggil saya?" tanya Raya kemudian ketika sampai di depan meja Raka yang berada di urutan paling belakang. Dekat dengan jejeran lemari berkas.

Raka tersenyum senang melihat Raya menghampiri nya,

" Ah ya.. Kemari Raya.. " ujar Raka sambil meminta Raya mendekat kesebelah Raka dan diikuti dengan gerakan Raya yang pindah mendekat kesamping Raka.

Raka membuka sebuah buku, ia membolak balik buku itu seolah sedang mencari sesuatu.

" Lihat ini.. " perintahnya pada Raya. Raya menengok isi buku yang ditunjuk Raka dengan mencondongkan badannya ke arah buku tersebut.

" Kamu lihat, tugas kemarin belum bapak periksa. Bapa ingin kamu membantu bapa untuk memeriksanya." ucap Raka sambil mengelus punggung Raya mesra.

Raya terkesiap, tubuhnya mendadak kaku menerima sentuhan lembut Raka di punggungnya. Dan kekakuan itu terus menjalar tak kala sentuhan lain ia rasakan di bagian depan bagian pahanya. Ternyata Raka sudah memasukkan tangannya di dalam rok Raya. Mengelus lembut didalam sana, seolah mencari kehangatan dari himpitan kedua paha Raya yang sedikit merapat.

" Yang.. yang mana pak?" tanya Raya mulai gugup, matanya berkeliling ruangan, melihat apakah ada guru lain di ruangan yang memperhatikan ke arahnya.

Ternyata tidak ada, guru-guru lain tenggalam dalam kesibukannya masing-masing, hingga tidak ada yang menyadari apa yang Raka telah lakukan pada Raya. Saat di rasa tidak ada yang melihat mereka, pandangan Raya kembali pada Raka, yang ternyata Raka sendiri sedang memandangi raut wajah Raya yang pucat karna sikapnya. Bibirnya berkedut ketika dia mulai menyusuri bibir dan leher jenjang Raya dengan matanya.

Entah apa yang menjadikan Raya begitu menarik hasrat kelelakiannya sedari kecil dulu, Raka pun terkadang bingung dengan apa yang dia rasakan sendiri. Seolah Raya memiliki magnet tak kasat mata yang membuat Raka tertarik untuk mendekat.

" Pak Raka, tolong hentikan." ujar Raya menghentikan lamunan sesaat Raka. " Ini sangat tidak nyaman. Tolong hentikan." sambung Raya setalah tidak ada respon dari Raka.

" Ah baiklah, aku lupa.. Kita sedang disekolah.." ucap Raka tersenyum menggoda sambil mengeluarkan tangannya dari dalam rok Raya,

" Nanti siang saat jam istirahat datanglah ke gudang atap." perintah Raka pada Raya

" Untuk apa kesana?" tanya Raya curiga

" Apa perlu aku jelaskan bahwa aku ingin bercumbu denganmu." jawab Raka dengan pongahnya sambil melipat tangannya di dada.

Seketika Raya langsung melihat sekitar ruangan, dia takut ada yang mendengar apa yang di ucapkan Raka, karna Raka mengatakannya tanpa berbisik.

" Astaga.. Apa yang harus aku lakukan.." guman Raya dalam hati

" Baiklah, akan aku usahakan datang kesana " jawab Raya pasrah

" Akan aku usahakan?.." tanya Raka setengah memicingkan matanya. " Kau harus datang Raya! Kau lupa kesepakatan kita?" sambung Raka mengingatkan.

" Tapi di jam istirahat, biasanya aku akan menemani berlian berlatih basket. Dia akan ada pertandingan akhir bulan ini." Raya menjelaskan dengan berharap Raka akan mengerti. Lagi pula ini disekolah, kenapa bisa Raka berkeinginan untuk bercumbu dengannya. Bagaimana jika ada yang melihat, hingga kini saja Raya yang berbeda status sosialnya sering diasingkan atau bahkan dibully, apalagi jika ada yang melihat dia sedang melakukan perbuatan tercela itu. Sudah dapat dipastikan, Raya akan mendapatkan hujatan sana sini dari banyak pihak. Membayangkan hal itu saja sudah membuat Raya bergidik ngeri.

" Raya, saat ini aku tidak sedang mengajakmu bernegosiasi. Kau telah sepakat untuk mengikuti keinginanku.. Maka lakukan apa yang aku perintahkan "

" Tapi pak... "

" Tidak ada tapi Raya, aku ingin jam istirahat kau temui aku di gudang atap.. " ujar Raka memotong perkataan yang ingin keluar dari mulut Raya. Kemudian berdiri melangkah keluar ruangan meninggalkan Raya yang masih diam berdiri di meja Raka.

Dada Raya rasanya sangat sesak. Dia begitu marah pada dirinya sendiri, dia merasa seperti menjadi ******* murahan yang menjajakan dirinya ke para hidung belang. Tanpa terasa air matanya mengaliri pipi Raya, dengan kasar Raya hapus air mata itu.

Sudah kepalang tanggung, dia tidak bisa mundur lagi. Keselamatan ibunya menjadi taruhan, dia tidak mungkin membiarkan ibunya menahan sakit lebih lama tanpa pengobatan.

Terpopuler

Comments

Wakhidah Dani

Wakhidah Dani

bangke si raka, kaya gitu jgn jdi guru Napa? bikin citra guru jelek aja

2022-01-11

0

atmaranii

atmaranii

knp raya mati stju sih ma ksepakatannya

2021-09-28

1

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

Guru cabul..begitu murah nya kah harga diri seseorang ..hanya kerna obsesi ingin memiliki dgn cara yg slh. tanpa fkir akan perasaan org..

2021-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Raya Talita Zarra
2 Menemukanmu lagi!
3 Tertangkap
4 Kesepakatan
5 Menjadi Budak
6 Bimbang
7 Gudang Atap
8 Rumah Sakit
9 Bertemu Dokter Tampan
10 Pintu Ajaib
11 Kelas Memasak
12 Rindu Memeluk
13 Anak Kucing
14 Apartemen
15 Anastasia Laurent
16 Gadis Sexy
17 Dokter Kevin
18 Mansion Della Liberta
19 Menjelang Acara Amal
20 Acara Amal
21 Sex in the kitchen
22 Arti Sahabat
23 Dua Predator
24 Manuver
25 Manuver Jilid Dua
26 Tentang Rasa
27 Tentang Rasa 2
28 Rencana Josh Laurent
29 Mulai Terbuka
30 Makhluk Astral
31 Eksekusi Rencana
32 Menjadi Target
33 Mencoba Menggapai
34 Penghiburan
35 Penghiburan 2
36 Konferensi Pers
37 Headline News
38 Musuh dalam Selimut
39 Rencana Raya
40 Kembali
41 Siasat
42 Parasite
43 Remote Pintu Ajaib
44 Bad Day
45 Rencana Menikah
46 Keluarga Fernando
47 Keluarga Fernando 2
48 Taktik Kotor Anastasia
49 Holiday Ekspress
50 Penyerahan
51 Restu Ibu
52 Kelulusan
53 Melepas Jaring
54 Awal Petaka
55 Petaka Beruntun
56 Terekam
57 Mencari
58 Bersembunyi
59 Malaikat Penjaga
60 Konferensi pers Anastasia
61 Bad Dream
62 Lembaran Baru
63 Memulai Misi
64 Dua Penyamun
65 Kejutan Ken
66 Mengatur Strategi
67 Hudson
68 Penangkapan Josh
69 Terungkap
70 Kebenaran Sandi
71 Akhir Josh Laurent
72 Musim Semi Raka dan Raya.
73 Bonus Chapter
74 Final (Wedding's Day)
75 Pengumuman
76 PENGUMUMAN PART 2
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Raya Talita Zarra
2
Menemukanmu lagi!
3
Tertangkap
4
Kesepakatan
5
Menjadi Budak
6
Bimbang
7
Gudang Atap
8
Rumah Sakit
9
Bertemu Dokter Tampan
10
Pintu Ajaib
11
Kelas Memasak
12
Rindu Memeluk
13
Anak Kucing
14
Apartemen
15
Anastasia Laurent
16
Gadis Sexy
17
Dokter Kevin
18
Mansion Della Liberta
19
Menjelang Acara Amal
20
Acara Amal
21
Sex in the kitchen
22
Arti Sahabat
23
Dua Predator
24
Manuver
25
Manuver Jilid Dua
26
Tentang Rasa
27
Tentang Rasa 2
28
Rencana Josh Laurent
29
Mulai Terbuka
30
Makhluk Astral
31
Eksekusi Rencana
32
Menjadi Target
33
Mencoba Menggapai
34
Penghiburan
35
Penghiburan 2
36
Konferensi Pers
37
Headline News
38
Musuh dalam Selimut
39
Rencana Raya
40
Kembali
41
Siasat
42
Parasite
43
Remote Pintu Ajaib
44
Bad Day
45
Rencana Menikah
46
Keluarga Fernando
47
Keluarga Fernando 2
48
Taktik Kotor Anastasia
49
Holiday Ekspress
50
Penyerahan
51
Restu Ibu
52
Kelulusan
53
Melepas Jaring
54
Awal Petaka
55
Petaka Beruntun
56
Terekam
57
Mencari
58
Bersembunyi
59
Malaikat Penjaga
60
Konferensi pers Anastasia
61
Bad Dream
62
Lembaran Baru
63
Memulai Misi
64
Dua Penyamun
65
Kejutan Ken
66
Mengatur Strategi
67
Hudson
68
Penangkapan Josh
69
Terungkap
70
Kebenaran Sandi
71
Akhir Josh Laurent
72
Musim Semi Raka dan Raya.
73
Bonus Chapter
74
Final (Wedding's Day)
75
Pengumuman
76
PENGUMUMAN PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!