Chapter 16 - Si Genius vs Si Berbakat

Pertandingan final ini disambut dengan sangat meriah, hal ini terlihat jelas saat Pengawas Astral membuka pertandingan ini dengan menyampaikan beberapa patah kata pada penonton. Arya tidak dapat menangkap apa yang ia katakan, ia terlalu tegang untuk bisa fokus mendengarkan apa yang dikatakan Astral. Sepertinya Astral hanya memberikan perkenalan kepada penonton tentang profil kedua finalis yang bertanding, Arya menduga hal ini dari nada bicaranya dan juga sorakan penonton yang terdengar sesaat setelah namanya atau Zayn disebutkan.

"Kedua Finalis dipersilahkan memasuki Arena"

Teriakan penonton pun semakin meriah, dan dengan kaki yang terasa sangat berat Arya melangkah kedalam arena. Dia melihat sekeliling arena dan mendapati banyak sekali penonton entah kenapa ia merasa penonton pada pertandingan ini jauh lebih banyak dari pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, tapi banyak beredar isu yang mengatakan para mantan Pemimpin Negara menyaksikan pertandingan ini.

Diantara teriakan penonton itu, Arya juga mendengar sorakan dari para Elementalist lainnya yang menonton pertandingan itu. Mereka bersorak untuk menyemangati dengan memanggil nama Arya dan Zayn, Arya bisa mendengar dengan jelas suara Elizabeth dan Timothy yang menyemangatinya dengan berapi-api.

"Ayo kak Arya kau pasti bisa, aku sayang padamu!!!"

"Ayo kalahkan dia Arya! Balaskan dendamku!!!"

"Hey! Bisakah kalian tenang sedikit? Gendang telingaku bisa pecah jika berada didekat kalian berdua"

Mendengar bentakan dari Kevin kepada Elizabeth dan Timothy membuat Arya tidak kuasa untuk menahan senyuman diwajahnya, lalu ia melihat lawan tandingnya, Zayn yang mengenakan perlengkapan pertandingannya yang berwarnya hitam. Ia menggunakan sebuah masker yang menyatu dengan pakaianya, ia benar-benar terlihat seperti seorang Assasin atau mungkin Ninja pikir Arya.

Mereka sampai ditengah arena tepat dihadapan Pengawas Astral, Zayn menatap Arya dengan tatapan bertanya. Lalu ia melepas masker yang menutupi hidung dan mulutnya, dengan wajah bingung ia pun bertanya.

"Bagaimana bisa seorang yang bahkan tidak mengetahui kemampuan lawannya tersenyum sebelum bertanding?"

"Apakah kau tidak pernah mendengar bahwa senyum itu adalah ibadah?" Arya balik bertanya.

"Mmm jadi ada yang seperti itu ya? Baguslah kalau begitu" jawabnya sambil tersenyum.

Entah kenapa Arya tidak mengatakan alasan sebenarnya ia tersenyum, ia hanya tidak ingin Zayn tahu bahwa ia gelisah. Karena jika hal itu diketahui, sama saja dia sudah kalah sebelum bertanding, tapi memang kenyataanya ia tidak mengetahui sedikitpun tentang kemampuan Zayn.

Jadi pada pertandingan ini yang harus ia lakukan adalah bertarung dengan semua yang ia punya dan menemukan cara menangani kemampuan Zayn secara langsung setelah melihat dan merasakan dengan tubuhnya sendiri.

"Saya tidak perlu memberitahukan peraturanya lagi bukan? Apakah kalian sudah siap?"

Zayn dengan cepat memasang maskernya lagi dan mengeluarkan senjatanya yang ia pasang dipinggang, inilah kali pertama Arya melihat senjata yang digunakan oleh Zayn. Dia menggunakan Dual Shuriken, dia memegang dua shuriken berukuran sedang dikedua tangannya, ia memutar kedua shuriken itu pada jari-jarinya dengan sangat cekatan. Arya juga dengan segera meraih gagang pedang yang ada dipinggang bagian belakangnya.

"Siap" ucap mereka berdua bersamaan.

"Pertandingan Final antara Arya Frost vs Zayn Black dimulai!!!"

-----------------------------<<>>-----------------------------

Mereka berdua sama-sama tidak bergerak untuk beberapa saat, Arya bisa merasakan kehati-hatian dari Zayn dan juga konsentrasi yang sangat tinggi dari tatapan matanya. Arya merasakan gerakan kecil yang dilakukan Zayn dengan segera ia mencabut pedangnya dan berdiri dengan kuda-kuda siap bertarung.

"Apa kau tidak akan menyerang lebih dulu?" tanya Zayn.

"Aku juga maunya seperti itu, tapi sepertinya melakukan hal itu tidak semudah mengucapkannya" jawab Arya.

"Kalau begitu biarkan aku yang menyerang terlebih dahulu"

Dengan sebuah gerakan kecil Zayn menghentakan kakinya ke tanah, pada awalnya Arya tidak menyadari apa yang terjadi. Ia tersadar setelah mendengar teriakan peringatan dari Timothy, tapi semuanya sudah terlambat. Bayangan dari Zayn sudah mengenai bayangan miliknya dan saat itu terjadi tiba-tiba semuanya gelap.

Arya tidak bisa merasakan apa-apa, tubuhnya seperti mati rasa. Ia juga tidak bisa melihat apa-apa semuanya gelap dan sunyi, mata miliknya tetap terbuka tapi ia tidak bisa melihat apa-apa ia berusaha mengusap matanya dengan tangan dan menoleh ke segala arah tapi tidak membuahkan hasil, lalu ia mendengar bisikan pelan Zayn ditelinganya.

"Loss of Senses"

Dengan cepat Arya menebas ke arah bisikan itu tapi ia tidak mengenai apapun, bisikan itu mulai terdengar kembali. Tapi rasanya sekarang bisikan itu seperti berbicara di kepala Arya.

"Ini adalah salah satu teknik milikku, teknik ini bisa melumpuhkan seluruh indera yang dimiliki oleh targetnya"

Tiba-tiba Arya merasakan hantaman keras pada perutnya, serangan itu membuat ia bertekuk lutut dan susah bernafas. Kemudian beberapa serangan mendarat ke tubuhnya lagi saat ia berusaha berdiri, dalam beberapa menit ia merasakan tubuhnya telah babak belur.

"Maaf Arya, mungkin teknik ini terlihat curang tapi inilah kemampuan milikku, bukankah sangat cocok dengan pekerjaan seorang Assasin?"

Arya terus berusaha berdiri sambil melindungi bagian-bagian vital dari tubuhnya, serangan dari Zayn tidak mengendor sedikit pun. Ia terus menyerang dengan diselangi bisikan-bisikan yang membuat kepala Arya terasa mau pecah.

"Menyerahlah, kau tidak akan bisa lepas dari teknik ini. Apakah kau mau menyerah?"

Arya dengan nafas berat menggelengkan kepalanya.

"Sayang sekali, tapi ini sudah berakhir"

Arya menahan sebuah tendangan yang diarahkan Zayn ke kepalanya, ia memegang pergelangan kaki Zayn dengan tangan kanannya. Dengan sangat sigap Zayn segera menjauh setelah menyadari kakinya diselimuti es, Arya berdiri dengan dikelilingi udara dingin. Dia menghembuskan nafas panjang yang membuat ia semakin dikelilingi oleh kabut tersebut.

"Bagaimana bisa kau?" tanya Zayn.

"Terima kasih karena kau telah memberi ku waktu untuk terlepas dari teknik itu " jawab Arya sambil berbalik badan.

"Tidak kusangka kau akan mematahkan jari kelingkingmu" ucap Zayn tidak percaya.

Jari kelingking milik Arya bergelantung lemah setelah Arya menekuknya dengan sangat kuat agar ia bisa terlepas dari teknik milik Zayn, jari itu sekarang berwarna biru dan membengkak. Rasanya memang sakit tapi itu sepadan dengan hasil yang ia dapatkan, seketika ia mendengar sorakan meriah dari para penonton. Dia juga bisa mendengar dengan jelas teriakan semangat Timothy setelah melihat dirinya berhasil lepas dari kendali Zayn.

"Sebaiknya kau tidak berencana mengendalikan ku lagi Zayn" celetuk Arya tiba-tiba.

"Mmm?"

"Bayangan mu sudah siap berada dibelakangku kan? Maaf tapi hal itu tidak akan berhasil lagi karena aku sudah membekukan semua saraf indera yang aku miliki" ujar Arya sambil menempelkan jembol miliknya di dahi.

"Wah-wah sepertinya ini bukan situasi yang baik" balas Zayn sambil merendahkan tubuhnya dengan sikap siaga.

Dengan cepat Arya menghentakan kakinya ke tanah, dari hentakan itu muncul es dengan ujung runcing yang mengarah ke arah Zayn, Zayn segera berusaha menghindar tetapi serangan itu terlalu cepat. Serangan itu terpecah menjadi dua bagian dan mengelilingi Zayn dan pada akhirnya membuat sebuah dinding es yang memenjara Zayn.

"Tidak akan ku biarkan kau lari" kata Arya pelan.

Arya meloncati dinding itu dan mengayunkan pedang dengan sangat cepat ke arah kepala Zayn, Zayn menahan serangan itu dengan shuriken yang ada di kedua tangannya, Zayn segera melompat menjauh dan melemparkan kedua shurikennya ke arah Arya. Arya menghindari kedua shuriken itu dan tetap mengincar tubuh Zayn dengan pedangnya, tapi tepat sebelum Arya mengenai tubuh Zayn ia terpaksa merunduk karena kedua shuriken milikn Zayn kembali ke arahnya.

"Bagaimana bisa......"

Sebelum Arya menyelesaikan kata-katanya Zayn segera melemparkan satu shuriken ke arahnya, Arya menghindarinya dengan satu langkah kecil tapi tiba-tiba ia menyadari bukan hanya satu shuriken yang mengarah padanya, Zayn tidak membiarkan Arya berpikir ia langsung menerjang ke arah Arya dan disitulah Arya melihat empat sosok Zayn mengarah ke arahnya bersamaan dari empat arah yang berbeda.

Mereka berempat menerjang dan menggores Arya dengan senjata mereka, mereka menangkap shuriken yang mereka lemparkan ke satu sama lain. Arya berada ditengah-tengah keempat Zayn tanpa bisa bergerak ia merasa seperti terikat oleh sesuatu.

"Shadow Clones" ucap Zayn.

Arya berusaha memberontak, lalu ia mengeluarkan hawa dingin dari tubuhnya dan disitulah ia melihat badanya sudah terikat benang-benang dari shuriken milik Zayn.

"Sepertinya kau telat untuk menyadarinya, tapi asal kau tahu benang itu terbuat dari bahan yang sangat kuat dan tidak bisa putus dengan mudah. Dan jika aku menarik benang ini maka ia akan membelit tubuh mu sampai hancur, jadi maukah kau menyerah?"

"Tidak akan" balas Arya dengan lantang.

"Kalau begitu sampai jumpa" ujar Zayn sambil menarik benangnya dengan sekuat tenaga.

Tubuh Arya terbelit dan hancur, tapi tiba-tiba kabut putih muncul saat tubuhnya tercerai berai. Zayn yang melihat itu memicingkan matanya, lalu tiba-tiba terdengar suara dari atas dinding es.

"Mungkin aku tidak bisa membuat banyak, tapi bukan hanya kau yang bisa bisa membuat klon" teriak Arya dari atas dinding.

Seketika sorakan dan tepukan meriah dari para penonton semakin menjadi-jadi, Arya menepukan kedua tangannya dan membuat dinding es itu semakin dekat. Keempat Zayn yang berada di dalam dinding itu semakin terhimpit dan akan remuk jika tidak segera keluar dari sana.

Arya dengan cepat menyadarinya dan segera melompat dari dinding es itu, betul saja ketika Arya baru saja melompat Zayn menghancurkan dinding es itu dengan melemparakan kedua shurikenya ke segala arah sambil mengarahkannya dengan benang. Setelah semua es itu hancur dia segera melesat ke arah Arya dengan mengarah kedua shuriken ke arah leher Arya.

Dengan cekatan Arya memundurkan kepalanya dan melayang tendangan yang tepat mengenai perut dari Zayn, belum selesai Arya dengan cepat membanting Zayn ke lantai dan melakukan kuncian lengan terhadap Zayn. Zayn tidak tinggal diam dia melemparkan shuriken ke arah kepala Arya sehingga Arya terpaksa melepas kunciannya.

Zayn memegangi lengan yang baru saja dikunci oleh Arya, Arya kembali mencabut pedang dari sarungnya.

"Hey Zayn, kau bilang kau sudah dilatih teknik Assasin sejak kecil bukan? Akan ku tunjukan sebuah teknik membunuh yang pernah aku baca" ujar Arya sambil tersenyum.

"Sungguh? Aku tidak sabar melihatnya" jawab Zayn sambil meringis.

"Offshoot Step"

Arya melangkah mengelilingi Zayn dengan pelan, ia melangkah dengan irama yang sama. Seperti yang ia baca dari buku, dan kalau berhasil maka Zayn akan melihat Arya dengan jumlah banyak yang berjalan mengelilingi dirinya, Arya menyadari teknik itu berhasil saat melihat tatapan terkejut dari Zayn. Lalu ia menenangkan dirinya dan menunggu waktu yang tepat.

Ia mulai menyelinap ke belakang Zayn dan menghantamkan dua ayunan pedang kepada kedua lutut Zayn sehingga membuat Zayn bertekuk lutut, ia berputar kehadapan Zayn dan menghantamkan gagang pedang miliknya ke arah dagu Zayn. Zayn pun terlempar ke udara, belum selesasi Arya meluncurkan tendangan atas dengan kaki kananya yang juga mengenai dagu dari Zayn.

Serangan telak itu membuat Zayn terkapar di lantai, Arya dengan waspada tetap memperhatikan Zayn dengan teliti. Ia terduduk di lantai lalu melepas maskernya dan meludahkan darah dari mulutnya.

"Kau benar-benar kuat Arya" ujar Zayn sambil tersenyum

"Kau juga" balas Arya dengan sopan.

"Aku akan serius melawan mu, jadi aku harap kau juga serius" kata Zayn.

Tiba-tiba dari bayangan Arya muncul dua klon bayangan milik Zayn, Arya telat menyadari hal tersebut karena konsentrasinya buyar akibat berbicara dengan Zayn. Kedua klon itu mengikatkan benang di kedua pergelangan tangan Arya, dan menariknya menjauh sehingga Arya berdiri dengan kedua tangan tertarik ke kiri dan ke kanan. Dia tidak bisa bergerak. Lalu satu klon lagi muncul dari belakang Zayn.

"Ini akan menjadi serangan terakhir" ucap Zayn.

Lalu klon tersebut melemparkan Zayn ke udara, ia melayang tinggi diudara lalu aura kegelapan menyelimuti tubuhnya. Dia menyatukan kedua tangannya yang memegang shuriken diatas kepala, lalu mengarahkannya kepada Arya. Ia pun memulai berputar, sehingga serangan itu terlihat seperti sebuah tornado hitam berujung runcing.

"Lawan aku dengan serius Arya, ini adalah serangan terakhir ku, Black Tornado!" teriak Zayn.

Melihat serangan dahsyat yang mengarah padanya, Arya membuang nafas panjang. Dengan seketika benang yang melilit kedua pergelangan tangannya itu membeku, es itu terus mengalir sampai pada klon yang memegangnya, seluruh tubuh kedua klon itu membeku. Arya menarik kedua tanganya dan mengancurkan benang itu beserta kedua klon tersebut, setelah menghancurkan kedua klon Zayn ia mengangkat pedangnya diatas kepala.

Ia memegang pedang itu dengan kedua tanganya, dia menggeser sedikit kakinya dan secara tiba-tiba es menyelubungi kakinya dan membuatnya terlihat seperti menggunakan sepatu dari es. Ia sengaja melakukan hal tersebut untuk memperkuat pijakan kakinya, lalu dia mengendalikan pernafasan dengan tenang dan tepat sebelum serangan mengenai dirinya ia mengayunkan pedangnya kearah depan.

Seketika Black Tornado milik Zayn terhenti, dari ayunan pedang Arya muncul bongkahan es besar yang mengunci kedua lengan Zayn. Bongkahan es itu terbelah akibat Black Tornado milik Zayn tapi serangan itu sangat kuat sampai bisa menghentikan serangan Zayn dan juga menggetarkan arena pertandingan, bongkahan es itu memanjang terus sampai dinding arena.

Zayn tidak bisa bergerak karena kedua lengannya beku akibat serangan itu, sehingga membuatnya menggelantung diudara terlihat seperti orang yang disalib. Arya melihat Zayn dengan tatapan serius. Lalu ia memasukan kembali pedangnya ke sarung dan memasang posisi seakan-akan ingin mencabutnya, ia merendahkan badannya, dengan tangan kanan memegang gagang pedang miliknya. Dia menatap dengan tajam.

"Kau bilang ingin bertarung dengan serius kan? Baiklah, aku tidak menyangkan akan menggunakan teknik ini. teknik ini mungkin memang belum sempurna tapi aku sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk membalas perasaan mu itu"

Lalu Arya menarik nafas panjang.

"Teknik Pedang Aliran Perguruan Shu, Kamaitachi"

Setelah mengatakan itu, tubuh Arya tiba-tiba menghilang. Tubuhnya terlihat lagi diujung arena bersebelahan dengan dinding arena, ia melakukan tebasan dari depan tubuh Zayn hingga dinding arena. Saat ini ia berdiri diapit oleh dua bongkahan es yang ia keluarkan sebelumnya, dia tidak bergerak pose tubuhnya masih seperti orang yang baru saja menayunkan pedang. Lalu setelah beberapa saat ia memutar pedangnya dan memasukan dengan perlahan kesarungnya.

Tepat saat seluruh bagian pedang memasuki sarungnya seketika arena bergetar, muncul angin kencang disekitar arena yang membuat kaca pelindung arena pecah berantakan. Lalu tiba-tiba pada area yang dia lewati saat melakukan tebasan bermunculan banyak sekali bekas tebasan yang tidak terhitung jumlahnya, bahkan kedua bongkahan es besar yang membekukan lengan Zayn hancur menjadi serpihan kecl-kecil. Langit-langit dan juga lantai tidak luput terkena dampak serangan itu.

Bisa dibilang serangan itu menghancurkan hampir 50% dari arena pertandingan, tubuh Zayn yang berada di area yang dilewati Kamaitachi terhentak-hentak beberapa kali di udara seperti terkena serang bertubi-tubi yang tidak terhitung jumlahnya, saat dampak serangan itu berakhir tubuh Zayn pun terjatuh ke lantai. Tapi bukan hanya dia yang terjatuh ke lantai, sang pemilik teknik pun ikut tumbang. Arya terjatuh setelah mengacungkan tangannya ke udara untuk menandakan kemenangannya.

-----------------------------<<>>-----------------------------

"Aku tidak percaya si Bodoh itu mengajarkan kepada Arya teknik itu!" teriak Bianchi kesal.

"Hey, bisakah kau tidak berteriak di dekat terlingaku" balas Astral.

Astral dan Bianchi berada di tribun Pengawas Ujian, tersisa mereka berdua ditempat itu karena delapan Pengawas lainnya bergegas untuk memeriksa keadaan Arya, Zayn, dan juga para penonton. Astral dan Bianchi tidak ikut karena ingin memeriksa rekaman ulang Kamaitachi milik Arya.

"Hey Gio? Jawab aku, bagaimana Arya bisa melakukan teknik itu jika bukan dia yang mengajarkannya?"tanya Bianchi tidak sabaran.

"Tenangkan dirimu Bianchi"

"Bagaimana mungkin aku bisa tenang? Teknik itu terlalu berbahaya dan mempunyai resiko tinggi, akh......aku kesal!!!" ucap Bianchi sambil mengacak-acak rambutnya

"Sepertinya dia tidak mengajarkan teknik ini pada Arya" timpal Astral pelan.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" tanya Bianchi.

"Teknik ini belum sempurna"

"Lalu? Dari mana Arya bisa mengetahui teknik itu?"

"Entahlah aku juga tidak tahu, tapi aku menemukan sesuatu yang menarik dari pertandingan ini"

"Mmm....? Apa itu?"

"Ternyata orang genius itu belum tentu bisa mengalahkan orang yang berbakat"

Terpopuler

Comments

Tee

Tee

geludnya bagus, tapi sayang, banyak bet asspull-nya. Setidaknya kasih 1 foreshadowing untuk setiap serangan baru dari MC.

2023-07-20

1

In

In

teknik.a Killua kah?

2022-10-06

1

John Singgih

John Singgih

betul banget pak astral

2021-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Prolog 0,5
3 Chapter 01 - Elemental City
4 Chapter 02 - Keluarga Angkat
5 Chapter 03 - Pertemuan Pertama
6 Chapter 04 - Panggilan Pusat
7 Chapter 05 - Orang-Orang yang Telah Ditakdirkan
8 Chapter 06 - Kesepuluh Pengawas Ujian
9 Chapter 07 - Pelatihan Dimulai!!!
10 Chapter 08 - Si Putri Malu
11 Chapter 09 - Pengesahan dan Persiapan
12 Chapter 10 - Survive
13 Chapter 11 - Akhir Babak Pertama
14 Chapter 12 - Es vs Cahaya
15 Chapter 13 - Bentrok
16 Chapter 14 - Perbedaan Nasib
17 Chapter 15 - Sebelum Final
18 Chapter 16 - Si Genius vs Si Berbakat
19 Chapter 17 - Pelantikan
20 Chapter 18 - Kenyataan yang Harus Diterima
21 Chapter 19 - Misi Rahasia
22 Chapter 20 - Pertunangan
23 Chapter 21 - Ksatria Pentagram
24 Chapter 22 - Tarian Semanggi Berdaun Tiga
25 Chapter 23 - Kisah Tiga Saudari
26 Chapter 24 - Sang Penjaga Pohon Suci
27 Chapter 25 - Identitas
28 Chapter 26 - Stupid Date
29 Chapter 27 - Tamu Tak Diundang
30 Chapter 28 - Pride Sins
31 Chapter 29 - Pertempuran Fairy Forest
32 Chapter 30 - Reward
33 Chapter 31 - Melanjutkan Perjalanan
34 Chapter 32 - Hewan, Ramuan, dan Bahan
35 Chapter 33 - Polarian
36 Chapter 34 - Dungeon
37 Chapter 35 - Voreia Poles
38 Chapter 36 - Terpisah
39 Chapter 37 - Balas Budi
40 Chapter 38 - Tragedi
41 Chapter 39 - Permintaan
42 Chapter 40 - Mandalika
43 Chapter 41 - Murid Kejutan
44 Chapter 42 - Panggilan Konyol
45 Chapter 43 - Waktunya Perburuan
46 Chapter 44 - U.P
47 Chapter 45 - Axel & Ayra
48 Chapter 46 - Duo Battle Festival
49 Chapter 47 - Bintang Baru
50 Chapter 48 - Benang Merah Muda
51 Chapter 49 - Mole Pathway
52 Chapter 50 - Gadis Menyebalkan
53 Chapter 51 - Winter Hollow
54 Chapter 52 - Kucing dan Rubah
55 Chapter 53 - Soul Reader
56 Chapter 54 - Trio
57 Chapter 55 - Kelabang Ungu Raksasa
58 Chapter 56 - Orange Witch
59 Chapter 57 - Kontrak
60 Chapter 58 - Frostbite
61 Chapter 59 - Pendapat
62 Chapter 60 - Masalah Baru
63 Chapter 61 – Ahli
64 Chapter 62 – Atribut Terakhir
65 Chapter 63 - Sinkronisasi
66 Chapter 64 - Tetua Klan Naga
67 Chapter 65 - Vilhelm
68 Chapter 66 - Peninggalan
69 Chapter 67 - Kelemahan Selena
70 Chapter 68 - Astrid Fire Baths
71 Chapter 69 - Teknik Baru
72 Chapter 70 - Penguji Veteran
73 Chapter 71 - Ayunan Pedang Tunggal
74 Chapter 72 - Wujud Naga
75 Chapter 73 - Sudah Kubilang
76 Chapter 74 - Nasihat
77 Chapter 75 - Mysterious Voices
78 Chapter 76 - Drakenkoningin
79 Chapter 77 - Safira
80 Chapter 78 - Julukan
81 Chapter 79 - Alalea Tiba
82 Chapter 80 - Menepati Janji
83 Chapter 81 - Get Around
84 Chapter 82 - Di Bawah Pohon Kasturi
85 Chapter 83 - Melodi Sendu
86 Chapter 84 - S.O.S
87 Chapter 85 - Kapal Hantu
88 Chapter 86 - Penghuni Lautan Hitam
89 Chapter 87 - Imp Family
90 Chapter 88 - Jihyeui Cheongso
91 Chapter 89 - I Hate Them
92 Chapter 90 - Sektor Birahi
93 Chapter 91 - Kebetulan
94 Chapter 92 - Fakta Menarik
95 Chapter 93 - Minum
96 Chapter 94 - Gejolak
97 Chapter 95 - Red Witch
98 Chapter 96 - Saling Percaya
99 Chapter 97 - Rival
100 Chapter 98 - Kebangkitan Mode Servant
101 Chapter 99 - Tepes War
102 Chapter 100 - Au Revoir
103 Year-End Goal (Bakal Dihapus)
104 Chapter 101 - Oldest Demon
105 Chapter 102 - Biru dan Merah
106 Chapter 103 - Kontrol Diri
107 Chapter 104 - Sepuluh Lusin
108 Chapter 105 - Asal Bicara
109 Chapter 106 - Lunge
110 Chapter 107 - Kesalahpahaman
111 Chapter 108 - Mythical Werebeast
112 Chapter 109 - Dark Side Situation
113 Chapter 110 - Nyanko Kyōdai
114 Chapter 111 - Hobi Aneh
115 Chapter 112 - Bermain
116 Chapter 113 - Fallen
117 Episode 114 - Dasar Jurang
118 Chapter 115 - Kizuna
119 Chapter 116 - Desa Tersembunyi
120 Chapter 117 - Melacak
121 Chapter 118 - Gundah
122 Chapter 119 - Plan
123 Chapter 120 - Tagih
124 Chapter 121 - Senbonzakura
125 Chapter 122 - Zirah Hewan Buas
126 Chapter 123 - Red Smoke
127 Chapter 124 - Jack Frost
128 Chapter 125 - Come Back to Me
129 Chapter 126 - Kecewa
130 Chapter 127 - Pulih
131 Chapter 128 - Tiga Selir
132 Chapter 129 - Gagal Mengakui
133 Chapter 130 - Liburan
134 Chapter 131 - Missing
135 Chapter 132 - Sepuluh Tahun Lalu
136 Chapter 133 - Amira
137 Chapter 134 - Amira II
138 Chapter 135 - Amira III
139 Chapter 136 - Badai Mendekat
140 Chapter 137 - Rage
141 Chapter 138 - Hancur
142 Chapter 139 - You Know I Can't
143 Episode 140 - Ketahuan
144 Chapter 141 - Psychiatric Hospital
145 Chapter 142 - Lagu mu Untuk ku
146 Chapter 143 - My Song for You
147 Chapter 144 - Tanpa Tipe
148 Chapter 145 - Serba Salah
149 Chapter 146 - Berangkat ke Magihavoc
150 Chapter 147 - Dozemary Lake
151 Chapter 148 - Ujian Masuk
152 Chapter 149 - Offer
153 Chapter 150 - Choice
154 Chapter 151 - Licik
155 Chapter 152 - White vs Merlin
156 Chapter 153 - Rahasia Gigi
157 Chapter 154 - Kejutan
158 Chapter 155 - Hubungan
159 Chapter 156 - Five Great Academy
160 Chapter 157 - Taruhan
161 Chapter 158 - Ban
162 Chapter 159 - Roommate
163 Chapter 160 - Pesan Sang Kakak
164 Chapter 161 - Gathering
165 Chapter 162 - The Figment Squadron
166 Chapter 163 - Bakat Mengajar
167 Chapter 164 - Yellow Witch
168 Chapter 165 - Divina Academy Selection
169 Chapter 166 - Wakil
170 Chapter 167 - Pesta Dansa
171 Chapter 168 - Sindrom Bintang Jatuh
172 Chapter 169 - Lima Menit Pembukaan
173 Chapter 170 - Madam of Corpses and Box Prince
174 Chapter 171 - Eleanor
175 Chapter 172 - Life Drain
176 Chapter 173 - Clam Up
177 Chapter 174 - Sihir Kuno
178 Chapter 175 - Kelima Abdi
179 Chapter 176 - Green Witch
180 Chapter 177 - Intens
181 Chapter 178 - Escape
182 Episode 179 - Persea dan Asal Usul Penyihir Hijau
183 Chapter 180 - Dampak
184 Chapter 181 - Hibernasi
185 Chapter 182 - Moment
186 Chapter 183 - Lelaki Tulen
187 Chapter 184 - Regu Ekspedisi Atlantos
188 Chapter 185 - Arun Jeram
189 Chapter 186 - Save The Courier
190 Chapter 187 - Bernafas Dalam Air?
191 Chapter 188 - Diterima
192 Chapter 189 - Sea Faction
193 Chapter 190 - Kondisi Khusus
194 Chapter 191 - Reality
195 Chapter 192 - Wanio vs Arya
196 Chapter 193 - Perubahan Sikap
197 Chapter 194 - Traitor
198 Chapter 195 - Fungsi Tamatebako
199 Chapter 196 - Kemunculan Pusaka Lainnya
200 Chapter 197 - Blue Witch
201 Chapter 198 - Help Arrived
202 Chapter 199 - Berbagi Kesedihan
203 Chapter 200 - Master
204 Chapter 201 - Seperating Enemies
205 Chapter 202 - Kemenangan
206 Chapter 203 - Impian Diondra
207 Chapter 204 - Pink
208 Chapter 205 - Fifth Daughter
209 Chapter 206 - Reiko
210 Chapter 207 - Big Scheme
211 Chapter 208 - Uluran Tangan
212 Chapter 209 - False Vanguard
213 Chapter 210 - Hanguk
214 Chapter 211 - Golden Bullet
215 Chapter 212 - Teddy Bear
216 Chapter 213 - Proyek Rahasia
217 Chapter 214 - Suaraku
218 Chapter 215 - Tekad Ali
219 Chapter 216 - Metal Elementalist Goal
220 Chapter 217 - Julius Caesar
221 Chapter 218 - Veni Vedi Vici
222 Chapter 219 - Kejar
223 Chapter 220 - Almost
224 Chapter 221 - Dalang Kejadian Whitechapel dan Pemburu Wanita Dalam Legenda
225 Chapter 222 - Wakiya Ronin Mode
226 Chapter 223 - Cara Keluar
227 Chapter 224 - Gatekeeper
228 Chapter 225 - Ringkasan
229 Chapter 226 - Switch
230 Chapter 227 - Musuh Tidak Terduga
231 Chapter 228 - Who Are You?
232 Chapter 229 - Crystal And Wind
233 Chapter 230 - Lord
234 Chapter 231 - Kabar Buruk
235 Chapter 232 - Coup D'etat
236 Chapter 233 - Pengecut Bernama Manusia
237 Chapter 234 - Terungkap
238 Chapter 235 - Departure
239 Chapter 236 - Reuni Nista
240 Chapter 237 - Merelakan Segalanya
241 Chapter 238 - Break Through
242 Chapter 239 - Siap Mati
243 Chapter 240 - Tenka Goken
244 Chapter 241 - Pengawal Pribadi
245 Chapter 242 - Nasution Request
246 Chapter 243 - Janji Pasta
247 Chapter 244 - Her True Feeling
248 Chapter 245 - Elemental City Has Fallen
249 Chapter 246 - Doa
250 Chapter 247 - Topan Setelah Badai
251 Chapter 248 - Louis Frost
252 Chapter 249 - Dissent
253 Chapter 250 - Munafik
254 Chapter 251 - Sumpah Hidup-Mati
255 Chapter 252 - Ichiban no Takaramono
256 Chapter 253 - Permulaan
257 Chapter 254 - Show Off
258 Chapter 255 - Pewaris
259 Chapter 256 - Intuisi Orion
260 Chapter 257 - Fatum Bergerak
261 Chapter 258 - Sasageyo
262 Chapter 259 - Invigilator
263 Chapter 260 - Invigilator II
264 Chapter 261 - Invigilator III
265 Chapter 262 - Ancaman
266 Chapter 263 - DLBK
267 Chapter 264 - Target
268 Chapter 265 - Satu Tujuan
269 Chapter 266 - Overwhelmed
270 Chapter 267 - Kesetiaan
271 Chapter 268 - Corrosion
272 Chapter 269 - Patah
273 Chapter 270 - Reason
274 Chapter 271 - Ketemu
275 Chapter 272 - Nothing
276 Chapter 273 - Ungkap
277 Chapter 274 - Ace
278 Chapter 275 - Titipan
279 Chapter 276 - Perfect Artificial Elementalist
280 Chapter 277 - Clairvoyance
281 Chapter 278 - Saran
282 Chapter 279 - Everything
283 Chapter 280 - Lost
284 Chapter 281 - Genting
285 Chapter 282 - Karma
286 Chapter 283 - Rencana Terakhir
287 Chapter 284 - An Eye for An Eye
288 Chapter 285 - Pindah Tangan
289 Chapter 286 - Marah
290 Chapter 287 - Santo Espada
291 Chapter 288 - Unbeatable
292 Chapter 289 - Titah
293 Chapter 290 - Winner
294 Chapter 291 - Gerbang Dimensi
295 Chapter 292 - Farewell
296 Chapter 293 - Pasca
297 Chapter 294 - Sayonara
298 Chapter 295 - Deal
299 Chapter 296 - Mahaguru
300 Chapter 297 - Stranger Things
301 Chapter 298 - Nil
302 Chapter 299 - Harapan dan Impian
303 Chapter 300 - Aitakatta (End)
Episodes

Updated 303 Episodes

1
Prolog
2
Prolog 0,5
3
Chapter 01 - Elemental City
4
Chapter 02 - Keluarga Angkat
5
Chapter 03 - Pertemuan Pertama
6
Chapter 04 - Panggilan Pusat
7
Chapter 05 - Orang-Orang yang Telah Ditakdirkan
8
Chapter 06 - Kesepuluh Pengawas Ujian
9
Chapter 07 - Pelatihan Dimulai!!!
10
Chapter 08 - Si Putri Malu
11
Chapter 09 - Pengesahan dan Persiapan
12
Chapter 10 - Survive
13
Chapter 11 - Akhir Babak Pertama
14
Chapter 12 - Es vs Cahaya
15
Chapter 13 - Bentrok
16
Chapter 14 - Perbedaan Nasib
17
Chapter 15 - Sebelum Final
18
Chapter 16 - Si Genius vs Si Berbakat
19
Chapter 17 - Pelantikan
20
Chapter 18 - Kenyataan yang Harus Diterima
21
Chapter 19 - Misi Rahasia
22
Chapter 20 - Pertunangan
23
Chapter 21 - Ksatria Pentagram
24
Chapter 22 - Tarian Semanggi Berdaun Tiga
25
Chapter 23 - Kisah Tiga Saudari
26
Chapter 24 - Sang Penjaga Pohon Suci
27
Chapter 25 - Identitas
28
Chapter 26 - Stupid Date
29
Chapter 27 - Tamu Tak Diundang
30
Chapter 28 - Pride Sins
31
Chapter 29 - Pertempuran Fairy Forest
32
Chapter 30 - Reward
33
Chapter 31 - Melanjutkan Perjalanan
34
Chapter 32 - Hewan, Ramuan, dan Bahan
35
Chapter 33 - Polarian
36
Chapter 34 - Dungeon
37
Chapter 35 - Voreia Poles
38
Chapter 36 - Terpisah
39
Chapter 37 - Balas Budi
40
Chapter 38 - Tragedi
41
Chapter 39 - Permintaan
42
Chapter 40 - Mandalika
43
Chapter 41 - Murid Kejutan
44
Chapter 42 - Panggilan Konyol
45
Chapter 43 - Waktunya Perburuan
46
Chapter 44 - U.P
47
Chapter 45 - Axel & Ayra
48
Chapter 46 - Duo Battle Festival
49
Chapter 47 - Bintang Baru
50
Chapter 48 - Benang Merah Muda
51
Chapter 49 - Mole Pathway
52
Chapter 50 - Gadis Menyebalkan
53
Chapter 51 - Winter Hollow
54
Chapter 52 - Kucing dan Rubah
55
Chapter 53 - Soul Reader
56
Chapter 54 - Trio
57
Chapter 55 - Kelabang Ungu Raksasa
58
Chapter 56 - Orange Witch
59
Chapter 57 - Kontrak
60
Chapter 58 - Frostbite
61
Chapter 59 - Pendapat
62
Chapter 60 - Masalah Baru
63
Chapter 61 – Ahli
64
Chapter 62 – Atribut Terakhir
65
Chapter 63 - Sinkronisasi
66
Chapter 64 - Tetua Klan Naga
67
Chapter 65 - Vilhelm
68
Chapter 66 - Peninggalan
69
Chapter 67 - Kelemahan Selena
70
Chapter 68 - Astrid Fire Baths
71
Chapter 69 - Teknik Baru
72
Chapter 70 - Penguji Veteran
73
Chapter 71 - Ayunan Pedang Tunggal
74
Chapter 72 - Wujud Naga
75
Chapter 73 - Sudah Kubilang
76
Chapter 74 - Nasihat
77
Chapter 75 - Mysterious Voices
78
Chapter 76 - Drakenkoningin
79
Chapter 77 - Safira
80
Chapter 78 - Julukan
81
Chapter 79 - Alalea Tiba
82
Chapter 80 - Menepati Janji
83
Chapter 81 - Get Around
84
Chapter 82 - Di Bawah Pohon Kasturi
85
Chapter 83 - Melodi Sendu
86
Chapter 84 - S.O.S
87
Chapter 85 - Kapal Hantu
88
Chapter 86 - Penghuni Lautan Hitam
89
Chapter 87 - Imp Family
90
Chapter 88 - Jihyeui Cheongso
91
Chapter 89 - I Hate Them
92
Chapter 90 - Sektor Birahi
93
Chapter 91 - Kebetulan
94
Chapter 92 - Fakta Menarik
95
Chapter 93 - Minum
96
Chapter 94 - Gejolak
97
Chapter 95 - Red Witch
98
Chapter 96 - Saling Percaya
99
Chapter 97 - Rival
100
Chapter 98 - Kebangkitan Mode Servant
101
Chapter 99 - Tepes War
102
Chapter 100 - Au Revoir
103
Year-End Goal (Bakal Dihapus)
104
Chapter 101 - Oldest Demon
105
Chapter 102 - Biru dan Merah
106
Chapter 103 - Kontrol Diri
107
Chapter 104 - Sepuluh Lusin
108
Chapter 105 - Asal Bicara
109
Chapter 106 - Lunge
110
Chapter 107 - Kesalahpahaman
111
Chapter 108 - Mythical Werebeast
112
Chapter 109 - Dark Side Situation
113
Chapter 110 - Nyanko Kyōdai
114
Chapter 111 - Hobi Aneh
115
Chapter 112 - Bermain
116
Chapter 113 - Fallen
117
Episode 114 - Dasar Jurang
118
Chapter 115 - Kizuna
119
Chapter 116 - Desa Tersembunyi
120
Chapter 117 - Melacak
121
Chapter 118 - Gundah
122
Chapter 119 - Plan
123
Chapter 120 - Tagih
124
Chapter 121 - Senbonzakura
125
Chapter 122 - Zirah Hewan Buas
126
Chapter 123 - Red Smoke
127
Chapter 124 - Jack Frost
128
Chapter 125 - Come Back to Me
129
Chapter 126 - Kecewa
130
Chapter 127 - Pulih
131
Chapter 128 - Tiga Selir
132
Chapter 129 - Gagal Mengakui
133
Chapter 130 - Liburan
134
Chapter 131 - Missing
135
Chapter 132 - Sepuluh Tahun Lalu
136
Chapter 133 - Amira
137
Chapter 134 - Amira II
138
Chapter 135 - Amira III
139
Chapter 136 - Badai Mendekat
140
Chapter 137 - Rage
141
Chapter 138 - Hancur
142
Chapter 139 - You Know I Can't
143
Episode 140 - Ketahuan
144
Chapter 141 - Psychiatric Hospital
145
Chapter 142 - Lagu mu Untuk ku
146
Chapter 143 - My Song for You
147
Chapter 144 - Tanpa Tipe
148
Chapter 145 - Serba Salah
149
Chapter 146 - Berangkat ke Magihavoc
150
Chapter 147 - Dozemary Lake
151
Chapter 148 - Ujian Masuk
152
Chapter 149 - Offer
153
Chapter 150 - Choice
154
Chapter 151 - Licik
155
Chapter 152 - White vs Merlin
156
Chapter 153 - Rahasia Gigi
157
Chapter 154 - Kejutan
158
Chapter 155 - Hubungan
159
Chapter 156 - Five Great Academy
160
Chapter 157 - Taruhan
161
Chapter 158 - Ban
162
Chapter 159 - Roommate
163
Chapter 160 - Pesan Sang Kakak
164
Chapter 161 - Gathering
165
Chapter 162 - The Figment Squadron
166
Chapter 163 - Bakat Mengajar
167
Chapter 164 - Yellow Witch
168
Chapter 165 - Divina Academy Selection
169
Chapter 166 - Wakil
170
Chapter 167 - Pesta Dansa
171
Chapter 168 - Sindrom Bintang Jatuh
172
Chapter 169 - Lima Menit Pembukaan
173
Chapter 170 - Madam of Corpses and Box Prince
174
Chapter 171 - Eleanor
175
Chapter 172 - Life Drain
176
Chapter 173 - Clam Up
177
Chapter 174 - Sihir Kuno
178
Chapter 175 - Kelima Abdi
179
Chapter 176 - Green Witch
180
Chapter 177 - Intens
181
Chapter 178 - Escape
182
Episode 179 - Persea dan Asal Usul Penyihir Hijau
183
Chapter 180 - Dampak
184
Chapter 181 - Hibernasi
185
Chapter 182 - Moment
186
Chapter 183 - Lelaki Tulen
187
Chapter 184 - Regu Ekspedisi Atlantos
188
Chapter 185 - Arun Jeram
189
Chapter 186 - Save The Courier
190
Chapter 187 - Bernafas Dalam Air?
191
Chapter 188 - Diterima
192
Chapter 189 - Sea Faction
193
Chapter 190 - Kondisi Khusus
194
Chapter 191 - Reality
195
Chapter 192 - Wanio vs Arya
196
Chapter 193 - Perubahan Sikap
197
Chapter 194 - Traitor
198
Chapter 195 - Fungsi Tamatebako
199
Chapter 196 - Kemunculan Pusaka Lainnya
200
Chapter 197 - Blue Witch
201
Chapter 198 - Help Arrived
202
Chapter 199 - Berbagi Kesedihan
203
Chapter 200 - Master
204
Chapter 201 - Seperating Enemies
205
Chapter 202 - Kemenangan
206
Chapter 203 - Impian Diondra
207
Chapter 204 - Pink
208
Chapter 205 - Fifth Daughter
209
Chapter 206 - Reiko
210
Chapter 207 - Big Scheme
211
Chapter 208 - Uluran Tangan
212
Chapter 209 - False Vanguard
213
Chapter 210 - Hanguk
214
Chapter 211 - Golden Bullet
215
Chapter 212 - Teddy Bear
216
Chapter 213 - Proyek Rahasia
217
Chapter 214 - Suaraku
218
Chapter 215 - Tekad Ali
219
Chapter 216 - Metal Elementalist Goal
220
Chapter 217 - Julius Caesar
221
Chapter 218 - Veni Vedi Vici
222
Chapter 219 - Kejar
223
Chapter 220 - Almost
224
Chapter 221 - Dalang Kejadian Whitechapel dan Pemburu Wanita Dalam Legenda
225
Chapter 222 - Wakiya Ronin Mode
226
Chapter 223 - Cara Keluar
227
Chapter 224 - Gatekeeper
228
Chapter 225 - Ringkasan
229
Chapter 226 - Switch
230
Chapter 227 - Musuh Tidak Terduga
231
Chapter 228 - Who Are You?
232
Chapter 229 - Crystal And Wind
233
Chapter 230 - Lord
234
Chapter 231 - Kabar Buruk
235
Chapter 232 - Coup D'etat
236
Chapter 233 - Pengecut Bernama Manusia
237
Chapter 234 - Terungkap
238
Chapter 235 - Departure
239
Chapter 236 - Reuni Nista
240
Chapter 237 - Merelakan Segalanya
241
Chapter 238 - Break Through
242
Chapter 239 - Siap Mati
243
Chapter 240 - Tenka Goken
244
Chapter 241 - Pengawal Pribadi
245
Chapter 242 - Nasution Request
246
Chapter 243 - Janji Pasta
247
Chapter 244 - Her True Feeling
248
Chapter 245 - Elemental City Has Fallen
249
Chapter 246 - Doa
250
Chapter 247 - Topan Setelah Badai
251
Chapter 248 - Louis Frost
252
Chapter 249 - Dissent
253
Chapter 250 - Munafik
254
Chapter 251 - Sumpah Hidup-Mati
255
Chapter 252 - Ichiban no Takaramono
256
Chapter 253 - Permulaan
257
Chapter 254 - Show Off
258
Chapter 255 - Pewaris
259
Chapter 256 - Intuisi Orion
260
Chapter 257 - Fatum Bergerak
261
Chapter 258 - Sasageyo
262
Chapter 259 - Invigilator
263
Chapter 260 - Invigilator II
264
Chapter 261 - Invigilator III
265
Chapter 262 - Ancaman
266
Chapter 263 - DLBK
267
Chapter 264 - Target
268
Chapter 265 - Satu Tujuan
269
Chapter 266 - Overwhelmed
270
Chapter 267 - Kesetiaan
271
Chapter 268 - Corrosion
272
Chapter 269 - Patah
273
Chapter 270 - Reason
274
Chapter 271 - Ketemu
275
Chapter 272 - Nothing
276
Chapter 273 - Ungkap
277
Chapter 274 - Ace
278
Chapter 275 - Titipan
279
Chapter 276 - Perfect Artificial Elementalist
280
Chapter 277 - Clairvoyance
281
Chapter 278 - Saran
282
Chapter 279 - Everything
283
Chapter 280 - Lost
284
Chapter 281 - Genting
285
Chapter 282 - Karma
286
Chapter 283 - Rencana Terakhir
287
Chapter 284 - An Eye for An Eye
288
Chapter 285 - Pindah Tangan
289
Chapter 286 - Marah
290
Chapter 287 - Santo Espada
291
Chapter 288 - Unbeatable
292
Chapter 289 - Titah
293
Chapter 290 - Winner
294
Chapter 291 - Gerbang Dimensi
295
Chapter 292 - Farewell
296
Chapter 293 - Pasca
297
Chapter 294 - Sayonara
298
Chapter 295 - Deal
299
Chapter 296 - Mahaguru
300
Chapter 297 - Stranger Things
301
Chapter 298 - Nil
302
Chapter 299 - Harapan dan Impian
303
Chapter 300 - Aitakatta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!