Arya memasuki arena pertandingan diikuti dengan sambutan meriah dari para penonton, banyak dari mereka yang menyemangati Arya dan mengutuk Kevin atas apa yang ia perbuat di pertandingan sebelumnya, ditengah arena sudah menunggu Kevin yang sedang melakukan pemanasan bersama dengan Astral yang bertindak sebagai wasit.
Melihat Arya yang sudah memasuki arena Kevin mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum seolah berkata kukira kau tidak akan datang, mengetahui Arya telah hadir disana Astral memberikan isyarat dengan tangannya agar kedua peserta mendekat kepadanya.
"Kalian berdua masih ingat peraturannya kan? Peraturannya masih sama seperti sebelumnya" ucap Astral setelah mereka berdua mendekat.
Arya dan Kevin hanya merespon dengan anggukan kecil, udara disekililing arena sudah terasa berat seperti sebelumnya karena energi yang meluap-luap dari kedua orang ini. Mereka berdua sudah memasang kuda-kuda siap tempur dengan senjata mereka ditangan masing-masing
"Baiklah kalau begitu, pertandingan babak semifinal Ujian Elementalist tahap 1 antara Arya Frost vs Kevin Storm dimulai!!!" teriak Astral.
Setelah mendengar aba-aba dari Astral dengan sangat cepat Arya dan Kevin melesat dan menerjang satu sama lain, kedua senjata mereka yang telah dilapisi Agnet bertemu diudara sambil mengeluarkan suara yang mengerikan. Pedang dan Mace itu beradu sama kuat seakan-akan tidak ingin mengalah satu sama lain. Arya dan Kevin melakukan hal yang sama seperti senjata mereka, mereka terus menyerang satu sama lain tanpa memperdulikan pertahanan.
Hanya sepersekian detik mereka menjaga jarak dan langsung menerjang satu sama lain seperti sebelumnya, Melihat pertandingan itu teriakan dari para penonton semakin meriah bahkan Arya sempat mendengar siulan takjub dari Timothy. Arya mengetahui kenapa mereka semua terkejut, bahkan Kevin juga terlihat tidak senang atas perkembangan yang terjadi diawal pertandingan ini.
Setiap kali senjata mereka berdua beradu kaca pelindung disekitar tribun penonton bergetar, lalu Arya mengambil kesempatan berbicara dengan Kevin saat mereka beradu senjata lagi.
"Apa kau terkejut? Kau terlihat sedikit tidak senang" bisik Arya.
"Huh, jujur saja aku memang sedikit terkejut kau bisa menyeimbangi kecepatanku, tapi itu belum cukup!!!" teriak Kevin sambil menghempaskan Arya.
"Kau harus membayar apa yang telah kau perbuat" kata Arya dingin.
"Kalau kau pikir bisa mengalahkan ku hanya karena kau berhasil mengimbangi kecepatan miliku, kau terlalu naif. Electric Charge" ucap Kevin sambil menyentuh tanah.
Seketika dari tangannya mengalir muatan listrik bertegangan tinggi, listrik itu merambat keseluruh lantai arena pertandingan, melihat hal itu Arya segera menjauh dari Kevin. Ia terus melompat mundur sampai pada dinding pembatas arena pertandingan.
"Kau tidak akan bisa lari, kau tidak bisa menggunakan es mu sebagai pijakan. Karena es terbuat dari air, dan air adalah penghantar listrik" ujar Kevin dengan senyum kemenangan diwajahnya.
Tanpa diberitahu olehnya pun Arya sudah tahu akan hal itu, kalau tidak buat apa dia terus melompat menjauh dari tadi. Tanpa pikir panjang Arya segera berpijak pada dinding pembatas arena dan melompat setinggi-tingginya ke udara.
"Aku ingin tahu berapa lama kau bisa bertahan diudara" teriak Kevin.
Lalu Arya melepas sarung pedang yang terikat dipinggangnya dan melemparkan ke tanah hingga menancap, lalu mendarat dengan mulus diatasnya. Ia berdiri diatas sarung pedang itu dengan santai sambil menopang pedang miliknya dipundak.
"Dasar bodoh mana mungkin aku bisa bertahan lama diudara, aku ini bukan unggas kau tahu?" kata Arya dengan tatapan dingin.
Melihat apa yang Arya lakukan Kevin terlihat kesal, lalu ia menghentikan Electric Charge miliknya dan melesat ke arah Arya sambil mengayunkan mace tepat ke arah wajah Arya. Arya menghindarinya dengan satu langkah kecil dan menangkap tangan Kevin dengan tangan kanan miliknya.
"Kena kau" bisik Arya.
Lalu dengan satu gerakan cepat Arya mematah tangan kanan Kevin dengan menggunakan lutut kaki kirinya beserta siku tangan kirinya. Terdengar suara "krakk" keras dan ringisan dari Kevin, mace miliknya pun terlepas dari genggaman tangannya, Arya belum selesai sampai disitu. Dia menghempaskan Kevin dengan tendangan keras ke arah perut sehingga tubuh Kevin terpental menjauh.
Setelah itu ia mencabut sarung pedang yang menancap pada tanah dan melesat ke arah Kevin, tanpa berhenti sedetik pun ia menyerang Kevin bertubi-tubi dengan menggunakan pedang ditangan kanannya dan sarung pedang ditangan kirinnya. Sampai pada akhirnya Kevin terdesak sampai dinding arena, Arya pun menjauh dan memukulkan sarung pedangnya ke mace milik Kevin sehingga mace itu melesat dengan ke arah pemiliknya.
Serangan terakhir itu menimbulkan suara yang keras, debu bertebaran dimana-mana sehingga sosok Kevin tidak dapat terlihat. Saat debu mulai menghilang terlihat Kevin berhasil menangkap mace miliknya dengan tangan kiri, kondisinya terlihat tidak baik. Sekujur tubuhnya mengalami luka akibat serangan yang Arya lakukan. Persis seperti apa yang ia lakukan pada Asuna sebelumnya.
Dia bernafas dengan berat, Arya hanya diam dan melihat. Ia memberikan Kevin waktu untuk mengumpulkan tenaganya lalu ketika ia mencoba bergerak Arya melesat dan menusukan pedangnya kearah tembok yang hanya berjarak 10 cm dari kepala Kevin. Kevin menghentikan usaha yang ia lakukan dan menatap Arya dengan tatapan murka.
"Bagaimana menurutmu sekarang? Apakah anak yang dibesarkan dengan kasih sayang itu lemah?" tanya Arya pada Kevin.
Kevin tidak menjawab pertanyaan Arya, kemudian Arya menyibakan poni yang menutupi mata kanan Kevin dengan menggunakan sarung pedangnya dan memperlihatkan hal tersebut pada seluruh penonton.
Terdengar seruan kaget dari penjuru arena, bahkan umpatan kecil dari Timothy, ditempat yang seharusnya berada mata kanan milik Kevin terdapat sebuah mata mekanik, mata terlihat sangat konstras dengan wajah Kevin. Mata itu terlihat seperti mata robot yang pernah Arya lihat dalam film-film yang pernah ia tonton.
"Sejak kapan kau mengetahuinya?" tanya Kevin pelan.
"Sejak pertama kali kita bertemu, tapi pada awalnya aku pikir itu hanya sebuah rencana dari keluarga angkatmu agar kau bisa menjadi Elementalist paling kuat. Tapi aku baru mengetahui kenyataannya baru-baru ini"
"Huhh, apa maksudmu?"
"Ini menjelaskan semua tentang sifatmu yang ketus dan dingin, dan kenapa kau membenci aku dan Asuna. Kami memiliki nasib yang lebih baik darimu" jawab Arya sambil menunjuk mata kanan milik Kevin.
"Kau tidak tahu apa-apa" bisiknya.
"Ibu mu menyerahkan anaknya pada orang yang salah"
"KAU TIDAK TAHU APA-APA! JADI SEBAIKNYA KAU DIAM" bentak Kevin.
Setelah mengatakan itu entah bagaimana Kevin mendapatkan tenaganya kembali, ia berhasil mengayunkan mace miliknya walaupun hanya ayunan lemah. Arya berhasil menghindari ayunan itu tepat waktu dan juga berhasil mencabut pedangnya dari dinding. Kevin mengangkat tangan kananya yang patah ke udara dan berteriak.
"Lightning Thief"
Tiba-tiba penerangan ditempat itu meredup, Kevin menyerap energi listrik yang berada disekitarnya dan mengakibatkan energi listrik ditempat itu menjadi tidak stabil. Listrik berwarna kuning keemasan terlihat berkumpul ditangan kanannya, setelah selesei menggunakan teknik itu tubuh Kevin bercahaya dan teraliri tegangan listrik, bahkan rambutnya pun ikut berdiri karena listrik tersebut.
"Akan aku selesaikan ini dengan satu serangan" kata Kevin pada Arya.
"Sesuai keinginan mu, kemarilah" ujar Arya sambil memasang kuda-kuda.
Kevin memfokuskan semua energi listrik itu tangan kirinya, tangan kiri yang memegang mace itu pun menyala dengan terangnya. Arya melakukan hal yang sama, ia mengumpulkan uap-uap air yang berada diseluruh penjuru arena pertandingan. Dan memfokuskan semuanya ke pedang yang ia genggam. Arena pertandingan bergetar hebat akibat dua energi besar tersebut. Mereka berdua langsung menerjang ke depan sambil berteriak.
"Electric Smite"
"Ice Cutter"
Kedua serangan dasyat itu saling beradu dan menyebabkan arena pertandingan beserta area disekitarnya terkena ledakan luar biasa, setelah efek dari kedua serangan itu mulai berkurang kedua sosok orang bertarung itu pun kembali terlihat. Mereka saling memunggungi satu sama lain masih dengan memegang senjata mereka masing-masing, mereka diam dan tidak bergerak untuk beberapa saat.
Semua orang yang menonton menahan nafas, lalu salah satu dari kedua orang itu terjatuh sambil bertekuk lutut dan memegang pundak. Arya memegang pundak kirinya, pundaknya terlihat terluka akibat serangan Kevin. Pundak itu menghitam seperti terkena sesuatu yang panas. Bahkan dipundak kiri Arya masih terlihat sedikit percikan-percikan listrik berwarna kuning.
"Siapa yang menang? Apa Kevin berhasil mengalahkannya?" tanya Timothy pelan dari beranda tempat ia menonton.
Semua perhatian berpindah dari Arya kepada Kevin yang masih berdiri, para penonton sudah siap menyambut sang pemenang tapi tiba-tiba Kevin mengeluarkan batuk darah dari mulutnya lalu dengan sangat cepat tubuhnya diselubungi oleh es, dalam hitungan detik tubuhnya telah terjebak disebuah bongkahan es berukuran raksasa. Langsung saja arena pertandingan bergemuruh, semua orang bersorak sorai menyambut sang pemenang.
Astral masuk kembali ke arena dan memeriksa kondisi Kevin, setelah puas memeriksa ia pun memberikan tanda silang pada Pengawas Ujian lainnya.
"Pemenang pertandingan ini adalah Arya Frost!!!" teriak Astral mengumumkan pada seluruh penonton.
Keriuhan di arena semakin menjadi setelah mendengar pengumuman Astral, tapi Arya tidak memerdulikan semua itu. Kepalanya terasa berat dan ia tidak bisa merasakan pundak kirinya, ia bangun dari tempat ia bertekuk lutut dan berjalan ke arah bongkahan es yang menjebak tubuh Kevin. Saat ia berjalan Astral menepuk pundaknya dan berkata pertandingan yang luar biasa (kurang lebih seperti itulah yang dapat ia dengar).
Kevin yang terjebak didalam bongkahan es itu tidak dapat bergerak dia masih membuka matanya, ia terlihat mati-matian untuk mempertahankan kesadarannya. Ia menyadari kedatangan Arya lalu melemparkan pandangan lemah pada Arya.
"Kau menang, kau bisa melakukan apapun padaku. Bukankah kau ingin membalaskan dendam perempuan itu?" tanya Kevin pelan.
"Kau tak perlu mengatakan hal yang tidak perlu" jawab Arya sambil mengacungkan pedangnya ke arah Kevin.
Arya sudah dalam posisi siap mengayunkan pedangnya, Kevin pun memejamkan mata dan pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya. Segera saja Allucia dan Liquite bergegas menuju arena untuk mencegah Arya, tapi kedua orang itu dihentikan oleh Astral. Dia memberikan isyarat untuk menunggu dan melihat apa yang akan terjadi.
Kemudian Arya mengayunkan pedangnya dengan kecepatan tinggi, pedang itu melewati tubuh Kevin dengan cepat dan seketika menyebabkan bongkahan es yang menjebak Kevin hancur berkeping-keping. Arya berbalik memunggungi Kevin dan memutar pedangnya serta menyarungkan pedang itu kembali. Tubuh Kevin terjatuh ke lantai, ia masih sadarkan diri dan berusaha dengan kekuatan terakhirnya untuk mengeluarkan suara.
"K...k...kenapa kau.......?" tanyanya pelan, tapi ia tidak berhasil menyelesaikan pertanyaan itu dari mulutnya. Ia sudah terlanjur tak sadarkan diri.
-----------------------------<<>>-----------------------------
"Aku heran kau tidak berusaha menghentikan Arya seperti saat kau berusaha menghentikan Kevin pada pertandingan sebelumnya" ujar Zayn pada Timothy setelah mereka melihat kejadian yang terjadi di arena.
"Mmm bagaimana ya? Aku hanya yakin kalau Arya tidak akan melakukan hal seperti itu" balas Timothy sambil tersenyum.
Lalu Timothy berbalik sambil meregangkan tubuhnya, ia berjalan menuju lorong yang ada dibelakang mereka.
"Sebaiknya kita segera bersiap, aku sudah tidak sabar ingin mengalahkan mu dan segera menyusul Arya di final" ucap Timothy sambil menoleh pada Zayn.
Zayn hanya mengangkat bahu mendengar hal itu dan segera menyusul Timothy yang berjalan ke arah lorong.
-----------------------------<<>>-----------------------------
Kevin terbangun dengan kepala terasa habis dihantam sesuatu yang berat, ia terduduk dari tempat ia berbaring. Ia tidak tahu dimana dia berada, yang ia tahu hanya tempat itu penuh dengan warna putih, ia lalu melemparkan pandangannya keseluruh ruangan. Ia berhenti pada satu titik, ia melihat Arya yang duduk disebelah tempat tidur Asuna. Tubuh Arya sudah diobati dan beberapa bagian tubuhnya dibaluti oleh perban.
Ada perban yang menyelimuti tangan kiri miliknya dan juga sebuah kain yang melilit bagian lehernya dia terlihat seperti orang yang baru mengalami kecelakaan dan mematahkan tangan kirinya, kemudian ia juga melihat Asuna yang terbaring ditempat tidur yang berada dihadapan Arya.
Perempuan itu menggunakan pakaian pasien berwarna putih, rambut hitamnya terurai disekitar kepalanya. Ia menggunakan alat bantu pernafasan yang dipasangkan disekitar mulut dan hidungnya, lalu Kevin juga menyadari bahwa tangan kanannya sendiri juga diperban persis seperti perban yang Arya pakai.
"Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?" tanya Arya tanpa memalingkan pandanganya dari Asuna.
Kevin tidak menjawab, mereka berdua diam dan tidak berkata apa-apa dalam beberapa menit. Lalu Arya memecahkan keheningan.
"Aku minta maaf"
"Apa? Buat apa kau meminta maaf? Seharusnya aku yang......."
"Soal mata itu, seandainya aku menyadari lebih awal aku mungkin bisa membantu mu untuk menghilangkan kebencian yang ada dalam dirimu. Dan mungkin saja aku bersama dengan teman-teman yang lain bisa mengenalkan padamu rasanya memiliki keluarga yang sebenarnya" jawab Arya sambil melihat Kevin dengan serius.
"A....aku....aku tidak perlu....." ucap Kevin pelan, ia tidak tahu harus berkata apa setelah mendengar perkataan Arya.
"Hey Kevin, aku akan memenangkan Ujian ini dan menjadi ketua Elementalist. Lalu aku akan membebaskanmu dari keluarga angkatmu, setelah itu aku akan membuat mereka membayar perlakuan mereka padamu. Elementalist bukanlah binatang eksperimen yang bisa mereka perlakukan seenaknya"
Mendengar perkataan itu tanpa sadar air mata menetes dari mata Kevin, ia tidak bisa menahan air mata yang terus mengguyur pipinya itu. Ia terisak keras ia merasa menyesal atas apa yang ia perbuat, ia berusaha meminta maaf pada Arya tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya teriakan parau yang tidak jelas. Arya lalu berjalan ke sebelah tempat tidurnya.
"Mulai dari sekarang sampai selamanya kita adalah teman" kata Arya sambil mengacungkan kepalan tinju tangan kananya.
Kevin lalu mengusap air matanya dan menyentuhkan kepalan tangan kirinya pada tangan Arya, untuk pertama kalinya Arya melihat Kevin tersenyum. Terlihat seperti senyuman seorang anak yang baru terlepas dari belenggu yang sudah lama mengekangnya. Lalu setelah suasana mulai tenang dan santai mereka mulai berbincang-bincang.
"Eh ngomong-ngomong bagaimana caramu bisa menyamai kecepatan ku? Aku kira kau akan bertahan seperti saat melawan Elizabeth" tanya Kevin.
"Ahh itu karena aku berlatih bersama.............."
Arya tidak berhasil menyelasaikan jawabannya karena tiba-tiba pintu ruang perawatan terbuka, dan sesosok tubuh kecil berambut pirang langsung berlari dan memeluknya erat-erat.
"Kak Arya.....!!!! Kau berhasil! Semua latihan dan kerja keras kita terbayarkan" teriak Elizabeth girang masih sambil memeluk Arya dengan erat.
"Aw.....aw......aw Elizabeth tubuhku masih sakit, peluknya jangan ERAT-ERAT!" teriak Arya kesakitan.
Tapi Elizabeth tidak memerdulikan teriakan kesakitan dari Arya, ternyata Elizabeth tidak sendiri. Rena juga ikut ke ruang perawatan, ia mengucapkan selamat kepada Arya dan menanyakan bagaimana keadaan Kevin. Dia berkata ia agak khawatir pada mereka berdua setelah melihat pertarungan mereka sebelumnya, Arya dan Kevin menenangkan Rena sambil tersenyum dan berkata agar ia tidak khawatir.
"Ehhh.....apa yang kita dapat disini? Kenapa matamu memerah? Apa kau baru saja menangis karena kalah dari Kak Arya?" ejek Elizabeth sambil menunjuk mata Kevin.
"Aku tidak menangis, dasar cebol!!!" balas Kevin.
"APA?! Aku tidak cebol!" kata Elizabeth sambil meloncat ke arah tempat tidur Kevin dan menjambak rambut Kevin.
Arya dan Rena hanya bisa tertawa melihat kedua anak itu bertengkar, tentu saja Elizabeth menang dengan mudah karena kondisi Kevin yang sedang tidak baik. Elizabeth memenangkan gulat itu dengan mudah.
"Eh tunggu sebentar, Kak Arya apa kau sudah tahu?" tanya Elizabeth sambil menoleh dengan masih menjambak rambut Kevin.
"Mmm? Tentang apa? Aku tidak tahu apa-apa sejak masuk kesini"
"Di pertandingan Final, Kak Arya akan melawan Zayn"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
John Singgih
kok jurusnya kayak salah satu novel seri Percy Jackson ya ?
2021-07-23
1
Kohaku
wkwkw ada adegan sasuke vs deidara nih
2020-12-10
0
Icy
Tidak semua air itu konduktor, air murni itu isolator
2020-12-07
1