Chapter 13 - Bentrok

Arya dan Timothy berlari di lorong yang mengarah ke beranda arena pertandingan, setelah melihat wajah cemas Timothy ia tidak bertanya lagi tentang apa yang terjadi. Dia memiliki firasat buruk akan hal ini, karena ia baru pertama kali melihat ekspresi Timothy yang seperti itu, dia pun mempercepat larinya sehingga Timothy agak kewalahan untuk mengikuti dirinya.

Saat tiba di beranda dia disambut oleh Zayn dan Ali, Arya tidak bisa membaca ekspresi Zayn tapi ia bisa melihat kekhawatiran yang sama seperti Timothy dimata Ali. Jantung Arya berdegup dengan kencang, dia tahu bahwa pertandingan kedua adalah pertandingan siapa dan ia sangat berharap bahwa semuanya baik-baik saja, ia melangkah ke tepi beranda dan melihat ke arah arena.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Timothy dengan nafas terengah-engah karena berusaha mengikuti Arya.

"Buruk" jawab Zayn pelan.

Kondisi arena pertandingan seperti baru terkena kebakaran yang hebat, terlihat dibeberapa titik arena hangus akibat pertempuran yang sedang terjadi. Tepat di tengah arena berdiri dua orang yang menyebabkan hal tersebut, Asuna dengan tubuh babak belur dan Kevin yang terlihat tidak terluka sedikit pun hanya ada beberapa bekas hangus dipakaiannya. Arya berusaha mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

"Mau sampai kapan kau terus berdiri seperti itu? Cepatlah menyerah dasar perempuan menyebalkan" kata Kevin dengan sinis.

"Dasar bodoh, mana mungkin aku menyerah. Aku pasti menang" kata Asuna dengan senyum lemah diwajahnya tapi matanya masih memancarkan semangat yang membara.

Mendengar jawaban Asuna itu Arya memegang tepi beranda dengan kuat sampai buku jari tangannya memutih. Harusnya dia tidak memaksakan diri seperti itu, saat ini Arya hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk padanya. Kevin yang juga mendengar jawaban Asuna menghela nafas dan memutar mace ditangan kanannya dan bersiap dalam posisi menyerang.

"Kalau begitu aku hanya perlu membuatmu tidak bisa bertarung lagi" ucap Kevin dengan mata dingin.

"Majula—"

Asuna tidak sempat menyelesaikan kata-katanya, Kevin mendekatinya dengan secepat kilat dan menghantamkan senjatanya dengan brutal ke seluruh bagian tubuh Asuna yang bisa ia gapai dengan senjata miliknya. Asuna hanya bisa berlindung dengan kedua tangan, ia berusaha untuk menjauh tapi Kevin tidak memberikannya kesempatan dengan cara langsung mendekat dengan kecepatan petir miliknya.

Kevin melontarkan pukulan keras ke perut Asuna sehingga membuat dirinya bertekuk lutut di lantai. Kevin memutar mace miliknya lagi dan menjauh dari tubuh Asuna. Kevin mengangkat tangan untuk meminta Astral memeriksa kesadaran Asuna, saat Astral sudah terlihat di arena Asuna berdiri lagi dengan darah bercucuran dari tubuhnya.

"Hey menyerahlah, kau benar-benar keras kepala. Apa sih yang membuatmu berusaha sekeras itu?" ujar Kevin kesal.

"Aku tidak punya kewajiban untuk menjawab mu, aku pasti akan lolos ke babak berikutnya"

Setelah mengatakan itu Asuna melompat ke arah belakang dan menarik busurnya, lima anak panah menyala telah siap ditembakan. Dan tepat sebelum anak panah dilepaskan Kevin sudah berada didepan Asuna dan menghantamkan mace miliknya ke perut Asuna dan menghempaskan Asuna ke tanah.

"Menyerahlah"

"Tidak akan"

Asuna berusaha menggapai busurnya yang terlepas, tapi tanpa belas kasihan Kevin menendang busur itu menjauh dan menginjak tangan kiri Asuna dengan keras sehingga tulang pergelangan tangan Asuna patah. Asuna berteriak kesakitan saat tangan kirinya patah.

"Ini kesempatan terakhir mu" ancam Kevin sambil mengangkat senjata yang sudah diselubungi oleh petir.

"Lakukanlah" jawab Asuna dengan senyum mengejek.

"Kau yang memintanya, inilah sebabnya aku tidak menyukai orang-orang seperti kalian yang dibesarkan dengan kasih sayang. Kau sama saja dengan bocah es itu, kau lemah"

Seketika tepi beranda yang Arya pegang diselimuti oleh es, Arya dengan cepat memijakan sebelah kakinya ditepi beranda siap terjun ke arena. Timothy, Zayn, dan Ali yang menyadari hal itu berusaha menghentikannya, tepat sebelum salah satu dari mereka berhasil menggapai pakaian Arya dia sudah menghilang.

"Sial!!!" umpat Timothy.

"Selamat tinggal" ucap Kevin.

Tiba-tiba tangan Kevin berhenti diudara sebelum ia sempat menghantamkan senjatanya pada Asuna, tangan miliknya telah diselimuti oleh es. Lalu ia menoleh kebalik punggungnya dengan tatapan menghina, dibelakangnya Arya sedang berjalan secara perlahan ke arahnya dengan tatapan dingin yang tidak pernah ia perlihatkan pada siapapun sebelumnya.

"Sebaiknya kau hentikan apapun yang kau ingin lakukan sekarang juga" kata Arya pelan sambil menarik katana dari sarungnya.

"Heh apa maksudnya ini? Kau mengganggu pertandingan yang sedang berlangsung apa kau ingin didiskualifikasi dasar bodoh" ejek Kevin.

Saat Kevin menjawab seperti itu udara di arena pertandingan semakin berat, kaca pelindung yang melapisi sekitar arena pertandinga memutih karena perubahan suhu udara yang tiba-tiba. Para penonton pun menjauhi kaca pelindung itu dengan ekspresi ketakutan.

"Siapa yang mengizinkan mu berbicara? Kau disini hanya bisa menjawab iya atau tidak" sahut Arya dengan mata dingin.

Mendengar jawaban Arya itu Kevin lalu tersenyum dan menghancurkan es yang menyelimuti tanganya dengan mengalirkan petir pada daerah tersebut, lalu melihat Arya sambil berkata.

"Kalau aku berkata tidak, memangnya kau mau apa?"

"Akan ku tebas lehermu"

Setelah mengatakan itu Arya melesat ke arah Kevin, Kevin juga menyerang dengan mengubah arah serangan dari Asuna menuju Arya. Saat mereka berdua hanya berjarak satu meter tiba-tiba kedua anak laki-laki itu berhenti, tepatnya dihentikan secara paksa. Lima orang telah turun ke arena untuk menghentikan mereka berdua, yang terdiri dari Astral, Liquite, Allucia, Timothy, dan Ali.

Pengawas Astral berdiri tepat ditengah-tengah Arya dan Kevin, ia menghadap Arya sambil menunjuk tepat ke arah wajah Arya dengan telunjuk tangan kanannya. Sementara Pengawas Liquite mendekap leher Kevin dari belakang dengan satu tangan dan Pengawas Allucia dengan cekatan mendekati Asuna yang sedang dalam kondisi terluka.

Sedangkan Timothy dan Ali berusaha menahan Arya untuk menyerang Kevin dengan cara memegangi kedua lengan Arya, mereka berdua terlihat cukup kewalahan karena Arya masih berontak.

"Lepaskan" bisik Arya masih memberontak.

"Tenangkan dirimu kawan" jawab Timothy sambil menggertakan gigi.

Lalu Astral menyentuh dahi Arya dengan telunjuknya seketika kekuatan yang keluar dari Arya menghilang, setelah kekuatan miliknya tiba-tiba menghilang Arya pun berhenti memberontak. Dan secara perlahan Timothy dan Ali pun melepaskan kedua lengan Arya.

"Tuan Arya melihat apa yang telah anda lakukan seharusnya anda mendapat sanksi dengan didiskualifikasi dari Ujian ini, karena anda telah mengganggu pertandingan lainnya"

Mendengar perkataan dari Astral itu Arya hanya bisa menunduk dan terdiam, tapi didalam hatinya ia tidak merasa menyesal sedikit pun telah menghentikan Kevin.

"Tetapi kami memutuskan untuk tidak mendiskualifikasi anda, hal ini berdasarkan apa yang kami lihat sendiri. Anda seharusnya tidak melakukan tindakan bodoh seperti itu jika tidak diprovokasi, memprovokasi itu bukan tindakan yang baik Tuan Kevin. Anda juga bisa didiskualifikasi karena hal tersebut" ujar Astral sambil berbalik memandang Kevin.

Kevin juga hanya diam dan tidak berkata apa-apa, tapi Arya tahu dari matanya bahwa ia juga tidak menyesal akan apa yang telah ia perbuat.

"Jadi kami semua memutuskan untuk tidak mendiskualifikasi kalian berdua, kalian berdua lolos ke babak berikutnya"

Setelah Astral berkata seperti itu Timothy serta Ali menghela nafas lega, tapi Arya hanya diam dan tidak berkata apa-apa. Dia tidak peduli akan hal itu, saat ini yang ia inginkan hanyalah menghajar Kevin seperti apa yang telah ia lakukan pada Asuna.

Kevin dengan gerakan cepat berhasil melepaskan diri dari dekapan Liquite, ia lalu berjalan melewati Arya dengan senyum memuakan diwajahnya.

"Sampai bertemu di babak selanjutnya bocah es"

Lalu ia berjalan keluar dari arena tanpa menoleh lagi ke belakang. Pengawas Liquite pun segera menyusulnya tapi sebelum pergi ia berbicara pada Arya.

"Maafkan aku Tuan Arya, harusnya aku bisa mendidik anak asuhku dengan lebih baik. Sekali lagi aku minta maaf" katanya lalu bergegas mengejar Kevin.

Kemudian usai kedua orang itu menghilang Arya segera mendekati Pengawas Allucia yang sedang memeriksa Asuna diikuti oleh Timothy dan Ali.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Arya cemas.

"Tidak baik, ia tidak sadarkan diri kita harus cepat. Bisakah---"

Sebelum Allucia menyelesaikan kata-katanya Arya sudah menggendong Asuna, Lalu mereka berdua segera berangkat menuju ruang perawatan. Timothy serta Ali hendak membantu tapi Arya menghentikan mereka dengan alasan mereka masih ada pertandingan yang harus dilakukan, mereka pun menyerah untuk berusaha membantu.

-----------------------------<<>>-----------------------------

Arya duduk disebelah tempat tidur Asuna yang berada di ruang perawatan, setelah Allucia memeriksa Asuna dan memberikannya pertolongan pertama ia segera kembali ke arena agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Ia menyerahkan sepenuhnya perlindungan Asuna pada Arya.

Perasaan Arya saat ini campur aduk, ia sangat menyesal melihat kondisi Asuna saat ini. Karena ia tahu apa penyebab Asuna tidak mau menyerah di pertandingan melawan Kevin, dia memegang janjinya pada Arya. Mereka berdua telah berjanji akan bertanding di babak selanjutnya dan melihat sifat Asuna yang keras kepala Arya tahu bahwa dia adalah orang yang tidak menarik kata-katanya.

Memang dari awal Arya sudah tidak menyukai Kevin, tapi kali ini dia benar-benar sudah kelewatan. Semua kata-kata yang ia ucapkan saat melawan Asuna masih terngiang-ngiang di telinga Arya, tapi semua kekesalannya pada Kevin saat ini menghilang seketika setelah melihat kondisi Asuna yang tidak sadarkan diri.

"Allucia berkata mungkin dia tidak akan sadarkan diri untuk beberapa waktu, tapi sampai kapan?"

Tanpa Arya sadari air mata sudah membasahi kedua pipinya, kenapa ia berjanji pada Asuna? Harusnya dia tidak melakukan hal bodoh seperti itu. Tiba-tiba ia merasakan seseorang merangkul lehernya dari belakang, kehangatan dari tubuh mungil itu menyadarkan Arya. Ia melihat beberapa helai rambut pirang yang menggantung didepan wajahnya, ia baru menyadari suara isakan miliknya membuat Elizabeth terbangun.

"Apa Kevin yang melakukan ini pada Asuna?" tanya Elizabeth.

Arya tidak menjawab pertanyaan tersebut, ia hanya menanggapi pertanyaan itu dengan anggukan kecil. Lalu pelukan dari Elizabeth semakin erat.

"Aku tidak mau melihat kakak ku ini menangis, kalau ada yang bisa aku bantu Kak Arya tinggal bilang saja"

Dengan cepat Arya melepaskan rangkulan Elizabeth dan berbalik menghadap dirinya, karena gerakan tiba-tiba itu Elizabeth memekik kaget.

"Elizabeth?"

"Eh? i..i..iya?"

"Dalam dua minggu ke depan aku ingin meminta bantuan mu"

"Apa itu? Kalau aku bisa pasti akan aku bantu"

"Tolong temani aku berlatih untuk babak selanjutnya, aku ingin mengalahkan Kevin. Kumohon" kata Arya sambil memegang kedua tangan Elizabeth dengan erat.

Elizabeth terlihat terkejut untuk sementara waktu, lalu senyuman hangat merekah diwajahnya. Ia mengangguk dengan penuh semangat.

"Tentu, aku pasti akan membantumu"

"Terimakasih, dan satu hal lagi Elizabeth. Kenapa kau memanggil ku Kak Arya?" tanya Arya.

"Mmm? Bukankah kau sudah berjanji akan menjadi kakak ku?" jawab Elizabeth sambiil menjulurkan lidahnya.

-----------------------------<<>>-----------------------------

Seperti yang Arya katakan sebelum Ujian ini dimulai, yang lolos ke babak semifinal adalah keempat Elementalist laki-laki. Walaupun sebenarnya ia tidak terlalu yakin hal ini akan benar-benar terjadi, Di dua pertandingan sebelumnya Zayn berhasil mengalahkan Lexa dan Timothy juga berhasil mengalahkan Rena. Jadi urutan pertandingan berikutnya adalah dia akan melawan Kevin dan Timothy akan melawan Zayn.

Jika insiden Asuna tidak terjadi mungkin saja dia akan sangat menikmati Ujian ini, tapi kali ini berbeda. Ia akan bertarung dengan kemampuan terbaiknya saat melawan Kevin, ini bukan waktunya untuk menikmati pertarungan. Ia harus menang.

"Akhirnya hari ini tiba juga" ucap Timothy puas.

"Kenapa kau terlihat begitu senang?" tanya Arya datar.

"Hah? Kenapa kau bertanya? Bukankah sudah jelas?"

Mereka berdua baru saja keluar dari ruang ganti untuk mengikuti pertandingan babak selanjutnya, diluar ruangan mereka sudah ditunggu oleh Elizabeth dan Rena.

"Apa kau tahu rasanya saat tiba-tiba suhu udara menjadi dingin dan bertegangan listrik saat kalian berada disuatu ruangan? Jujur saja waktu makan adalah hal paling buruk yang aku alami dalam dua minggu terakhir ini. Benarkan?" tanya Timothy pada Elizabeth dan Rena.

"Berisik" ucap Arya dan Elizabeth bersama-sama dengan nada dingin.

"Kalian berdua jahat sekali, memang cuma Rena yang berhati malaikat ditempat ini" ucap Timothy sambil memegang pundak Rena.

Rena hanya tersenyum padanya, setelah itu Timothy berangkat lebih dulu menuju arena pertandingan untuk bersiap-siap menonton pertandingan antara Arya melawan Kevin. Ia meninggalkan Arya bersama Elizabeth dan juga Rena.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Elizabeth.

"Tidak pernah lebih baik dari ini" jawab Arya sambil tersenyum.

"Mmm Arya?" panggil Rena.

"Ada apa Rena?" tanya Arya, sebenarnya ia sedikit bingung kenapa Rena menghampirinya saat ini.

"A...a..aku ingin memberitahukan sesuatu tentang Kevin, sebenarnya dia itu orang yang sangat----"

Arya menghentikan Rena sebelum ia menyelesaikan kata-katanya dengan mengangkat satu jarinya.

"Kumohon Rena, bisakah kita membicarakan ini lain kali? Aku tidak ingin konsentrasiku pada pertandingan ini hilang" kata Arya lembut.

Rena terlihat ragu beberapa saat, tapi akhirnya ia menyerah dan menghela nafas panjang.

"Baiklah aku mengerti, maafkan aku" ujar Rena sambil menunduk.

"Kau tidak perlu minta maaf, kau tidak melakukan kesalahan apapun" balas Arya sambil berjalan melewati mereka berdua.

"Semoga beruntung kak Arya!" teriak Elizabeth sambil melambaikan tangan.

"Semoga beruntung" ucap Rena juga.

Arya membalas lambaian tangan dari mereka berdua sambil tersenyum, lalu membalikan badanya dan melanjutkan langkahnya menuju arena pertandingan. Senyuman telah hilang dari wajahnya.

Terpopuler

Comments

Noobyxx09

Noobyxx09

jfcbjfbhgn

2021-10-16

1

John Singgih

John Singgih

Arya harus menang untuk membalas perbuatan Kevin ke asuna

2021-07-23

1

Nathaa

Nathaa

mau nanya nih ya, itukan Elementalist nya kan dri brbagai negara nih, itu klu mrka ngomong pake bahasa apa ya 😂

2021-03-26

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Prolog 0,5
3 Chapter 01 - Elemental City
4 Chapter 02 - Keluarga Angkat
5 Chapter 03 - Pertemuan Pertama
6 Chapter 04 - Panggilan Pusat
7 Chapter 05 - Orang-Orang yang Telah Ditakdirkan
8 Chapter 06 - Kesepuluh Pengawas Ujian
9 Chapter 07 - Pelatihan Dimulai!!!
10 Chapter 08 - Si Putri Malu
11 Chapter 09 - Pengesahan dan Persiapan
12 Chapter 10 - Survive
13 Chapter 11 - Akhir Babak Pertama
14 Chapter 12 - Es vs Cahaya
15 Chapter 13 - Bentrok
16 Chapter 14 - Perbedaan Nasib
17 Chapter 15 - Sebelum Final
18 Chapter 16 - Si Genius vs Si Berbakat
19 Chapter 17 - Pelantikan
20 Chapter 18 - Kenyataan yang Harus Diterima
21 Chapter 19 - Misi Rahasia
22 Chapter 20 - Pertunangan
23 Chapter 21 - Ksatria Pentagram
24 Chapter 22 - Tarian Semanggi Berdaun Tiga
25 Chapter 23 - Kisah Tiga Saudari
26 Chapter 24 - Sang Penjaga Pohon Suci
27 Chapter 25 - Identitas
28 Chapter 26 - Stupid Date
29 Chapter 27 - Tamu Tak Diundang
30 Chapter 28 - Pride Sins
31 Chapter 29 - Pertempuran Fairy Forest
32 Chapter 30 - Reward
33 Chapter 31 - Melanjutkan Perjalanan
34 Chapter 32 - Hewan, Ramuan, dan Bahan
35 Chapter 33 - Polarian
36 Chapter 34 - Dungeon
37 Chapter 35 - Voreia Poles
38 Chapter 36 - Terpisah
39 Chapter 37 - Balas Budi
40 Chapter 38 - Tragedi
41 Chapter 39 - Permintaan
42 Chapter 40 - Mandalika
43 Chapter 41 - Murid Kejutan
44 Chapter 42 - Panggilan Konyol
45 Chapter 43 - Waktunya Perburuan
46 Chapter 44 - U.P
47 Chapter 45 - Axel & Ayra
48 Chapter 46 - Duo Battle Festival
49 Chapter 47 - Bintang Baru
50 Chapter 48 - Benang Merah Muda
51 Chapter 49 - Mole Pathway
52 Chapter 50 - Gadis Menyebalkan
53 Chapter 51 - Winter Hollow
54 Chapter 52 - Kucing dan Rubah
55 Chapter 53 - Soul Reader
56 Chapter 54 - Trio
57 Chapter 55 - Kelabang Ungu Raksasa
58 Chapter 56 - Orange Witch
59 Chapter 57 - Kontrak
60 Chapter 58 - Frostbite
61 Chapter 59 - Pendapat
62 Chapter 60 - Masalah Baru
63 Chapter 61 – Ahli
64 Chapter 62 – Atribut Terakhir
65 Chapter 63 - Sinkronisasi
66 Chapter 64 - Tetua Klan Naga
67 Chapter 65 - Vilhelm
68 Chapter 66 - Peninggalan
69 Chapter 67 - Kelemahan Selena
70 Chapter 68 - Astrid Fire Baths
71 Chapter 69 - Teknik Baru
72 Chapter 70 - Penguji Veteran
73 Chapter 71 - Ayunan Pedang Tunggal
74 Chapter 72 - Wujud Naga
75 Chapter 73 - Sudah Kubilang
76 Chapter 74 - Nasihat
77 Chapter 75 - Mysterious Voices
78 Chapter 76 - Drakenkoningin
79 Chapter 77 - Safira
80 Chapter 78 - Julukan
81 Chapter 79 - Alalea Tiba
82 Chapter 80 - Menepati Janji
83 Chapter 81 - Get Around
84 Chapter 82 - Di Bawah Pohon Kasturi
85 Chapter 83 - Melodi Sendu
86 Chapter 84 - S.O.S
87 Chapter 85 - Kapal Hantu
88 Chapter 86 - Penghuni Lautan Hitam
89 Chapter 87 - Imp Family
90 Chapter 88 - Jihyeui Cheongso
91 Chapter 89 - I Hate Them
92 Chapter 90 - Sektor Birahi
93 Chapter 91 - Kebetulan
94 Chapter 92 - Fakta Menarik
95 Chapter 93 - Minum
96 Chapter 94 - Gejolak
97 Chapter 95 - Red Witch
98 Chapter 96 - Saling Percaya
99 Chapter 97 - Rival
100 Chapter 98 - Kebangkitan Mode Servant
101 Chapter 99 - Tepes War
102 Chapter 100 - Au Revoir
103 Year-End Goal (Bakal Dihapus)
104 Chapter 101 - Oldest Demon
105 Chapter 102 - Biru dan Merah
106 Chapter 103 - Kontrol Diri
107 Chapter 104 - Sepuluh Lusin
108 Chapter 105 - Asal Bicara
109 Chapter 106 - Lunge
110 Chapter 107 - Kesalahpahaman
111 Chapter 108 - Mythical Werebeast
112 Chapter 109 - Dark Side Situation
113 Chapter 110 - Nyanko Kyōdai
114 Chapter 111 - Hobi Aneh
115 Chapter 112 - Bermain
116 Chapter 113 - Fallen
117 Episode 114 - Dasar Jurang
118 Chapter 115 - Kizuna
119 Chapter 116 - Desa Tersembunyi
120 Chapter 117 - Melacak
121 Chapter 118 - Gundah
122 Chapter 119 - Plan
123 Chapter 120 - Tagih
124 Chapter 121 - Senbonzakura
125 Chapter 122 - Zirah Hewan Buas
126 Chapter 123 - Red Smoke
127 Chapter 124 - Jack Frost
128 Chapter 125 - Come Back to Me
129 Chapter 126 - Kecewa
130 Chapter 127 - Pulih
131 Chapter 128 - Tiga Selir
132 Chapter 129 - Gagal Mengakui
133 Chapter 130 - Liburan
134 Chapter 131 - Missing
135 Chapter 132 - Sepuluh Tahun Lalu
136 Chapter 133 - Amira
137 Chapter 134 - Amira II
138 Chapter 135 - Amira III
139 Chapter 136 - Badai Mendekat
140 Chapter 137 - Rage
141 Chapter 138 - Hancur
142 Chapter 139 - You Know I Can't
143 Episode 140 - Ketahuan
144 Chapter 141 - Psychiatric Hospital
145 Chapter 142 - Lagu mu Untuk ku
146 Chapter 143 - My Song for You
147 Chapter 144 - Tanpa Tipe
148 Chapter 145 - Serba Salah
149 Chapter 146 - Berangkat ke Magihavoc
150 Chapter 147 - Dozemary Lake
151 Chapter 148 - Ujian Masuk
152 Chapter 149 - Offer
153 Chapter 150 - Choice
154 Chapter 151 - Licik
155 Chapter 152 - White vs Merlin
156 Chapter 153 - Rahasia Gigi
157 Chapter 154 - Kejutan
158 Chapter 155 - Hubungan
159 Chapter 156 - Five Great Academy
160 Chapter 157 - Taruhan
161 Chapter 158 - Ban
162 Chapter 159 - Roommate
163 Chapter 160 - Pesan Sang Kakak
164 Chapter 161 - Gathering
165 Chapter 162 - The Figment Squadron
166 Chapter 163 - Bakat Mengajar
167 Chapter 164 - Yellow Witch
168 Chapter 165 - Divina Academy Selection
169 Chapter 166 - Wakil
170 Chapter 167 - Pesta Dansa
171 Chapter 168 - Sindrom Bintang Jatuh
172 Chapter 169 - Lima Menit Pembukaan
173 Chapter 170 - Madam of Corpses and Box Prince
174 Chapter 171 - Eleanor
175 Chapter 172 - Life Drain
176 Chapter 173 - Clam Up
177 Chapter 174 - Sihir Kuno
178 Chapter 175 - Kelima Abdi
179 Chapter 176 - Green Witch
180 Chapter 177 - Intens
181 Chapter 178 - Escape
182 Episode 179 - Persea dan Asal Usul Penyihir Hijau
183 Chapter 180 - Dampak
184 Chapter 181 - Hibernasi
185 Chapter 182 - Moment
186 Chapter 183 - Lelaki Tulen
187 Chapter 184 - Regu Ekspedisi Atlantos
188 Chapter 185 - Arun Jeram
189 Chapter 186 - Save The Courier
190 Chapter 187 - Bernafas Dalam Air?
191 Chapter 188 - Diterima
192 Chapter 189 - Sea Faction
193 Chapter 190 - Kondisi Khusus
194 Chapter 191 - Reality
195 Chapter 192 - Wanio vs Arya
196 Chapter 193 - Perubahan Sikap
197 Chapter 194 - Traitor
198 Chapter 195 - Fungsi Tamatebako
199 Chapter 196 - Kemunculan Pusaka Lainnya
200 Chapter 197 - Blue Witch
201 Chapter 198 - Help Arrived
202 Chapter 199 - Berbagi Kesedihan
203 Chapter 200 - Master
204 Chapter 201 - Seperating Enemies
205 Chapter 202 - Kemenangan
206 Chapter 203 - Impian Diondra
207 Chapter 204 - Pink
208 Chapter 205 - Fifth Daughter
209 Chapter 206 - Reiko
210 Chapter 207 - Big Scheme
211 Chapter 208 - Uluran Tangan
212 Chapter 209 - False Vanguard
213 Chapter 210 - Hanguk
214 Chapter 211 - Golden Bullet
215 Chapter 212 - Teddy Bear
216 Chapter 213 - Proyek Rahasia
217 Chapter 214 - Suaraku
218 Chapter 215 - Tekad Ali
219 Chapter 216 - Metal Elementalist Goal
220 Chapter 217 - Julius Caesar
221 Chapter 218 - Veni Vedi Vici
222 Chapter 219 - Kejar
223 Chapter 220 - Almost
224 Chapter 221 - Dalang Kejadian Whitechapel dan Pemburu Wanita Dalam Legenda
225 Chapter 222 - Wakiya Ronin Mode
226 Chapter 223 - Cara Keluar
227 Chapter 224 - Gatekeeper
228 Chapter 225 - Ringkasan
229 Chapter 226 - Switch
230 Chapter 227 - Musuh Tidak Terduga
231 Chapter 228 - Who Are You?
232 Chapter 229 - Crystal And Wind
233 Chapter 230 - Lord
234 Chapter 231 - Kabar Buruk
235 Chapter 232 - Coup D'etat
236 Chapter 233 - Pengecut Bernama Manusia
237 Chapter 234 - Terungkap
238 Chapter 235 - Departure
239 Chapter 236 - Reuni Nista
240 Chapter 237 - Merelakan Segalanya
241 Chapter 238 - Break Through
242 Chapter 239 - Siap Mati
243 Chapter 240 - Tenka Goken
244 Chapter 241 - Pengawal Pribadi
245 Chapter 242 - Nasution Request
246 Chapter 243 - Janji Pasta
247 Chapter 244 - Her True Feeling
248 Chapter 245 - Elemental City Has Fallen
249 Chapter 246 - Doa
250 Chapter 247 - Topan Setelah Badai
251 Chapter 248 - Louis Frost
252 Chapter 249 - Dissent
253 Chapter 250 - Munafik
254 Chapter 251 - Sumpah Hidup-Mati
255 Chapter 252 - Ichiban no Takaramono
256 Chapter 253 - Permulaan
257 Chapter 254 - Show Off
258 Chapter 255 - Pewaris
259 Chapter 256 - Intuisi Orion
260 Chapter 257 - Fatum Bergerak
261 Chapter 258 - Sasageyo
262 Chapter 259 - Invigilator
263 Chapter 260 - Invigilator II
264 Chapter 261 - Invigilator III
265 Chapter 262 - Ancaman
266 Chapter 263 - DLBK
267 Chapter 264 - Target
268 Chapter 265 - Satu Tujuan
269 Chapter 266 - Overwhelmed
270 Chapter 267 - Kesetiaan
271 Chapter 268 - Corrosion
272 Chapter 269 - Patah
273 Chapter 270 - Reason
274 Chapter 271 - Ketemu
275 Chapter 272 - Nothing
276 Chapter 273 - Ungkap
277 Chapter 274 - Ace
278 Chapter 275 - Titipan
279 Chapter 276 - Perfect Artificial Elementalist
280 Chapter 277 - Clairvoyance
281 Chapter 278 - Saran
282 Chapter 279 - Everything
283 Chapter 280 - Lost
284 Chapter 281 - Genting
285 Chapter 282 - Karma
286 Chapter 283 - Rencana Terakhir
287 Chapter 284 - An Eye for An Eye
288 Chapter 285 - Pindah Tangan
289 Chapter 286 - Marah
290 Chapter 287 - Santo Espada
291 Chapter 288 - Unbeatable
292 Chapter 289 - Titah
293 Chapter 290 - Winner
294 Chapter 291 - Gerbang Dimensi
295 Chapter 292 - Farewell
296 Chapter 293 - Pasca
297 Chapter 294 - Sayonara
298 Chapter 295 - Deal
299 Chapter 296 - Mahaguru
300 Chapter 297 - Stranger Things
301 Chapter 298 - Nil
302 Chapter 299 - Harapan dan Impian
303 Chapter 300 - Aitakatta (End)
Episodes

Updated 303 Episodes

1
Prolog
2
Prolog 0,5
3
Chapter 01 - Elemental City
4
Chapter 02 - Keluarga Angkat
5
Chapter 03 - Pertemuan Pertama
6
Chapter 04 - Panggilan Pusat
7
Chapter 05 - Orang-Orang yang Telah Ditakdirkan
8
Chapter 06 - Kesepuluh Pengawas Ujian
9
Chapter 07 - Pelatihan Dimulai!!!
10
Chapter 08 - Si Putri Malu
11
Chapter 09 - Pengesahan dan Persiapan
12
Chapter 10 - Survive
13
Chapter 11 - Akhir Babak Pertama
14
Chapter 12 - Es vs Cahaya
15
Chapter 13 - Bentrok
16
Chapter 14 - Perbedaan Nasib
17
Chapter 15 - Sebelum Final
18
Chapter 16 - Si Genius vs Si Berbakat
19
Chapter 17 - Pelantikan
20
Chapter 18 - Kenyataan yang Harus Diterima
21
Chapter 19 - Misi Rahasia
22
Chapter 20 - Pertunangan
23
Chapter 21 - Ksatria Pentagram
24
Chapter 22 - Tarian Semanggi Berdaun Tiga
25
Chapter 23 - Kisah Tiga Saudari
26
Chapter 24 - Sang Penjaga Pohon Suci
27
Chapter 25 - Identitas
28
Chapter 26 - Stupid Date
29
Chapter 27 - Tamu Tak Diundang
30
Chapter 28 - Pride Sins
31
Chapter 29 - Pertempuran Fairy Forest
32
Chapter 30 - Reward
33
Chapter 31 - Melanjutkan Perjalanan
34
Chapter 32 - Hewan, Ramuan, dan Bahan
35
Chapter 33 - Polarian
36
Chapter 34 - Dungeon
37
Chapter 35 - Voreia Poles
38
Chapter 36 - Terpisah
39
Chapter 37 - Balas Budi
40
Chapter 38 - Tragedi
41
Chapter 39 - Permintaan
42
Chapter 40 - Mandalika
43
Chapter 41 - Murid Kejutan
44
Chapter 42 - Panggilan Konyol
45
Chapter 43 - Waktunya Perburuan
46
Chapter 44 - U.P
47
Chapter 45 - Axel & Ayra
48
Chapter 46 - Duo Battle Festival
49
Chapter 47 - Bintang Baru
50
Chapter 48 - Benang Merah Muda
51
Chapter 49 - Mole Pathway
52
Chapter 50 - Gadis Menyebalkan
53
Chapter 51 - Winter Hollow
54
Chapter 52 - Kucing dan Rubah
55
Chapter 53 - Soul Reader
56
Chapter 54 - Trio
57
Chapter 55 - Kelabang Ungu Raksasa
58
Chapter 56 - Orange Witch
59
Chapter 57 - Kontrak
60
Chapter 58 - Frostbite
61
Chapter 59 - Pendapat
62
Chapter 60 - Masalah Baru
63
Chapter 61 – Ahli
64
Chapter 62 – Atribut Terakhir
65
Chapter 63 - Sinkronisasi
66
Chapter 64 - Tetua Klan Naga
67
Chapter 65 - Vilhelm
68
Chapter 66 - Peninggalan
69
Chapter 67 - Kelemahan Selena
70
Chapter 68 - Astrid Fire Baths
71
Chapter 69 - Teknik Baru
72
Chapter 70 - Penguji Veteran
73
Chapter 71 - Ayunan Pedang Tunggal
74
Chapter 72 - Wujud Naga
75
Chapter 73 - Sudah Kubilang
76
Chapter 74 - Nasihat
77
Chapter 75 - Mysterious Voices
78
Chapter 76 - Drakenkoningin
79
Chapter 77 - Safira
80
Chapter 78 - Julukan
81
Chapter 79 - Alalea Tiba
82
Chapter 80 - Menepati Janji
83
Chapter 81 - Get Around
84
Chapter 82 - Di Bawah Pohon Kasturi
85
Chapter 83 - Melodi Sendu
86
Chapter 84 - S.O.S
87
Chapter 85 - Kapal Hantu
88
Chapter 86 - Penghuni Lautan Hitam
89
Chapter 87 - Imp Family
90
Chapter 88 - Jihyeui Cheongso
91
Chapter 89 - I Hate Them
92
Chapter 90 - Sektor Birahi
93
Chapter 91 - Kebetulan
94
Chapter 92 - Fakta Menarik
95
Chapter 93 - Minum
96
Chapter 94 - Gejolak
97
Chapter 95 - Red Witch
98
Chapter 96 - Saling Percaya
99
Chapter 97 - Rival
100
Chapter 98 - Kebangkitan Mode Servant
101
Chapter 99 - Tepes War
102
Chapter 100 - Au Revoir
103
Year-End Goal (Bakal Dihapus)
104
Chapter 101 - Oldest Demon
105
Chapter 102 - Biru dan Merah
106
Chapter 103 - Kontrol Diri
107
Chapter 104 - Sepuluh Lusin
108
Chapter 105 - Asal Bicara
109
Chapter 106 - Lunge
110
Chapter 107 - Kesalahpahaman
111
Chapter 108 - Mythical Werebeast
112
Chapter 109 - Dark Side Situation
113
Chapter 110 - Nyanko Kyōdai
114
Chapter 111 - Hobi Aneh
115
Chapter 112 - Bermain
116
Chapter 113 - Fallen
117
Episode 114 - Dasar Jurang
118
Chapter 115 - Kizuna
119
Chapter 116 - Desa Tersembunyi
120
Chapter 117 - Melacak
121
Chapter 118 - Gundah
122
Chapter 119 - Plan
123
Chapter 120 - Tagih
124
Chapter 121 - Senbonzakura
125
Chapter 122 - Zirah Hewan Buas
126
Chapter 123 - Red Smoke
127
Chapter 124 - Jack Frost
128
Chapter 125 - Come Back to Me
129
Chapter 126 - Kecewa
130
Chapter 127 - Pulih
131
Chapter 128 - Tiga Selir
132
Chapter 129 - Gagal Mengakui
133
Chapter 130 - Liburan
134
Chapter 131 - Missing
135
Chapter 132 - Sepuluh Tahun Lalu
136
Chapter 133 - Amira
137
Chapter 134 - Amira II
138
Chapter 135 - Amira III
139
Chapter 136 - Badai Mendekat
140
Chapter 137 - Rage
141
Chapter 138 - Hancur
142
Chapter 139 - You Know I Can't
143
Episode 140 - Ketahuan
144
Chapter 141 - Psychiatric Hospital
145
Chapter 142 - Lagu mu Untuk ku
146
Chapter 143 - My Song for You
147
Chapter 144 - Tanpa Tipe
148
Chapter 145 - Serba Salah
149
Chapter 146 - Berangkat ke Magihavoc
150
Chapter 147 - Dozemary Lake
151
Chapter 148 - Ujian Masuk
152
Chapter 149 - Offer
153
Chapter 150 - Choice
154
Chapter 151 - Licik
155
Chapter 152 - White vs Merlin
156
Chapter 153 - Rahasia Gigi
157
Chapter 154 - Kejutan
158
Chapter 155 - Hubungan
159
Chapter 156 - Five Great Academy
160
Chapter 157 - Taruhan
161
Chapter 158 - Ban
162
Chapter 159 - Roommate
163
Chapter 160 - Pesan Sang Kakak
164
Chapter 161 - Gathering
165
Chapter 162 - The Figment Squadron
166
Chapter 163 - Bakat Mengajar
167
Chapter 164 - Yellow Witch
168
Chapter 165 - Divina Academy Selection
169
Chapter 166 - Wakil
170
Chapter 167 - Pesta Dansa
171
Chapter 168 - Sindrom Bintang Jatuh
172
Chapter 169 - Lima Menit Pembukaan
173
Chapter 170 - Madam of Corpses and Box Prince
174
Chapter 171 - Eleanor
175
Chapter 172 - Life Drain
176
Chapter 173 - Clam Up
177
Chapter 174 - Sihir Kuno
178
Chapter 175 - Kelima Abdi
179
Chapter 176 - Green Witch
180
Chapter 177 - Intens
181
Chapter 178 - Escape
182
Episode 179 - Persea dan Asal Usul Penyihir Hijau
183
Chapter 180 - Dampak
184
Chapter 181 - Hibernasi
185
Chapter 182 - Moment
186
Chapter 183 - Lelaki Tulen
187
Chapter 184 - Regu Ekspedisi Atlantos
188
Chapter 185 - Arun Jeram
189
Chapter 186 - Save The Courier
190
Chapter 187 - Bernafas Dalam Air?
191
Chapter 188 - Diterima
192
Chapter 189 - Sea Faction
193
Chapter 190 - Kondisi Khusus
194
Chapter 191 - Reality
195
Chapter 192 - Wanio vs Arya
196
Chapter 193 - Perubahan Sikap
197
Chapter 194 - Traitor
198
Chapter 195 - Fungsi Tamatebako
199
Chapter 196 - Kemunculan Pusaka Lainnya
200
Chapter 197 - Blue Witch
201
Chapter 198 - Help Arrived
202
Chapter 199 - Berbagi Kesedihan
203
Chapter 200 - Master
204
Chapter 201 - Seperating Enemies
205
Chapter 202 - Kemenangan
206
Chapter 203 - Impian Diondra
207
Chapter 204 - Pink
208
Chapter 205 - Fifth Daughter
209
Chapter 206 - Reiko
210
Chapter 207 - Big Scheme
211
Chapter 208 - Uluran Tangan
212
Chapter 209 - False Vanguard
213
Chapter 210 - Hanguk
214
Chapter 211 - Golden Bullet
215
Chapter 212 - Teddy Bear
216
Chapter 213 - Proyek Rahasia
217
Chapter 214 - Suaraku
218
Chapter 215 - Tekad Ali
219
Chapter 216 - Metal Elementalist Goal
220
Chapter 217 - Julius Caesar
221
Chapter 218 - Veni Vedi Vici
222
Chapter 219 - Kejar
223
Chapter 220 - Almost
224
Chapter 221 - Dalang Kejadian Whitechapel dan Pemburu Wanita Dalam Legenda
225
Chapter 222 - Wakiya Ronin Mode
226
Chapter 223 - Cara Keluar
227
Chapter 224 - Gatekeeper
228
Chapter 225 - Ringkasan
229
Chapter 226 - Switch
230
Chapter 227 - Musuh Tidak Terduga
231
Chapter 228 - Who Are You?
232
Chapter 229 - Crystal And Wind
233
Chapter 230 - Lord
234
Chapter 231 - Kabar Buruk
235
Chapter 232 - Coup D'etat
236
Chapter 233 - Pengecut Bernama Manusia
237
Chapter 234 - Terungkap
238
Chapter 235 - Departure
239
Chapter 236 - Reuni Nista
240
Chapter 237 - Merelakan Segalanya
241
Chapter 238 - Break Through
242
Chapter 239 - Siap Mati
243
Chapter 240 - Tenka Goken
244
Chapter 241 - Pengawal Pribadi
245
Chapter 242 - Nasution Request
246
Chapter 243 - Janji Pasta
247
Chapter 244 - Her True Feeling
248
Chapter 245 - Elemental City Has Fallen
249
Chapter 246 - Doa
250
Chapter 247 - Topan Setelah Badai
251
Chapter 248 - Louis Frost
252
Chapter 249 - Dissent
253
Chapter 250 - Munafik
254
Chapter 251 - Sumpah Hidup-Mati
255
Chapter 252 - Ichiban no Takaramono
256
Chapter 253 - Permulaan
257
Chapter 254 - Show Off
258
Chapter 255 - Pewaris
259
Chapter 256 - Intuisi Orion
260
Chapter 257 - Fatum Bergerak
261
Chapter 258 - Sasageyo
262
Chapter 259 - Invigilator
263
Chapter 260 - Invigilator II
264
Chapter 261 - Invigilator III
265
Chapter 262 - Ancaman
266
Chapter 263 - DLBK
267
Chapter 264 - Target
268
Chapter 265 - Satu Tujuan
269
Chapter 266 - Overwhelmed
270
Chapter 267 - Kesetiaan
271
Chapter 268 - Corrosion
272
Chapter 269 - Patah
273
Chapter 270 - Reason
274
Chapter 271 - Ketemu
275
Chapter 272 - Nothing
276
Chapter 273 - Ungkap
277
Chapter 274 - Ace
278
Chapter 275 - Titipan
279
Chapter 276 - Perfect Artificial Elementalist
280
Chapter 277 - Clairvoyance
281
Chapter 278 - Saran
282
Chapter 279 - Everything
283
Chapter 280 - Lost
284
Chapter 281 - Genting
285
Chapter 282 - Karma
286
Chapter 283 - Rencana Terakhir
287
Chapter 284 - An Eye for An Eye
288
Chapter 285 - Pindah Tangan
289
Chapter 286 - Marah
290
Chapter 287 - Santo Espada
291
Chapter 288 - Unbeatable
292
Chapter 289 - Titah
293
Chapter 290 - Winner
294
Chapter 291 - Gerbang Dimensi
295
Chapter 292 - Farewell
296
Chapter 293 - Pasca
297
Chapter 294 - Sayonara
298
Chapter 295 - Deal
299
Chapter 296 - Mahaguru
300
Chapter 297 - Stranger Things
301
Chapter 298 - Nil
302
Chapter 299 - Harapan dan Impian
303
Chapter 300 - Aitakatta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!