Arya dan Timothy berlari di lorong yang mengarah ke beranda arena pertandingan, setelah melihat wajah cemas Timothy ia tidak bertanya lagi tentang apa yang terjadi. Dia memiliki firasat buruk akan hal ini, karena ia baru pertama kali melihat ekspresi Timothy yang seperti itu, dia pun mempercepat larinya sehingga Timothy agak kewalahan untuk mengikuti dirinya.
Saat tiba di beranda dia disambut oleh Zayn dan Ali, Arya tidak bisa membaca ekspresi Zayn tapi ia bisa melihat kekhawatiran yang sama seperti Timothy dimata Ali. Jantung Arya berdegup dengan kencang, dia tahu bahwa pertandingan kedua adalah pertandingan siapa dan ia sangat berharap bahwa semuanya baik-baik saja, ia melangkah ke tepi beranda dan melihat ke arah arena.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Timothy dengan nafas terengah-engah karena berusaha mengikuti Arya.
"Buruk" jawab Zayn pelan.
Kondisi arena pertandingan seperti baru terkena kebakaran yang hebat, terlihat dibeberapa titik arena hangus akibat pertempuran yang sedang terjadi. Tepat di tengah arena berdiri dua orang yang menyebabkan hal tersebut, Asuna dengan tubuh babak belur dan Kevin yang terlihat tidak terluka sedikit pun hanya ada beberapa bekas hangus dipakaiannya. Arya berusaha mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Mau sampai kapan kau terus berdiri seperti itu? Cepatlah menyerah dasar perempuan menyebalkan" kata Kevin dengan sinis.
"Dasar bodoh, mana mungkin aku menyerah. Aku pasti menang" kata Asuna dengan senyum lemah diwajahnya tapi matanya masih memancarkan semangat yang membara.
Mendengar jawaban Asuna itu Arya memegang tepi beranda dengan kuat sampai buku jari tangannya memutih. Harusnya dia tidak memaksakan diri seperti itu, saat ini Arya hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk padanya. Kevin yang juga mendengar jawaban Asuna menghela nafas dan memutar mace ditangan kanannya dan bersiap dalam posisi menyerang.
"Kalau begitu aku hanya perlu membuatmu tidak bisa bertarung lagi" ucap Kevin dengan mata dingin.
"Majula—"
Asuna tidak sempat menyelesaikan kata-katanya, Kevin mendekatinya dengan secepat kilat dan menghantamkan senjatanya dengan brutal ke seluruh bagian tubuh Asuna yang bisa ia gapai dengan senjata miliknya. Asuna hanya bisa berlindung dengan kedua tangan, ia berusaha untuk menjauh tapi Kevin tidak memberikannya kesempatan dengan cara langsung mendekat dengan kecepatan petir miliknya.
Kevin melontarkan pukulan keras ke perut Asuna sehingga membuat dirinya bertekuk lutut di lantai. Kevin memutar mace miliknya lagi dan menjauh dari tubuh Asuna. Kevin mengangkat tangan untuk meminta Astral memeriksa kesadaran Asuna, saat Astral sudah terlihat di arena Asuna berdiri lagi dengan darah bercucuran dari tubuhnya.
"Hey menyerahlah, kau benar-benar keras kepala. Apa sih yang membuatmu berusaha sekeras itu?" ujar Kevin kesal.
"Aku tidak punya kewajiban untuk menjawab mu, aku pasti akan lolos ke babak berikutnya"
Setelah mengatakan itu Asuna melompat ke arah belakang dan menarik busurnya, lima anak panah menyala telah siap ditembakan. Dan tepat sebelum anak panah dilepaskan Kevin sudah berada didepan Asuna dan menghantamkan mace miliknya ke perut Asuna dan menghempaskan Asuna ke tanah.
"Menyerahlah"
"Tidak akan"
Asuna berusaha menggapai busurnya yang terlepas, tapi tanpa belas kasihan Kevin menendang busur itu menjauh dan menginjak tangan kiri Asuna dengan keras sehingga tulang pergelangan tangan Asuna patah. Asuna berteriak kesakitan saat tangan kirinya patah.
"Ini kesempatan terakhir mu" ancam Kevin sambil mengangkat senjata yang sudah diselubungi oleh petir.
"Lakukanlah" jawab Asuna dengan senyum mengejek.
"Kau yang memintanya, inilah sebabnya aku tidak menyukai orang-orang seperti kalian yang dibesarkan dengan kasih sayang. Kau sama saja dengan bocah es itu, kau lemah"
Seketika tepi beranda yang Arya pegang diselimuti oleh es, Arya dengan cepat memijakan sebelah kakinya ditepi beranda siap terjun ke arena. Timothy, Zayn, dan Ali yang menyadari hal itu berusaha menghentikannya, tepat sebelum salah satu dari mereka berhasil menggapai pakaian Arya dia sudah menghilang.
"Sial!!!" umpat Timothy.
"Selamat tinggal" ucap Kevin.
Tiba-tiba tangan Kevin berhenti diudara sebelum ia sempat menghantamkan senjatanya pada Asuna, tangan miliknya telah diselimuti oleh es. Lalu ia menoleh kebalik punggungnya dengan tatapan menghina, dibelakangnya Arya sedang berjalan secara perlahan ke arahnya dengan tatapan dingin yang tidak pernah ia perlihatkan pada siapapun sebelumnya.
"Sebaiknya kau hentikan apapun yang kau ingin lakukan sekarang juga" kata Arya pelan sambil menarik katana dari sarungnya.
"Heh apa maksudnya ini? Kau mengganggu pertandingan yang sedang berlangsung apa kau ingin didiskualifikasi dasar bodoh" ejek Kevin.
Saat Kevin menjawab seperti itu udara di arena pertandingan semakin berat, kaca pelindung yang melapisi sekitar arena pertandinga memutih karena perubahan suhu udara yang tiba-tiba. Para penonton pun menjauhi kaca pelindung itu dengan ekspresi ketakutan.
"Siapa yang mengizinkan mu berbicara? Kau disini hanya bisa menjawab iya atau tidak" sahut Arya dengan mata dingin.
Mendengar jawaban Arya itu Kevin lalu tersenyum dan menghancurkan es yang menyelimuti tanganya dengan mengalirkan petir pada daerah tersebut, lalu melihat Arya sambil berkata.
"Kalau aku berkata tidak, memangnya kau mau apa?"
"Akan ku tebas lehermu"
Setelah mengatakan itu Arya melesat ke arah Kevin, Kevin juga menyerang dengan mengubah arah serangan dari Asuna menuju Arya. Saat mereka berdua hanya berjarak satu meter tiba-tiba kedua anak laki-laki itu berhenti, tepatnya dihentikan secara paksa. Lima orang telah turun ke arena untuk menghentikan mereka berdua, yang terdiri dari Astral, Liquite, Allucia, Timothy, dan Ali.
Pengawas Astral berdiri tepat ditengah-tengah Arya dan Kevin, ia menghadap Arya sambil menunjuk tepat ke arah wajah Arya dengan telunjuk tangan kanannya. Sementara Pengawas Liquite mendekap leher Kevin dari belakang dengan satu tangan dan Pengawas Allucia dengan cekatan mendekati Asuna yang sedang dalam kondisi terluka.
Sedangkan Timothy dan Ali berusaha menahan Arya untuk menyerang Kevin dengan cara memegangi kedua lengan Arya, mereka berdua terlihat cukup kewalahan karena Arya masih berontak.
"Lepaskan" bisik Arya masih memberontak.
"Tenangkan dirimu kawan" jawab Timothy sambil menggertakan gigi.
Lalu Astral menyentuh dahi Arya dengan telunjuknya seketika kekuatan yang keluar dari Arya menghilang, setelah kekuatan miliknya tiba-tiba menghilang Arya pun berhenti memberontak. Dan secara perlahan Timothy dan Ali pun melepaskan kedua lengan Arya.
"Tuan Arya melihat apa yang telah anda lakukan seharusnya anda mendapat sanksi dengan didiskualifikasi dari Ujian ini, karena anda telah mengganggu pertandingan lainnya"
Mendengar perkataan dari Astral itu Arya hanya bisa menunduk dan terdiam, tapi didalam hatinya ia tidak merasa menyesal sedikit pun telah menghentikan Kevin.
"Tetapi kami memutuskan untuk tidak mendiskualifikasi anda, hal ini berdasarkan apa yang kami lihat sendiri. Anda seharusnya tidak melakukan tindakan bodoh seperti itu jika tidak diprovokasi, memprovokasi itu bukan tindakan yang baik Tuan Kevin. Anda juga bisa didiskualifikasi karena hal tersebut" ujar Astral sambil berbalik memandang Kevin.
Kevin juga hanya diam dan tidak berkata apa-apa, tapi Arya tahu dari matanya bahwa ia juga tidak menyesal akan apa yang telah ia perbuat.
"Jadi kami semua memutuskan untuk tidak mendiskualifikasi kalian berdua, kalian berdua lolos ke babak berikutnya"
Setelah Astral berkata seperti itu Timothy serta Ali menghela nafas lega, tapi Arya hanya diam dan tidak berkata apa-apa. Dia tidak peduli akan hal itu, saat ini yang ia inginkan hanyalah menghajar Kevin seperti apa yang telah ia lakukan pada Asuna.
Kevin dengan gerakan cepat berhasil melepaskan diri dari dekapan Liquite, ia lalu berjalan melewati Arya dengan senyum memuakan diwajahnya.
"Sampai bertemu di babak selanjutnya bocah es"
Lalu ia berjalan keluar dari arena tanpa menoleh lagi ke belakang. Pengawas Liquite pun segera menyusulnya tapi sebelum pergi ia berbicara pada Arya.
"Maafkan aku Tuan Arya, harusnya aku bisa mendidik anak asuhku dengan lebih baik. Sekali lagi aku minta maaf" katanya lalu bergegas mengejar Kevin.
Kemudian usai kedua orang itu menghilang Arya segera mendekati Pengawas Allucia yang sedang memeriksa Asuna diikuti oleh Timothy dan Ali.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Arya cemas.
"Tidak baik, ia tidak sadarkan diri kita harus cepat. Bisakah---"
Sebelum Allucia menyelesaikan kata-katanya Arya sudah menggendong Asuna, Lalu mereka berdua segera berangkat menuju ruang perawatan. Timothy serta Ali hendak membantu tapi Arya menghentikan mereka dengan alasan mereka masih ada pertandingan yang harus dilakukan, mereka pun menyerah untuk berusaha membantu.
-----------------------------<<>>-----------------------------
Arya duduk disebelah tempat tidur Asuna yang berada di ruang perawatan, setelah Allucia memeriksa Asuna dan memberikannya pertolongan pertama ia segera kembali ke arena agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Ia menyerahkan sepenuhnya perlindungan Asuna pada Arya.
Perasaan Arya saat ini campur aduk, ia sangat menyesal melihat kondisi Asuna saat ini. Karena ia tahu apa penyebab Asuna tidak mau menyerah di pertandingan melawan Kevin, dia memegang janjinya pada Arya. Mereka berdua telah berjanji akan bertanding di babak selanjutnya dan melihat sifat Asuna yang keras kepala Arya tahu bahwa dia adalah orang yang tidak menarik kata-katanya.
Memang dari awal Arya sudah tidak menyukai Kevin, tapi kali ini dia benar-benar sudah kelewatan. Semua kata-kata yang ia ucapkan saat melawan Asuna masih terngiang-ngiang di telinga Arya, tapi semua kekesalannya pada Kevin saat ini menghilang seketika setelah melihat kondisi Asuna yang tidak sadarkan diri.
"Allucia berkata mungkin dia tidak akan sadarkan diri untuk beberapa waktu, tapi sampai kapan?"
Tanpa Arya sadari air mata sudah membasahi kedua pipinya, kenapa ia berjanji pada Asuna? Harusnya dia tidak melakukan hal bodoh seperti itu. Tiba-tiba ia merasakan seseorang merangkul lehernya dari belakang, kehangatan dari tubuh mungil itu menyadarkan Arya. Ia melihat beberapa helai rambut pirang yang menggantung didepan wajahnya, ia baru menyadari suara isakan miliknya membuat Elizabeth terbangun.
"Apa Kevin yang melakukan ini pada Asuna?" tanya Elizabeth.
Arya tidak menjawab pertanyaan tersebut, ia hanya menanggapi pertanyaan itu dengan anggukan kecil. Lalu pelukan dari Elizabeth semakin erat.
"Aku tidak mau melihat kakak ku ini menangis, kalau ada yang bisa aku bantu Kak Arya tinggal bilang saja"
Dengan cepat Arya melepaskan rangkulan Elizabeth dan berbalik menghadap dirinya, karena gerakan tiba-tiba itu Elizabeth memekik kaget.
"Elizabeth?"
"Eh? i..i..iya?"
"Dalam dua minggu ke depan aku ingin meminta bantuan mu"
"Apa itu? Kalau aku bisa pasti akan aku bantu"
"Tolong temani aku berlatih untuk babak selanjutnya, aku ingin mengalahkan Kevin. Kumohon" kata Arya sambil memegang kedua tangan Elizabeth dengan erat.
Elizabeth terlihat terkejut untuk sementara waktu, lalu senyuman hangat merekah diwajahnya. Ia mengangguk dengan penuh semangat.
"Tentu, aku pasti akan membantumu"
"Terimakasih, dan satu hal lagi Elizabeth. Kenapa kau memanggil ku Kak Arya?" tanya Arya.
"Mmm? Bukankah kau sudah berjanji akan menjadi kakak ku?" jawab Elizabeth sambiil menjulurkan lidahnya.
-----------------------------<<>>-----------------------------
Seperti yang Arya katakan sebelum Ujian ini dimulai, yang lolos ke babak semifinal adalah keempat Elementalist laki-laki. Walaupun sebenarnya ia tidak terlalu yakin hal ini akan benar-benar terjadi, Di dua pertandingan sebelumnya Zayn berhasil mengalahkan Lexa dan Timothy juga berhasil mengalahkan Rena. Jadi urutan pertandingan berikutnya adalah dia akan melawan Kevin dan Timothy akan melawan Zayn.
Jika insiden Asuna tidak terjadi mungkin saja dia akan sangat menikmati Ujian ini, tapi kali ini berbeda. Ia akan bertarung dengan kemampuan terbaiknya saat melawan Kevin, ini bukan waktunya untuk menikmati pertarungan. Ia harus menang.
"Akhirnya hari ini tiba juga" ucap Timothy puas.
"Kenapa kau terlihat begitu senang?" tanya Arya datar.
"Hah? Kenapa kau bertanya? Bukankah sudah jelas?"
Mereka berdua baru saja keluar dari ruang ganti untuk mengikuti pertandingan babak selanjutnya, diluar ruangan mereka sudah ditunggu oleh Elizabeth dan Rena.
"Apa kau tahu rasanya saat tiba-tiba suhu udara menjadi dingin dan bertegangan listrik saat kalian berada disuatu ruangan? Jujur saja waktu makan adalah hal paling buruk yang aku alami dalam dua minggu terakhir ini. Benarkan?" tanya Timothy pada Elizabeth dan Rena.
"Berisik" ucap Arya dan Elizabeth bersama-sama dengan nada dingin.
"Kalian berdua jahat sekali, memang cuma Rena yang berhati malaikat ditempat ini" ucap Timothy sambil memegang pundak Rena.
Rena hanya tersenyum padanya, setelah itu Timothy berangkat lebih dulu menuju arena pertandingan untuk bersiap-siap menonton pertandingan antara Arya melawan Kevin. Ia meninggalkan Arya bersama Elizabeth dan juga Rena.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Elizabeth.
"Tidak pernah lebih baik dari ini" jawab Arya sambil tersenyum.
"Mmm Arya?" panggil Rena.
"Ada apa Rena?" tanya Arya, sebenarnya ia sedikit bingung kenapa Rena menghampirinya saat ini.
"A...a..aku ingin memberitahukan sesuatu tentang Kevin, sebenarnya dia itu orang yang sangat----"
Arya menghentikan Rena sebelum ia menyelesaikan kata-katanya dengan mengangkat satu jarinya.
"Kumohon Rena, bisakah kita membicarakan ini lain kali? Aku tidak ingin konsentrasiku pada pertandingan ini hilang" kata Arya lembut.
Rena terlihat ragu beberapa saat, tapi akhirnya ia menyerah dan menghela nafas panjang.
"Baiklah aku mengerti, maafkan aku" ujar Rena sambil menunduk.
"Kau tidak perlu minta maaf, kau tidak melakukan kesalahan apapun" balas Arya sambil berjalan melewati mereka berdua.
"Semoga beruntung kak Arya!" teriak Elizabeth sambil melambaikan tangan.
"Semoga beruntung" ucap Rena juga.
Arya membalas lambaian tangan dari mereka berdua sambil tersenyum, lalu membalikan badanya dan melanjutkan langkahnya menuju arena pertandingan. Senyuman telah hilang dari wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Noobyxx09
jfcbjfbhgn
2021-10-16
1
John Singgih
Arya harus menang untuk membalas perbuatan Kevin ke asuna
2021-07-23
1
Nathaa
mau nanya nih ya, itukan Elementalist nya kan dri brbagai negara nih, itu klu mrka ngomong pake bahasa apa ya 😂
2021-03-26
1