Arya berbaring ditempat tidur sambil menatap langit-langit kamar barunya itu, kepalanya penuh memikirkan tentang kejadian-kejadian yang terjadi selama satu bulan pertamanya berada di Pusat Penilitian. Dahinya mengkerut saat mengingat kenangan menyebalkan yang ia alami, dia masih ingat semua kejadian itu seakan semua itu terjadi kemarin.
Hari pertama Arya dibangunkan dengan suara ketukan pada pintu kamarnya, ketukan itu ternyata berasal dari seorang pelayan wanita yang ditugaskan untuk memanggil para Elementalist untuk sarapan di kantin Pusat Penilitian. Tempat itu sangat luar biasa, hanya itu kata-kata yang dapat Arya katakan untuk mendeskripsikan tempat itu.
Di dalam kantin itu terdapat sepuluh meja panjang yang berjejer dengan rapi dan juga para maid yang berlalu lalang menghidangkan makanan, dari yang Arya dengar (dari Timothy) mereka selalu mengubah menu mereka setiap hari dan setiap jam makan. Sehingga orang-orang tidak akan bosan, hal inilah yang menyebabkan semua orang yang ada di Pusat Penelitian akan selalu mencari makanan di tempat ini dan yang paling penting adalah semuanya gratis.
Setelah menghabiskan sarapanya (semangkuk bubur ayam dan segelas kopi hangat) Arya dan para Elementalist lainya dibagikan selembar kertas yang berisi jadwal pelatihan mereka dalam seminggu penuh tanpa liburan satu hari pun dan penyiksaan itu dimulai dari hari itu juga pukul 10 pagi. Dan pelatihan pertama yang mereka dapat adalah pelatihan dari Pemimpin 10 Pengawas Ujian, Pengawas Giovanni Van Astral.
Tentu saja karena jadwal yang sangat padat ini membuat mereka semua bergegas agar tidak terlambat pada hari pertama mereka mendapati pelatihan, Arya tentu saja dengan sangat cekatan bersiap-siap untuk menuju tempat latihan karena dia sangat tertarik dengan apa yang dikatakan Ryan sebelumnya. Sesuatu yang tidak akan membuatnya bosan apakah benar-benar akan dia temui di tempat ini.
Dia yang sudah siap untuk berangkat pelatihan (hanya membawa sebuah buku catatan kecil) keluar kamar dan menjadi orang pertama yang berangkat dari asrama laki-laki. Baru saja ia sampai pada anak tangga paling bawah dia dihampiri oleh Timothy, seandainya dia tau bahwa pertemuan ini akan membawa kesialan dia tidak akan berangkat bersama dengan si kampret itu.
Mereka berjalan menuju ruangan tempat pelatihan dengan biasa (ruangan sudah tercatat di jadwal), sialnya saat sudah hampir sampai di kelas si sialan berambut perak itu sakit perut dengan kata lain harus mengurus urusan yang lebih penting dahulu (BAB). Karena si sialan itu terus memohon sambil mengucapkan "kau mau ruang latihan itu penuh dengan bau-bau yang membuat bulu roma berdiri? Kau mau hah??!!" terpaksa Arya harus ikut mengantarnya ke toilet.
Dan ternyata tidak ada toilet disekitar situ dan ini menyebabkan mereka berlari-larian untuk menemukan toilet secepatnya, Arya sebenarnya tidak perlu ikut berlari-lari seperti ini, kan yang mau BAB bukan dia. Tapi dia juga tidak ingin menjadi orang pertama yang mencium aroma yang akan membuat bangkai saja sama harumnya dengan bunga melati.
Saat akhirnya mereka menemukan toilet dan si brengsek itu selesai dengan urusan pentingnya Arya baru sadar kalau mereka tersesat, dia lupa bahwa Pusat Penelitian sangat luas bisa dikatakan bahwa Pusat Penelitian adalah Elemental City versi bawah tanah. Tempat ini terlalu luas, bagaimana cara mereka bisa menemukan ruangan itu lagi? Apa-apaan tempat ini? Hanya pergi untuk buang air saja bisa tersesat? Bagaimana cara orang bertahan hidup ditempat seperti ini?.
Pada akhirnya mereka berdua pun kembali berlari untuk menemukan kembali ruangan tempat latihan, mereka berusaha dengan segala cara agar menemukan menemukan tempat itu lagi. Mereka bertanya pada setiap orang yang ditemui dan tentu saja mereka selalu menunjukan jalan pada mereka tapi masalahnya arah yang orang-orang itu tunjukan selalu berbeda-beda setiap orangnya, hal ini membuat Arya dan Timothy sangat kesal, walaupun pada akhirnya mereka sampai di koridor tempat ruangan itu berada.
"Ini semua salah mu! Kita sudah terlambat 30 menit hanya gara-gara kau ingin bertapa di toilet?!" teriak Arya pada Timothy sambil berlari.
"Hey kalau kau berada di posisiku kau juga pasti akan melakukan hal yang sama" balas Timothy.
"Tapi aku tak akan merepotkan orang lain seperti yang kau lakukan, kenapa kau tidak buang air sebelum berangkat tadi dasar bodoh!"
"Buang air itu tidak bisa dipaksakan! Mana aku tau aku akan kebelet saat dekat ruangan latihan"
"Kalau tidak bisa dipakasakan ya ditahan, dasar!"
"Itu.....tidak segampang yang kau ucapkan!"
Mereka berdua sampai di depan pintu ruangan latihan sambil terengah-engah dan keringat bercucuran, Arya mengetuk dan tanpa menunggu jawaban langsung membuka pintu. Segera saja mereka disambut oleh 9 pasang mata yang menatap mereka seakan-akan meminta penjelasan.
"Wah-wah sepertinya kalian terlambat di hari pertama kalian" ucap Pengawas Astral dengan tatapan menusuk.
Lalu Arya dan Timothy menjelaskan kenapa mereka bisa terlambat dan mereka pun berani bersumpah bahwa mereka berdua adalah orang yang harusnya datang paling awal, setelah mendengar penjelas itu Pengawas Astral menganggu-angguk kecil.
"Tapi menurut saya itu tetap salah kalian, bukankah kalian bisa masuk kelas lebih dulu dan meminta izin pada saya sebelum berangkat ke toilet? Dengan begitu bisa kembali ke kelas kapan saja dan kalian bisa tau SATU HAL penting, bahwa ruang latihan ini mempunyai toilet di dalam" kata Pengawas Astral sambil menunjuk pintu dibelakangnya.
Segera saja Arya terdiam, benar juga ya? Kenapa dia tidak berpikiran sampai kesana. Dia mengumpat dirinya sendiri karena kecerobohanya itu dan juga pada orang yang ada didekatnya, seorang Elementalist yang tidak bisa mengendalikan perutnya sendiri. Bagaimana bisa mengendalikan Element sedangkan mengendalikan perut sendiri saja tidak bisa.
"Tuh, semua ini salah mu karena terburu-buru" bisik Arya pada Timothy.
"Diamlah" balas Timothy berbisik.
"Tapi karena ini adalah hari pertama kalian maka kejadian ini akan saya maafkan, tapi lain kali tidak akan ada toleransi lagi" katan Pengawas Astral pada mereka berdua.
Mereka pun menundukan badan dan berterima kasih pada sang Pengawas kemudian berjalan menuju tempat duduk.
"Tunggu sebentar" tahan Pengawas Astral.
Mereka berdua pun berbalik lagi dan saling melemparkan pandangan bertanya ke satu sama lain.
"Siapa yang bilang kalian boleh duduk? Bukankah tidak adil jika saya memberikan kalian berdua duduk sedangkan yang lainya berusaha agar tidak terlambat?"
"BENAR SEKALI!" sahut Elizabeth semangat.
Cihh, Arya menoleh pada gadis kecil itu. Mata gadis nakal itu membalas tatapanya sambil tersenyum jahat, dia itu suka melihat orang kesusahan ya?
"Kalian boleh duduk jika bisa menjawab pertanyaan saya dengan benar"
Mereka berdua mengangguk menyetujui hal tersebut.
"Tuan Timothy apa yang akan anda lakukan jika musuh anda menyerang dengan pukulan berkekuatan 5 % kearah kepala anda?"
Arya melongo, apa? Apa ia tidak salah dengar? Persen? Angka? Apa itu tadi apakah itu pertanyaan normal? Angka? Menyerang? Apa maksudnya? Segera Arya menoleh pada Timothy, tapi ternyata si brengsek yang membuatnya telat itu malah terlihat biasa-biasa saja dan dengan mudah menjawab.
"Mmm aku akan menggunakan 7% kekuatanku ditangan kiri dan bertahan dari seranganya sehingga dia akan terpental, lalu aku memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerangnya balik dengan tangan kanan ku dengan kekuatan 10%"
"Jawaban yang menarik, silahkan duduk" kata Pengawas Astral sambil tersenyum.
Dia pun menunduk dan berjalan menuju meja sambil melambaikan tangan pada Arya, Arya hanya bisa diam dan tidak membalas lambaian tangan itu. Lalu Pengawas Astral membacakan soal berikutnya pada Arya, saat ia selesai membaca pertanyaan ia menoleh pada Arya. Arya hanya terdiam, dia terus seperti itu selama 5 menit. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, lalu pada akhirnya.
"Mmm maafkan aku Pengawas Astral, bukankah ini tidak terlalu cepat untuk memberikan quiz matematika" jawabnya.
Segera saja semua yang ada di ruangan itu tertawa mendengar jawabanya itu, bahkan Asuna yang biasa terlihat dingin dengan susah payah menahan tawa yang akan keluar dari mulutnya. Zayn dan Selena memalingkan wajah mereka sambil menahan tawa mereka, sisanya tertawa dengan keras. Dan yang semakin membuatnya kesal adalah si Brengsek pertapa toilet Timothy juga ikut tertawa terbahak-bahak. Pengawas Astral hanya diam, saat suasana sudah mulai tenang akhirnya dia angkat bicara.
"Maafkan saya tuan Arya, harusnya saya tidak menanyakan hal itu pada anda. Pertanyaan itu terlalu cepat buat anda"
Lalu pria itu mempersilahkan Arya duduk, saat ia berjalan menuju tempat duduk dia mendengar kata-kata yang menyindir dirinya tapi ia tidak peduli. Tapi sialnya, tempat duduk mereka ternyata telah diatur. Dan dia harus duduk dengan orang yang paling tidak diinginkanya saat itu.
"Hufft hai tuan terlambat yang belum belajar matematika" celetuk Asuna mengejek.
Dia tidak menanggapi kata-kata itu. Dia sangat kesal, dia yakin telinga dan wajah sudah merah karena menahan rasa marah dan malu. Dia berani bertaruh jika saja dia adalah Elementalist Api pasti telinganya akan mengeluarkan asap dan rambutnya sudah berkobar membara saking kesalnya.
Pengawas Astral melatih atau bisa dibilang mengajar Pengetahuan Umum (tentu saja Pengetahuan Umum untuk Elementalist) dan jangan pernah kalian samakan Pengetahuan Umum yang kalian ketahui dengan yang Pengawas Astral ajarkan itu sangat berbeda. Dan sayangnya latihan-latihan lain pun sama sulitnya.
Herbology, pelatihan ini (bisa juga disebut pelajaran) membahas tentang tanaman-tanaman, yang ternyata Arya baru tau bahwa tanaman-tanaman yang ia ketahui hanya sebagian kecil saja yang ia pernah dengar maupun pernah lihat secara langsung.
"Karena dunia mengalami perubahan yang ekstrim dan pertempuran-pertempuran antar ras semakin merajalela, tumbuhan dan hewan pun terpaksa berevolusi untuk tetap bertahan di dunia ini, ada yang membesar, mengecil, mengembangkan pertahanan diri dan masih banyak lagi. Disini aku akan khusus menjelaskan untuk tumbuhannya saja, jika kalian ingin tau lebih banyak tentang hewan kalian bisa bertanya pada Gio (panggilanya untuk Pengawas Astral) saat kalian bertemu denganya" jelas Pengawas Rea.
Konohakura Rea, dia adalah pengawas yang bertanggung jawab dibagian Herbology. Dia adalah wanita dengan rambut berkepang warna coklat, ciri khas lainya dari pengawas Rea adalah topi jerami yang selalu ia kenakan (bahkan ke toilet sekalipun). Karena hal ini Timothy pernah menantang Arya bertaruh apakah Pengawas Rea itu botak atau tidak pada bagian yang ditutupi topi, Arya tidak menanggapi taruhan itu.
Menurutnya Pengawas Rea menggunakan itu karena menyukai pekerjaanya (Ahli Botani) dan topi jerami itu seperti menegaskan bahwa perempuan itu banyak menghabiskan waktunya bersama tanaman-tanamanya.
Ada juga pelatihan pandai besi, Arya tidak tau kenapa mereka mempelajari hal seperti ini tetapi dia mendegar perkataan yang terdengar mirip seperti "seorang Elementalist harus bisa memperbaiki dan menjaga kondisi senjatanya sendiri" dari Pengawas Berlin.
Ursa Berlin, dia adalah yang bertanggung pada latihan yang satu ini. Dari yang Arya liat dia tau bahwa Pengawas Berlin adalah pengawas yang mempunyai tubuh paling kekar dari para pengawas lainya, mungkin hal ini disebabkan oleh pekerjaanya.
"Dipertemuan pertama ini aku tidak akan memberikan sesuatu yang berat untuk kalian, aku hanya meminta kalian meluruskan pedang yang dihadapan kalian masing-masing dengan palu martil yang sudah disiapkan" ucap Pengawas Berlin sambil menunjuk pedang dan palu tersebut.
Pada awalnya Arya menganggap remeh tugas ini, karena palu kecil yang ada dihadapanya sudah tersedia sehingga dia hanya butuh memukul pedang itu sekuat tenaga. Tapi nyatanya saat ia berusaha mengangkat palu martil tersebut dengan satu tanganya palu itu tidak bergerak sedikit pun, lalu ia berusaha sekuat tenaga dengan menggunakan kedua tanganya tetapi hasilnya sama saja.
Kemudian ia melihat sekitarnya, ternyata yang lain juga sama sepertinya. Mereka kesulitan untuk mengangkat palu tersebut walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, bahkan ia sempat mendengar teriakan Timothy (Inikah yang kau sebut tidak berat sebelumnya pengawas??!) karena saking kerasnya dia berusa menggerakan palu itu walapun pada akhirnya hasilnya sama saja, palu itu tidak bergeming sedikit pun.
Pengawas Berlin yang mengawasi mereka saat berusaha mengangkat palu itu lalu berkata.
"Angkat palu kalian, apa kalian tidak mendengarkan perkataanku?"
Mereka berusaha lagi dengan seluruh kekuatan mereka tapi tetap saja tanpa hasil.
"Sepertinya kalian terlalu manja untuk menjadi seorang Elementalist, karena kalian tidak bisa mengikuti perintahku maka aku akan memberikan tugas pertama pada kalian. Kalian semua harus membawa palu itu kemana pun kalian pergi dan kalian baru boleh melepasnya jika kalian bisa mengangkatnya"
Segera saja pernyataan itu diikuti oleh protes-protes dari mereka.
"Tapi pengawas ini terlalu berat untuk kami, bisakah kau memberikan sedikit keringanan untuk kami?" protes Timothy.
"Apa maksudmu? Itu adalah palu paling ringan ditempat ini, bahkan para anak buahku saja bisa mengangkatnya"
Saat Arya mendengar itu ia tidak percaya, bagaimana ada orang yang bisa mengangkat benda yang bahkan para Elementalist tidak bisa mengangkatnya? Tetapi semua itu berubah seketika saat Pengawas Berlin memperlihatkan bengkel senjatanya, disitu mereka melihat sekitar 1000 orang pandai besi menggunakan palu yang persis sama dengan yang mereka coba angkat sebelumnya, karena hal ini pada akhirnya mereka bersepuluh harus mengakhiri hari itu dengan menyeret tas mereka masing-masing seperti orang bodoh untuk kembali ke asrama.
Syukurlah pelatihan Kerajinan lebih baik, Pengawas Benjamin Liquite adalah orang yang bertanggung jawab pada pelatihan ini. Pengawas Liquite adalah pria yang menggunakan bandana dan memiliki badan yang kekar (tentu saja masih kalah kekar dengan Pengawas Berlin), Pengawas Liquite melatih mereka untuk membuat banyak hal seperti perabotan dan lain-lain. Tapi dia lebih berfokus pada seni memahat saat mengajar, dia berkata latihan ini berguna untuk menambah kreativitas saat bertarung menggunakan kekuatan Element dan masih banyak lagi manfaatnya.
Ada juga latihan medis, latihan ini dipimpin oleh Pengawas Allucia. Zafrone Allucia adalah perempuan dengan tubuh mungil yang selalu menggunakan toga, jujur saja menurut Arya dia terlihat seperti loli. Arya berani bertaruh bahwa umurnya pasti tidak seperti penampilanya, tapi ia tidak berani menanyakan umur pada Pengawas Allucia, tidak sopan menanyakan umur pada seseorang apalagi menanyakan umur pada seorang wanita.
Saat Timothy bertanya tentang apa gunanya latihan ini untuk mereka ia pun langsung dibentak oleh Pengawas Allucia.
"Untuk apa katamu?! Kau berpikir setiap saat jika kau terluka atau sakit akan selalu ada rumah sakit disekitarmu? Dasar manja! Jawab aku apa itu yang kau pikirkan hah? HAH?!!"
Lalu ada pelatihan Memasak, Latihan ini dimentori oleh kepala koki Pusat Penelitian sekaligus salah satu member dari 10 Pengawas Ujian yaitu Raymon Gustav. Ciri khas dari Pengawas Gustav adalah celemek dan topi koki yang sering ia kenakan, lalu kumis tipis mirip seperti Pengawas Astral tapi entah bagaimana pada kumis Pengawas Gustav ada lengkungan melingkar pada ujung kumisnya.
Dia menjelaskan bahwa pelatihan Memasak saat bermanfaat bagi mereka, dengan belajar Memasak mereka bisa membedakan makanan yang mengandung racun hanya dengan menggunakan penciuman dan juga melatih konsentrasi mereka. Dia mengingatkan mereka bahwa memasak itu bukanlah hal yang mudah,melainkan membutuhkan konsentrasi dan kedisiplinan yang tinggi.
Arya juga mempunyai dua pelajaran yang sangat membuatnya tertarik, yaitu Symphony dan Spy. Dua pelajaran ini sangat menarik menurutnya, Pelatihan Symphony dibimbing oleh Eyecracker Romero. Pengawas Romero adalah pria yang menggunakan kaca mata hitam dan juga selalu membawa tongkat kemana-mana, saat pertama kali Arya tidak percaya bahwa Pengawas Romero buta. Karena pria itu sangat cekatan dalam melakukan banyak hal, dia memiliki pendengaran yang sangat tajam bahkan ia bisa mendengar detak jantung dan juga membedakan langkah kaki setiap orang dengan mudah. Dia juga adalah pemain musik yang handal.
Dia menjelaskan bahwa pelajaran ini bisa bermanfaat jika saja untuk mereka disaat membutuhkan, "Ada masanya dimana kalian tidak bisa mempercayai mata kalian" katanya dengan bijak. Intinya pelajaran ini adalah tentang mempelajari banyak suara-suara yang ada di dunia ini.
Spy juga tidak kalah menarik dengan Symphony walapun yahh.....pelatihnya agak sedikit aneh, Julius Varuq adalah orang bertanggung jawab pada bagian ini. Dan sering sekali Pengawas Varuq selalu mengajak mereka untuk langsung praktik saat pelatihan Spy, mereka menyelinap,menghindar, membongkar sandi dan masih banyak lagi.
"Pengawas kita akan menuju kemana sih sebenarnya?" tanya Arya saat latihan.
"Ikuti saja aku anak-anak, kita akan menuju surganya para Pria" teriaknya semangat.
Mereka pun saling pandang satu sama lain, anehnya pelatihan kali ini hanya diikuti oleh para anak laki-laki. Pengawas Varuq meliburkan para gadis dipelatihan kali ini, mereka sedang menyelinap disemak-semak saat itu. Arya merasakan perasaan yang tidak enak lalu menghentikan keempat Elementalist laki-laki lainya, saat yang lain memandangnya dengan tatapan bertanya Arya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, benar saja beberapa saat kemudian.
"Sebentar lagi kita sam.........."
Kata-kata pengawas Varuq hilang ditenggorokan saat ia melihat seorang perempuan yang melihatnya dengan tatapan mengerikan, perempuan itu menyikap semak-semak itu sehingga membuat Pengawas Varuq tidak tersembunyi lagi.
"Julius?" panggilnya manis.
"Ehh? Ya Bianchi? Ada perlu apa yaa?" jawab Pengawas Varuq dengan wajah pucat.
"Julius apa yang sedang kau lakukan?"
"Ehh? Mmm kau tau eee mencari cacing" kata Pengawas Varuq sambil menunjuk tanah.
"JULIUSSS????!!!!"
Segera saja pemandangan didepan mereka sangat penuh kekerasan, perempuan itu menginjak-injak Pengawas Varuq dengan sangat kejam.
"Dasar brengsek apa yang kau ajarkan pada anak-anak?! Menyelinap ke pemandian wanita hah?!! Aku sudah curiga saat para gadis memberitahuku bahwa kau meliburkan mereka"
"Ahh....Bianchi jangan sakit ahhh mantap ahh..... nikmat sekali kumohon siksa aku aku lebih" kata Pengawas Varuq sambil meringis kesakitan.
"DASAR MASOCHIST MESUMMM!!????? KU DOAKAN KAU MENJADI CACING DIKEHIDUPAN MU BERIKUTNYA BRENGSEK!!???" teriak perempuan itu sambil terus menginjak Pengawas Varuq dengan sekuat tenaga.
Itulah guru Spy mesum mereka, dia hebat tapi yaaa begitulah. Arya enggan memberikan komentar pada Pengawas yang satu itu.
Sebenarnya perempuan yang menginjak-injak Pengawas Masochist juga adalah salah satu Pengawas Ujian, Sinistral La Bianchi. Dia adalah member perempuan terakhir dari 10 Pengawas Ujian selain Pengawas Rea dan Pengawas Allucia, dia adalah perempuan cantik berambut putih yang pernah menyapa Arya pada saat pertama kali tiba Pusat Penilitian.
Pengawas Bianchi selalu cantik, hebat, dan seksi. Tidak heran dia selalu mendapatkan pengakuan cinta dari para lelaki, tapi ia selalu menolak semua laki-laki yang mendekatinya entah mengapa. Dia bertugas menjadi pelatih Fisik mereka, Pelatih Bianchi selalu memberikan mereka porsi pelatihan yang berat (katanya sih supaya stamina kalian tahan lama).
Ini adalah Pelatihan kegemaran Arya, bukan hanya karena dilatih oleh Pengawas Bianchi yang cantik tetapi juga karena dipelajaran ini ia tidak merasa tertinggal dari para Elementalist yang lain. Hanya dipelajaran ini ia bisa menyamai dan bahkan melebihi yang lainya, ia juga heran tentang hal ini. Dia yang tidak pernah dilatih menjadi Elementalist bisa mengalahkan mereka yang sudah terlatih dengan baik. Cukup mengejutkan bahkan bagi dirinya sendiri.
Walaupun dipelajaran lain ia masih saja menjadi yang paling bawah (ia bahkan kalah dari Timothy, dari TIMOTHY). Tapi ada satu pelatihan lagi, Arya sangat heran dengan yang satu ini. Ia tidak mengerti apapun tentang pelatihan yang ini, Pelatihan ini disebut Uknown. Pelatihan ini diajarkan oleh Magna Po, dia adalah laki-laki bertubuh tinggi besar tapi berkebalikan dengan Pengawas Berlin yang kekar. Laki-laki satu ini bertubuh gempal.
Dan anehnya disetiap pelatihanya mereka hanya akan masuk ke ruangan dan duduk ditempatnya masing-masing, lalu melihat Pengawas Po memakan cemilan yang ia bawa sampai waktu pelatihan habis. Saking bingungnya mereka akhirnya bertanya padanya apa yang harus mereka lakukan, tapi ia tidak merespon sama sekali dan terus saja sepert itu.
Karena frustasi mereka akhirnya bertanya pada Pengawas yang lain, tapi mereka hanya menjawab dengan cuek " nanti juga kalian akan segera tau".
Lalu Arya bangkit dari tempat tidurnya, kenangan-kenangan buruk itu harus ia hapuskan, ia segera mengambil sebuah buku dari tasnya dan membenamkan wajahnya pada buku itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Ibn Edy
lanjutkan terus thor
2022-06-02
0
John Singgih
pengalaman pelatihan yang tak terlupakan
2021-07-23
1
°| SapaSaya•
keknya yang kelas Unknown itu melatih kesabaran? hmmm... 🤔
2021-07-21
3