Chapter 07 - Pelatihan Dimulai!!!

Arya berbaring ditempat tidur sambil menatap langit-langit kamar barunya itu, kepalanya penuh memikirkan tentang kejadian-kejadian yang terjadi selama satu bulan pertamanya berada di Pusat Penilitian. Dahinya mengkerut saat mengingat kenangan menyebalkan yang ia alami, dia masih ingat semua kejadian itu seakan semua itu terjadi kemarin.

Hari pertama Arya dibangunkan dengan suara ketukan pada pintu kamarnya, ketukan itu ternyata berasal dari seorang pelayan wanita yang ditugaskan untuk memanggil para Elementalist untuk sarapan di kantin Pusat Penilitian. Tempat itu sangat luar biasa, hanya itu kata-kata yang dapat Arya katakan untuk mendeskripsikan tempat itu.

Di dalam kantin itu terdapat sepuluh meja panjang yang berjejer dengan rapi dan juga para maid yang berlalu lalang menghidangkan makanan, dari yang Arya dengar (dari Timothy) mereka selalu mengubah menu mereka setiap hari dan setiap jam makan. Sehingga orang-orang tidak akan bosan, hal inilah yang menyebabkan semua orang yang ada di Pusat Penelitian akan selalu mencari makanan di tempat ini dan yang paling penting adalah semuanya gratis.

Setelah menghabiskan sarapanya (semangkuk bubur ayam dan segelas kopi hangat) Arya dan para Elementalist lainya dibagikan selembar kertas yang berisi jadwal pelatihan mereka dalam seminggu penuh tanpa liburan satu hari pun dan penyiksaan itu dimulai dari hari itu juga pukul 10 pagi. Dan pelatihan pertama yang mereka dapat adalah pelatihan dari Pemimpin 10 Pengawas Ujian, Pengawas Giovanni Van Astral.

Tentu saja karena jadwal yang sangat padat ini membuat mereka semua bergegas agar tidak terlambat pada hari pertama mereka mendapati pelatihan, Arya tentu saja dengan sangat cekatan bersiap-siap untuk menuju tempat latihan karena dia sangat tertarik dengan apa yang dikatakan Ryan sebelumnya. Sesuatu yang tidak akan membuatnya bosan apakah benar-benar akan dia temui di tempat ini.

Dia yang sudah siap untuk berangkat pelatihan (hanya membawa sebuah buku catatan kecil) keluar kamar dan menjadi orang pertama yang berangkat dari asrama laki-laki. Baru saja ia sampai pada anak tangga paling bawah dia dihampiri oleh Timothy, seandainya dia tau bahwa pertemuan ini akan membawa kesialan dia tidak akan berangkat bersama dengan si kampret itu.

Mereka berjalan menuju ruangan tempat pelatihan dengan biasa (ruangan sudah tercatat di jadwal), sialnya saat sudah hampir sampai di kelas si sialan berambut perak itu sakit perut dengan kata lain harus mengurus urusan yang lebih penting dahulu (BAB). Karena si sialan itu terus memohon sambil mengucapkan "kau mau ruang latihan itu penuh dengan bau-bau yang membuat bulu roma berdiri? Kau mau hah??!!" terpaksa Arya harus ikut mengantarnya ke toilet.

Dan ternyata tidak ada toilet disekitar situ dan ini menyebabkan mereka berlari-larian untuk menemukan toilet secepatnya, Arya sebenarnya tidak perlu ikut berlari-lari seperti ini, kan yang mau BAB bukan dia. Tapi dia juga tidak ingin menjadi orang pertama yang mencium aroma yang akan membuat bangkai saja sama harumnya dengan bunga melati.

Saat akhirnya mereka menemukan toilet dan si brengsek itu selesai dengan urusan pentingnya Arya baru sadar kalau mereka tersesat, dia lupa bahwa Pusat Penelitian sangat luas bisa dikatakan bahwa Pusat Penelitian adalah Elemental City versi bawah tanah. Tempat ini terlalu luas, bagaimana cara mereka bisa menemukan ruangan itu lagi? Apa-apaan tempat ini? Hanya pergi untuk buang air saja bisa tersesat? Bagaimana cara orang bertahan hidup ditempat seperti ini?.

Pada akhirnya mereka berdua pun kembali berlari untuk menemukan kembali ruangan tempat latihan, mereka berusaha dengan segala cara agar menemukan menemukan tempat itu lagi. Mereka bertanya pada setiap orang yang ditemui dan tentu saja mereka selalu menunjukan jalan pada mereka tapi masalahnya arah yang orang-orang itu tunjukan selalu berbeda-beda setiap orangnya, hal ini membuat Arya dan Timothy sangat kesal, walaupun pada akhirnya mereka sampai di koridor tempat ruangan itu berada.

"Ini semua salah mu! Kita sudah terlambat 30 menit hanya gara-gara kau ingin bertapa di toilet?!" teriak Arya pada Timothy sambil berlari.

"Hey kalau kau berada di posisiku kau juga pasti akan melakukan hal yang sama" balas Timothy.

"Tapi aku tak akan merepotkan orang lain seperti yang kau lakukan, kenapa kau tidak buang air sebelum berangkat tadi dasar bodoh!"

"Buang air itu tidak bisa dipaksakan! Mana aku tau aku akan kebelet saat dekat ruangan latihan"

"Kalau tidak bisa dipakasakan ya ditahan, dasar!"

"Itu.....tidak segampang yang kau ucapkan!"

Mereka berdua sampai di depan pintu ruangan latihan sambil terengah-engah dan keringat bercucuran, Arya mengetuk dan tanpa menunggu jawaban langsung membuka pintu. Segera saja mereka disambut oleh 9 pasang mata yang menatap mereka seakan-akan meminta penjelasan.

"Wah-wah sepertinya kalian terlambat di hari pertama kalian" ucap Pengawas Astral dengan tatapan menusuk.

Lalu Arya dan Timothy menjelaskan kenapa mereka bisa terlambat dan mereka pun berani bersumpah bahwa mereka berdua adalah orang yang harusnya datang paling awal, setelah mendengar penjelas itu Pengawas Astral menganggu-angguk kecil.

"Tapi menurut saya itu tetap salah kalian, bukankah kalian bisa masuk kelas lebih dulu dan meminta izin pada saya sebelum berangkat ke toilet? Dengan begitu bisa kembali ke kelas kapan saja dan kalian bisa tau SATU HAL penting, bahwa ruang latihan ini mempunyai toilet di dalam" kata Pengawas Astral sambil menunjuk pintu dibelakangnya.

Segera saja Arya terdiam, benar juga ya? Kenapa dia tidak berpikiran sampai kesana. Dia mengumpat dirinya sendiri karena kecerobohanya itu dan juga pada orang yang ada didekatnya, seorang Elementalist yang tidak bisa mengendalikan perutnya sendiri. Bagaimana bisa mengendalikan Element sedangkan mengendalikan perut sendiri saja tidak bisa.

"Tuh, semua ini salah mu karena terburu-buru" bisik Arya pada Timothy.

"Diamlah" balas Timothy berbisik.

"Tapi karena ini adalah hari pertama kalian maka kejadian ini akan saya maafkan, tapi lain kali tidak akan ada toleransi lagi" katan Pengawas Astral pada mereka berdua.

Mereka pun menundukan badan dan berterima kasih pada sang Pengawas kemudian berjalan menuju tempat duduk.

"Tunggu sebentar" tahan Pengawas Astral.

Mereka berdua pun berbalik lagi dan saling melemparkan pandangan bertanya ke satu sama lain.

"Siapa yang bilang kalian boleh duduk? Bukankah tidak adil jika saya memberikan kalian berdua duduk sedangkan yang lainya berusaha agar tidak terlambat?"

"BENAR SEKALI!" sahut Elizabeth semangat.

Cihh, Arya menoleh pada gadis kecil itu. Mata gadis nakal itu membalas tatapanya sambil tersenyum jahat, dia itu suka melihat orang kesusahan ya?

"Kalian boleh duduk jika bisa menjawab pertanyaan saya dengan benar"

Mereka berdua mengangguk menyetujui hal tersebut.

"Tuan Timothy apa yang akan anda lakukan jika musuh anda menyerang dengan pukulan berkekuatan 5 % kearah kepala anda?"

Arya melongo, apa? Apa ia tidak salah dengar? Persen? Angka? Apa itu tadi apakah itu pertanyaan normal? Angka? Menyerang? Apa maksudnya? Segera Arya menoleh pada Timothy, tapi ternyata si brengsek yang membuatnya telat itu malah terlihat biasa-biasa saja dan dengan mudah menjawab.

"Mmm aku akan menggunakan 7% kekuatanku ditangan kiri dan bertahan dari seranganya sehingga dia akan terpental, lalu aku memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerangnya balik dengan tangan kanan ku dengan kekuatan 10%"

"Jawaban yang menarik, silahkan duduk" kata Pengawas Astral sambil tersenyum.

Dia pun menunduk dan berjalan menuju meja sambil melambaikan tangan pada Arya, Arya hanya bisa diam dan tidak membalas lambaian tangan itu. Lalu Pengawas Astral membacakan soal berikutnya pada Arya, saat ia selesai membaca pertanyaan ia menoleh pada Arya. Arya hanya terdiam, dia terus seperti itu selama 5 menit. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, lalu pada akhirnya.

"Mmm maafkan aku Pengawas Astral, bukankah ini tidak terlalu cepat untuk memberikan quiz matematika" jawabnya.

Segera saja semua yang ada di ruangan itu tertawa mendengar jawabanya itu, bahkan Asuna yang biasa terlihat dingin dengan susah payah menahan tawa yang akan keluar dari mulutnya. Zayn dan Selena memalingkan wajah mereka sambil menahan tawa mereka, sisanya tertawa dengan keras. Dan yang semakin membuatnya kesal adalah si Brengsek pertapa toilet Timothy juga ikut tertawa terbahak-bahak. Pengawas Astral hanya diam, saat suasana sudah mulai tenang akhirnya dia angkat bicara.

"Maafkan saya tuan Arya, harusnya saya tidak menanyakan hal itu pada anda. Pertanyaan itu terlalu cepat buat anda"

Lalu pria itu mempersilahkan Arya duduk, saat ia berjalan menuju tempat duduk dia mendengar kata-kata yang menyindir dirinya tapi ia tidak peduli. Tapi sialnya, tempat duduk mereka ternyata telah diatur. Dan dia harus duduk dengan orang yang paling tidak diinginkanya saat itu.

"Hufft hai tuan terlambat yang belum belajar matematika" celetuk Asuna mengejek.

Dia tidak menanggapi kata-kata itu. Dia sangat kesal, dia yakin telinga dan wajah sudah merah karena menahan rasa marah dan malu. Dia berani bertaruh jika saja dia adalah Elementalist Api pasti telinganya akan mengeluarkan asap dan rambutnya sudah berkobar membara saking kesalnya.

Pengawas Astral melatih atau bisa dibilang mengajar Pengetahuan Umum (tentu saja Pengetahuan Umum untuk Elementalist) dan jangan pernah kalian samakan Pengetahuan Umum yang kalian ketahui dengan yang Pengawas Astral ajarkan itu sangat berbeda. Dan sayangnya latihan-latihan lain pun sama sulitnya.

Herbology, pelatihan ini (bisa juga disebut pelajaran) membahas tentang tanaman-tanaman, yang ternyata Arya baru tau bahwa tanaman-tanaman yang ia ketahui hanya sebagian kecil saja yang ia pernah dengar maupun pernah lihat secara langsung.

"Karena dunia mengalami perubahan yang ekstrim dan pertempuran-pertempuran antar ras semakin merajalela, tumbuhan dan hewan pun terpaksa berevolusi untuk tetap bertahan di dunia ini, ada yang membesar, mengecil, mengembangkan pertahanan diri dan masih banyak lagi. Disini aku akan khusus menjelaskan untuk tumbuhannya saja, jika kalian ingin tau lebih banyak tentang hewan kalian bisa bertanya pada Gio (panggilanya untuk Pengawas Astral) saat kalian bertemu denganya" jelas Pengawas Rea.

Konohakura Rea, dia adalah pengawas yang bertanggung jawab dibagian Herbology. Dia adalah wanita dengan rambut berkepang warna coklat, ciri khas lainya dari pengawas Rea adalah topi jerami yang selalu ia kenakan (bahkan ke toilet sekalipun). Karena hal ini Timothy pernah menantang Arya bertaruh apakah Pengawas Rea itu botak atau tidak pada bagian yang ditutupi topi, Arya tidak menanggapi taruhan itu.

Menurutnya Pengawas Rea menggunakan itu karena menyukai pekerjaanya (Ahli Botani) dan topi jerami itu seperti menegaskan bahwa perempuan itu banyak menghabiskan waktunya bersama tanaman-tanamanya.

Ada juga pelatihan pandai besi, Arya tidak tau kenapa mereka mempelajari hal seperti ini tetapi dia mendegar perkataan yang terdengar mirip seperti "seorang Elementalist harus bisa memperbaiki dan menjaga kondisi senjatanya sendiri" dari Pengawas Berlin.

Ursa Berlin, dia adalah yang bertanggung pada latihan yang satu ini. Dari yang Arya liat dia tau bahwa Pengawas Berlin adalah pengawas yang mempunyai tubuh paling kekar dari para pengawas lainya, mungkin hal ini disebabkan oleh pekerjaanya.

"Dipertemuan pertama ini aku tidak akan memberikan sesuatu yang berat untuk kalian, aku hanya meminta kalian meluruskan pedang yang dihadapan kalian masing-masing dengan palu martil yang sudah disiapkan" ucap Pengawas Berlin sambil menunjuk pedang dan palu tersebut.

Pada awalnya Arya menganggap remeh tugas ini, karena palu kecil yang ada dihadapanya sudah tersedia sehingga dia hanya butuh memukul pedang itu sekuat tenaga. Tapi nyatanya saat ia berusaha mengangkat palu martil tersebut dengan satu tanganya palu itu tidak bergerak sedikit pun, lalu ia berusaha sekuat tenaga dengan menggunakan kedua tanganya tetapi hasilnya sama saja.

Kemudian ia melihat sekitarnya, ternyata yang lain juga sama sepertinya. Mereka kesulitan untuk mengangkat palu tersebut walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, bahkan ia sempat mendengar teriakan Timothy (Inikah yang kau sebut tidak berat sebelumnya pengawas??!) karena saking kerasnya dia berusa menggerakan palu itu walapun pada akhirnya hasilnya sama saja, palu itu tidak bergeming sedikit pun.

Pengawas Berlin yang mengawasi mereka saat berusaha mengangkat palu itu lalu berkata.

"Angkat palu kalian, apa kalian tidak mendengarkan perkataanku?"

Mereka berusaha lagi dengan seluruh kekuatan mereka tapi tetap saja tanpa hasil.

"Sepertinya kalian terlalu manja untuk menjadi seorang Elementalist, karena kalian tidak bisa mengikuti perintahku maka aku akan memberikan tugas pertama pada kalian. Kalian semua harus membawa palu itu kemana pun kalian pergi dan kalian baru boleh melepasnya jika kalian bisa mengangkatnya"

Segera saja pernyataan itu diikuti oleh protes-protes dari mereka.

"Tapi pengawas ini terlalu berat untuk kami, bisakah kau memberikan sedikit keringanan untuk kami?" protes Timothy.

"Apa maksudmu? Itu adalah palu paling ringan ditempat ini, bahkan para anak buahku saja bisa mengangkatnya"

Saat Arya mendengar itu ia tidak percaya, bagaimana ada orang yang bisa mengangkat benda yang bahkan para Elementalist tidak bisa mengangkatnya? Tetapi semua itu berubah seketika saat Pengawas Berlin memperlihatkan bengkel senjatanya, disitu mereka melihat sekitar 1000 orang pandai besi menggunakan palu yang persis sama dengan yang mereka coba angkat sebelumnya, karena hal ini pada akhirnya mereka bersepuluh harus mengakhiri hari itu dengan menyeret tas mereka masing-masing seperti orang bodoh untuk kembali ke asrama.

Syukurlah pelatihan Kerajinan lebih baik, Pengawas Benjamin Liquite adalah orang yang bertanggung jawab pada pelatihan ini. Pengawas Liquite adalah pria yang menggunakan bandana dan memiliki badan yang kekar (tentu saja masih kalah kekar dengan Pengawas Berlin), Pengawas Liquite melatih mereka untuk membuat banyak hal seperti perabotan dan lain-lain. Tapi dia lebih berfokus pada seni memahat saat mengajar, dia berkata latihan ini berguna untuk menambah kreativitas saat bertarung menggunakan kekuatan Element dan masih banyak lagi manfaatnya.

Ada juga latihan medis, latihan ini dipimpin oleh Pengawas Allucia. Zafrone Allucia adalah perempuan dengan tubuh mungil yang selalu menggunakan toga, jujur saja menurut Arya dia terlihat seperti loli. Arya berani bertaruh bahwa umurnya pasti tidak seperti penampilanya, tapi ia tidak berani menanyakan umur pada Pengawas Allucia, tidak sopan menanyakan umur pada seseorang apalagi menanyakan umur pada seorang wanita.

Saat Timothy bertanya tentang apa gunanya latihan ini untuk mereka ia pun langsung dibentak oleh Pengawas Allucia.

"Untuk apa katamu?! Kau berpikir setiap saat jika kau terluka atau sakit akan selalu ada rumah sakit disekitarmu? Dasar manja! Jawab aku apa itu yang kau pikirkan hah? HAH?!!"

Lalu ada pelatihan Memasak, Latihan ini dimentori oleh kepala koki Pusat Penelitian sekaligus salah satu member dari 10 Pengawas Ujian yaitu Raymon Gustav. Ciri khas dari Pengawas Gustav adalah celemek dan topi koki yang sering ia kenakan, lalu kumis tipis mirip seperti Pengawas Astral tapi entah bagaimana pada kumis Pengawas Gustav ada lengkungan melingkar pada ujung kumisnya.

Dia menjelaskan bahwa pelatihan Memasak saat bermanfaat bagi mereka, dengan belajar Memasak mereka bisa membedakan makanan yang mengandung racun hanya dengan menggunakan penciuman dan juga melatih konsentrasi mereka. Dia mengingatkan mereka bahwa memasak itu bukanlah hal yang mudah,melainkan membutuhkan konsentrasi dan kedisiplinan yang tinggi.

Arya juga mempunyai dua pelajaran yang sangat membuatnya tertarik, yaitu Symphony dan Spy. Dua pelajaran ini sangat menarik menurutnya, Pelatihan Symphony dibimbing oleh Eyecracker Romero. Pengawas Romero adalah pria yang menggunakan kaca mata hitam dan juga selalu membawa tongkat kemana-mana, saat pertama kali Arya tidak percaya bahwa Pengawas Romero buta. Karena pria itu sangat cekatan dalam melakukan banyak hal, dia memiliki pendengaran yang sangat tajam bahkan ia bisa mendengar detak jantung dan juga membedakan langkah kaki setiap orang dengan mudah. Dia juga adalah pemain musik yang handal.

Dia menjelaskan bahwa pelajaran ini bisa bermanfaat jika saja untuk mereka disaat membutuhkan, "Ada masanya dimana kalian tidak bisa mempercayai mata kalian" katanya dengan bijak. Intinya pelajaran ini adalah tentang mempelajari banyak suara-suara yang ada di dunia ini.

Spy juga tidak kalah menarik dengan Symphony walapun yahh.....pelatihnya agak sedikit aneh, Julius Varuq adalah orang bertanggung jawab pada bagian ini. Dan sering sekali Pengawas Varuq selalu mengajak mereka untuk langsung praktik saat pelatihan Spy, mereka menyelinap,menghindar, membongkar sandi dan masih banyak lagi.

"Pengawas kita akan menuju kemana sih sebenarnya?" tanya Arya saat latihan.

"Ikuti saja aku anak-anak, kita akan menuju surganya para Pria" teriaknya semangat.

Mereka pun saling pandang satu sama lain, anehnya pelatihan kali ini hanya diikuti oleh para anak laki-laki. Pengawas Varuq meliburkan para gadis dipelatihan kali ini, mereka sedang menyelinap disemak-semak saat itu. Arya merasakan perasaan yang tidak enak lalu menghentikan keempat Elementalist laki-laki lainya, saat yang lain memandangnya dengan tatapan bertanya Arya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, benar saja beberapa saat kemudian.

"Sebentar lagi kita sam.........."

Kata-kata pengawas Varuq hilang ditenggorokan saat ia melihat seorang perempuan yang melihatnya dengan tatapan mengerikan, perempuan itu menyikap semak-semak itu sehingga membuat Pengawas Varuq tidak tersembunyi lagi.

"Julius?" panggilnya manis.

"Ehh? Ya Bianchi? Ada perlu apa yaa?" jawab Pengawas Varuq dengan wajah pucat.

"Julius apa yang sedang kau lakukan?"

"Ehh? Mmm kau tau eee mencari cacing" kata Pengawas Varuq sambil menunjuk tanah.

"JULIUSSS????!!!!"

Segera saja pemandangan didepan mereka sangat penuh kekerasan, perempuan itu menginjak-injak Pengawas Varuq dengan sangat kejam.

"Dasar brengsek apa yang kau ajarkan pada anak-anak?! Menyelinap ke pemandian wanita hah?!! Aku sudah curiga saat para gadis memberitahuku bahwa kau meliburkan mereka"

"Ahh....Bianchi jangan sakit ahhh mantap ahh..... nikmat sekali kumohon siksa aku aku lebih" kata Pengawas Varuq sambil meringis kesakitan.

"DASAR MASOCHIST MESUMMM!!????? KU DOAKAN KAU MENJADI CACING DIKEHIDUPAN MU BERIKUTNYA BRENGSEK!!???" teriak perempuan itu sambil terus menginjak Pengawas Varuq dengan sekuat tenaga.

Itulah guru Spy mesum mereka, dia hebat tapi yaaa begitulah. Arya enggan memberikan komentar pada Pengawas yang satu itu.

Sebenarnya perempuan yang menginjak-injak Pengawas Masochist juga adalah salah satu Pengawas Ujian, Sinistral La Bianchi. Dia adalah member perempuan terakhir dari 10 Pengawas Ujian selain Pengawas Rea dan Pengawas Allucia, dia adalah perempuan cantik berambut putih yang pernah menyapa Arya pada saat pertama kali tiba Pusat Penilitian.

Pengawas Bianchi selalu cantik, hebat, dan seksi. Tidak heran dia selalu mendapatkan pengakuan cinta dari para lelaki, tapi ia selalu menolak semua laki-laki yang mendekatinya entah mengapa. Dia bertugas menjadi pelatih Fisik mereka, Pelatih Bianchi selalu memberikan mereka porsi pelatihan yang berat (katanya sih supaya stamina kalian tahan lama).

Ini adalah Pelatihan kegemaran Arya, bukan hanya karena dilatih oleh Pengawas Bianchi yang cantik tetapi juga karena dipelajaran ini ia tidak merasa tertinggal dari para Elementalist yang lain. Hanya dipelajaran ini ia bisa menyamai dan bahkan melebihi yang lainya, ia juga heran tentang hal ini. Dia yang tidak pernah dilatih menjadi Elementalist bisa mengalahkan mereka yang sudah terlatih dengan baik. Cukup mengejutkan bahkan bagi dirinya sendiri.

Walaupun dipelajaran lain ia masih saja menjadi yang paling bawah (ia bahkan kalah dari Timothy, dari TIMOTHY). Tapi ada satu pelatihan lagi, Arya sangat heran dengan yang satu ini. Ia tidak mengerti apapun tentang pelatihan yang ini, Pelatihan ini disebut Uknown. Pelatihan ini diajarkan oleh Magna Po, dia adalah laki-laki bertubuh tinggi besar tapi berkebalikan dengan Pengawas Berlin yang kekar. Laki-laki satu ini bertubuh gempal.

Dan anehnya disetiap pelatihanya mereka hanya akan masuk ke ruangan dan duduk ditempatnya masing-masing, lalu melihat Pengawas Po memakan cemilan yang ia bawa sampai waktu pelatihan habis. Saking bingungnya mereka akhirnya bertanya padanya apa yang harus mereka lakukan, tapi ia tidak merespon sama sekali dan terus saja sepert itu.

Karena frustasi mereka akhirnya bertanya pada Pengawas yang lain, tapi mereka hanya menjawab dengan cuek " nanti juga kalian akan segera tau".

Lalu Arya bangkit dari tempat tidurnya, kenangan-kenangan buruk itu harus ia hapuskan, ia segera mengambil sebuah buku dari tasnya dan membenamkan wajahnya pada buku itu.

Terpopuler

Comments

Ibn Edy

Ibn Edy

lanjutkan terus thor

2022-06-02

0

John Singgih

John Singgih

pengalaman pelatihan yang tak terlupakan

2021-07-23

1

°| SapaSaya•

°| SapaSaya•

keknya yang kelas Unknown itu melatih kesabaran? hmmm... 🤔

2021-07-21

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Prolog 0,5
3 Chapter 01 - Elemental City
4 Chapter 02 - Keluarga Angkat
5 Chapter 03 - Pertemuan Pertama
6 Chapter 04 - Panggilan Pusat
7 Chapter 05 - Orang-Orang yang Telah Ditakdirkan
8 Chapter 06 - Kesepuluh Pengawas Ujian
9 Chapter 07 - Pelatihan Dimulai!!!
10 Chapter 08 - Si Putri Malu
11 Chapter 09 - Pengesahan dan Persiapan
12 Chapter 10 - Survive
13 Chapter 11 - Akhir Babak Pertama
14 Chapter 12 - Es vs Cahaya
15 Chapter 13 - Bentrok
16 Chapter 14 - Perbedaan Nasib
17 Chapter 15 - Sebelum Final
18 Chapter 16 - Si Genius vs Si Berbakat
19 Chapter 17 - Pelantikan
20 Chapter 18 - Kenyataan yang Harus Diterima
21 Chapter 19 - Misi Rahasia
22 Chapter 20 - Pertunangan
23 Chapter 21 - Ksatria Pentagram
24 Chapter 22 - Tarian Semanggi Berdaun Tiga
25 Chapter 23 - Kisah Tiga Saudari
26 Chapter 24 - Sang Penjaga Pohon Suci
27 Chapter 25 - Identitas
28 Chapter 26 - Stupid Date
29 Chapter 27 - Tamu Tak Diundang
30 Chapter 28 - Pride Sins
31 Chapter 29 - Pertempuran Fairy Forest
32 Chapter 30 - Reward
33 Chapter 31 - Melanjutkan Perjalanan
34 Chapter 32 - Hewan, Ramuan, dan Bahan
35 Chapter 33 - Polarian
36 Chapter 34 - Dungeon
37 Chapter 35 - Voreia Poles
38 Chapter 36 - Terpisah
39 Chapter 37 - Balas Budi
40 Chapter 38 - Tragedi
41 Chapter 39 - Permintaan
42 Chapter 40 - Mandalika
43 Chapter 41 - Murid Kejutan
44 Chapter 42 - Panggilan Konyol
45 Chapter 43 - Waktunya Perburuan
46 Chapter 44 - U.P
47 Chapter 45 - Axel & Ayra
48 Chapter 46 - Duo Battle Festival
49 Chapter 47 - Bintang Baru
50 Chapter 48 - Benang Merah Muda
51 Chapter 49 - Mole Pathway
52 Chapter 50 - Gadis Menyebalkan
53 Chapter 51 - Winter Hollow
54 Chapter 52 - Kucing dan Rubah
55 Chapter 53 - Soul Reader
56 Chapter 54 - Trio
57 Chapter 55 - Kelabang Ungu Raksasa
58 Chapter 56 - Orange Witch
59 Chapter 57 - Kontrak
60 Chapter 58 - Frostbite
61 Chapter 59 - Pendapat
62 Chapter 60 - Masalah Baru
63 Chapter 61 – Ahli
64 Chapter 62 – Atribut Terakhir
65 Chapter 63 - Sinkronisasi
66 Chapter 64 - Tetua Klan Naga
67 Chapter 65 - Vilhelm
68 Chapter 66 - Peninggalan
69 Chapter 67 - Kelemahan Selena
70 Chapter 68 - Astrid Fire Baths
71 Chapter 69 - Teknik Baru
72 Chapter 70 - Penguji Veteran
73 Chapter 71 - Ayunan Pedang Tunggal
74 Chapter 72 - Wujud Naga
75 Chapter 73 - Sudah Kubilang
76 Chapter 74 - Nasihat
77 Chapter 75 - Mysterious Voices
78 Chapter 76 - Drakenkoningin
79 Chapter 77 - Safira
80 Chapter 78 - Julukan
81 Chapter 79 - Alalea Tiba
82 Chapter 80 - Menepati Janji
83 Chapter 81 - Get Around
84 Chapter 82 - Di Bawah Pohon Kasturi
85 Chapter 83 - Melodi Sendu
86 Chapter 84 - S.O.S
87 Chapter 85 - Kapal Hantu
88 Chapter 86 - Penghuni Lautan Hitam
89 Chapter 87 - Imp Family
90 Chapter 88 - Jihyeui Cheongso
91 Chapter 89 - I Hate Them
92 Chapter 90 - Sektor Birahi
93 Chapter 91 - Kebetulan
94 Chapter 92 - Fakta Menarik
95 Chapter 93 - Minum
96 Chapter 94 - Gejolak
97 Chapter 95 - Red Witch
98 Chapter 96 - Saling Percaya
99 Chapter 97 - Rival
100 Chapter 98 - Kebangkitan Mode Servant
101 Chapter 99 - Tepes War
102 Chapter 100 - Au Revoir
103 Year-End Goal (Bakal Dihapus)
104 Chapter 101 - Oldest Demon
105 Chapter 102 - Biru dan Merah
106 Chapter 103 - Kontrol Diri
107 Chapter 104 - Sepuluh Lusin
108 Chapter 105 - Asal Bicara
109 Chapter 106 - Lunge
110 Chapter 107 - Kesalahpahaman
111 Chapter 108 - Mythical Werebeast
112 Chapter 109 - Dark Side Situation
113 Chapter 110 - Nyanko Kyōdai
114 Chapter 111 - Hobi Aneh
115 Chapter 112 - Bermain
116 Chapter 113 - Fallen
117 Episode 114 - Dasar Jurang
118 Chapter 115 - Kizuna
119 Chapter 116 - Desa Tersembunyi
120 Chapter 117 - Melacak
121 Chapter 118 - Gundah
122 Chapter 119 - Plan
123 Chapter 120 - Tagih
124 Chapter 121 - Senbonzakura
125 Chapter 122 - Zirah Hewan Buas
126 Chapter 123 - Red Smoke
127 Chapter 124 - Jack Frost
128 Chapter 125 - Come Back to Me
129 Chapter 126 - Kecewa
130 Chapter 127 - Pulih
131 Chapter 128 - Tiga Selir
132 Chapter 129 - Gagal Mengakui
133 Chapter 130 - Liburan
134 Chapter 131 - Missing
135 Chapter 132 - Sepuluh Tahun Lalu
136 Chapter 133 - Amira
137 Chapter 134 - Amira II
138 Chapter 135 - Amira III
139 Chapter 136 - Badai Mendekat
140 Chapter 137 - Rage
141 Chapter 138 - Hancur
142 Chapter 139 - You Know I Can't
143 Episode 140 - Ketahuan
144 Chapter 141 - Psychiatric Hospital
145 Chapter 142 - Lagu mu Untuk ku
146 Chapter 143 - My Song for You
147 Chapter 144 - Tanpa Tipe
148 Chapter 145 - Serba Salah
149 Chapter 146 - Berangkat ke Magihavoc
150 Chapter 147 - Dozemary Lake
151 Chapter 148 - Ujian Masuk
152 Chapter 149 - Offer
153 Chapter 150 - Choice
154 Chapter 151 - Licik
155 Chapter 152 - White vs Merlin
156 Chapter 153 - Rahasia Gigi
157 Chapter 154 - Kejutan
158 Chapter 155 - Hubungan
159 Chapter 156 - Five Great Academy
160 Chapter 157 - Taruhan
161 Chapter 158 - Ban
162 Chapter 159 - Roommate
163 Chapter 160 - Pesan Sang Kakak
164 Chapter 161 - Gathering
165 Chapter 162 - The Figment Squadron
166 Chapter 163 - Bakat Mengajar
167 Chapter 164 - Yellow Witch
168 Chapter 165 - Divina Academy Selection
169 Chapter 166 - Wakil
170 Chapter 167 - Pesta Dansa
171 Chapter 168 - Sindrom Bintang Jatuh
172 Chapter 169 - Lima Menit Pembukaan
173 Chapter 170 - Madam of Corpses and Box Prince
174 Chapter 171 - Eleanor
175 Chapter 172 - Life Drain
176 Chapter 173 - Clam Up
177 Chapter 174 - Sihir Kuno
178 Chapter 175 - Kelima Abdi
179 Chapter 176 - Green Witch
180 Chapter 177 - Intens
181 Chapter 178 - Escape
182 Episode 179 - Persea dan Asal Usul Penyihir Hijau
183 Chapter 180 - Dampak
184 Chapter 181 - Hibernasi
185 Chapter 182 - Moment
186 Chapter 183 - Lelaki Tulen
187 Chapter 184 - Regu Ekspedisi Atlantos
188 Chapter 185 - Arun Jeram
189 Chapter 186 - Save The Courier
190 Chapter 187 - Bernafas Dalam Air?
191 Chapter 188 - Diterima
192 Chapter 189 - Sea Faction
193 Chapter 190 - Kondisi Khusus
194 Chapter 191 - Reality
195 Chapter 192 - Wanio vs Arya
196 Chapter 193 - Perubahan Sikap
197 Chapter 194 - Traitor
198 Chapter 195 - Fungsi Tamatebako
199 Chapter 196 - Kemunculan Pusaka Lainnya
200 Chapter 197 - Blue Witch
201 Chapter 198 - Help Arrived
202 Chapter 199 - Berbagi Kesedihan
203 Chapter 200 - Master
204 Chapter 201 - Seperating Enemies
205 Chapter 202 - Kemenangan
206 Chapter 203 - Impian Diondra
207 Chapter 204 - Pink
208 Chapter 205 - Fifth Daughter
209 Chapter 206 - Reiko
210 Chapter 207 - Big Scheme
211 Chapter 208 - Uluran Tangan
212 Chapter 209 - False Vanguard
213 Chapter 210 - Hanguk
214 Chapter 211 - Golden Bullet
215 Chapter 212 - Teddy Bear
216 Chapter 213 - Proyek Rahasia
217 Chapter 214 - Suaraku
218 Chapter 215 - Tekad Ali
219 Chapter 216 - Metal Elementalist Goal
220 Chapter 217 - Julius Caesar
221 Chapter 218 - Veni Vedi Vici
222 Chapter 219 - Kejar
223 Chapter 220 - Almost
224 Chapter 221 - Dalang Kejadian Whitechapel dan Pemburu Wanita Dalam Legenda
225 Chapter 222 - Wakiya Ronin Mode
226 Chapter 223 - Cara Keluar
227 Chapter 224 - Gatekeeper
228 Chapter 225 - Ringkasan
229 Chapter 226 - Switch
230 Chapter 227 - Musuh Tidak Terduga
231 Chapter 228 - Who Are You?
232 Chapter 229 - Crystal And Wind
233 Chapter 230 - Lord
234 Chapter 231 - Kabar Buruk
235 Chapter 232 - Coup D'etat
236 Chapter 233 - Pengecut Bernama Manusia
237 Chapter 234 - Terungkap
238 Chapter 235 - Departure
239 Chapter 236 - Reuni Nista
240 Chapter 237 - Merelakan Segalanya
241 Chapter 238 - Break Through
242 Chapter 239 - Siap Mati
243 Chapter 240 - Tenka Goken
244 Chapter 241 - Pengawal Pribadi
245 Chapter 242 - Nasution Request
246 Chapter 243 - Janji Pasta
247 Chapter 244 - Her True Feeling
248 Chapter 245 - Elemental City Has Fallen
249 Chapter 246 - Doa
250 Chapter 247 - Topan Setelah Badai
251 Chapter 248 - Louis Frost
252 Chapter 249 - Dissent
253 Chapter 250 - Munafik
254 Chapter 251 - Sumpah Hidup-Mati
255 Chapter 252 - Ichiban no Takaramono
256 Chapter 253 - Permulaan
257 Chapter 254 - Show Off
258 Chapter 255 - Pewaris
259 Chapter 256 - Intuisi Orion
260 Chapter 257 - Fatum Bergerak
261 Chapter 258 - Sasageyo
262 Chapter 259 - Invigilator
263 Chapter 260 - Invigilator II
264 Chapter 261 - Invigilator III
265 Chapter 262 - Ancaman
266 Chapter 263 - DLBK
267 Chapter 264 - Target
268 Chapter 265 - Satu Tujuan
269 Chapter 266 - Overwhelmed
270 Chapter 267 - Kesetiaan
271 Chapter 268 - Corrosion
272 Chapter 269 - Patah
273 Chapter 270 - Reason
274 Chapter 271 - Ketemu
275 Chapter 272 - Nothing
276 Chapter 273 - Ungkap
277 Chapter 274 - Ace
278 Chapter 275 - Titipan
279 Chapter 276 - Perfect Artificial Elementalist
280 Chapter 277 - Clairvoyance
281 Chapter 278 - Saran
282 Chapter 279 - Everything
283 Chapter 280 - Lost
284 Chapter 281 - Genting
285 Chapter 282 - Karma
286 Chapter 283 - Rencana Terakhir
287 Chapter 284 - An Eye for An Eye
288 Chapter 285 - Pindah Tangan
289 Chapter 286 - Marah
290 Chapter 287 - Santo Espada
291 Chapter 288 - Unbeatable
292 Chapter 289 - Titah
293 Chapter 290 - Winner
294 Chapter 291 - Gerbang Dimensi
295 Chapter 292 - Farewell
296 Chapter 293 - Pasca
297 Chapter 294 - Sayonara
298 Chapter 295 - Deal
299 Chapter 296 - Mahaguru
300 Chapter 297 - Stranger Things
301 Chapter 298 - Nil
302 Chapter 299 - Harapan dan Impian
303 Chapter 300 - Aitakatta (End)
Episodes

Updated 303 Episodes

1
Prolog
2
Prolog 0,5
3
Chapter 01 - Elemental City
4
Chapter 02 - Keluarga Angkat
5
Chapter 03 - Pertemuan Pertama
6
Chapter 04 - Panggilan Pusat
7
Chapter 05 - Orang-Orang yang Telah Ditakdirkan
8
Chapter 06 - Kesepuluh Pengawas Ujian
9
Chapter 07 - Pelatihan Dimulai!!!
10
Chapter 08 - Si Putri Malu
11
Chapter 09 - Pengesahan dan Persiapan
12
Chapter 10 - Survive
13
Chapter 11 - Akhir Babak Pertama
14
Chapter 12 - Es vs Cahaya
15
Chapter 13 - Bentrok
16
Chapter 14 - Perbedaan Nasib
17
Chapter 15 - Sebelum Final
18
Chapter 16 - Si Genius vs Si Berbakat
19
Chapter 17 - Pelantikan
20
Chapter 18 - Kenyataan yang Harus Diterima
21
Chapter 19 - Misi Rahasia
22
Chapter 20 - Pertunangan
23
Chapter 21 - Ksatria Pentagram
24
Chapter 22 - Tarian Semanggi Berdaun Tiga
25
Chapter 23 - Kisah Tiga Saudari
26
Chapter 24 - Sang Penjaga Pohon Suci
27
Chapter 25 - Identitas
28
Chapter 26 - Stupid Date
29
Chapter 27 - Tamu Tak Diundang
30
Chapter 28 - Pride Sins
31
Chapter 29 - Pertempuran Fairy Forest
32
Chapter 30 - Reward
33
Chapter 31 - Melanjutkan Perjalanan
34
Chapter 32 - Hewan, Ramuan, dan Bahan
35
Chapter 33 - Polarian
36
Chapter 34 - Dungeon
37
Chapter 35 - Voreia Poles
38
Chapter 36 - Terpisah
39
Chapter 37 - Balas Budi
40
Chapter 38 - Tragedi
41
Chapter 39 - Permintaan
42
Chapter 40 - Mandalika
43
Chapter 41 - Murid Kejutan
44
Chapter 42 - Panggilan Konyol
45
Chapter 43 - Waktunya Perburuan
46
Chapter 44 - U.P
47
Chapter 45 - Axel & Ayra
48
Chapter 46 - Duo Battle Festival
49
Chapter 47 - Bintang Baru
50
Chapter 48 - Benang Merah Muda
51
Chapter 49 - Mole Pathway
52
Chapter 50 - Gadis Menyebalkan
53
Chapter 51 - Winter Hollow
54
Chapter 52 - Kucing dan Rubah
55
Chapter 53 - Soul Reader
56
Chapter 54 - Trio
57
Chapter 55 - Kelabang Ungu Raksasa
58
Chapter 56 - Orange Witch
59
Chapter 57 - Kontrak
60
Chapter 58 - Frostbite
61
Chapter 59 - Pendapat
62
Chapter 60 - Masalah Baru
63
Chapter 61 – Ahli
64
Chapter 62 – Atribut Terakhir
65
Chapter 63 - Sinkronisasi
66
Chapter 64 - Tetua Klan Naga
67
Chapter 65 - Vilhelm
68
Chapter 66 - Peninggalan
69
Chapter 67 - Kelemahan Selena
70
Chapter 68 - Astrid Fire Baths
71
Chapter 69 - Teknik Baru
72
Chapter 70 - Penguji Veteran
73
Chapter 71 - Ayunan Pedang Tunggal
74
Chapter 72 - Wujud Naga
75
Chapter 73 - Sudah Kubilang
76
Chapter 74 - Nasihat
77
Chapter 75 - Mysterious Voices
78
Chapter 76 - Drakenkoningin
79
Chapter 77 - Safira
80
Chapter 78 - Julukan
81
Chapter 79 - Alalea Tiba
82
Chapter 80 - Menepati Janji
83
Chapter 81 - Get Around
84
Chapter 82 - Di Bawah Pohon Kasturi
85
Chapter 83 - Melodi Sendu
86
Chapter 84 - S.O.S
87
Chapter 85 - Kapal Hantu
88
Chapter 86 - Penghuni Lautan Hitam
89
Chapter 87 - Imp Family
90
Chapter 88 - Jihyeui Cheongso
91
Chapter 89 - I Hate Them
92
Chapter 90 - Sektor Birahi
93
Chapter 91 - Kebetulan
94
Chapter 92 - Fakta Menarik
95
Chapter 93 - Minum
96
Chapter 94 - Gejolak
97
Chapter 95 - Red Witch
98
Chapter 96 - Saling Percaya
99
Chapter 97 - Rival
100
Chapter 98 - Kebangkitan Mode Servant
101
Chapter 99 - Tepes War
102
Chapter 100 - Au Revoir
103
Year-End Goal (Bakal Dihapus)
104
Chapter 101 - Oldest Demon
105
Chapter 102 - Biru dan Merah
106
Chapter 103 - Kontrol Diri
107
Chapter 104 - Sepuluh Lusin
108
Chapter 105 - Asal Bicara
109
Chapter 106 - Lunge
110
Chapter 107 - Kesalahpahaman
111
Chapter 108 - Mythical Werebeast
112
Chapter 109 - Dark Side Situation
113
Chapter 110 - Nyanko Kyōdai
114
Chapter 111 - Hobi Aneh
115
Chapter 112 - Bermain
116
Chapter 113 - Fallen
117
Episode 114 - Dasar Jurang
118
Chapter 115 - Kizuna
119
Chapter 116 - Desa Tersembunyi
120
Chapter 117 - Melacak
121
Chapter 118 - Gundah
122
Chapter 119 - Plan
123
Chapter 120 - Tagih
124
Chapter 121 - Senbonzakura
125
Chapter 122 - Zirah Hewan Buas
126
Chapter 123 - Red Smoke
127
Chapter 124 - Jack Frost
128
Chapter 125 - Come Back to Me
129
Chapter 126 - Kecewa
130
Chapter 127 - Pulih
131
Chapter 128 - Tiga Selir
132
Chapter 129 - Gagal Mengakui
133
Chapter 130 - Liburan
134
Chapter 131 - Missing
135
Chapter 132 - Sepuluh Tahun Lalu
136
Chapter 133 - Amira
137
Chapter 134 - Amira II
138
Chapter 135 - Amira III
139
Chapter 136 - Badai Mendekat
140
Chapter 137 - Rage
141
Chapter 138 - Hancur
142
Chapter 139 - You Know I Can't
143
Episode 140 - Ketahuan
144
Chapter 141 - Psychiatric Hospital
145
Chapter 142 - Lagu mu Untuk ku
146
Chapter 143 - My Song for You
147
Chapter 144 - Tanpa Tipe
148
Chapter 145 - Serba Salah
149
Chapter 146 - Berangkat ke Magihavoc
150
Chapter 147 - Dozemary Lake
151
Chapter 148 - Ujian Masuk
152
Chapter 149 - Offer
153
Chapter 150 - Choice
154
Chapter 151 - Licik
155
Chapter 152 - White vs Merlin
156
Chapter 153 - Rahasia Gigi
157
Chapter 154 - Kejutan
158
Chapter 155 - Hubungan
159
Chapter 156 - Five Great Academy
160
Chapter 157 - Taruhan
161
Chapter 158 - Ban
162
Chapter 159 - Roommate
163
Chapter 160 - Pesan Sang Kakak
164
Chapter 161 - Gathering
165
Chapter 162 - The Figment Squadron
166
Chapter 163 - Bakat Mengajar
167
Chapter 164 - Yellow Witch
168
Chapter 165 - Divina Academy Selection
169
Chapter 166 - Wakil
170
Chapter 167 - Pesta Dansa
171
Chapter 168 - Sindrom Bintang Jatuh
172
Chapter 169 - Lima Menit Pembukaan
173
Chapter 170 - Madam of Corpses and Box Prince
174
Chapter 171 - Eleanor
175
Chapter 172 - Life Drain
176
Chapter 173 - Clam Up
177
Chapter 174 - Sihir Kuno
178
Chapter 175 - Kelima Abdi
179
Chapter 176 - Green Witch
180
Chapter 177 - Intens
181
Chapter 178 - Escape
182
Episode 179 - Persea dan Asal Usul Penyihir Hijau
183
Chapter 180 - Dampak
184
Chapter 181 - Hibernasi
185
Chapter 182 - Moment
186
Chapter 183 - Lelaki Tulen
187
Chapter 184 - Regu Ekspedisi Atlantos
188
Chapter 185 - Arun Jeram
189
Chapter 186 - Save The Courier
190
Chapter 187 - Bernafas Dalam Air?
191
Chapter 188 - Diterima
192
Chapter 189 - Sea Faction
193
Chapter 190 - Kondisi Khusus
194
Chapter 191 - Reality
195
Chapter 192 - Wanio vs Arya
196
Chapter 193 - Perubahan Sikap
197
Chapter 194 - Traitor
198
Chapter 195 - Fungsi Tamatebako
199
Chapter 196 - Kemunculan Pusaka Lainnya
200
Chapter 197 - Blue Witch
201
Chapter 198 - Help Arrived
202
Chapter 199 - Berbagi Kesedihan
203
Chapter 200 - Master
204
Chapter 201 - Seperating Enemies
205
Chapter 202 - Kemenangan
206
Chapter 203 - Impian Diondra
207
Chapter 204 - Pink
208
Chapter 205 - Fifth Daughter
209
Chapter 206 - Reiko
210
Chapter 207 - Big Scheme
211
Chapter 208 - Uluran Tangan
212
Chapter 209 - False Vanguard
213
Chapter 210 - Hanguk
214
Chapter 211 - Golden Bullet
215
Chapter 212 - Teddy Bear
216
Chapter 213 - Proyek Rahasia
217
Chapter 214 - Suaraku
218
Chapter 215 - Tekad Ali
219
Chapter 216 - Metal Elementalist Goal
220
Chapter 217 - Julius Caesar
221
Chapter 218 - Veni Vedi Vici
222
Chapter 219 - Kejar
223
Chapter 220 - Almost
224
Chapter 221 - Dalang Kejadian Whitechapel dan Pemburu Wanita Dalam Legenda
225
Chapter 222 - Wakiya Ronin Mode
226
Chapter 223 - Cara Keluar
227
Chapter 224 - Gatekeeper
228
Chapter 225 - Ringkasan
229
Chapter 226 - Switch
230
Chapter 227 - Musuh Tidak Terduga
231
Chapter 228 - Who Are You?
232
Chapter 229 - Crystal And Wind
233
Chapter 230 - Lord
234
Chapter 231 - Kabar Buruk
235
Chapter 232 - Coup D'etat
236
Chapter 233 - Pengecut Bernama Manusia
237
Chapter 234 - Terungkap
238
Chapter 235 - Departure
239
Chapter 236 - Reuni Nista
240
Chapter 237 - Merelakan Segalanya
241
Chapter 238 - Break Through
242
Chapter 239 - Siap Mati
243
Chapter 240 - Tenka Goken
244
Chapter 241 - Pengawal Pribadi
245
Chapter 242 - Nasution Request
246
Chapter 243 - Janji Pasta
247
Chapter 244 - Her True Feeling
248
Chapter 245 - Elemental City Has Fallen
249
Chapter 246 - Doa
250
Chapter 247 - Topan Setelah Badai
251
Chapter 248 - Louis Frost
252
Chapter 249 - Dissent
253
Chapter 250 - Munafik
254
Chapter 251 - Sumpah Hidup-Mati
255
Chapter 252 - Ichiban no Takaramono
256
Chapter 253 - Permulaan
257
Chapter 254 - Show Off
258
Chapter 255 - Pewaris
259
Chapter 256 - Intuisi Orion
260
Chapter 257 - Fatum Bergerak
261
Chapter 258 - Sasageyo
262
Chapter 259 - Invigilator
263
Chapter 260 - Invigilator II
264
Chapter 261 - Invigilator III
265
Chapter 262 - Ancaman
266
Chapter 263 - DLBK
267
Chapter 264 - Target
268
Chapter 265 - Satu Tujuan
269
Chapter 266 - Overwhelmed
270
Chapter 267 - Kesetiaan
271
Chapter 268 - Corrosion
272
Chapter 269 - Patah
273
Chapter 270 - Reason
274
Chapter 271 - Ketemu
275
Chapter 272 - Nothing
276
Chapter 273 - Ungkap
277
Chapter 274 - Ace
278
Chapter 275 - Titipan
279
Chapter 276 - Perfect Artificial Elementalist
280
Chapter 277 - Clairvoyance
281
Chapter 278 - Saran
282
Chapter 279 - Everything
283
Chapter 280 - Lost
284
Chapter 281 - Genting
285
Chapter 282 - Karma
286
Chapter 283 - Rencana Terakhir
287
Chapter 284 - An Eye for An Eye
288
Chapter 285 - Pindah Tangan
289
Chapter 286 - Marah
290
Chapter 287 - Santo Espada
291
Chapter 288 - Unbeatable
292
Chapter 289 - Titah
293
Chapter 290 - Winner
294
Chapter 291 - Gerbang Dimensi
295
Chapter 292 - Farewell
296
Chapter 293 - Pasca
297
Chapter 294 - Sayonara
298
Chapter 295 - Deal
299
Chapter 296 - Mahaguru
300
Chapter 297 - Stranger Things
301
Chapter 298 - Nil
302
Chapter 299 - Harapan dan Impian
303
Chapter 300 - Aitakatta (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!