Semua bersiap untuk menuju medan perang terakhir di tahap ini dengan medan ,lapangan rumput hijau tanpa ada pohon atau apapun untuk dijadikan tameng, ini menjadi pembahasan kami sebelum berangkat karena kami juga membutuhkan rencana agar meminimalisir terjadinya kegagalan.
“biarkan para lelaki berjalan di depan kalian, karena adanya Rachel artinya jumlah orang di distrik ini menjadi 6 orang masing – masing memegang satu orang untuk saling melindungi” komando Alex
“tunggu maksudnya kita berpencar?” tanyaku
“ya tapi masih dalam jarak yang aman tidak terlalu sulit di jangkau oleh yang lainnya untuk berjaga – jaga jika ada dari kita yang gugur maka yang lain setidaknya dapat menyelamatkan anggota yang satunya” jelas Alex
“jangan sampai dari kalian ada yang mati” kata Liam
Semua saling menatap
“okeh kita mulai, dengan formasi terakhir saat kita di kejar kroon kemarin” kata Arya
Akhirnya formasi kemarin menjadi formasi kami sekarang untuk menghadapi tantangan terakhir di hutan ini, kini kami terbagi menjadi tiga bagian aku dengan Arya, Rachel dengan Alex, Lyta dengan Liam. Walau begitu jarak antar kami hanya 5 meter, masih dapat meilhat kondisi satu sama lain kami mulai bergerak menuju gerbang
Sebelum itu, disisi lain distrik 04 ada distrik 15 yang sudah menyusun rencana menghalau distrik yang akan melewati gerbang untuk merebut kunci nya, Lisa tidak tahu jika Alif berada dalam distrik itu “Alif berisaplah” komando dari temannya “hm..”singkat Alif mereka sudah melihat distrik ku yang sedang mencoba senyap di tengah lapangan rumput ini agar tidak mengundang kroon yang bersembunyi di hutan itu.
Kami berjalan perlahan sembari mengawasi sekitar, sesuai rencana aku berjalan di belakang Arya “stop” seseorang menodongkan senjata padaku, langkahku terhenti terdengar suara Liam “Arya dibelakangmu”, Arya menoleh dan sontak menodongkan senjatanya “ hey, lepaskan dia” ancam Arya. Tapi ancaman nya tidak di gubris oleh si pria penodong itu “berikan kami kunci kalian, setelah itu gadis ini aku bebaskan” ancamnya.
Di saat seperti ini efek dari vase perubahan itu masih menggangguku sekarang kakiku menjadi sangat lemas, aku berusaha untuk tenang sekarang mencoba memikirkan cara agar terlepas dari pria berengsek ini.
Mengingat bahwa beberapa urat nadi ku masih tampak di lenganku ini akan membuat nya berfikir jika aku sudah terinfeksi dan akan segera berubah menjadi kroon walau hanya beberapa pembuluh darah ku yang terlihat itu sudah cukup untuk menakutinya, aku memberikan kode kepada Arya agar dia mengerti rencana ku, mulut dan tanganku berusaha memberi kode agar seolah olah Arya menyerahkan ku begitu saja karena aku sudah tidak berguna lagi untuk tim begitu rencanaku,
Arya menurunkan senjatanya sembari tertawa kecil “yaah, bunuh saja lah, dia juga sudah tidak berguna untuk timku” mendengar hal itu dari sambungan earphonenya Alex meradang dikira apa yang dikatakan oleh Arya itu sungguhan Alex bergegas menghampiri kami, Rachel mencoba menahan “tunggu, jika kau kesana itu akan merusak rencana mereka”ia mengerti rencana ku dengan Arya.
Srkk, suara earphone terhubung
“apa yang kau lakukan?” serak suara Liam, tapi Arya tidak menjawab karena takut terdengar oleh musuh. Aku menangguk memberi kode lagi, agar Arya lebih berani berakting agar meyakinkan musuh.
“huh, benarkah kau mau menantangku?” musuh mulai berancang – ancang menembak
“tembak saja, dia memang sudah mati karena terkena virus” Arya berjalan mundur untuk meyakinkan musuh, “Arya kau serius? Dasar brengsek” kataku agar musuh semakin yakin dengan aktingku dan Arya, aku berbalik si penodong itu melihat lenganku yang masih terdapat pembuluh darah disana
menandakan aku terinfeksi virus KV-19, pria itu mundur selangkah dan tetap pada posisi siap menembak lalu datanglah seorang pria lain yang tidak lain adalah teman satu distriknya “kye biar aku yang urus” kata si pria yang datang dari belakang pria penodong yang bernama kye itu, samar – samar aku lihat pria itu tinggi, putih bermasker seperti “ Alif” kataku terkejut begitu juga dengan Arya yang sangat terkejut karena ternyata kami menghadapi musuh yang tidak lain adalah temanku dan Arya dulu.
“kau sedang apa bodoh?” Alex bersiap untuk menembak dari posisinya, ia kesal karena Arya tidak mengatakan apa – apa kepadanya dan yang lain, melihat Alif saja sudah cukup membuatku dan Arya hampir lupa dengan rencana kami, “kau urus ya lif” kye mundur dari posisi dan memberi kode tangan kepada anggota lainnya.
Alif mendekat ke arahku dengan menodongkan senjatanya “Alif kau sungguh akan menembak ku?” air mataku menetes,”Lisa fokus pada rencana” Arya mengingatkanku.
“bukankah sudah kubilang, jangan berfikir jika kawanmu tidak akan melukaimu, bahkan kawan terdekatmu sekarang” Alif berkata sembari terus mendekat kearahku dan melihat Arya
“bunuh saja aku, aku sudah terinveksi” aku memberanikan diri untuk maju menantang Alif
“LISAAA” Alex teriak dari kejauhan
Ia berlari menghampiriku dan Arya sekarang, begitu juga dengan Liam, “Lyta, lindungi Rachel” komando Alex melalui earphone karena disini Lyta yang masih memiliki senjata, ia juga mahir dalam bertahan di medan pertempuran. Karena bagi Lyta ini adalah kedua kalinya ia dikirim untuk menerima tantangan uji coba dalam menemukan Imunity human (manusia imunitas) yang sedang kami lewati sekarang, “SEKARANG” teriak kye memberi kode pada distriknya, mereka menyerbu kami, jumlahnya seimbang dengan kami karena Rachel tidak terhitung sebagai surviver mereka memiliki senjata lengkap sedangkan kami hanya memiliki beberapa senapan dan pedang pena yang tersisa, peluru pun sudah menipis.
Sekarang posisi kami saling menodongkan senjata, Alex dan Liam mencoba melindungiku dengan menghadang empat orang yang ada di belakang Alif, Arya yang berada beberapa senti dibelakangku mengarahkan senjatanya dikepala Alif dan Alif mengarahkan senjatanya dikepalaku aku tidak bisa apa – apa posisiku di antara kedua pria ini sangatlah sulit Alif bisa saja melepas pelatuknya kapanpun dia mau
Alif mengingatkan Arya “jika kau menarik pelatukmu maka itu akan hanya mengundang kroon di hutan ini” Alif masih menatapku
Air mataku menetes “lalu apa bedanya denganmu?”
“senjataku ini memakai peredam suara, aku tidak mau kita semua mati sia – sia menjadi makan siang kroon sialan itu” jawab Alif
“huh, kita? Mungkin yang kau maksud itu distrikmu” ketus Arya
“Arya, kenapa kau hanya diam seperti orang bodoh hah, jika tidak dapat menembak maka tebas dia sekarang” suara Alex meradang di earphone, Lyta berusaha lebih tenang walau sebenarnya ia sangat marah dan khawatir dengan kami yang sedang menghadapi distrik Alif, Lyta mencoba mengamati sekitar untuk berjaga – jaga jika kroon atau salah satu anggota distrik Alif menyerangnya dan merebut Rachel maka sia – sia sudah usaha kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Noejan
hadir kakk 😉
2020-12-11
1