“singkatnya Lisa terinveksi pada saat insiden penculikan kemarin lalu Alex ngotot tetap ingin membawa Lisa, tapi pada saat kami akan pergi meninggalkan Lisa dia tidak berubah menjadi kroon padahal dia sudah memasuki tahap tiga dalam fase inveksi virus dan kalian bisa menyimpulkan itu sendiri bukan” Arya menjelaskan dengan singkat, dari pernyataan Arya itu Liam meyimpulkan“maksudmu dia memiliki imun”
Alex menatap tajam Arya
“iya sepertinya” kata Arya, Rachel menatapku dengan kagum “apa, dia salah satu pemilik imun” gumamnya, Rachel yang melihat perubahan pada tubuhku sontak berkata “lihatlah gejalanya berkurang” sambil menunjuk kearahku.
Semua melihatku tubuhku perlahan sudah tidak mengalami kejang – kejang, pembuluh darahku kembali normal kulitku juga berangsur berubah warna yang tadinya pucat pasih menjadi normal, semua hanya terdiam dan memperhatikan
“haaah,,, haaah” aku tersadar dengan berusaha bernapas
“LISA” Lyta memeluku
“kau tidak apa – apa ?” Liam memastikan kondisiku
Aku hanya mengangguk
“apa kau berfikir kami akan memanfaatkan Lisa jika dia memiliki imun?” tanya Liam
“aku hanya berjaga – jaga, karena jangankan distirik lain bahkan anggota sendiri pun dapat berkhianat” ketus Alex
Liam hampir menonjok, ”APA” bentaknya
“cukup kalian akan mengundang kroon kesini” lerai Arya
Rachel mendekati Lisa dan Lyta dia memandang Lisa seperti baru melihat harta karun yang sangat berharga, melihat ekspesi Rachel Alex memberinya peringatan agar tidak membocorkan hal ini pada siapapun hingga sesampainya mereka di markas. Hari semakin gelap kami semua masih berada di rumah kayu ini menunggu para kroon itu pergi dengan sendirinya walau perut sudah sangat lapar daripada menjadi makanan para Kroon itu lebih baik menunggu untuk dapat memakan barang satu atau dua buah – buahan yang ada di luar sana, selama menunggu Kroon itu pergi kami semua terlelap begitu saja karena kelelahan.
Krrriuuuk
“ah aku lapar sekali” kataku
Keluar memeriksa keadaan, sepertinya Kroon itu sudah menghilang tapi aku juga tidak berani pergi sendiri mencari makanan, aku hanya bisa menunggu yang lain terbangun sembari duduk di tangga rumah itu sembari memeriksa tubuhku dan lenganku aku masih bertanya – tanya sebenarnya ada apa dengan tubuhku jika memang aku memiliki imun kenapa tubuhku semakin lemah setelah terinveksi sampai mengalamai gejala perubahan untuk kedua kalinya,
hening hanya ada suara jangkrik yang mengisi tiba – tiba seperti ada suara, apakah ada yang mengawasiku dari balik pepohonan aku merasa bahwa itu bukan kamera pengawas
Aku putuskan untuk mengeceknya walau tubuhku masih sangat lemas karena tenagaku sangat terkuras kemarin melewati masa perubahan itu sangat menguras tenaga, langkah ku perlahan mendekati pepohonan itu dengan langkah lemah aku tetap waspada tapi jika ini kroon entahlah aku tidak bisa lari dalam kondisi seperti ini
Didalam rumah Alex terbangun
Alex melihat yang lain dan menyadari bahwa aku tidak ada di sana
“Lisa, kemana dia” gumamnya
Alex mencariku ke depan rumah kayu itu
Srek Sreek…
Suara itu sepertinya berusaha kabur dari ku
ada seseorang disana
kakiku sangat lemas sekali hingga aku terjatuh sebelum mengetahui siapa yang mengawasi kami
“a-au, kemana dia” gumamku sembari melihat sekitar
Terlihat seseorang itu berbalik saat melihatku teratuh, tiba – tiba Alex datang membantuku
“Lisa kau sedang apa disini?” tanya nya
“ada yang mengawasi kita” kataku
Bayangan seseorang itu pergi setelah melihat Alex datang
“siapa, sudahlah ayo aku bantu kembali ke rumah” Alex membantuku berdiri
“lepaskan, aku bisa sendiri” melangkah perlahan
Alex terlihat sangat khawatir dengan kondisi Lisa, tapi Lisa masih marah karena Alex sempat lebih memperhatikan Rachel dan mengabaikannya pada insiden Lisa pingsan saat mereka dikejar oleh Kroon. Alex pamit mencari makanan tak lama yang lain terbangun dan mulai mencari kayu untuk memasak bahan makanan yang di bawa Alex nanti
“bagaimana kondisimu?” Lyta memastikan
“sudah lebih baik” jawabku
“Lisa jika kita sampai markas nanti, jangan tunjukan gejala apapun walau kau merasa sakit di bagian tubuhmu oke” kata Lyta dengan suara pelan
“sebenarnya kau dan Alex menyembunyikan apa dari ku dan yang lain?” selidiku
“aku juga tidak tahu semua tapi-,” terhenti
“Lyta kau bisa membantuku menyalakan api?” teriak Liam
“Rachel saja biar dia berguna sedikit” teriak Lyta
“cepat kemari” kata Liam
Padahal aku sudah penasaran kenapa juga Liam menyuruh Lyta disanakan ada Rachel, sebenarnya apa sih yang mereka sembunyikan pikir Lisa
“kenapa tidak kau saja yang menyalakan?” kata Lyta
“aku harus membantu Alex” kata Liam
“dimana Arya?” tanya Rachel
“dia sedang mencari air mungkin” sahut Liam
Liam pergi menyusul Alex dan Rachel diam – diam pergi menyusul Arya, aku mencoba membantu Lyta yang sedang menyalakan api kami lumayan kesulitan karena kayu nya cukup lembab, lalu aku meminta Lyta melanjutkan apa yang ingin dia katakana tadi
“Lyta apa yang kau tahu?” tanyaku
Tiba – tiba ada seseorang dibalik semak – semak di belakangku, Lyta yang melihatnya berisap dengan senjatanya mengarahkan senjatanya
“Ly-ta kalo kau tidak mau memberitahuku tidak apa, tapi jangan menembakku”kataku
“diam ada seseorang di belakangmu” bisik Lyta
“hah, siapa?” aku berbalik
Kami menghampiri semak semak itu
“kau keluar saja, kami tahu kau mengawasi kami” teriak Lyta
Senjataku hilang, mungkin terjatuh saat aku pingsan tadi
“Ly aku gak ada senjata lagi” kataku
“kau menjauhlah dari sini” saran Lyta
Lalu seorang pria keluar dari semak – semak itu dia juga menodongkan senjata
“jika kalian meiliki makanan lebih baik berikan sekarang” ancam pria itu
Aku seperti mengenali orang ini, jangan - jangan dia
“kau” berjalan mendekat
“Lisa kau mau apa?” teriak Lyta
“Alif” menurunkan senjata Alif
Lisa hampir tidak mengenali Alif karena dia memakai masker Alif menyadari perubahan pada tubuh Lisa karena memamang urat pembuluh darah Lisa belum sepenuhnya kembali normal jadi Alif mengira bahwa Lisa dalam masa perubahan setelah terinveksi virus
Alif menghampiri Lisa untuk memastikan
“kau, terinveksi?” melihat tanganku
aku hanya terdiam
“Lisa mundur” Lyta menarik lenganku
“kau sebenarnya mau apa dari kami?” Lyta masih menodongkan senjata
“aku kira kalian memiliki makanan, aku dengan distriku sedang kesulitan mencari makanan” kata Alif
“Alif kau-,”terpotong oleh Lyta
“tidak ada, kau lihat kami juga menunggu teman kami pulang mencari makanan” ketus Lyta
“baik aku akan pergi,” melihat Lisa
Alif pergi dengan muka khawatir bukan karena tidak mendapat makanan tapi dia lagi lagi harus melihat temannya berubah menjadi monster itu, dia sudah banyak kehilangan orang terdekatnya selama wabah ini terjadi, lalu Lyta mencecarku dengan banyak pertanyaan kenapa aku bisa mengenalnya, dan masih banyak yang Lyta tanyakan padaku hingga Alex dan Liam datang membawa buah – buahan segar dan daging rusa.
“aduh berat sekali ini” kata Liam
“apanya berat, bawa buah doang” ketus Lyta
“heh, itu api belum nyala juga?” tanya Liam
“belum kayunya basah” sahutku
“sini biar aku yang menyalakan” kata Alex
“dia kenapa sih?” bisik Liam
“tadi ada yang mengawasiku dengan Lyta, ternyata dia dari distrik lain yang mencoba mencari makanan” jelasku
“apa, lalu?” Alex kaget
“lalu dia pergi karena kita juga kelaparan menunggu kalian” sahut Lyta
“hahahah” Liam tertawa
“dan Lisa juga, aaaaw” dicubit oleh Lisa
“apa?” tanya Alex
“tidak aku tadi hanya lemas karena kelaparan” kataku
“aku akan memasaknya lebih cepat” senyum Alex
“hei, jangan seperti itu nanti gak matang” sahut Liam
Datanglah Arya dengan Rachel yang
membawa air untuk kami minum, kami makan dengan lahap dan segera bersiap untuk kembali ke gerbang hutan itu sekarang rintangan kali ini masih pada kroon sialan itu, kami harus bisa mengendap – endap tanpa membuat keributan semoga saja kami tidak bertemu distik lain dan bertempur karena bisa – bisa dsitriku dan distrik lainnya yang menjadi santapan kroon, aku sudah tidak memiliki senjata dan yang lainnya juga hanya tinggal memiliki senjata masing – masing satu.
“hei kau sudah siap?” tanya Alex
“iya aku sudah siap, kau bagaiamana?” tanyaku balik
“siap bagaimana, kau tidak memiliki senjata” kata Alex
“ya mau bagaimana lagi senjataku satu – satunya hilang saat aku pingsan tadi” kataku
Alex memberikan senjatanya padaku
“jika kau memberikan ini lalu siapa yang melidungiku?” senyumku
“hm..” Alex tersenyum
Dari teras rumah kayu Rachel dan Arya memperhatikan aku dan Alex yang sedang bercengkrama
“ kenapa kau hanya memikirkan Alex dan dirimu saja pada saat dunia sedang seperti ini” tanya Arya
“lalu apa bedanya dengan dirimu, yang hanya memikirkan adikmu dan mengorbankan orang lain untuk menyelamatkannya” ketus Rachel
“karena bagiku adikku adalah duniaku yang harus aku jaga, ada saatnya nanti dia memang harus melakukan sesuatu untuk dirinya ataupun oranglain”
“huh, kau ini jika ingin egois jangan setengah – setengah jawabanmu itu antara kau ingin menyembuyikan adikmu tapi kau juga ingin menyelamatkan semua orang”
“Naif sekali” lanjut Racel melihat wajah Arya
“lalu kenapa kau sangat ingin memiliki Alex?” tanya Arya
Mereka masih menatap Lisa dan Alex yang sedang tertawa
“dia duniaku, dia miliku hanya dia yang dapat mengerti aku dan dia yang dapat ku andalkan dalam hal – hal kecil yang bahkan tidak pernah ku dapatkan dari kedua orangtuaku”
tidak sadar Rachel meneteskan air mata
Arya terdiam sejenak
“walau kau sudah memiliki raganya nanti tapi jiwa dan perasaannya bukan untukmu lagi bagaimana?” kata Arya dengan suara rendah
“ jika bukan aku maka tidak ada yang boleh menerima perasaanya, dan kau tahu maksudku bukan” jawab Rachel datar
Rachel pergi mengampiri yang lain sementara Arya sedikit khawatir tentang menerima tawaran Rachel yang bekerjasama dengannya, sebelum mereka sampai di rumah kayu
Mengingat perjanjian mereka di sungai.
sebelumnya Rachel yang diam – diam pergi menemui Arya di sungai mencoba membujuk Arya dan merencanakan sesuatu dengannya
“hei, aku bisa membantumu” Rachel menawarkan
"tidak usah, jika kau hanyut aku akan mati oleh Alex dan Liam” ketus Arya
“baiklah jika kau tidak mau ku bantu, tapi bagaimana jika aku membantumu dalam hal lain” kata Rachel
“apa maksudmu?” tanya Arya
“aku bisa membebaskan adikmu” kata Rachel
“kau jangan sembarangan bicara” menatap Rachel
Suara air sungai mengalir terdengar perlahan
“dengan satu syarat, kau juga harus membantuku menyingkirkan Lisa dengan cara menukar adikmu yang sedang di eksekusi dengan Lisa” jelas Rachel
"bagaimana kau tahu tentang adikku” tanya Arya
“aku ini bukan gadis percobaan biasa” senyum Rachel
"jadi bagaimana, deal or no deal?” lanjut Rachel
Arya merasa ini salah tapi dia juga harus menyelamatkan adiknya
“baiklah, tapi kenapa kau sangat ingin menyingkirkan Lisa?” selidik Arya
Rachel memandangi air sungai
“apa yang pernah menjadi miliku harus kembali menjadi miliku” jawab Rachel
“milikmu?” Arya berpikir
“Alex maksudnya?” lanjut Arya
"ya, dia miliku dan akan terus menjadi miliku” senyum tipis Rachel
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments