“satu lagi kalian akan dibekali dengan senjata, Lisa kau juga berperan memegang tas medis” lanjut Alex.
“tapi..-,”
“ okey semua ayo kita lewati para kroon itu” potong Alex sembari mengenakan lambang kapten di lengan kanannya kemudian memimpin keluar ruangan.
Entah sejak kapan kurasa Lyta menganggap Alex adalah klon Idol favoritnya, walaupun Alex memang memiliki wajah tampan tapi bisakah Lyta tidak membuatku malu dengan ekspresi mukanya itu.
Ketika sedang membelakangi kami Lyta pasti senyum – senyum tidak jelas, akhirnya tiba juga kami untuk dilepas melewati kroon itu semua distrik berkumpul didepan gerbang utama dengan jalur yang berbeda sebelumnya aku dan distrikku sudah merundingkan akan melewati jalur mana dan kami sudah mempunyai rencana.
Semua bersiap dengan senjata dan bekal mereka masing – masing memastikan semua lengkap, salah satu perlengkapan itu adalah sabuk untuk apa sabuk itu yang pasti lumayan berat karena sabuk itu juga tempat senjata berukuran kecil untuk keadaan darurat seperti pistol dan pisau.
TREK suara sabukku yang sepertinya aku salah mengenakannya.
“aduh sebenarnya bagaimana sih cara memakainya” gerutuku.
Arya yang melihatku kesulitan dengan sabuk ini menghampiriku.
“seperti ini saja sudah kesulitan bagaimana kau bisa bertahan diluar sana selama ini?” sambil membantuku memasangkan sabuk.
“surviver gerbang akan dibuka dan kalian akan segera mengahadapi rintangan diluar sana, ingat jaga tim anggota kalian dengan baik agar kalian dapat sampai pada markas dimana keluarga kalian berada” suara Letnan terdengar melalui pengeras suara.
“hah kepeduliannya hanya omong kosong” gumam Lyta.
NGKREEK suara gerbang terbuka
Satu persatu distrik keluar dari camp termasuk distrikku, kami mulai berjalan menelusuri padang rumput serta mulai memasuki daerah kota mati tempat dimana aku bertemu dengan Alex. Sepertinya walau berbeda jalur semua distrik diarahkan ke kota ini karena kami baru saja melihat anggota distrik 11 didepan kami, distrik 11 nampak berhenti entah ada apa sepertinya mereka kebingungan.
“Alex mengapa mereka berhenti?” Lyta bertanya.
“ itu alasannya” jawab Alex.
Gerbang tinggi ini sejak kapan ada disana setahuku tidak ada gerbang apapun di kota ini, gerbang ini menghadang kami melewati kota ini.
“semua terus bergerak dan selalu waspada” Alex memberi komando.
“tunggu sebelumnya tidak pernah ada gerbang disini” jelasku.
“ini adalah tantangan yang harus kita lakukan Lisa agar bisa melewati kota ini” jelas Liam
Sebenarnya aku mulai muak dengan semua ini, padahal perjalanan baru saja dimulai.
“ ayo distrik 11 sudah membuka pintu gerbang ini” kali ini Arya membuka mulutnya.
nya kami mulai memasuki gerbang itu, di dalamnya terdapat layar monitor serta 3 slot entah untuk apa setelah kami memasuki gerbang suara Letnan itu muncul lagi “selamat distrik 4 kalian telah sampai pada tantangan pertama, kalian harus mendapatkan 3 kartu pembuka gerbang selatan untuk dapat melanjutkan perjalanan kalian. Kami memberi kooridinasi setiap kartu, okey semoga berhasil” dia mengatakan itu dengan sangat ceria dasar letnan kejam. Alex segera membagikan koordinasi ketiga kartu tersebut dalam bentuk kacamata yang sudah di rancang untuk melacak kartu tersebut.
“aku akan segera membagi tugas-,” memberikan kacamata itu kepada kami.
“Lisa dan Arya mencari kartu kedua yang berada pada tubuh salah satu mayat dengan menyisir mayat sesuai lokasi yang sudah di berikan lalu Lyta dan Liam kalian cari kartu pertama dengan jalur gedung di lokasi yang sudah diberikan” Lanjut Alex yang mulai membagi tim ini.
“lalu kartu terakhir?” tanyaku.
“kita serahkan pada Alex “ Arya menjawab sembari mengisi senapannya.
“gak bisa dong, diakan sendiri” protesku karena menurutku itu terlalu beresiko.
"aduh sampe kapan sih kita harus jelasin ke dia” Liam sepertinya mulai bosan selalu menjelaskan sesuatu padaku.
Aku bingung apa maksud Liam dan kenapa Lyta hanya tersenyum, aku hanya tidak ingin repot harus memilih siapa nanti yang akan menggantikan Alex jika dia mati.
“oke semua kita bergerak” komando Alex.
Semua berangkat dan akan bertemu di gerbang selatan, Lyta dan Liam sudah bergerak aku dan Arya juga mulai bergerak tapi Alex membisikan sesuatu katanya aku tidak perlu khawatir dan fokus saja pada misi, lagian siapa juga sih yang mengkhawatirkan dia.
Aku dan Arya mulai menyisir mayat yang kami temukan aku di sisi kiri trotoar jalanan dan arya sisi kanan trotoar jalanan agar cepat menemukan kartu itu, aku tidak ingin menunjukan bahwa aku sedikit gugup karena harus menyisir bagian kiri sendirian walau sudah lama aku menghadapi situasi ini tapi aku selalu menghadapinya bersama adikku. Dengan dilengkapi alat komunikasi jarak jauh aku bisa berbicara dengan anggota distrik walau berjauhan kini aku dan Arya berkomunikasi dengan jarak lumayan jauh.
“apa disana juga belum ada tanda tanda kartu itu?” tanyaku menggunakan earphone untuk berkomunikasi.
“belum, disana bagaimana karena signyal lokasi ini menunjukan kartu itu tidak jauh dari sini” jawab Arya.
“entah -.” Kalimatku terhenti karena aku mendengar suara yang tidak asing.
“A-Arya aku mendengar suara” lanjutku.
Dengan mengambil langkah memastikan bahwa suara itu bukanlah kroon,
langkah ku perlahan mulai mendekati sumber suara dari sisi, gedung aku melompati dua mobil yang tampak berdempetan lalu mengintip untuk memastikan KWERK KWERK suara itu tidak salah lagi kroon, ada 3 kroon yang sedang menyantap seseorang.
Sepertinya itu anggota distrik lain, seluruh tubuhku lemas rasanya aku tidak bisa berlari air mata ku menetes secara tidak kusadari rasanya aku ingin muntah melihat kelakuan kroon itu terus mencabik tubuh anggota distirik itu . Aku berusaha mundur perlahan berusah tidak membuat suara karena kroon sangat sensitive dengan suara.
“hey ada apa disana?” suara Arya terdengar di earphoneku.
“kroon, aku harus bagaimana?” suaraku bergetar karena menahan takut.
Aku rasa Arya bisa melihatku dari sisi kanan jalan tapi dia berusaha tidak membuat suara agar tida menarik perhatian para kroon itu.
“terus berjalan menjauh secara senyap, aku akan kesana” Arya memberi arahan.
Perlahan aku mencoba menjauh dug langkahku terhenti aku rasa ada mobil dibelakangku benar juga aku tadi melewati dua mobil ini sekarang aku harus melewatinya, satu kakiku mencoba menaiki bagian depan mobil ini sedikit lagi aku akan dapat menaikinya lalu melewati kedua mobil ini tapi sialnya aku terjatuh karena bagian mobil yang licin suaraku saat jatuh cukup keras untuk mengundang para kroon itu datang mencabik tubuhku, aku panik.
Arya yang melihatku dari kejauhan tidak lagi berlari kecil untuk menghampiriku dia berlari dengan melewati mobil dengan posisi yang saling bertabrakan, jalanan ini memang sangat kacau karena mungkin para pengemudi sebelumnya saling bertabrakan karena Kroon.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
semangat kak
2020-10-13
0
Ra
5 likes+5 bintang+ favorit buat cerita kakak. Ditunggu next up-nya ya kak. 😍😍😍
2020-10-08
3
Noejan
sdh boomlike ya, Next luvv👍
2020-10-08
1