“tidak, hm.. Lyta mereka terlihat sangat dekat ya” Rachel melihat ke arahku dan Alex
“ya seperti itulah” jawab Lyta
“seperti itu apa maksudmu?” selidik Rachel
“aku juga tidak tahu mereka itu aneh kadang akur tapi kadang juga seperti musuh bebuyutan” jawab Lyta
“ooh, aku kira mereka memang pasangan” kata Rachel
“mungkin saja” singkat Lyta
Disisi lain aku justru menanyakan kondisi Rachel tapi sebenarnya aku juga penasaran apa hubungan Alex dan Rachel
“lex, bagaimana kondisi Rachel?” tanyaku pada Alex
“kenapa kau menanyakan dia, kondisimu juga sedang tidak baik” jawab Alex
“aku boleh bertanya?” tanyaku
“kenapa Li?” kata Alex
“kenapa kamu sangat peduli denganku?” menatap Alex
Alex terdiam lalu mendekat
“Hm.. sepertinya kau masih belum mengingatku ya?” wajahnya mendekat
“me-mengingat apa?” tanyaku gugup
“apa kau tidak merasa familiar denganku?” kata Alex menjauhkan wajahnya
“hmm.. ya kadang- kadang tapi maksudmu apa Lex?” tanyaku penasaran
“kau pernah menyelamatkanku dulu Lisa” jawab Alex
“hah kapan, aku saja baru bertemu denganmu saat kau yang membawaku ke camp” kataku
“coba inget – inget dulu deh, “ kata Alex
Lalu Alex menoleh kearah perapian dan teman – teman disitu aku baru ngeh kalo dia memang sangat familiar tapi aku masih belum tahu siapa dan dimana aku bertemu dengan Alex
“ya kau memang sangat familiar”kata ku
Alex menoleh kepadaku
“benarkah kau sudah ingat?” Alex tersenyum
“tapi aku masih tidak ingat kapan dan diamana pernah bertemu denganmu”kataku
Senyuman Alex berubah menjadi manyun
“iissh apaan sih Alex, hahaha” kataku
Tanpa sepengetahuan ku dan Alex ternyata teman – teman sedang membakar ikan padahal mereka sudah makan daging rusa tadi
Kretek .. suara kayu di perapian api unggun
“wah mereka mesra sekali ya, senang rasanya memiliki seseorang disaat kondisi begini” kata Liam
“hahahahah, ngenes banget si lu” Lyta tertawa sambil memakan ikannya
“ngunyah aja yang benar, tersedak baru tahu”kata Liam
Rachel pergi menghampiri ku dengan Alex
“eh mau kemana?” tanya Lyta
“mau ke Alex” jawab Rachel
“gak usah diganggu mending makan ikan”kata Lyta
Rachel tidak mempedulikannya dia terus pergi
“kayanya itu anak juga suka sama Alex” kata Liam
“kalian berisik makan saja” ketus Arya
Rachel datang menghampiri lalu duduk disebalah Alex
“Alex kau tidak akan meninggalkanku bukan?” tanya Rachel
“kenapa kau tiba – tiba bertanya seperti
itu?”ketus Alex
“kau tidak akan meninggalkanku kan?” tanya Rachel lagi
“tentu saja dalam situasi seperti ini apalagi kau kunci kami”kata Alex
Tiba – tiba Rachel mencium pipi Alex
“terimakasih” kata Rachel
“iiih apaan sih , keterlaluan” dalam hatiku
Muka ku seketika berubah asam dan pergi menjauhi mereka
“Lisa tunggu, apa yang kau lakukan hah” bentak Alex
Mereka masih memakan ikan bakar
“waaah kalian makan lagi”kata ku
“kau kenapa kemari” ketus Arya
“kenapa memang tidak boleh” tanyaku
“bukannya lagi mojook” ledek Lyta
“diamlah” aku memakan ikan bakar
Lalu kami semua tertidur dengan pulas untung saja tidak ada musuh atau kroon yang datang kini giliran Liam yang berjaga malam ditemani oleh Lyta, cuiit..cuiit terdengar nyaring suara burung saat aku mau bangun tubuhku terasa sangat berat, dan ternyata tangan Alex memeluku. Kemudian kami semua satu persatu terbangun lalu melanjutkan perjalanan untuk mencari gerbang hutan ini berjalan menelusuri hutan ini, sejauh ini belum ada tanda tanda pengganggu seperti Kroon atau musuh dari disrtrik lain.
Berjam – jam kami menelusuri hutan ini tapi masih belum ada petunjuk arah gerbang itu kemana lalu kami memutuskan beristirahat sejenak untuk sekedar meluruskan kaki dan meminum air yang kami bawa tadi. Lyta memberiku salah satu senapanya kepadaku berjaga – jaga jika ada Kroon atau musuh menyerang, tapi senapan itu sudah tidak mempunyai peluru kami biasanya mencari peluru bekas untuk mengisi ulang senapan kami karena jika tidak seperti itu kami sudah tidak bisa melindungi diri lagi.
“aku pergi dulu mencari peluru ya” pamit ke Lyta
“iya” singkat Lyta
Rachel yang duduk di pepohonan nampak
meringis kesakitan, Liam yang melihatnya bertanya kondisi Rachel
“kau kenapa?” tanya Liam
“aku tidak apa – apa” jawab Rachel
Liam melihat kaki Rachel penuh dengan luka lecet, pantas saja dia kesakitan rasanya pasti sangat perih
“ya ampun kakimu berdarah lecet semua” kata Liam
Semua menengok ke Liam dan Rachel kecuali aku karena aku sudah pergi mencari peluru
“kenapa?” tanya Arya
“lihat kakinya, kasihan dia” kata Liam
Alex mendekat
Dalam hati Alex berkata “apa memang benar
Letnan yang mengirimnya kemari”, tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Rachel yang sudah berharap akan diperhatikan oleh Alex, kemudian Arya menyuruh Lyta mencari obat herbal yang ada di hutan ini untuk mengobati lukanya.
Aku yang tengah sibuk mencari peluru melihat beberapa distrik berlarian kearah kooridinat xxxx, lalu betapa terkejutnya aku saat menyadari dibalik pohon didepanku ada seseorang yang siap menembakan senapanya ke arahku,”bagaimana ini peluru saja baru dapat 3” aku menggerutu didalam hati , musuh itu berjalan mendekatiku dengan rambut hitam, kulit putih perawakan gagah, dia menatapku menurunkan senjatanya sejenak lalu ia menyebut namaku
Tapi seketika dia kembali dengan posisi siap menembak setelah menyadari ada orang yang mengawasi kami kemudian DUAAR ia melepaskan tembakan kearahku aku terkejut bukan main hingga lupa untuk bernapas aku jatuh terduduk, untung saja tembakan itu meleset kearah pohon dibelakangku.
Setelah orang yang mengawasi kami pergi pria yang menembaku berlari kearahku dia segera mengecek kondisiku, aku masih syok hingga akhirnya melihat wajah sang penembak
“Lisa,,Lisa kau tidak apa - apa” kata si penembak
“kau, tunggu kau Alif bukan” kataku
“iya ini aku” jawabnya
Aku mendorong Alif karena kesal dia sudah hampir membuatku tewas, jika saja dia tidak berbuat seperti itu aku sangat senang bisa bertemu dengan kawan lamaku.
“kau gila Alif, bahkan setelah mengenaliku kau masih bisa menembaku?” bentaku
“sssst.. diamlah aku melakukan itu terpaksa Karena ada anggota distriku yang melihat tadi” kata Alif
“lagi pula tambakannya sengaja aku buat meleset” lanjutnya
“lalu apa kau juga membunuh yang lainnya” aku marah
“hey, seharusnya walaupun kau bertemu kawan lamamu jangan harap mereka tidak akan melukaimu Lisa, lainkali kau juga harus mengarahkan senapanmu” Alif kesal
“huh kenapa kau yang marah sekarang?” aku membuang muka
Di sisi lain teman – temanku mendengar suara tembakan Alif tadi termasuk Lyta yang sedang mencari dedaunan herbal Lyta langsung berlari mencariku dan Alex mengomandokan ke Arya dan Liam untuk tetap berjaga dan menemani Rachel
“kau sedang apa disini sendiri mana distrikmu?” tanya Alif
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Uwwiit
Happy writingg,,aku mampir kembalii😍
Semangat💪
Salam dari "When i am happy?"❤
2020-10-20
1
Noejan
👍👍
2020-10-18
1