“aau sakit Arya” aku kesakitan karena Arya menarik lenganku dengan keras
“uhuk uhuk, kalian sedang apa disini” napas nya tersengal sembari meringis kesakitan
Aku tahu maksud Arya menarik lenganku tapi aku juga tidak bodoh aku tahu jika itu manusia bukan kroon, aku hanya mencoba mencari informasi darinya.
“kenapa kau selalu ceroboh” Arya marah padaku
“aku tahu maksudmu, aku hanya ingin membantu dan mencari informasi darinya” jelasku
Aku mengobati pria itu lukaya cukup dalam di bagian sisi kanan perutnya dia mengalami pendarahan aku mencoba menekan darah yang keluar.
“kau hanya menghabiskan persediaan obat kita saja”ketus Arya
“bisakah kau memiliki rasa kemanusiaan sedikit saja” jawabku
“dia bukan manusia lagi, jika kau terus membantunya kau akan bernasib seperti para kroon itu” Arya menunjukan kearah luka di bagian pundak belakang
Ternyata dia juga diserang oleh kroon melihat luka gigitan yang sangat dalam, jelas ini gigitan manusia yang sudah menjadi kroon, disini juga anggota distrik lain saling menyerang.
Pria itu sepertinya tidak lama lagi akan menjadi kroon dia menyampaikan infomasi bahwa disini terdapat kartu terakhir sudah banyak distrik yang gugur disini dan dia juga melihat Alex
“disini ada kartu terakhir sudah banyak yang gugur-,” klaimatnya terhenti karena menahan sakit
“ada satu orang yang masih berjuang-," tertatih
"dia sepertinya sudah sangat kewalahan”lanjutnya
Aku dan Arya saling menatap
“dimana dia?” tanya Arya
Pria itu semakin kesakitan matanya sudah mulai memudar pertanda awal perubahan manusia menjadi kroon.
“di-a se-dang me-ncari kartu i-tu” suaranya sudah mulai berubah
Arya menggandeng tanganku menjauh dari pria itu, aku dan Arya terus berjalan menyusuri jembatan, terlihat dari kejauhan gerombolan kroon itu sedang berjalan tapi aneh mereka tidak mendekat kemari, mereka seperti tertarik oleh sesuatu.
“aaah kenapa juga harus kroon itu lagi” gerutuku
“ada yang aneh, mereka seperti sedang merebutkan sesuatu” Arya menatap ku
“Alex, pasti Alex yang mereka incar” tebakku
Arya berlari begitu juga denganku beberpa meter dari para grombolan kroon itu kami meliihat Alex yang berada diatas bus dia sedang dikepung oleh kroon itu.
Aku segera meraih senapan ku mengisi amunisi kini senapan andalanku yang akan menghabisi kroon itu, berbeda denganku Arya memilih bertarung jarak dekat menggunakan pedang pena nya. Memang awalnya senapan tidak mempan pada kroon itu tapi setelah kejadian aku di kepung tiga kroon sebelumnya, aku mengetahui kelemahan kroon dengan senjata senapan ini, tembak kan langung ke arah kepala mereka, dengan beberapa kali tembakan mereka akan lumpuh.
“gunakan saja pedang pena” saran Arya
“tidak aku akan menggunakan senapan saja” sahutku
“itu tidak akan berhasil, tebas saja kepala mereka”
“aku tahu kelemahan mereka menggunakan senjata ini lagi pula aku tidak bisa bertarung jarak dekat sepertimu, karena aku mengidap blood phobia” jelasku
DOOR.. DOOR, aku mulai menembak mereka begitu juga dengan Arya yang berlari menghampiri para kroon itu, aku tidak tahu Arya itu memiliki rasa takut atau tidak bagaimana dia bisa menghampiri kroon itu.
Alex refleks melihat kami, semua kroon beralih memangsa aku dan Arya kroon itu berlarian mendekati ku, Arya sedang sibuk menebas kepala kroon jauh di depanku aku juga sibuk dengan menembakan peluru ke arah kroon itu.
Alex yang mengetahui kami ada disana berlari menghampiri mencoba membantu dengan pedang penanya, aku kewalahan menghadapi kroon ini mereka tidak ada habisnya amunisiku hampir habis, bruug aku terjatuh didorong oleh salah satu kroon di sampingku entah darimana kroon itu datang KWEERRK dia membuka mulut sangat lebar berusaha mencabik leherku, aku menahannya dengan senapanku bagaimana ini Arya sibuk bertarung aku terpojok.
Disisi lain beberpa kroon berlarian menghampiriku didepanku kroon berusaha mencabik leherku, Alex datang menendang kroon itu sriing lalu menebas kepalanya aku mencoba berdiri mengisi amunisiku kemudian menembak habis kroon yang ada di depanku.
“ sedang apa kau disini” wajah Alex memerah
Alex marah pada kami karena menyusulnya, terserah saja dia mau semarah apapun karena jika kami tidak datang kesini dia mungkin sudah tewas, Arya melemparkan petasan lampu kearah sungai agar gerombolan kroon itu teralihkan.
“LARII” teriak Arya
Aku dan Alex berlari kearah bus terdekat, terdengar suara Liam di earphone.
“sambungannya aktif lagi, test apa kalian mendengarku” kata Liam
“Liam ya aku mendengarmu” jawabku dengan napas tersengal
Alex mencekram kedua bahuku dari matanya aku tahu dia sangat marah, kenapa dia tidak ingin dibantu oleh timnya sendiri itu membuatku jengkel.
“kenapa kau ada disini?” Alex melotot ke arahku
“kau pikir untuk apa?” kataku
dia marah kepada Arya yang membuat rencana sendiri tanpa konfirmasi dari nya
“kenapa kau begitu ceroboh” Alex menarik baju Arya
“Alex ini bukan waktu yang tepat untuk bertengkar” bentaku
Alex melepaskan Arya, jika aku tidak membentak mereka mungkin sekarang mereka sedang berkelahi tidak lucu bukan jika kroon itu datang lagi.
Akhirnya Alex dapat mengatur emosinya dia membawa kami ke bus lain yang ada di pinggir jalan jembatan, disana Alex memberi tahu situasi disini dan juga mulai menyusun rencana.
“kalian sudah terlanjur disini, singkat saja setiap 3 menit sekali gerombolan kroon itu datang melintasi jembatan salah satu dari mereka ada yang membawa kartu” jelas Alex
“artinya tadi juga ada kroon yang berkartu” tanya Arya
“ya tapi aku tidak tahu yang mana karena kalian mengacaukan semuanya” ketus Alex
“jadi kita harus menunggu 3 menit lagi? Lalu cara mendapatkan kartu itu dan mengetahui di kroon yang mana kartu itu ada bagaimana?” aku menambahkan
“tadi aku berada di atas bus untuk melihat dimana kartu itu, biasanya dia mengkilat seperti pantulan kaca aku bisa menembak kroon berkartu itu”jelas Alex
***
Alex membagikan rencana pada kami.
“aku minta Arya kau coba cek kedepan jembatan memastikan mereka sudah datang atau belum lalu perhatikan diam diam kroon mana yang terdapat kartu setelah itu infokan padaku aku akan naik ke bus ini dan menembak kroon itu” komando Alex
“lalu bagaimana dengan kroon lainya kau pasti butuh pengalihan untuk mengambil kartu itu”tanya ku
Alex terdiam dia berpikir aku mungkin benar dia butuh pengalihan.
“kalau begitu aku akan mengalihkan mereka setelah kau menembak” saranku
“kau lucu sekali, menghadapi 3 kroon saja kau sudah menangis” kata Arya
“justru ini kesempatanku untuk melawan rasa takutku” jelas ku
“kau itu seorang pasien phobia” kata Arya
“phobia? Kau phobia apa” Alex mulai bicara
Aku terdiam melihat Alex
“blood phobia” jawab Arya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ra
next kakak
2020-10-10
1