Lyta menutup mulut dengan mata berkaca – kaca
“aku tidak mau itu terjadi” kata Lyta.
Di saat aku menyusul Arya dan Liam terdengar suara desing mungkin itu gerbang yang sudah dibuka oleh Alex, sial dia memang tidak peduli dengan yang lainnya.
Aku melihat Arya dan Liam yang sedang bersembunyi dari gerombolan Kroon, aku segera memberi kode agar Liam bersiap untuk pergi karena aku akan mengalihkan perhatian Kroon itu.
Aku mengacungkan tangan tanda mulai berhitung mundur, sebenarnya seluruh tubuhku bergetar hebat karena melihat gerombolan Kroon itu tapi aku tidak bisa melihat temanku di makan oleh Kroon itu, jariku kini sudah menunjukan angka satu dan itu artinya Liam dan Arya harus bergegas cepat menuju gerbang.
“ayo Arya kau harus memaksakan
tubuhmu” Liam memberi semangat
Liam sudah Lari sambil membopong Arya dengan sisa tenaga yang dia miliki, aku mulai menarik perhatian para Kroon itu dengan menembakan cahaya ke atas gedung tapi posisiku saat menembakkan cahaya itu salah tubuhku terkena cahaya tembakan sehingga Kroon itu dapat melihatku dengan jelas, memang separuh dari mereka ada yang mengikuti cahaya itu tapi tidak sedikit juga yang berusaha memangsa ku.
“Alex lihat itu, itu Liam dan Arya” Lyta menagis haru melihat temannya selamat
“benar, tapi dimana Lisa?” tanya Alex yang saling menatap dengan Lyta
Liam dan Arya sampai di gerbang mereka memasuki lorong dibantu oleh Alex dan Lyta.
“hah-ha-ha” napas Liam tersengal karena membopong Arya
“Liam dimana Lisa?” tanya Lyta
“di-a ada di-sana” jawab Liam yang masih kelelahan
“cewek itu bener – bener keras kepala” Alex marah
Aku mulai berlari melihat sebagian Kroon yang mengarah padaku sisa waktu di lorong gerbang tinggal 1 menit, kakiku sudah sangat sakit dan terasa sangat lemas, tinggal beberapa meter lagi dari lorong Lyta yang melihatku berteriak memanggilku
“LISAAA” teriak Lyta
Alex menoleh melihatku, tubuhku sudah tidak bisa berlari lagi Lyta mengambil senapannya lalu menembakannya kepada Kroon – kroon yang ada di belakangku penglihatanku sudah kabur aku pasrah, aku hanya melihat Alex menghampiriku dan menarik tubuhku ke dalam lorong beberapa detik sebelum lorong gerbang tertutup Puussh… BRUUG … BRUUG, KWEERK KWERRK kroon itu menggedor - gedor penutup lorong
Alex mencoba menyadarkanku didalam lorong, agar aku tetap terjaga karena membawa Arya yang sedang sakit saja kami sudah kewalahan jangan ditambah denganku yang tidak sadarkan diri juga mereka tidak mau meninggalkan teman mereka.
“Lisa ayolah, bangun Lisa” kata Alex sambil menepuk nenpuk pipiku.
“sepertinya dia kelelahan atau phobianya kambuh” kata Lyta
Sementara Arya semakin melemah karena infeksi pada lukanya dia terus mengigau meminta untuk ditinggalkan, tak lama kemudian aku tersadar
mataku mulai melihat sekitar.
“uuh badanku sakit semua” kataku
“hah Lisa kamu sadar juga” sahut Alex
Lyta memelukku, wajah Alex terlihat lega lalu kami segera keluar dari lorong gerbang ini. Sesampainya di luar gerbang hanya hutan yang kami lihat, apa kami tidak diberi waktu untuk sekedar meluruskan kaki.
“apa lagi sekarang” kata Lyta
“entah kita tunggu informasi selanjutnya” sahut Alex
Tubuhku masih sempoyongan Alex berusaha membantu agar tubuhku tidak jatuh, kami mencari temapat beristirahat karena sudah malam sekarang , Lyta mencoba mengobati Arya yang seharusnya itu tugasku tapi Lyta mencoba agar aku tehindar dari mencium bau darah akhirnya aku ditugaskan untuk mencari air dengan Liam, Aku dan Liam menyusuri jalan setapak seperti kata Alex karena jalan itu biasanya akan menuju ke arah sungai.
“kita sampai Lisa” kata Liam
“aku mau cuci muka dulu” kata ku
Pada saat mau mencuci muka terdengar suara seperti seseorang dari belakang semak semak disampingku, lalu suara itu menghilang aku lanjut mencuci muka baru saja tanganku mau mengambil air sungai itu tiba- tiba KWEEERKK KWEERK ada Kroon yang mencekramku dari belakang untung aku sigap berbalik lalu menahan kepala Kroon itu dengan wajah mengerikan dan mulut penuh darah dia siap mengigit ku, kemana Liam aku kewalahan disini.
“ LIIAAAM, TOLOONG” teriaku
Beberapa detik kemudian DUAR kepala Kroon itu ditembak oleh Liam dari jauh, karena suara tembakan dan teriakanku mungkin terdengar oleh Kroon atau distrik lain aku dan Liam segera kembali ketempat kami beristirahat, aku menanyakan dari mana saja tadi Liam
“kau kemana tadi?” tanyaku dengan wajah emosi
“maaf aku mencari buah buahan di dekat hilir sungai” jelas Liam merasa tidak enak
Wajahku pucat pasih karena mencium bau darah yang pekat dari Kroon itu sebelumnya juga aku mengalami gejala ini saat aku dan Arya sedang mencari kartu di gedung rumah sakit, kepalaku terasa sakit dan aku merasa mual.
“kau baik – baik saja?” cemas Liam
“entahlah aku merasa sangat sakit” kataku
“naiklah” Liam menawarkan punggungnya
“tidak usah kau juga dari tadi membopong Arya” kata ku
Akhirnya Liam hanya menuntun tubuhku agar tidak ambruk, sesampai di tempat kami beristirahat Lyta panic melihat kondisiku
“ada apa ini?” cemas Lyta
“tadi dia diserang oleh Kroon” jawab Liam
“apa,-“ kalimat Lyta terpotong
“dia mengalami Blood Phobia” sahut Alex
Lyta mencoba membantuku duuk bersandar di pepohonan
“apa suara tembakan tadi berasal dari kalian?” tanya Alex
“ ya aku menembak Kroon” jawab Liam
Lyta memberikan buah – buahan kepada ku dan Liam
“ makanlah” kata Lyta
Kami berkumpul di api unggun
“apa api ini tidak mengundang Kroon” tanya Liam
“aku rasa tidak tapi tidak tahu jika distrik lain” jawab Alex
Kami berbincang membahas yang sudah lalu dan merencanakan hari esok, satu persatu dari kami tidur dan bergiliran berjaga kali ini giliran Alex berjaga malam, aku terbangun karena merasa tidak enak badan.
“hey kenapa kau bangun” Alex melihatku terbangun
“hm.. hoaam, tidak apa – apa” jawabku
“apa kau merasa sakit” selidik Alex
Aku menggelengkan kepala
Alex berpindah tempat disampingku dengan menggeser tubuh Arya
“hey dia sedang sakit” tegur ku melihat Alex menggulingkan Arya
“dia sedang tidur aku hanya menggeser nya” kata Alex
Malam ini terasa dingin ditambah suhu badanku yang sedang tidak stabil, rasa nya sangat tidak enak, Alex mencoba membuka pembicaraan
“Mmm… Lisa, kau terlihat sangat dekat dengan Arya” kata Arya
“Lalu” tanyaku singkat
“apa sebelumnya kau sudah saling kenal dengan dia” tanya Arya
“iya kami teman satu kelas sewaktu sekolah tingkat pertama” kataku
“ooooh,” Alex menambah kayu bakar
“dia cinta pertamaku” spontan keluar dari mulutku
Kretek … suara retakan api unggun, Alex menoleh lalu menatapku
“kenapa kau beritahuku tentang itu” mood Alex mulai turun
"ingin saja" kataku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ra
mantab up dua kali😍😍😍😍
2020-10-12
1
Rahmat Supriatna
waduuh potek tuh alex
2020-10-12
0