Aku meraih pistol untuk menghadapi sisanya, mungkin aku terlihat takut saat menghadapi kroon karena memang baru pertama kali aku berhadapan dengan kroon secara langsung karena sebelumnya aku dan adikku selalu berlari dan sembunyi dari Kroon
Tapi berbeda dengan menghadapi para manusia licik ini Sriing pedang Arya dan pria itu saling mengadu mereka berdua sangat lihai memainkan pedang itu, sementara aku bersiap melawan 3 orang lainnya
Duar duar suara heboh tembakan dari salah satu ketiga orang itu tapi meleset tidak mengenaiku, lawanku terdiri dari 2 wanita dan 1 pria aku bersembunyi dibalik mobil yang terguling ini, tembakan mereka sangat berbahaya sudut tembakan yang sempurna dapat memblokan peluru dengan teknik khusus.
Arya sepertinya mulai tidak fokus karena dia pikir aku akan kalah melawan para petembak ini, yah memang aku sendiri kurang yakin jika aku dapat mengalahkan mereka tapi aku sudah dapat membaca teknik dan cara mereka menembak
“fokus saja pada pertarunganmu” teriaku pada Arya
"menyebalkan" batinku
Arya hanya tersenyum tipis, sekarang tinggal mencari celah dimana aku bisa menembak mereka secara beuruntun, aku mengganti senjataku denga senapan yang lebih panjang menggunakan perhitungan walau jantung ku serasa mau berhenti karena takut tertembak setengah mati, tapi aku memaksakan diri berguling di posisi yang sudah ku perhitungkan berpindah ke kotak surat umum yang ada di trotoar dan mulai menembak drururud drururud suara senapanku
“AAAARRGGH” teriaku sembari menembakan senapanku
Terdengar di earphone suara Liam
“wah Lisa sepertinya kau sudah berhasil membunuh mereka” kata Liam dengan santainya
“hah hah-,” napasku tersengal sembari menyeka peluh didahi
“kenapa kau sangat mudah mengatakan kata membunuh” lanjutku
Mereka terjatuh tapi satu orang masih bisa berdiri, Arya berteriak untuk membunuhnya. Tapi mana mungkin aku sengaja membunuh orang lain aku hanya mencoba melindungi diri saja.
“ Lisa habisi yang masih tersisa” teriak Arya
Aku berjalan mendekati wanita yang masih hidup itu.
“mana bisa aku membunuhnya”jawabku
Sriing sriing tang Arya masih sibuk dengan lawanya, lalu aku memutuskan untuk meninggalkan wanita ini dan membantu Arya aku berbalik dari wanita itu dan mengganti senjata dengan pedang pena tapi Arya tiba tiba berlari ke arahaku dan bersiap akan menebasku. Aku menutup mataku refleks mata ku meneteskan air sriing gludug gludug
“buka matamu” teriak Arya yang kembali berlari untuk pertarungannya
Aku membuka mataku ternyata Arya tidak membunuhku tapi dia menebas kepala wanita yang ada di belakangku yang ternyata diam diam ingin menusukku, Sreet lengan Arya terkena pedang pena lawannya, dia mengaduh kesakitan aku maju untuk menghalangi pedang lawannya menebas tubuh Arya sriing pedang ku menahan pedang pria ini.
“Arya apakah lukamu dalam?” tanyaku cemas karena darah Arya yang terus mengalir di lengannya
“Lisa MENUNDUK” Arya memberi komando
Aku menunduk lalu Arya menebas kepala pria itu, akhirnya selesai juga pertarungan menyebalkan ini, kemudian Arya terjatuh lemas aku berusaha membantunya berdiri tiba – tiba terdengar suara Lyta dari jauh.
“Arya, Lisa” teriak Lyta belari menghampiri ku dan Arya.
“aah bisakah kau tidak berteriak bagaimana jika kroon datang” cemas Liam
“kenapa ini ?” tanya Lyta
“ceritanya panjang kita harus mencari tempat untuk-,” kalimatku terhenti
“tidak perlu kita langsung saja menuju gerbang “ potong Arya
“tapi lukamu harus segera di obati” aku melotot ke arah Arya
“bisa sambil jalan kan” jawab Arya sambil meringis
Baru saja kami akan kembali ke gerbang baru teringat denga kapten Alex bagaimana kabarnya dia belum terdengar sama sekali, Liam yang terakhir kali mendengar dia seperti sedang di kejar kejar sesuatu tapi teralih dengan suara kami yang rusuh bertempur dengan distrik lain.
“jadi bagaimana sekarang?”tanya Liam
“sebaiknya kalian kembali ke gerbang selatan, biar aku dan Lisa yang pergi mencari Alex” saran Arya
“tapi kalian tidak tahu koordinasi kapten dimana?” Lyta menjawab
“lagi pula kau sudah terluka Arya”kata Liam
“tidak aku tahu dimana kooridinasi Alex sekarang” kataku
Saat aku bertarung tadi, Arya menebas salah satu wanita distrik 7 itu aku melihat koordinasi pada kacamata miliknya entah dugaanku benar atau tidak koordinasi itu sangat jauh dari miliku dan pasti itu koordinasi kartu terakhir.
“Liam bisa kau ambilkan kacamata yang ada pada kepala wanita itu” menunjukan kearah wanita itu
“uuuh kejam sekali” kata liam sembari mengambil kacamata itu
Aku tahu Liam pasti juga tidak tega melihat mayat mayat itu.
“kacamata ini memiliki koordinasi paling jauh dari kedua kartu laiinya bukan-,”aku menjelaskan sambil menunjukan kacamata itu
“jadi ini bisa jadi koordinat kartu terakhir”jelas Lyta
“tepat” balasku
“baiklah tapi aku minta kalian bertiga kembali ke gerbang se-,”komando Arya terhenti
“berisik, jika memang harus ada yang kembali terserah kalian siapa, tapi aku akan menuju koordinasi ini” kataku
Lyta sepertinya akan bilang dia ikut tapi keburu dibungkam oleh Liam yang menutup mulutnya dan segera kembali ke daerah gerbang.
“aku i- hmp..-,” kalimatnya terpotong karena mulutnya dibungkam oleh Liam
“kami akan menjaga gerbang dan kartu pertama” kata Liam
“baiklah” kataku
Liam dan Lyta kembali ke posisi awal mereka sementara aku bergerak kearah koordinat Alex bersama Arya, karena Arya tidak mau berhenti untuk sekedar mengobati lengannya aku terpaksa mengobatinya sambil berjalan.
“bisakah kau berjalan pelan sedikit” protesku
“jika kau tidak bisa mengobati lebih baik berjalan saja yang cepat agar bisa sampai ke lokasi“ kata Arya
Sepertinya dia marah padaku, karena memaksa untuk menemui Alex padahal Alex itu walau menyebalkan dia tetap teman kita kan.
Sesampai nya di lokasi koordinasi aku dan Arya ternyata sampai di jembatan besar penghubung kota ini, aku dan Arya berjalan mendekati jembatan itu kondisi disini juga sangat kacau tidak beda jauh dengan kondisi jalanan kota tadi mobil yang berhamburan ada yang terguling dan ada yang saling bertabrakan bus juga ada disana.
Arya tiba – tiba menarik lenganku belum sempat aku bertanya ada apa Arya terus menarikku berlari bersembunyi di bawah jembatan,, aku berada di belakang Arya mendengar suara kroon tapi kali ini dengan jumah yang sangat banyak mereka bergerombol melewati kami yang bersembunyi.
Aku mengeluarkan teropong untuk melihat apa yang terjadi di jembatan, tiba – tiba seseorang jatuh dari jembatan itu berguling kebawah aku berlari menghampiri orang itu. Arya masih fokus memperhatikan para kroon itu dia tidak sadar bahwa ada orang yang jatuh.
“hey kau baik baik saja?”tanyaku pada pria yang jatuh itu
“Lisa apa yang kau lakukan?” teriak Arya yang segera menarik lenganku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
yutantia 10
aku masih setia like
2020-12-18
1
ARSY ALFAZZA
👍👍🐾🐾🐾
2020-10-13
0
Ra
mantap. Upnya sampai dua kali🤗🤗🤗🤗
2020-10-10
1