Queensya and the Geng

Semester pertama dimulai hari ini. Awal perkenalan Yuki dengan Putra yaitu seminggu yang lalu saat masa orientasi, lelaki itu berkunjung ke universitasnya. Putra menjadi bahan obrolan penting di antara para perempuan saat tiba di sana. Seorang ketua BEM universitas paling top dan elite di kota itu.

Sedangkan Queensya entah mengapa malah memilih kuliah di universitas tempat Yuki kuliah. Universitas dimana Yuki kuliah adalah nomor dua setelah Universitas elite itu.

Tadinya, Putra mendekati Yuki dan langsung menyatakan cinta, tapi setelah mengetahui tempat tinggal gadis itu dan pekerjaannya, lelaki itu mencampakkannya begitu saja. Queensya yang menjadi teman kuliah Yuki, sudah naksir sama Putra sejak kedatangannya, mengambil kesempatan itu untuk mendorongnya memutuskan Yuki.

"Perfect! Kisah cinta yang perfect! Dua anak pengusaha besar bersatu," ujar Yuki mengingat semua itu. Dia tersenyum sinis.

Gadis itu mengepalkan tangannya. "Cinta tidak penting! Yang penting, uang tiga puluh juta!!"

Yuki bersemangat untuk pergi kuliah. Disisirnya rapi rambut ikal panjangnya, kemudian dia memakai bando yang cantik yang dia bawa dari rumah, menata buku dan referensi kuliah.

Hari ini perkenalan mata kuliah oleh dosen super killer katanya. Namun, Yuki nggak takut.

"Bu Yayah, saya berangkat kuliah dulu, ya?" pamitnya.

"Hm, jangan mampir-mampir kalo pulang! Ingat tugasmu di rumah!!" kata wanita itu memperingatkan.

"Iya, Bu. Siap!" Gadis itu meletakkan tangannya di dahi, seperti menghormat pada bendera.

"Huh!" Bu Yayah melengos lalu berbalik masuk dengan cepat.

Untung dia sudah bangun pagi dan mengepel lantai!!

Syuuuut!! Buuugh!!

"Aduhh!! Sialan, aku kepeleset!!"

Bu Yayah mengelus pinggulnya yang kesakitan karena terpeleset lantai licin rumah. Dia lupa lantainya masih basah.

*

Yuki berjalan riang ke arah gedung universitasnya. Gadis itu memakai kemeja putih rapi dengan celana kain berwarna hitam. Tanpa merk, dengan sepatu sport biasa juga. Biasanya merk baju terkenal yang harganya jutaan selalu menempeli tubuhnya yang putih mulus terawat. Namun kali ini dan sampai dia menggenggam uang kesepakatan dengan papinya, dia harus memakai baju biasa dan ponsel jadul, serta tak berkendaraan sama sekali.

Universitas sudah ramai dengan motor dan mobil yang masuk ke gerbang. Yuki berjalan ke dalam. Menuju ke ruang kuliahnya. Kelasnya di lantai atas.

"Hmmmm, Kiki .... Benar kalo kata temen-temen angkatan atas tentang gadis ini, manis!"

Seorang laki-laki berdiri di tangga, memandanginya.

"Kamu kenal aku?" tanya Yuki karena cowok itu menyebutkan namanya.

"Belum sih, tau aja. Boleh kenalan? Namaku Candra."

Cowok itu mengulurkan tangan, ingin berkenalan. Dia cukup tampan, rambutnya agak gondrong, kulitnya kecoklatan. Namun, bukan selera Yuki.

"Kiki," ujar Yuki menyambut tangan cowok itu.

"Aku kakak semestermu. Dimana rumahmu, Kiki??" Cowok itu tak melepaskan tangan Yuki. Yuki sampai menghentakkan tangan agar dilepaskan, dengan raut wajah kesal.

"Lepaskan tanganku!" kata Yuki tanpa menjawab pertanyaan Candra.

"Jawab dulu, dong!"

"Heh, nggak perduli kamu siapa, aku nggak suka kalo kenalan terlalu memaksa! Aku nggak suka cowok agresif seperti kamu! Lepaskan!"

Candra menyeringai, dia melepaskan genggaman tangannya. Yuki segera berlari meninggalkan cowok itu.

"Hei! Kamu belum jawab pertanyaanku, Kiki!! Rumahmu mana??" teriaknya.

"Huh, nggak dibawa!!" seru Yuki kesal. Dia berjalan cepat ke ruang kuliahnya agar tak diikuti oleh Candra.

"Sumpah, bukan tipeku!" gumamnya.

Beberapa anak perempuan sedang duduk-duduk di sana. Mereka berbisik-bisik melihat Yuki yang melarikan diri dari Candra.

Kenapa mereka berbisik-bisik? Ah cuek aja, yang penting aku nggak melakukan kesalahan.

Gadis itu memasuki ruang kuliahnya. Beberapa mahasiswa yang belum dia kenal sudah duduk di dalam kelas. Saat ospek, semua mahasiswa digabung dari semua fakultas. Jadi, Yuki belum benar-benar mengenal teman satu kelasnya. Hanya Queensya saja yang dia tau. Itu saja pengkhianat.

Yuki tersenyum pada beberapa mahasiswi, lalu memilih tempat duduk. Obrolan ringan tentang perkenalan terdengar dari para mahasiswa dan mahasiswi baru itu. Dia duduk di sebelah seorang gadis culun.

"Hai, namaku Kiki," ujar Yuki mengulurkan tangan.

"Aku Dhea, senang berjumpa denganmu, Kiki!"

Dhea terlihat sangat senang. Ada juga yang mau berkenalan dengannya saat semua teman berkelompok dengan baju yang gaul dan terlihat trendy.

"Kenapa kamu nggak gabung sama mereka, Kiki?" tanya Dhea ragu.

"Ah, bagiku teman semua sama. Aku nggak suka nge-gang begitu."

"Oh ...." Dhea mengangguk-angguk.

"Jadi sekarang aku temanmu, Dhea. Hehehe."

Gadis bernama Dhea itu tersenyum senang.

Tiba-tiba empat orang anak perempuan masuk ke kelas, membuat gaduh suasana yang tadinya tenang. Seorang gadis yang dikenal oleh Yuki adalah pemimpinnya. Ya, Queensya.

"Minggir! Minggir!" Ketiga perempuan yang sudah seperti pengawalnya menyuruh beberapa orang di depan pintu untuk menyingkir, memberi jalan untuk Queensya.

Gadis sombong itu berjalan dengan angkuhnya masuk ke dalam ruangan.

Yuki menatapnya, mengerutkan dahi. Heran dengan sikap sombong anak itu.

Baru punya kekayaan sebesar separuh dari perusahaan papiku saja udah angkuhnya minta ampun! Halah!

Yuki tertawa dalam hatinya.

Seluruh ruangan menjadi senyap akan kedatangan keempat gadis itu. Mereka yang tadinya bergerombol, duduk di meja, sekarang ada yang duduk dan ada yang berdiri menatap gang itu. Terdiam.

"Dengar semua! Queensya, anak konglomerat nomor dua senegeri ini, harus kalian hormati! Jika tidak, hukuman yang akan kalian dapatkan!" ujar salah satu pengikut Queensya.

Semua orang terdiam. Queensya tersenyum senang. Wajah yang dipoles dengan bedak tebal dan lipstik yang terang, membuat tampangnya malah seperti nyonya-nyonya. Cantik, tapi tampak lebih tua dari usianya.

Gadis itu berjalan ke arah tempat duduk di sebelah Yuki. Yuki tak memandangnya. Dia menghadap ke arah Dhea, membelakangi Queensya.

Brak!!

"Aduh!" Yuki terjatuh dari duduknya karena kursinya ditendang oleh salah satu pengikut Queensya hingga kursi itu terbalik dan Yuki terjerembab ke lantai.

Beberapa orang di dalam ruangan itu, tertawa terbahak-bahak melihat Yuki yang jatuh dan meringis kesakitan.

Yuki segera bangkit berdiri.

Plak!

Gadis itu menampar pengikut Queensya yang menendang kursinya.

"Kenapa kamu menendang kursiku??! Apa salahku!" tanya Yuki dengan berani.

"Hey! Kamu gadis miskin! Berani-beraninya menampar sahabatku??"

Queensya berdiri dengan berkecak pinggang, mendekat pada Yuki.

"Apa salahku? Jawab!" bentak Yuki tak gentar.

"Kamu membelakangiku, bukankah itu tidak sopan??"

"Atas dasar apa tidak sopan? Aku duluan yang duduk! Oh, iya, kamu memang nggak suka lihat aku mendahuluimu. Buktinya, apa yang kudapat duluan, pasti kamu rebut! Ya, kan!" ujar Yuki.

Plak!

Queensya menampar pipi Yuki. Mereka menjadi bahan tontonan sekelas.

"Kamu!" Yuki udah akan melayangkan tamparan balik, tapi dosen ternyata sudah berada di ambang pintu.

Seketika kelas menjadi gaduh, semua menempati kursi masing-masing.

"Ada apa ini??!" tanya dosen pria itu dengan melotot mendengar keributan tadi.

"Hiks ... hiks, Kiki Pak! Dia mau menampar saya! Dia bilang saya nggak boleh duduk sini. Dia sampai menendang kursi itu!" isak Queensya.

"Bukan, Pak! Saya ...."

"Kiki! Setelah selesai kuliah saya, temui saya di kantor!!"

Sial ....

******

Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-09-08

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

dosen nya jodoh nya buka?

2022-01-31

0

Jeshaa🐉

Jeshaa🐉

k

2021-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 Pura-pura Miskin
2 Sikap Galak Majikan
3 Gara-gara Ayam
4 Queensya and the Geng
5 Bertemu Dosen
6 Si Cantik Alami
7 Asisten Dosen
8 Menjaga Toko
9 Keponakan Majikan
10 Makan Bareng
11 Mengantar ke Dokter
12 Curhatan Rangga
13 Sahabat
14 Ikut Demo
15 Terima Gaji
16 Ulah Queensya
17 Cogan Baru
18 Perhatian Rangga
19 Perhatian Rangga 2
20 Mengerjakan Tugas
21 Berangkat ke Desa
22 Rangga yang Mempesona
23 Rencana Buruk
24 Malam Naas
25 Pertolongan
26 Pengakuan Ferry
27 Kelicikan Queensya
28 Kepulangan Yuki
29 Kembali ke Rumah Bu Yayah
30 Rehat Tujuh Hari
31 Mengerjakan Tugas
32 Bertemu Sonny
33 Sekolah Aurel
34 Kembali ke Kampus
35 Dies Natalis
36 Dies Natalis #2
37 Usai Acara
38 Dhea Muncul
39 Rahasia
40 Kepergian Rangga
41 Pertemuan Dengan Dhea
42 Kita Putus!!
43 Orderan dan Ujian
44 Ujian Tengah Semester
45 Kebaikan Mama Nana
46 Magang
47 Kekacauan Kantor
48 Persoalan Rangga
49 Tidak Beres
50 Cecilia
51 Calon Suami?
52 Menelepon Papi
53 Terkuak
54 Ungkapan Terima Kasih
55 KB
56 Ambyar
57 Selangkah ke Depan
58 Hanya Pembantu
59 Tekad Rangga
60 Usaha Yuki
61 Penolakan
62 Tiga Puluh Juta Rupiah
63 Perubahan Yuki
64 Memasak
65 Menyewa Tempat
66 Kembali ke Rumah Majikan
67 Usaha Berbuah Manis
68 Kesan Queensya di Bakery
69 Pesta Ulang Tahun
70 Buka Cabang
71 Datang ke Rumah Rangga Untuk Kedua Kalinya
72 Rumah Tuan Bhanu
73 Persiapan Perayaan
74 Ejekan Queensya
75 Bagai Petir di Siang Bolong
76 Dhea Bicara
77 Kedatangan Rangga
78 Bertemunya Kedua Keluarga
79 Yuki Pingsan
80 Hadiah
81 Tunangan
82 Wisuda
83 Dipingit
84 Indah Pada Waktunya
85 Mari Buat Generasi Baru!
86 Epilog
87 Say Thanks and Promosi Yaa ....
88 PROMO BUKAN UP
89 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Pura-pura Miskin
2
Sikap Galak Majikan
3
Gara-gara Ayam
4
Queensya and the Geng
5
Bertemu Dosen
6
Si Cantik Alami
7
Asisten Dosen
8
Menjaga Toko
9
Keponakan Majikan
10
Makan Bareng
11
Mengantar ke Dokter
12
Curhatan Rangga
13
Sahabat
14
Ikut Demo
15
Terima Gaji
16
Ulah Queensya
17
Cogan Baru
18
Perhatian Rangga
19
Perhatian Rangga 2
20
Mengerjakan Tugas
21
Berangkat ke Desa
22
Rangga yang Mempesona
23
Rencana Buruk
24
Malam Naas
25
Pertolongan
26
Pengakuan Ferry
27
Kelicikan Queensya
28
Kepulangan Yuki
29
Kembali ke Rumah Bu Yayah
30
Rehat Tujuh Hari
31
Mengerjakan Tugas
32
Bertemu Sonny
33
Sekolah Aurel
34
Kembali ke Kampus
35
Dies Natalis
36
Dies Natalis #2
37
Usai Acara
38
Dhea Muncul
39
Rahasia
40
Kepergian Rangga
41
Pertemuan Dengan Dhea
42
Kita Putus!!
43
Orderan dan Ujian
44
Ujian Tengah Semester
45
Kebaikan Mama Nana
46
Magang
47
Kekacauan Kantor
48
Persoalan Rangga
49
Tidak Beres
50
Cecilia
51
Calon Suami?
52
Menelepon Papi
53
Terkuak
54
Ungkapan Terima Kasih
55
KB
56
Ambyar
57
Selangkah ke Depan
58
Hanya Pembantu
59
Tekad Rangga
60
Usaha Yuki
61
Penolakan
62
Tiga Puluh Juta Rupiah
63
Perubahan Yuki
64
Memasak
65
Menyewa Tempat
66
Kembali ke Rumah Majikan
67
Usaha Berbuah Manis
68
Kesan Queensya di Bakery
69
Pesta Ulang Tahun
70
Buka Cabang
71
Datang ke Rumah Rangga Untuk Kedua Kalinya
72
Rumah Tuan Bhanu
73
Persiapan Perayaan
74
Ejekan Queensya
75
Bagai Petir di Siang Bolong
76
Dhea Bicara
77
Kedatangan Rangga
78
Bertemunya Kedua Keluarga
79
Yuki Pingsan
80
Hadiah
81
Tunangan
82
Wisuda
83
Dipingit
84
Indah Pada Waktunya
85
Mari Buat Generasi Baru!
86
Epilog
87
Say Thanks and Promosi Yaa ....
88
PROMO BUKAN UP
89
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!