Sikap Galak Majikan

Saat Yuki tiba di rumah, pemilik rumah sekaligus toko telah menghadangnya di depan pintu.

"Dari mana saja kamu??!" tanya Bu Yayah, si pemilik toko kesal, karena Yuki lama tidak kembali.

"Maaf, Bu. Saya baru saja bertemu dengan teman."

Yuki menundukkan kepalanya, jantungnya berdetak cepat. Baru kali ini dia dimarahi oleh seseorang dan gadis itu merasa sangat ketakutan.

Ibu Yayah akan marah sekali padaku kalo aku bilang abis ketemu sama lelaki.

"Kamu ketemuan sama cowok??" selidik Bu Yayah.

Yuki menggelengkan kepalanya. Masih sembari menundukkan kepala. Wajahnya pucat. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan asistennya, seperti yang biasa dia lakukan saat hanya tak bisa melakukan sesuatu di rumah. Namun, hal yang mustahil. Kedua orang itu tak akan membantunya saat ini. Bu Yayah pun tak akan percaya jika dia adalah anak orang kaya, meski wajah dan kulit tubuhnya begitu terawat sempurna. Di tasnya hanya ada beberapa pakaian sederhana ala anak biasa, bukan yang ber-merk mahal, yang memenuhi lemari pakaiannya di rumah.

"Bohong!!!" sentak Bu Yayah.

Gila, dia bikin jantungan aja! Papiiii!! Tanggung jawab kalo aku keluar dari rumah ini kena serangan jantung!! Aku nggak biasa dibentak-bentak!

Namun, mau gimana lagi, Yuki sangat membutuhkan uang. Dia ingin protes dan membalas, tapi keadaan yang membuatnya diam. Dia hanya mengambil napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya.

"Iya, saya bertemu cowok, tapi tidak saya sengaja, Bu. Hanya menyelesaikan masalah."

Akhirnya kejujuran meluncur dari mulutnya.

"Kamu! Baru berapa hari kerja di sini! Numpang makan! Udah kukasih keringanan buat pagi kuliah!! Masih saja bersikap buruk!! Apa kamu tau, ketemu dengan cowok di pinggir jalan, itu termasuk sikap yang tidak bagus!!"

Yuki terdiam. Jantungnya masih berdegup kencang sekali.

Iya, benar ketemu dengan cowok di pinggir jalan nggak bagus, apalagi di tengah jalan. Huh, udah diputus, masih dimaki pula sampe rumah. Aku ketemuan sama cowok itu juga nggak seneng-seneng! Bahkan malah kesal, sekarang kena maki. Huh!

"Kenapa?? Tadi kamu pamit sebentar, eh ternyata lama sekali!! Tadi yang beli berdatangan sampe aku kewalahan!! Huh, nggak seneng dinasehati?? Kamu ini berasal dari mana juga aku nggak ngerti! Lumayan juga kan buatmu kalo aku mau menampungmu, kan!!" lanjutnya.

"Maafkan saya, Bu Yayah. Saya mau dinasehati, saya nggak akan mengulanginya lagi."

Gadis itu menunduk, menyesali perbuatannya. Meski dia merasa tak melakukan kesalahan, tapi di mata Bu Yayah, apa yang dia lakukan tak baik. Yuki harus mengalah kali ini. Dia teringat jika asisten-asistennya di rumah melakukan kesalahan, maka dia juga suka memarahi mereka.

Ah, maafin Yuki, Bik Sar, Mbak Ninik ....

Gadis itu teringat kedua asistennya di rumah, asisten pribadinya, dan masih ada beberapa asisten lain.

Dia masih berdiri di depan pintu, menunduk dan terlihat menyesali apa yang telah dia lakukan. Kenapa dia mau menemui Putra yang ternyata hanya mau memutuskannya saja. Tau akan seperti ini, dia nggak akan menemui lelaki itu lagi. Dia bersumpah akan membalas semua perbuatan keduanya suatu saat nanti.

"Masuk! Cuci pakaian di belakang!! Setelah itu cuci piring! Sapu lantai! Lalu pel sampai kinclong!" Wanita itu menunjuk ke arah dalam rumah.

Yuki terbelalak, tapi mengangguk juga. Dia lalu masuk ke dalam. Sementara Bu Yayah menunggui toko sembako yang berada di samping rumahnya.

Saat Yuki tiba di kamar mandi, betapa terkejutnya dia. Pakaian Pak Hendra, suami Bu Yayah hingga pakaian anak lelaki dan perempuan Bu Yayah yang bernama Wildan dan Aurel pun teronggok sempurna menyerupai gunung Alpen.

"Hah?? Mereka nggak ganti berapa hari sih?? Pakaian menumpuk segitu banyak?? Mana nggak ada mesin cuci, lagi ...." keluh Yuki.

Baru kali itu sejak pertama dia datang, Yuki harus mencuci dan melakukan pekerjaan rumah Bu Yayah. Selama dua minggu ini, dia hanya diberi tugas untuk menjaga toko saja. Tangan halusnya meraih ember besar, kemudian mengisinya dengan air hingga penuh. Dimasukkannya tumpukan pakaian itu ke ember.

"Ah, pakai mesin cuci saja aku nggak bisa! Apalagi pakai tangan? Kalo kira-kira, mencuci ya seperti ini kan, ya?"

Saat di rumah Bu Yayah, Yuki sudah terbiasa mencuci bajunya sendiri selagi mandi. Awalnya canggung juga mencuci. Namun, karena terpaksa, bisa juga dia mencuci bajunya sendiri. Hanya sedikit baju setiap cuci. Nah, ini segunung baju yang akan dikerjakannya.

Diambilnya satu per satu pakaian lalu ditaburi banyak detergen, kemudian mencuci baju dengan tangan halusnya. Dia membayangkan muka si Putra dan Queensya saat mengucek sambil mengumpati mereka. Jadi, bajunya benar-benar bersih karena kerasnya kucekan itu. Sesekali dia mengelap keringat yang menetes di keningnya. Setelah mengucek, diperas lalu dilemparkan ke ember besar satunya lagi. Begitu seterusnya. Begitu banyak sabun detergen yang dia pakai. Hingga sebuah suara mengagetkannya.

"Heh! Lihat caramu mencuci! Bodoh!! Harusnya kamu rendam dulu pakaian-pakaian itu di dalam ember dengan air sabun!! Kamu ini!! Masa begitu saja nggak tahu!! Hiih!!!"

Yuki terperanjat mendengarnya. Sontak dia berdiri lalu menatap ke arah suara. Bu Yayah sudah berkecak pinggang di belakang gadis itu. Tiba-tiba, saking kesalnya, wanita itu mengarahkan tangan ke telinga Yuki. Seketika telinganya panas karena jeweran Bu Yayah.

"Aduh!! Maaf Bu! Saya bener-bener nggak tau cara mencuci banyak baju!!" Dia mencoba memegang telinganya agar tak ditarik lebih kencang lagi oleh Bu Yayah.

"Biasanya saya mencuci baju yang saya pakai saat mandi, caranya begini!" serunya masih memegangi telinganya yang memerah, tapi sudah dilepaskan oleh Bu Yayah.

"Pemborosan!! Kamu itu sudah numpang! Pakai-pakai sabun gratis, makan gratis, tapi ngga tau hemat! Anak perempuan nggak bisa apa-apa!! Diajari apa sih sama orang tuamu??"

Yuki mulai terisak.

"Awas ya! Kalo sampai belanja sabun bulan ini terjadi pemborosan! Kamu harus ganti pake gajimu!"

"Iyaaa ... maaf, Bu Yayah!" isaknya pelan.

"Untung gadis macam kamu bisa kuliah, katamu kuliah jalur prestasi! Bayarnya murah, kan? Apalagi bisa numpang tidur dan makan di rumahku! Kamu mengiba agar bisa kerja di toko dan membantuku, supaya kamu dapat uang saku! Heran aku, anak perempuan sepertimu mending nggak usah kuliah! Di rumah aja! Toh kelak pun hanya jadi tanggungan suami! Harusnya malah kamu belajar mengerjakan tugas rumah biar pinter kerja rumahan seperti ini!" omel wanita itu.

Wanita galak itu beranjak pergi meninggalkan gadis itu dengan kesal.

Yuki menghapus air mata, mengelus telinganya yang terasa panas. Baru kali ini juga wanita itu menjewer telinganya. Gadis itu kembali menyelesaikan cuciannya sesuai arahan Bu Yayah.

"Yuki, mengalah dan kamu harus bisa! Tiga puluh juta saja ... baru kamu bisa kembali ke rumah besar dan mewahmu itu!!" gumamnya. Menyemangati dirinya sendiri.

Setelah beberapa lama, akhirnya Yuki tinggal membilas semua pakaian itu. Dia menekuk jemari tangannya hingga sendi-sendinya berbunyi. Betapa capeknya dia!

Hmm ... benar juga sih yang dikatakan Bu Yayah. Aku kerepotan juga membilas kalo sabunnya terlalu banyak, tapi cara bicaranya kasar sekali, dan tugasnya banyak sekali .... Ah, Papiii ... Mamiii ... Teganyaa kalian! Aku ingin rebahan!!

******

Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Terpopuler

Comments

Lisstia

Lisstia

semangat ya yuki

2023-02-06

2

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

sabar yu Ki, dapet majikan kaya bu Yayah 😆

2022-12-01

2

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2022-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Pura-pura Miskin
2 Sikap Galak Majikan
3 Gara-gara Ayam
4 Queensya and the Geng
5 Bertemu Dosen
6 Si Cantik Alami
7 Asisten Dosen
8 Menjaga Toko
9 Keponakan Majikan
10 Makan Bareng
11 Mengantar ke Dokter
12 Curhatan Rangga
13 Sahabat
14 Ikut Demo
15 Terima Gaji
16 Ulah Queensya
17 Cogan Baru
18 Perhatian Rangga
19 Perhatian Rangga 2
20 Mengerjakan Tugas
21 Berangkat ke Desa
22 Rangga yang Mempesona
23 Rencana Buruk
24 Malam Naas
25 Pertolongan
26 Pengakuan Ferry
27 Kelicikan Queensya
28 Kepulangan Yuki
29 Kembali ke Rumah Bu Yayah
30 Rehat Tujuh Hari
31 Mengerjakan Tugas
32 Bertemu Sonny
33 Sekolah Aurel
34 Kembali ke Kampus
35 Dies Natalis
36 Dies Natalis #2
37 Usai Acara
38 Dhea Muncul
39 Rahasia
40 Kepergian Rangga
41 Pertemuan Dengan Dhea
42 Kita Putus!!
43 Orderan dan Ujian
44 Ujian Tengah Semester
45 Kebaikan Mama Nana
46 Magang
47 Kekacauan Kantor
48 Persoalan Rangga
49 Tidak Beres
50 Cecilia
51 Calon Suami?
52 Menelepon Papi
53 Terkuak
54 Ungkapan Terima Kasih
55 KB
56 Ambyar
57 Selangkah ke Depan
58 Hanya Pembantu
59 Tekad Rangga
60 Usaha Yuki
61 Penolakan
62 Tiga Puluh Juta Rupiah
63 Perubahan Yuki
64 Memasak
65 Menyewa Tempat
66 Kembali ke Rumah Majikan
67 Usaha Berbuah Manis
68 Kesan Queensya di Bakery
69 Pesta Ulang Tahun
70 Buka Cabang
71 Datang ke Rumah Rangga Untuk Kedua Kalinya
72 Rumah Tuan Bhanu
73 Persiapan Perayaan
74 Ejekan Queensya
75 Bagai Petir di Siang Bolong
76 Dhea Bicara
77 Kedatangan Rangga
78 Bertemunya Kedua Keluarga
79 Yuki Pingsan
80 Hadiah
81 Tunangan
82 Wisuda
83 Dipingit
84 Indah Pada Waktunya
85 Mari Buat Generasi Baru!
86 Epilog
87 Say Thanks and Promosi Yaa ....
88 PROMO BUKAN UP
89 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Pura-pura Miskin
2
Sikap Galak Majikan
3
Gara-gara Ayam
4
Queensya and the Geng
5
Bertemu Dosen
6
Si Cantik Alami
7
Asisten Dosen
8
Menjaga Toko
9
Keponakan Majikan
10
Makan Bareng
11
Mengantar ke Dokter
12
Curhatan Rangga
13
Sahabat
14
Ikut Demo
15
Terima Gaji
16
Ulah Queensya
17
Cogan Baru
18
Perhatian Rangga
19
Perhatian Rangga 2
20
Mengerjakan Tugas
21
Berangkat ke Desa
22
Rangga yang Mempesona
23
Rencana Buruk
24
Malam Naas
25
Pertolongan
26
Pengakuan Ferry
27
Kelicikan Queensya
28
Kepulangan Yuki
29
Kembali ke Rumah Bu Yayah
30
Rehat Tujuh Hari
31
Mengerjakan Tugas
32
Bertemu Sonny
33
Sekolah Aurel
34
Kembali ke Kampus
35
Dies Natalis
36
Dies Natalis #2
37
Usai Acara
38
Dhea Muncul
39
Rahasia
40
Kepergian Rangga
41
Pertemuan Dengan Dhea
42
Kita Putus!!
43
Orderan dan Ujian
44
Ujian Tengah Semester
45
Kebaikan Mama Nana
46
Magang
47
Kekacauan Kantor
48
Persoalan Rangga
49
Tidak Beres
50
Cecilia
51
Calon Suami?
52
Menelepon Papi
53
Terkuak
54
Ungkapan Terima Kasih
55
KB
56
Ambyar
57
Selangkah ke Depan
58
Hanya Pembantu
59
Tekad Rangga
60
Usaha Yuki
61
Penolakan
62
Tiga Puluh Juta Rupiah
63
Perubahan Yuki
64
Memasak
65
Menyewa Tempat
66
Kembali ke Rumah Majikan
67
Usaha Berbuah Manis
68
Kesan Queensya di Bakery
69
Pesta Ulang Tahun
70
Buka Cabang
71
Datang ke Rumah Rangga Untuk Kedua Kalinya
72
Rumah Tuan Bhanu
73
Persiapan Perayaan
74
Ejekan Queensya
75
Bagai Petir di Siang Bolong
76
Dhea Bicara
77
Kedatangan Rangga
78
Bertemunya Kedua Keluarga
79
Yuki Pingsan
80
Hadiah
81
Tunangan
82
Wisuda
83
Dipingit
84
Indah Pada Waktunya
85
Mari Buat Generasi Baru!
86
Epilog
87
Say Thanks and Promosi Yaa ....
88
PROMO BUKAN UP
89
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!