Secarik senyum terbit dari bibir ranum Sonia. Gadis itu masih terbaring di atas ranjangnya. Rintikan air hujan tak terdengar oleh gendang telinganya. Pertanda cuaca di luar tak sedang hujan.
Senyuman itu berubah menjadi tawa geli. Sonia teringat apa yang dia lakukan kemarin. Saat itu dia masih khawatir apabila hujan masih terus mengguyur kota ini. Datanglah Mbok Siska sebagai malaikat penolongnya. Wanita paruh baya yang sudah mengabdi pada keluarnya itu, memberi saran agar Sonia melakukan suatu hal yang menurutnya aneh. Tetapi tidak masalah buat dicoba, baginya toh itu tidak membuatnya rugi. Eh tunggu! Ada kerugiannya sih, tapi tidak seberapa besar bagi Sonia.
Flashback on
"Non? Mau nikah kok sedih terus? Mikirin malam pertama bakal sakit ya?" Goda Mbok Siska pada Sonia.
"Ih.. Mbok bisa aja. Enggak kok. Tapi..." Sangkal Sonia. Dia ingin menceritakan kegelisahannya, namun dia ragu.
"Tapi apa non? Ayo cerita aja, jangan sungkan sama simbok." Bujuk Siska agar nona mudanya mau bercerita.
"Sebenarnya aku takut kalau waktu dihari pernikahan akan turun hujan, Mbok." Sonia menjelaskan kegelisahannya. "Mbok tau sendirikan beberapa hari ini turun hujan terus setiap harinya." Sonia menambahkan.
"Mm. Sebenarnya kalau di kampung simbok, ada cara buat menangkal hujan bagi pengantin yang akan melangsungkan pernikahan."
"Bagaimana caranya mbok? Kasih tau aku dong caranya!" Sonia langsung bersemangat setelah mendengar ucapan dari Siska. Dia menggoyang-goyangkan lengan wanita tua itu karena sudah tidak sabar ingin meneengar jawaban dari wanita itu.
"Nona yakin ingin tau?" Tanya Siska meyakinkan.
"Yakin Mbok. Cepetan Kasih tau aku, Mbok."
"Ya sudah, Mbok kasih tau. Dengar baik-baik ya non!"
Sonia mengangguk, dipasangnya telinga lebar-lebar untuk mendengar perkataan Mbok Siska.
"Jadi kalau di kampung simbok, biar dihari pernikahan tidak hujan, biasanya pengantin wanita itu melempar celana dalam bekasnya ke atap rumah. Walaupun sepertinya aneh, tapi cara itu selalu berhasil non." Siska menjelaskan.
"Apa? Lempar celana dalam saya ke atap?" Tanya Sonia memastikan pendengarannya tidak salah tangkap.
"Iya non." Siska mengangguk membenarkan.
Sonia diam. Dia tampak enggan melakukan hal yang disarankan Mbok Siska. Melihat hal itu Siska memilih memasrahkan semuanya pada nonanya.
"Baiklah non, itu hanya saran dari saya. Nona bisa lakukan itu atau tidak pun tak jadi masalah bagi saya. Saya permisi dulu non." Siska pergi meninggalkan kamar Sonia. Tak lupa dia menutup pintu itu lagi.
Antara percaya dan tidak, tapi Sonia merasa ia harus melakukan seperti yang dibilang Mbok Siska kepadanya. Mulailah ia memilih celana dalam miliknya di lemari. Pilihannya jatuh pada celana dalam renda warna merah muda yang merupakan celana dalam favoritnya. Dia berfikir kalau yang dilempar celana dalam yang paling sering dia kenakan, maka cuaca esok akan semakin cerah.
......................
Dengan sembunyi-sembunyi, Sonia menuju ke halaman depan rumah. Memanfaatkan waktu dimana hujan sedang reda, dia akan melakukan seperti perkataan Mbok Siska.
Sonia mengambil ancang-ancang untuk melemparkan benda paling berharganya. Rumah berlantai dua akan membutuhkan tenaga ekstra untuk bisa membuat celana dalamnya bisa sampai ke sana.
"yiiiiaaah" Sonia berteriak sambil melemparkan celana dalamnya sekuat tenaga. Namun sial, benda itu tidak sampai pada tempat tujuannya. CD itu justru turun lagi ke bumi dan yang lebih parah, ternyata CD nya mendarat tepat di wajah Heru, sopir pribadi Sonia, segera Sonia memberi perintah supaya Heru menutup matanya.
"Tutup mata kamu!" Perintahnya setengah berteriak.
Heru langsung menurut, namun dalam hatinya dia bertanya-tanya benda apa yang mendarat di wajahnya.
Benda apa ini, seperti kain. Batin Heru
"Nona kenapa anda melempar benda ini ke saya? Apa salah saya nona?" Heru memberanikan diri bertanya terlebih dahulu.
"Sorry, aku gak bermaksud melemparnya ke kamu. Aku mau lempar itu ke atap rumah tapi tak sampai."
"Nona kalau gak salah ini sebuah kain ya?" Tebak Heru.
"Eh iya"
"Sepertinya nona harus membasahinya terlebih dahulu, biar lebih berat dikit. Jadi bakalan mudah dilempar." Heru memberi saran.
"Iya juga ya." Sonia membenarkan perkataan Heru. Dia segera mengambil CD nya dari wajah Heru kemudian membasahinya. Sejenak ia berpikir. Walaupun sudah basah, sepertinya dia masih tidak akan sanggup untuk melemparkan CD nya sampai di atap rumah berlantai dua itu.
"Heru aku minta tolong, kamu aja yang lempar. Tenagaku sepertinya tidak cukup. Tapi kamu tetap tutup mata ya." Akhirnya Sonia justru meminta tolong kepada Heru. karena Heru masih menutup mata, maka Sonia memberi arahan kepada Heru.
Flashback off
Sonia tidak menyangka cara itu berhasil. Hari ini hari pernikahannya dengan Jaka. Dan hari ini sepertinya akan cerah. Mungkin itu berkat CD yang dilempar Heru kemarin.
...****************...
tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Mawar Berduri
itu hanya Mitos,, tapi sebagian masyarakat kita masih ada yg mempeecayainya
2021-05-30
2
@Ami_han0808
waaahhh dapat rejeki nomplok si Heru 😂😂😂😂
2021-03-26
1
Tatik Pkl
Nama IRT nya siska, keren amat
2021-03-24
1